59
5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT
PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO
5.1 Kondisi Sanitasi Aktual di Dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan PPP
Lampulo
1 Kondisi dermaga
Keberhasilan aktivitas perikanan tidak terlepas dari ketersediaan fasilitas yang terdapat di suatu pelabuhan perikanan, salah satunya adalah fasilitas
dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan TPI. Fasilitas yang tersedia harus memiliki kondisi yang baik meliputi kondisi fisik yang layak digunakan, dan
kapasitas yang memenuhi kebutuhan untuk mendukung aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti aktivitas pendaratan, penanganan, pengangkutan, dan pemasaran
hasil tangkapan. Jika kapasitas dan kondisi fasilitas sudah tersedia dengan baik dan mencukupi maka aktivitas yang dilaksanakan akan berjalan secara optimal.
Dermaga sebagai salah satu fasilitas pokok sangat diperlukan di pelabuhan perikanan seperti di Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Lampulo. Kondisi fisik
dermaga di PPP Lampulo cukup baik, yaitu masih dapat difungsikan dan tidak mengalami banyak kerusakan pada bangunan dermaganya. Walau kondisi fisik
dermaga tersebut cukup baik, namun daya tampungnya dirasakan masih kurang diakibatkan banyaknya kapal yang bertambat atau berlabuh di PPP Lampulo
untuk mendaratkan hasil tangkapannya. Selain itu, cara merapatnya kapal-kapal tersebut dengan cara memanjang membuat kapasitas dermaga dirasakan semakin
kurang, sehingga setiap kapal yang ingin merapat atau mendaratkan hasil tangkapan di dermaga harus mengantri dan bergantian dengan kapal yang telah
mendaratkan hasil tangkapan sebelumnya Gambar 21. Dermaga di PPP Lampulo mampu menampung kapal dengan jumlah 200 kapal yang terdiri atas
kapal purse seine, pancing ulur, dan rawai dimana sebagian besar kapal yang bertambat dan mendaratkan hasil tangkapannya merupakan kapal purse seine.
Jumlah kapal yang dapat merapat dalam satu waktu di dermaga ini sebanyak 10-13 kapal UPTD PPP Lampulo, 2010, bergantung pada ukuran
kapal itu sendiri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa di dermaga terdapat banyak sampah dan genangan air atau darah ikan
akibat aktivitas yang dilakukan Gambar 22a. Sampah yang ada berupa
60
sampahlimbah padat seperti botolkaleng bekas, plastik bekas, puntung rokok, potongan tubuh ikan, dan sampah sisa makanan seperti kulit buah; dan
sampahlimbah cair seperti genangan air dan darah ikan. Secara kuantitatif banyak sampah fisik di dermaga dianalisis pada subbab 5.2.2. Selain adanya
sampah padat dan cair tersebut, juga terdapat kerusakan pada lantai dermaga yaitu rusaknya bagian di lantai dermaga seperti robohnya salah satu bagian lantai
dermaga Gambar 22b.
Gambar 21 Cara merapat kapal di dermaga secara memanjang di PPP Lampulo tahun 2010.
Adanya kerusakan dan sampah yang terdapat di lantai dermaga berpengaruh terhadap aktivitas yang berlangsung di dermaga seperti aktivitas
pendaratan dan pemasaran. Kerusakan yang terdapat di lantai dermaga membuat luas dermaga yang bisa digunakan untuk aktivitas semakin sedikit, sehingga
dikhawatirkan aktivitas yang berlangsung tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Begitu juga dengan adanya genangan air dan darah ikan serta sampah
fisik di lantai dermaga dapat mengganggu berbagai aktivitas yang terjadi di dermaga seperti mengganggu alur keluar masuk orang ke dermaga dan
menyebabkan luas dermaga yang digunakan untuk melakukan aktivitas pemasaran semakin kecil sehingga bisa menyebabkan terjadinya kerumunan orang yang
melakukan aktivitas yang sama dan terganggunya alur distribusi hasil tangkapan
61
dari kapal ke dermaga atau dermaga ke TPI. Selain itu, adanya sampah fisik membuat dermaga terlihat kotor dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap jika
sampah tersebut dibiarkan dalam jangka waktu yang cukup lama serta akan menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas hasil tangkapan yang
didaratkan.
