Kondisi Sediaan Tegakan Hutan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang kondisi sediaan tegakan hutan timber standing stock pada seluruh petak di dalam kawasan hutan produksi setiap wilayah unit pengelolaan. Pelaksanaan IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber sepenuhnya mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.34Menhut- II2007 tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi.

5.1 Kondisi Sediaan Tegakan Hutan

Sediaan tegakan hutan yang diinventarisasi dalam pelaksanaan kegiatan IHMB, mencakup semua tingkat pertumbuhan pohon pohon kecil dan pohon besar dan tingkat permudaan pancang dan tiang. Dalam pendataan tingkat pancang, data yang diambil hanya keberadaan pancang ada atau tidak ada. Kondisi sediaan tegakan hutan dinyatakan dalam komposisi jenis, penyebaran ukuran diameter, volume tegakan hutan dan keadaan permudaan alamtumbuhan bawah.

5.1.1 Komposisi Jenis Sediaan Tegakan Hutan

Hasil kegiatan IHMB seperti tercantum pada Tabel 11, diketahui sediaan tegakan areal PT. Ratah Timber didominasi 60 kelompok jenis kayu meranti KM pada semua tingkat pertumbuhan pohon, baik tingkat tiang diameter 10 cm - 20 cm, pohon kecil diameter 20 cm - 35 cm ataupun pohon besar diameter ≥ 35 cm. Kelompok jenis kayu meranti KM tingkat tiang memiliki jumlah kerapatan terbanyak dibandingkan kelompok jenis kayu lainnya yaitu sebanyak 144 tiangha 70,1 , diikuti oleh jenis rimba campuran RC sebanyak 41 tiangha 19,7 , kayu indah KI sebanyak 11 tiangha 5,2 dan kayu dilindungi KL sebanyak 10 tiangha 5 . Tabel 11 Komposisi jumlah sediaan tegakan per hektar Nha berdasarkan kelompok jenis Tingkat pertumbuhan Tiang Pohon Kecil Pohon Besar Kelompok jenis Nha Nha Nha Kayu meranti KM 144 70,1 47 64,5 22 63,8 Rimba campuran RC 41 19,7 18 24,8 8 23,5 Kayu indah KI 11 5,2 4 5,6 2 6,8 Kayu dilindungi KL 10 5,0 4 5,1 2 5,9 Jumlah 206 100 73 100 33,8 100 Urutan jumlah pohon terbesar hingga terkecil pada tingkat pohon kecil dan pohon besar sama seperti pada tingkat tiang yaitu KM, RC, KI dan KL. Pohon kecil diameter 20-35 cm terdiri dari 47 pohonha KM, 18 pohonha RC, 4 pohon ha KI dan 4 pohonha KL. Sedangkan pohon besar diameter ≥ 35 cm terdiri dari 22 pohonha KM, 8 pohonha RC, 2 pohonha KI dan 2 pohonha.

5.1.2 Penyebaran Ukuran Diameter

Sebaran jumlah sediaan tegakan berdasarkan kelas diameter didasarkan pada selang kelas diameter dari tiang diameter 10 cm - 20 cm, pohon kecil diameter 20 cm - 35 cm hingga pohon besar diameter ≥ 35 cm. Gambaran histogram sebaran jumlah pohon per hektar berdasarkan kelas diameter disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Sebaran jumlah sediaan pohon per hektar Nha berdasarkan kelas diameter. Gambar 4 menunjukkan kelas diameter 10 - 20 cm tiang memiliki jumlah sediaan terbanyak dibandingkan jumlah sediaan kelas diameter lainnya dengan jumlah sebanyak 205,83 pohonha. Adapun rincian jumlah sediaan pohon berdasarkan kelas diameter disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Sebaran jumlah sediaan pohon per hektar Nha berdasarkan kelas diameter cm Jumlah Pohon Nha Kelas Diameter cm Tiang Pohon kecil Pohon besar 10 - 20 205,83 - - 20 - 30 - 49,53 - 30 - 35 - 23,93 - 35 - 40 - - 6,51 40 - 50 - - 9,91 50 up - - 17,38 Jumlah 205,83 73,46 33,80

