BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Lokasi penelitian yaitu di wilayah PT Ratah Timber Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur Gambar 1. Kegiatan untuk pengolahan data dimulai
pada bulan Mei 2009 sampai bulan September 2009. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen Hutan Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Gambar 1 Peta lokasi penelitian.
3.2 Bahan dan
Alat
Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data hasil pengukuran pohon yang diperoleh dengan melakukan
pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran terhadap diameter setinggi dada Dbh, diameter tajuk Dt, tinggi total pohon Tt, tinggi bebas cabang
Tbc, koordinat titik pusar plot, slope kemiringan lereng, dan jarak lapang serta sudut arah azimuth dari suatu pohon terhadap titik pusat plot.
Data sekunder yaitu antara lain data mengenai keadaan umum lokasi penelitian, data IHMB PT. Ratah Timber, dan Peta areal IUPHHK-HA.
Alat yang digunakan antara lain GPS Global Positioning System, Kompas, Clinometer, tali tambang sepanjang 25 meter, 10 meter, dan 2,85 meter,
Phi band pita diameter, kamera dijital, seperangkat komputer dengan kelengkapan Microsoft Office Word dan Excel dan ArcView GIS 3.2.,
kalkulator dan tally sheet.
3.3 Metode Penelitian
Tahapan dalam Pemanfaatan SIG dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur antara
lain yaitu persiapan, perencanaan lapangan, pengambilan data, pengolahan data, dan analisis SIG Gambar 2.
SELESAI PERSIAPAN
PENGOLAHAN DATA -
Volume -
Koordinat
‐ Peta sebaran potensi ‐ Peta profil pohon
ANALISIS SIG PERENCANAAN
LAPANGAN PENGAMBILAN DATA
- Koordinat
- Jarak lapang dan sudut arah azimuth
- Parameter tegakan
Gambar 2 Bagan alir tahapan penelitian.
3.3.1 Persiapan
Pada tahap ini, dilakukan studi pustaka tentang penelitian ini dan kegiatan IHMB. Selain itu dilakukan pula pengumpulan data sekunder mengenai
IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur.
3.3.2 Perencanaan Lapangan
Perencanaan lapangan plot contoh sampling unit dilakukan berdasarkan peta areal kerja efektif IUPHHK-HA PT. Ratah Timber. Bentuk plot contoh untuk
inventarisasi pohon pada hutan alam berbentuk empat persegi panjang rectangular plot
berukuran 0,25 ha dengan ukuran lebar 20 m dan panjang 125 m. Di dalam plot tersebut dibuat empat buah sub-plot, yaitu sub-plot pancang berbentuk
lingkaran dengan jari-jari 2,82 m, sub-plot tiang berbentuk bujur sangkar berukuran 10 m x 10 m, sub-plot pohon kecil berbentuk bujur sangkar berukuran 20 m x 20 m
dan sub-plot pohon besar berbentuk empat persegi panjang berukuran 20 m x 125 m Gambar 3.
Gambar 3 Disain plot contoh dengan 4 sub-plot I-IV.
Plot contoh diletakkan dan dipilih pada jalur ukur terpilih secara sistematik dengan jarak antar jalur telah ditetapkan sebesar 1.000 m 1 km. Penentuan
jumlah plot contoh minimal IHMB di PT. Ratah Timber didasarkan pada ketentuan Permenhut No. 34 Tahun 2007, seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah plot yang perlu dibuat untuk kelas luasan efektif tertentu
Luas Efektif IUPHHK
ha Perkiraan
Jumlah Plot contoh
plot JL
m Lw
m
2
plot JP
m IS
10.000 200
1000 500.000
500 0.50
10.000 - 20.000 300
1000 500.000
500 0.50
20.000 - 30.000 400
1000 625.000
625 0.40
30.000 - 40.000 500
1000 700.000
700 0.36
40.000 - 50.000 600
1000 750.000
750 0.33
50.000 - 60.000 650
1000 846.154
850 0.30
60.000 - 70.000 750
1000 866.667
870 0.29
70.000 - 80.000 850
1000 882.353
880 0.28
80.000 - 90.000 950
1000 894.737
895 0.28
90.000 - 100.000 1000
1000 1.000.000
1.000 0.28
≥ 100.000 1200
1000 1.250.000
1.250 0.20
Keterangan: Luas yang diwakili oleh satu plot Lw, jarak antar plot dalam jalur JP, dan intensitas sampling IS pada tabel ini dihitung berdasarkan luas dari nilai tengah kisaran.
