Besaran Potensi Kerugian dari Pengaruh Faktor Sanitasi dan Higienitas

97

6.2 Besaran Potensi Kerugian dari Pengaruh Faktor Sanitasi dan Higienitas

yang Tidak Baik Adanya faktor sanitasi dan higienitas yang tidak baik akibat banyaknya sampah dan tidak adanya penanganan terhadap hasil tangkapan maka akan menurunkan mutu hasil tangkapan yang juga mempengaruhi kondisi harga dari suatu hasil tangkapan. Jika mutu suatu hasil tangkapan mulai menurun maka secara langsung mempengaruhi penurunan harga jual hasil tangkapan tersebut, yang nantinya juga berpengaruh terhadap pendapatan nelayan dan pedagang ikan. Penurunan mutu hasil tangkapan seperti yang terjadi di PPP Lampulo mengakibatkan kerugian bagi nelayan dan pedagang ikan. Hal ini mungkin tidak disadari secara langsung oleh nelayan dan pedagang ikan, karena kebanyakan nelayan dan pedagang ikan beranggapan bahwa seburuk apapun mutu hasil tangkapan yang dijual di PPP Lampulo tetap akan dibeli oleh konsumen. Berdasarkan perhitungan, besar kerugian per kapal purse seine per pendaratan berkisar antara Rp 325.000,00 sampai Rp 3.540.000,00 jika mutu hasil tangkapan tersebut mengalami penurunan Lampiran 7 dan Tabel 19. Tingkatan mutu hasil tangkapan yang didaratkan oleh nelayan biasanya memiliki kondisi mutu bagus dan cukup bagus atau berada pada skala organoleptik 7-9; hasil tangkapan yang berada pada kondisi mutu bagus berada pada skala organoleptik 8-9 dan mutu yang cukup bagus berkisar antara skala 6 sampai 7 pada skala organoleptik. Tingkatan mutu yang berada pada kondisi busuk skala organoleptik 6 biasanya terjadi saat dijual oleh pedagang ikan, dan hasil tangkapan yang berada pada kondisi mutu tersebut masih tetap dibeli oleh konsumen. Berdasarkan Tabel 19 diperoleh bahwa untuk jenis ikan tongkol, besarnya jumlah kerugian yang akan dialami per kapal purse seine per pendaratan jika hasil tangkapan berada pada mutu cukup segar kisaran nilai organoleptik 6-7 adalah Rp 2.360.000,00. Terdapat 20 orang nelayan dalam satu unit purse seine, jika diasumsikan seluruh nelayan dalam setiap kapal memiliki posisi yang sama maka pendapatan yang diperoleh juga akan sama, sehingga kerugian yang akan dialami oleh per individu nelayan adalah rata-rata Rp 118.000,00 Tabel 20. Jika mutu ikan tongkol berada pada kondisi busuk kisaran nilai organoleptik 6, maka 98 kerugian per pendaratan lebih besar lagi yaitu mencapai Rp 3.540.000,00. Namun, hasil tangkapan yang berada pada kondisi busuk ini biasanya pada saat dipasarkan oleh pedagang. Apabila di PPP Lampulo terdapat 50 orang pedagang ikan, maka kerugian yang akan dialami pedagang adalah rata-rata Rp 70.800,00 per pedagang Tabel 20. Tabel 19 Besar kerugian per kapal per pendaratan pada tiap tingkatan mutu hasil tangkapan di PPP Lampulo tahun 2010 Jenis Ikan Kondisi mutu Produksi per pendaratan kg Harga Rpkg Selisih harga Rpkg Besar kerugian per kapal per pendaratan Rp Tongkol Segar 1.180 15.000 Cukup segar 1.180 13.000 2.000 2.360.000 Busuk 1.180 10.000 3.000 3.540.000 Tembang Segar 670 6.000 Cukup segar 670 5.000 1.000 670.000 Busuk 670 4.500 500 335.000 Teri basah Segar 650 8.000 Cukup segar 650 7.500 500 325.000 Busuk 650 6.000 1.500 975.000 Tabel 20 Kerugian per individu nelayan dan pedagang per pendaratan menurut jenis ikan dominan di PPP Lampulo tahun 2010 Jenis ikan Produksi per pendaratan kg Rata-rata kerugian per pendaratan Per individu nelayan Rp Per individu pedagang Rp 1. Tongkol 1.180 118.000 70.800 2. Tembang 670 33.500 6.700 3. Teri basah 650 16.250 19.500 Perhitungan besarnya jumlah kerugian yang akan dialami per kapal purse seine per pendaratan untuk ikan tembang pada kisaran nilai organoleptik 6 sampai 7 adalah Rp 670.000,00; sedangkan jumlah kerugian yang dialami per individu nelayan adalah rata-rata Rp 33.500,00. Jika mutu hasil tangkapan di tingkat pedagang berada pada kondisi busuk maka setiap pedagang akan mengalami kerugian mencapai Rp 6.700,00 Tabel 20. Berdasarkan perhitungan untuk jenis ikan teri diperoleh bahwa jumlah kerugian yang dialami per kapal purse seine per pendaratan jika hasil tangkapan 99 berada pada kondisi cukup segar skala organoleptik 6-7 adalah Rp 325.000,00 atau sama dengan rata-rata Rp 16.250,00 per individu nelayan Tabel 19 dan 20. Jika hasil tangkapan sudah berada pada kondisi busuk kisaran nilai organoleptik 6, maka kerugian yang akan dialami oleh setiap pedagang adalah Rp 19.500,00 Tabel 20, Besarnya potensi kerugian akibat kondisi sanitasi dan higienitas yang tidak baik tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi para pelaku yang berhubungan langsung dengan hasil tangkapan seperti nelayan, pedagang ikan, ataupun pihak pengelola pelabuhan perikanan dan TPI sehingga diharapkan pelaku dapat meningkatkan kesadarannya dengan lebih memperhatikan mutu hasil tangkapan yang dijual, misalnya dengan melakukan penanganan yang baik terhadap hasil tangkapan dan menerapkan peraturan-peraturan tentang penanganan mutu hasil tangkapan dan pengawasannya. 100

7. KESIMPULAN DAN SARAN