22a 22b Gambar 22 Sampah dan genangan airdarah yang terdapat di dermaga 22a, serta
kerusakan di lantai dermaga 22b di PPP Lampulo tahun 2010. Pembersihan dermaga dari sampah plastik ataupun genangan air dan darah
ikan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pembersihan sampah plastik dilakukan setiap hari oleh petugas dengan mengumpulkan sampah tersebut pada
gerobak dorong yang kemudian dibuang di tempat sampah besar yang tersedia di PPP Lampulo. Tempat sampah yang besar tersebut disediakan sebanyak 2 unit
oleh pihak UPTD; dalam kondisi yang baik; yang satu terletak di samping bengkel Gambar 23a, dan yang satu lagi terletak di dekat TPI Gambar 23b. Pada saat
awal operasional PPP Lampulo pasca tsunami, di dalam kompleks PPP Lampulo disediakan tempat-tempat sampah berukuran kecil yang dipisah berdasarkan jenis
sampah organik dan non-organik. Tempat-tempat sampah ini diletakkan pada jarak setiap 100 meter antara satu tempat sampah dengan tempat sampah lainnya.
Kurangnya kesadaran dari pengguna PPP Lampulo menyebabkan tempat sampah yang telah disediakan tersebut rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Pembersihan dermaga dari genangan air dan darah ikan serta sampah padat lainnya hanya dilakukan 3 hari sekali oleh petugas dengan melakukan
penyemprotan menggunakan selang besar yang airnya berasal dari tangki air yang
62
terletak di samping TPI, dan mengalirkan sampah-sampah tersebut ke kolam pelabuhan. Penyemprotan tersebut mengakibatkan kolam pelabuhan menjadi
kotor yang nantinya juga berpengaruh terhadap kualitas hasil tangkapan yang didaratkan; karena air dari kolam pelabuhan digunakan untuk membersihkan hasil
tangkapan yang akan dipasarkan. Fasilitas pengolahan limbah tidak terdapat di PPP Lampulo. Untuk
limbahsampah padat biasanya dilakukan pembersihan oleh petugas dan dibuang ke tempat penampungan sementara yang terdapat di kompleks PPP Lampulo,
sedangkan sampahlimbah cair biasanya dibuang ke saluran pembuangan atau kolam pelabuhan.
23a 23b
Gambar 23 Tempat sampah yang terletak di samping bengkel a dan di dekat TPI b di PPP Lampulo tahun 2010.
2 Kondisi Tempat Pelelangan Ikan TPI
Tempat Pelelangan Ikan di PPP Lampulo adalah tempat yang dahulunya ditujukan untuk melaksanakan aktivitas pelelangan. Namun, pada
pelaksanaannya saat ini TPI tersebut tidak lagi berfungsi untuk melaksanakan lelang, melainkan dijadikan sebagai pasar ikan grosir. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan, gedung TPI terlihat dipenuhi oleh sampah yang berasal dari aktivitas pemasaran yang berlangsung. Jenis sampah yang terdapat di TPI berupa
sampahlimbah padat seperti botolkaleng bekas, plastik bekas, puntung rokok, potongan tubuh ikan dan sampah sisa makanan seperti kulit buah; dan
63
sampahlimbah cair seperti genangan air dan darah ikan. Secara kuantitatif, banyak sampah di TPI dianalisis di subbab 5.2.2.
Selain permasalahan sampah di atas, juga terdapat permasalahan pada lantai TPI. Lantai gedung TPI terbuat dari semen kasar, dan saluran pembuangan
yang tersedia di sekeliling gedung TPI tidak berfungsi lagi karena dipenuhi oleh sampah. Kemiringan lantai gedung TPI juga sepertinya tidak diperhatikan pada
saat pembangunannya. Menurut Lubis 2006, lantai TPI harus memiliki kemiringan 2
ke arah saluran pembuangan. Kemiringan lantai tersebut dimaksudkan agar air yang terdapat pada lantai TPI dapat mengalir ke saluran
pembuangan sehingga tidak terjadi genangan di lantai TPI. Fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan toilet juga tidak tersedia di
TPI, sebagian besar pedagang atau nelayan mencuci tangan dengan menggunakan air dari kolam pelabuhan, sedangkan untuk fasilitas toilet yang disediakan oleh
pihak pelabuhan hanya terdapat di luar gedung TPI dan itu juga sudah tidak berfungsi lagi karena terjadi penyumbatan pada saluran pembuangannya. Pasokan
air bersih untuk pembersihan TPI berasal dari tangki air yang terletak disamping gedung TPI Subbab 4.3.3 butir 2g, Gambar 16b. Namun, pasokan air bersih
yang berasal dari tangki tersebut belum tercukupi sesuai kebutuhan, seperti untuk pencucian ikan, pembersihan lantai TPI, dan kebutuhan pedagang yang
melakukan aktivitas di TPI. Para nelayan memasok air bersih dari luar PPP Lampulo khususnya untuk kebutuhan melaut.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan pengelola TPI PPP Lampulo diketahui bahwa frekuensi pembersihan lantai gedung TPI dilakukan 3
hari sekali. Pembersihan dilakukan dengan cara menyemprot lantai dengan selang besar hingga sampah yang terdapat di TPI mengalir dan masuk ke saluran
pembuangan yang berada di sekitar gedung TPI.
5.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Sanitasi dan Higienitas