IUPHHK-HA PT. Ratah Timber memiliki areal efektif seluas 64.457 ha yang terdiri dari hutan primer virgin forest seluas 3.449 ha dan hutan bekas
tebangan seluas 61.008 ha. Berdasarkan Tabel 1, jumlah plot contoh PT. Ratah Timber diperkirakan minimal sebanyak 750 buah plot dan direncanakan 754 plot
contoh terealisasikan di lapangan. Sedangkan dalam penghitungan jarak antar plot menggunakan rumus sebagai berikut:
Jarak antar Plot JP = Luas Efektif IUPHHK m
2
× 1
Jumlah plot contoh n 1000
= 644.570.000 m
2
× 1 = 854,87 meter 754
1000
Untuk mempermudah pengukuran di lapangan dalam mengukur jarak plot, perhitungan jarak antar plot dari angka 854,87 meter dibulatkan menjadi 855
meter.
3.3.3 Pengambilan Data
3.3.3.1 Pengukuran koordinat titik ikat
Titik ikat yang ditentukan berupa bentuk-bentuk fisik permanen seperti simpang sungai, simpang jalan, jembatan atau landmark lainnya. Titik ini
dimaksudkan untuk menentukan lokasi awal plot contoh dengan mengukur jarak dan sudut arah azimuth dari titik ikat. Pengukuran koordinat titik ikat dapat
diukur dengan GPS atau menggunakan koordinat peta yang ada.
3.3.3.2 Pengukuran jarak dan sudut arah azimuth
Setiap pohon yang terdapat pada plot contoh berukuran 20 m x 20 m, diukur jarak dan sudut azimuthnya dari pusat plot contoh untuk penggambaran
profil pohon.
3.3.3.3 Pengukuran parameter tegakan
Pengukuran parameter tegakan dilakukan dari tingkat pancang, tiang, pohon kecil diameter 20-35 cm hingga pohon besar diameter
≥ 35 cm sesuai dengan luasan atau sub-plot yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Pengukuran tingkat
pancang Pada tingkat pancang, hanya dihitung jumlah keberadaannya ada atau tidak
ada di sub-plot lingkaran dengan jari-jari 2,82 m sesuai dengan daftar isian pancang Lampiran 1.
2. Pengukuran tingkat
tiang Pengukuran tingkat tiang dilakukan didalam sub-plot 10 m x 10 m
meliputi semua pohon hidup yang berdiameter mulai dari 10 cm hingga kurang dari 20 cm dan dicatat di daftar isian tiang Lampiran 2. Pengukuran diameter
dilakukan dengan menggunakan pita diameter phi band dalam 2 digit dengan pembulatan terdekat.
3. Pengukuran tingkat pohon kecil
Pengukuran tingkat pohon kecil dilakukan di dalam sub-plot 20 m x 20 m pada semua pohon hidup dengan diameter mulai dari 20 cm sampai dengan 35
cm. Data yang dikumpulkan antara lain keterangan nomor plot dan nomor jalur,
nama jenis dan kelompok jenis pohon, diameter setinggi dada atau diatas banir, diameter tajuk terhadap empat arah mata angin, koordinat pohon atau posisi x dan
y pohon terhadap titik pusat plot 20 m x 20 m, tinggi pohon meliputi tinggi total Tt dan tinggi bebas cabang Tbc, dan kualitas pohon yang ditentukan
berdasarkan kualitas tajuk dan cacat pada batang. Semua data tersebut dicatat di daftar isian pohon kecil Lampiran 3.
4. Pengukuran tingkat pohon besar Pengukuran tingkat pohon besar dilakukan di dalam sub-plot 20 m x 125 m,
pada pohon hidup dengan diameter pohon diatas 35 cm. Pendataan tingkat pohon besar dicatat di daftar isian pohon besar Lampiran 4. Data yang harus
dikumpulkan antara lain keterangan nomor plot dan nomor jalur, nama jenis dan kelompok jenis pohon, diameter setinggi dada atau diatas banir, dan kualitas log
berdasarkan kelurusan dan kerusakan batang.
3.3.4 Pengolahan Data
3.3.4.1 Perhitungan volume pohon
Pada`penelitian ini volume pohon dihitung dengan menggunakan Tabel Volume Lokal hasil penyusunan alat bantu IHMB berupa Tabel Volume, yaitu:
1. Dipterocarpaceae
: V = 0,000199 D
2,43
2. Rimba Campuran
: V = 0,000199 D
2,41
dimana : V : Volume kayu bebas cabang dengan kulit m
3
D : Diameter seringgi dada cm
3.3.4.2 Perhitungan volume pohon per plot
Perhitungan volume dilakukan pada semua tingkat pertumbuhan pohon dari tingkat tiang, pohon kecil hingga pohon besar. Volume pohon per plot
merupakan jumlah volume semua pohon di satu plot yang dinyatakan dalam bentuk per hektar m
3
ha. Untuk perhitungan volume per hektar didapat dari perhitungan volume pohon yang dibagi oleh luasan plot dalam satuan hektar. Volume ini terbagi
berdasarkan kelas diameter pohon dan kelompok jenis menurut SK Menhut No.163Kpts-II2003 tentang Pengelompokkan Jenis Kayu sebagai Dasar
Pengenaan Iuran Kehutanan. Untuk memudahkan perhitungan volume pohon per plot berdasarkan kelas diameter pohon dan kelompok jenis, dapat menggunakan
Pivot Table .
3.3.4.3 Perhitungan koordinat pohon
Koordinat pohon berdiameter 20 cm hingga kurang dari 35 cm dalam satu plot contoh, diperlukan dalam penggambaran peta profil pohon untuk menunjukkan
tingkat suksesi dari suatu tegakan hutan. Koordinat pohon dapat diketahui berdasarkan data jarak lapang dan sudut arah pohon dari titik pusat plot contoh
yang telah ditentukan. Koordinat titik pusat plot contoh diketahui dari penggunaan GPS atau koordinat suatu titik ikat pada peta yang sudah ada.
Penentuan koordinat pohon dengan diketahui jarak lapang dan sudut azimuthnya dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut:
dx = d cos α
dy = d sin α
Jika diketahui koordinat X
1
,Y
1
maka koordinat X
2
,Y
2
: X
2
= X
1
+ dx Y
2
= Y
1
+ dy dimana :
α : sudut azimuth d : jarak lapang m
3.3.5 Analisis Sistem Informasi Geografis SIG
Analisis SIG yang dilakukan pada pembuatan peta penyebaran potensi yaitu analisis permukaan surface analysis dengan keluaran dari analisis berupa peta
volume pohon, peta garis volume pohon, peta sebaran potensi tegakan areal IUPHHK-HA dan peta profil pohon.
3.3.5.1 Peta volume pohon per plot
Pembuatan peta volume pohon per plot dilakukan dengan menggunakan analisis pembuatan tema theme dari peta koordinat plot yang sudah mempunyai
atribut volume.
3.3.5.2 Peta garis volume pohon
Peta garis volume pohon dapat dibuat berdasarkan peta volume pohon per plot yang telah dibuat sebelumnya menggunakan interpolasi spasial dengan metode
IDW Inverse Distance Weighted.
3.3.5.3 Peta sebaran potensi tegakan areal IUPHHK-HA
Pembuatan peta sebaran potensi tegakan dilakukan dengan data inputnya yaitu peta garis potensi. Dari peta garis potensi, dilakukan analisis TIN
Triangulated Irregular Network untuk kemudian dikonversi menjadi grid dan diklasifikasi berdasarkan kelas potensi.
3.3.5.4 Peta profil
pohon Peta profil pohon dapat dibuat dari data koordinat titik pusat plot dan koordinat
pohon dari titik pusat plot dengan diketahui pula jari-jari tajuk pohon, tinggi dan
kelerengan slope. Dengan bantuan script avenue pada ArcView GIS maka peta profil pohon dapat digambarkan.
BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH
4.1. Letak dan Luas IUPHHK-HA PT. Ratah Timber