5.1.3 Volume Tegakan Hutan

Perhitungan volume tegakan hutan di areal PT. Ratah Timber menggunakan alat bantu IHMB berupa tabel volume lokal dengan diketahui diameter pohonnya terlebih dahulu. Volume tegakan hutan dikelompokkan berdasarkan kelompok jenis pohon dan kelas diameternya. Hasil perhitungan volume tegakan berdasarkan kelompok jenis pohon pada Tabel 13 menunjukkan bahwa volume tegakan terbesar pada masing-masing tingkat pohon diperoleh dari jenis kayu meranti KM dengan persentase rata-rata 65 . Tabel 13 Sediaan volume tegakan hutan per hektar m³ha berdasarkan kelompok jenis pohon Tiang Pohon kecil Pohon besar Kelompok Jenis m³ha m³ha m³ha Kayu meranti KM 21,55 70,56 29,49 66,49 100,62 68,57 Rimba campuran RC 6,00 19,65 10,57 23,83 25,82 17,60 Kayu indah KI 1,38 4,52 2,00 4,51 10,43 7,11 Kayu dilindungi KL 1,61 5,27 2,29 5,16 9,86 6,72 Jumlah 30,54 100 44,35 100 146,73 100 Pohon berdiameter 10 - 20 cm tiang terdiri dari 21,55 m 3 ha 70,56 kayu meranti KM, diikuti oleh jenis rimba campuran RC dengan volume sebesar 6 m 3 ha 19,65 , kayu indah KI sebesar 1,38 m 3 ha 4,52 dan kayu dilindungi KL sebesar 1,61 m 3 ha 5,27 . Sedangkan untuk pohon berdiameter 20 - 35 cm pohon kecil, volume pohon keseluruhan sebesar 44,35 m 3 ha dengan jumlah volume pohon terbanyak diperoleh dari jenis KM yaitu 29,49 m 3 ha 66,49 dan volume pohon terkecil diperoleh dari jenis KI sebesar 2 m 3 ha 4,51 . Volume terbesar diperoleh dari tingkat pohon besar diameter ≥ 35 cm yaitu sebanyak 146, 73 m 3 ha yang terdiri dari 100,62 m 3 ha 68,57 KM, 25,82 m 3 ha 17,6 RC, 10,43 m 3 ha 7,11 KI dan 9,86 m 3 ha 6,72 KL. Hal ini berbanding terbalik dengan kerapatan pohon, dimana tingkat pohon besar memiliki jumlah terkecil dibandingkan tingkat pertumbuhan pohon lainnya. Adapun sebaran volume berdasarkan kelas diameter, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5 dan Tabel 14, jumlah terbesar didapat dari kelas diameter ≥ 50 cm yaitu sebanyak 118,69 m 3 ha. Sedangkan volume terkecil terdapat pada kelas diameter tiang 10 - 20 cm dengan volume sebanyak 30,54 m 3 ha. Pada areal penelitian, meskipun jumlah sediaan tingkat tiang lebih besar dibandingkan tingkat pohon besar, volume pohon besar terutama diameter 50 cm lebih besar dibandingkan volume tiang. Hal ini dikarenakan pada pohon diameter 50 cm terdapat pohon diameter 100 cm yang mempengaruhi nilai volume. Gambar 5 Volume tegakan hutan per hektar m³ha berdasarkan kelas diameter. Tabel 14 Sediaan volume tegakan hutan per hektar m³ha per kelas diameter Volume per hektar m³ha Kelas Diameter cm Tiang Pohon kecil Pohon besar 10 - 20 30,54 - - 20 - 30 - 23,61 - 30 - 35 - 20,74 - 35 - 40 - - 8,24 40 - 50 - - 19,81 50 up - - 118,69 Jumlah 30,54 44,35 136,74

