Waktu dan Lokasi Studi Alat dan Bahan Metode

erosi, pencemaran bahan organik terlarut, dan api memberikan kontribusi pada hilangnya materi dan ketinggian gambut. Selama fase subsiden kedua, penyusutan dan oksidasi merupakan proses yang dominan dan ditunjukkan dengan linear dependensi pada kedalaman drainase. Ketika Parit tidak dipelihara dan diperdalam secara berkala untuk mempertahankan tingkat air yang diinginkan, hal tersebut dapat menyebabkan lapisan aerobik hilang sehingga tingkat penurunan berkurang Couwenberg et al. 2010. Proses oksidasi dengan mudah menghilangkan material yang dapat terdekomposisi. Oleh karena itu kehilangan oksidasi menurun seiring dengan waktu. Pengolahan tanah, pemupukan, eksudat akar, dan hal-hal yang mengakibatkan kehilangan oksidasi yang tinggi, tetap berlanjut pada pengaturan pertanian di lahan gambut Couwenberg et al. 2010. Hubungan drainase dengan emisi dapat dilihat berdasarkan hasil dua jenis studi emisi yang dilakukan Hooijer et al. 2009. Jenis studi emisi tersebut antara lain pemantauan emisi yang berkaitan dengan kedalaman air dan studi jangka panjang pemantauan subsidensi di lahan gambut yang dikeringkan serta dikombinasikan dengan kandungan karbon gambut dan analisis bulk density. Untuk faktor luar, kontribusi dari tingkat total subsiden dan sisanya adalah sifat emisi CO 2 Hooijer et al. 2009. Hasil analisis menunjukkan hubungan : CO 2 = 91 G [R 2 = 0,71, n = 8] Keterangan : CO 2 = CO 2 emission t ha −1 th −1 G = Groudwater Depth m Kedalaman air tanah Groudwater Depth adalah kedalaman rata-rata di bawah permukaan gambut. Hubungan linier antara CO 2 emission dan Groudwater Depth menunjukkan bahwa setiap 10 cm kedalaman drainase akan mengemisikan CO 2 sekitar 9,1 ton CO 2 ha -1 th -1 Hooijer et al. 2009. Berdasarkan hasil penelitian Furukawa et al. 2005 setiap 10 cm penurunan muka air tanah akan menghasilkan peningkatan sebesar 50 emisi CO 2. Pada pengembangan lahan kelapa sawit tersebut dilakukan drainase pada tingkat kedalaman 50-80 cm. Pengembangan kelapa sawit di lahan gambut yang telah dilakukan pada wilayah Sumatera sejak tahun 1990 hingga tahun 2010 seluas 1.026.922 ha ICCT 2012 sehingga seluruh luas tersebut telah mengalami drainase pada proses pengelolaan lahan kelapa sawit.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Studi

Waktu pelaksanaan studi dilakukan pada bulan Februari –Juli 2012. Studi ini di laksanakan di Laboratorium Hidrometeorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB dan di Center For International Forestry Research CIFOR.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi pustaka ini adalah : a. Seperangkat komputer dengan program MS Word dan Ms Excel b. Artikel yang berkaitan dengan emisi karbon dioksida pada lahan gambut c. Artikel yang berkaitan dengan tanaman kelapa sawit di lahan gambut d. Artikel yang terdapat nilai emisi karbon dioksida dari tanaman kelapa sawit di lahan gambut e. Luas perkebunan kelapa sawit yang berada di lahan gambut di Sumatera pada tahun 1990-2010 f. Luas perkebunan kelapa sawit di lahan gambut di Sumatera pada tahun 1990- 2030

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam studi pustaka ini adalah : a. Mengumpulkan tulisan yang berhubungan dengan emisi karbon dioksida dari konversi lahan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit wilayah Sumatera. b. Mengumpulkan nilai-nilai emisi karbon dioksida dari tanaman kelapa sawit pada lahan gambut berdasarkan berbagai studi. c. Melakukan kajian pada faktor penentu emisi dari tanah gambut d. Melakukan kajian pengaruh drainase terhadap emisi yang terjadi pada lahan gambut berdasarkan seberapa besar tingkat drainase yang ditemukan pada beberapa studi. e. Melakukan kajian proses heterotrofik dan autotrofik pada setiap nilai-nilai emisi karbon dioksida dari tanaman Tabel 1 Daftar literatur yang digunakan dalam studi No Literatur Jumlah Penulis 1 Lahan gambut 4 Boelter 1968, Bruun et al. 2009, Chen et al. 2008, Rydin dan Jeglum 2006 2 Kandungan karbon gambut 2 Wahyunto et al. 2003, Page et al. 2011 3 Drainase gambut 4 Furukawa et al. 2005, Hooijer et al. 2009, Minkkinen dan Laine 1998, Rothwell et al. 1996, 4 Kelapa sawit 3 Deptan 2011, ICCT 2012, Mutert et al. 1999 5 Proses siklus karbon di lahan gambut dan karbon dioksida 12 Achten dan Verchot 2011, Bond-Lamberty et al. 2004, Carlson et al. 2012, Couwenberg et al. 2010, Detwiler dan Hall 1988, IPCC 2003, IPCC 2006, Limpens et al. 2008, Melling dan Henson 2011, Miettinen dan Liew 2010, Oleszczuk et al. 2008, Verwer et al. 2008 6 Faktor emisi karbon dioksida 10 Fargione et al. 2008, Germer dan Sauerborn 2008, Hergoualch dan Verchot 2011, Hooijer et al. 2012, ICCT 2011, Melling et al. 2005, Murayama dan Bakar 1996, Murdiyarso et al. 2010, Reijnders dan Huijbregts 2008, Rieley dan Page 2008 f. kelapa sawit pada lahan gambut berdasarkan berbagai studi. g. Melakukan kajian nilai emisi karbon dioksida dari tanaman kelapa sawit pada lahan gambut wilayah Sumatera tahun 1990-2010. h. Melakukan kajian nilai emisi karbon dioksida dari tanaman kelapa sawit pada lahan gambut wilayah Sumatera dengan kecenderungan dari data historis tahun 1990-2030.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN