Dasar Hukum APMK dan Uang Elektronik Syarat-Syarat Sahnya Syariah Card

24 Secara prinsip, tujuan kebijakan moneter Islam tidak berbeda dengan tujuan kebijakan moneter konvensional yaitu menjaga stabilitas dari mata uang baik secara internal maupun eksternal sehingga pertumbuhan ekonomi yang merata yang diharapkan dapat tercapai. Stabilitas dalam nilai uang tidak terlepas dari tujuan ketulusan dan keterbukaan dalam berhubungan dengan manusia. Hal ini disebutkan dalam AL Qur’an: Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan yang adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya QS.Al.An’am: 152. Dalam hadist Nabi Muhammad SAW:’’Jika pada suatu pagi kampung terdapat seorang yang kelaparan, maka Allah terlepas dari diri mereka, dalam kesempatan lain tidak beriman lagi kepadaKu, orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara ia tahu tetangganya kelaparan. Walaupun pencapaian tujuan akhirnya tidak berbeda, namun dalam pelaksanaannya secara prinsip, moneter syari’ah berbeda dengan yang konvensional terutama dalam pemilihan target dan instrumennya. Ekonomi Islam yang didasarkan pada prinsip syariah tidak mengenal konsep bunga karena menurut Islam bunga adalah riba yang haram terlarang hukumnya Sjahdeini, 2014.

2.5.1 Dasar Hukum APMK dan Uang Elektronik

Alat pembayaran dengan menggunakan kartuAPMK serta uang elektronik diatur dalam sejumlah regulasi Peraturan Bank Indonesia Serfianto, 2014: 61, sebagai berikut: 25 1. PBI Nomor 630PBI2004 tentang penyelenggaraan kegiatan APMK. 2. PBI Nomor 752PBI2005 tentang penyelenggaraan kegiatan APMK 3. PBI Nomor 108PBI2008 tentang perubahan atas PBI Nomor 752PBI2005 tentang penyelenggaraan APMK. 4. PBI Nomor 104PBI2008 tentang laporan penyelenggaraan kegiatan APMK oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR dan lembaga selain bank LBS. 5. PBI Nomor 1111PBI2009 tentang penyelenggaraan kegiatan APMK. 6. PBI Nomor 1112PBI2009 tentang uang elektronik elektronic money. 7. PBI Nomor 142PBI2012 tentang perubahan atas PBI Nomor 1111PBI2009 tentang penyelenggaraan APMK.

2.5.2 Syarat-Syarat Sahnya Syariah Card

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI syariah card hukumnya halal, kehalalan tersebut hanyalah apabila dipenuhi ketentuan tentang batasan Sjahdeini, 2014: 461 adalah: a. Tidak menimbulkan riba. b. Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah. c. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan israf, dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan. 26 d. Pemegang kartu utama harus memeliki kemampuan financial untuk melunasi pada waktunya. e. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah. 2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Menggunakan Instrumen NontunaiPembayaran Nontunai Terdapat beberapa kategori yang dapat digunakansebagai alat untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menggunakan instrumen-instrumen pembayaran nontunai, Loix dalam Hartoyo, et al, 2006 menyatakan bahwa: a. Sosial-Demografis, yang terdiri dari umur, pendidikan, besar keluarga, pekerjaan; b. Finansial, dengan menggunakan variabel penghasilan per bulan respondensetelah dikurangi pajak; c. Teknologi, frekuensi penggunaan mobile phone, komputer pribadi, internet, PDA, dan penggunaan pelayanan bank melalui telepon d. Sisi-Penawaran, termasuk di dalamnya daerah tempat tinggal, daerah tempatbekerja, jumlah terminal POS Point Off Sale dan jumlah ATM baik di daerahtempat tinggal maupun tempat bekerja, kepadatan penduduk di daerah tempattinggal maupun di tempat bekerja, nilai tengah pendapatan perkapita di daerahtempat tinggal maupun tempat bekerja, kepadatan penduduk di daerah tempattinggal maupun di tempat bekerja. 27

2.7 Penelitian Terdahulu