5.1.4 Kualitas Tegakan Pada Tingkat Pohon

Pendataan kualitas tegakan pada tingkat pohon juga harus dilakukan selain pengukuran dimensi tegakan. Kualitas tegakan tingkat tiang dinilai berdasarkan kualitas tajuk pohon yang mempengaruhi pertumbuhan tiang kedepannya. Kualitas tajuk pohon merupakan suatu keadaan yang menjelaskan tingkat kerusakan tajuk dari suatu pohon dan menggambarkan pertumbuhan tegakan. Komposisi kualitas tegakan tingkat tiang disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Komposisi kualitas tegakan tingkat tiang Kualitas Tajuk Pohon Jumlah Nha 1 = Tajuk bebas dari tumbuhan pemanjat, sehat, kerusakan 20 142,44 69,20 2 = Kerusakan tajuk 20 – 50 , atau sebagian tajuk ditutupi rotan, tumbuhan pemanjat lain atau berdesakan dengan tajuk pohon lain 60,21 29,25 3 = Kerusakan tajuk 50 , atau sebagian besar tajuk ditutupi rotan atau tumbuhan pemanjat lain 3,18 1,55 Jumlah 205,84 100 Dari Tabel 15 diketahui sebanyak 69,2 tingkat tiang memiliki kualitas tajuk yang bebas dari tumbuhan pemanjat, sehat dan kerusakan dibawah 20 , sedangkan kualitas tajuk yang tergolong sedang sebesar 29,25 dan yang tergolong jelek hanya sebesar 1,55 . Kualitas batang log suatu pohon menentukan dapat atau tidaknya log tersebut dimanfaatkan. Kualitas tegakan tingkat pohon kecil 20 - 35 cm ditentukan berdasarkan kualitas tajuk dan cacat pada batang. Gambaran mengenai kualitas pohon kecil di areal PT. Ratah Timber disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16 memperlihatkan sebagian besar pohon kecil memiliki kualitas tajuk pohon yang baik yaitu sebesar 62,86 . Sedangkan pada kriteria cacat batang sebanyak 58,84 pohon kecil termasuk sehat. Tabel 16 Komposisi kualitas tegakan tingkat pohon kecil Kualitas Pohon Nha A. Kualitas Tajuk Pohon 1 = Tajuk bebas dari tumbuhan pemanjat, sehat, kerusakan 20 46,19 62,86 2 = Kerusakan tajuk 20 – 50 , atau sebagian tajuk ditutupi rotan, tumbuhan pemanjat lain atau berdesakan dengan tajuk pohon lain 26,46 36,01 3 = Kerusakan tajuk 50 , atau sebagian besar tajuk ditutupi rotan atau tumbuhan pemanjat lain 0,83 1,13 Jumlah 73,47 100 A. Cacat Batang 1 = Batang sehat, tidak ada cabang mati, bengkok, retak atau kerusakan kulit lainnya juga tidak berlubang 43,24 58,84 2 = Batang memiliki kerusakan pada kulit tetapi dapat pulih kembali dan masih dapat dimanfaatkan 29,28 39,85 3 = Batang terbakar hingga gubal, growong, banyak mata buaya dan tidak dapat dimanfaatkan 0,96 1,31 Jumlah 73,47 100 Penentuan kualitas log untuk tingkat pohon besar dengan diameter ≥ 35 cm didasarkan pada seluruh batang bebas cabang yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri. Kualitas log dinilai berdasarkan kelurusan dan kerusakan batang sebagaimana tercantum dalam Tabel 17. Tabel 17 menjelaskan terdapat 70 pohon besar yang tergolong lurus, 29, 5 melengkung dan 0,5 bengkok. Sedangkan berdasarkan kerusakan batang, sebanyak 65,4 tidak ada kerusakancacat, 32,5 cacat kecil dan 2,1 memiliki cacat besar. Kategori kualitas batang pada Tabel 17 menghasilkan 12 kombinasi kategori kualitas log yang dapat dikelompokkan berdasarkan ketergunaannya, yaitu log yang dapat dimanfaatkan dan log yang tidak dapat dimanfaatkan Tabel 18. Tabel 17 Komposisi pohon besar berdasarkan kualitas batang Kualitas batang Kode Keterangan Nha A. Kelurusan Batang Lurus 1 Batang yang tidak melengkung, bengkok dan terpilin. 23,66 70 Melengkung 2 Lebar lengkungan terdalam dari sumbu garis lurus antara ujung dan pangkal batang lebih dari setengah diameter ujung. 9,97 29,5 Bengkok 3 Lebar antara sumbu garis batang lurus dengan sumbu garis batang yang bengkok lebih dari setengah diameter ujung. 0,16 0,5 Terpilin 4 Serat kayu terpilin dari pangkal hingga ujung. Jumlah 33,79 100 B. Kerusakan Batang Tidak ada 5 Batang sehat, tidak ada cabang mati, bengkak, retak atau kerusakan kulit lainnya juga tidak berlubang. 22,11 65,4 Cacat kecil 6 Batang memiliki kerusakan kecil atau besar pada kulit tetapi dapat pulih kembali dan masih dapat dimanfaatkan. 10,99 32,5 Cacat besar 7 Batang terbakar hingga gubal, growong, banyak mata buaya dan tidak dapat dimanfaatkan 0,69 2,1 Jumlah 33,79 100 Tabel 18 Komposisi pohon besar berdasarkan ketergunaan batang log Ketergunaan log Nha A. Dapat dimanfaatkan 15 = Lurus dan sehat 20,72 61,30 16 = Lurus dan cacat kecil 2,49 7,36 25 = Melengkung dan sehat 1,31 3,88 26 = Melengkung dan cacat kecil 8,42 24,93 35 = Bengkok dan sehat 0,08 0,25 36 = Bengkok dan cacat kecil 0,08 0,24 Jumlah A 33,10 97,96 B. Tidak dapat dimanfaatkan 17 = Lurus dan cacat besar 0,45 1,33 27 = Melengkung dan cacat besar 0,24 0,71 37 = Bengkok dan cacat besar - 45 = Terpilin dan sehat - 46 = Terpilin dan cacat kecil - 47 = Terpilin dan cacat besar - Jumlah B 0,69 2,04 Jumlah keseluruhan A + B 33,79 100 Tabel 18 menunjukkan PT. Ratah Timber memiliki tingkat kualitas yang baik dari segi ketergunaan log batang dengan 97,96 pohon berdiameter ≥ 35 cm termasuk pohon yang dapat dimanfaatkan dengan jumlah terbesar merupakan jenis batang yang lurus dan tidak memiliki cacatsehat sebanyak 61,30 , dan sebanyak 24,93 batang melengkung dan memiliki cacat kecil. Sedangkan persentase pohon yang tidak dapat dimanfaatkan hanya sebesar 2,04 dari persentase sediaan pohon besar keseluruhan.

5.1.5 Keadaan Permudaan AlamTumbuhan Bawah

Pendataan tingkat pancang pada kegiatan IHMB dilakukan untuk mengetahui keadaan permudaan alam yang penting untuk menjaga kestabilan dan keberlanjutan tegakan hutan. Pada tingkat pancang hanya diambil informasi keberadaannya adatidak di sub-plot lingkaran berukuran 2,82 m. Jumlah absolut permudaan tingkat pancang tidak dibutuhkan mengingat bahwa dinamika mortalitasnya masih tinggi Dephut, 2007 . Tabel 19 Komposisi keberadaan pancang Pancang Jumlah plot Ada 562 74,5 Tidak ada 192 25,5 Jumlah 754 100 Keberadaan pancang Tabel 19 di areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber sangat besar yaitu terdapat pada 74,5 plot keseluruhan sedangkan plot yang tidak terdapat pancang hanya sebesar 25,5 . Hal ini berarti, keadaan permudaan alamtumbuhan yang ada masih sangat baik.

5.2 Distribusi Spasial Tegakan Hutan dan Profil Pohon