52 signifikansi variabel independen berada dibawah tingkat kepercayaan
5 maka, model regresi mengandung heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokerasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan
penggangu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena
“gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya Ghozali, 2013:107.
2. Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent maka penelitian ini menggunakan model Regresi Linier Berganda Multiple
Regression. Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
� = � + � � + � � �
+ � � + �
53 Keterangan :
ROA = Tingkat Profitabilitas
β =
Konstanta
β β β =
Koefisien regresi
KPRMUR = Pembiayaan pemilikan rumah sistim Akad Murabahah
KPRIST = Pembiayaan pemilikan rumah sistim Akad Istishna
NPF = Non Performing Financing
ε = Error
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi adjusted R Square
Koefisien determinasi digunakan untuk membuat presentase variasi variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa
besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Jika nilai koefisien determinasi adalah 1 berarti kuatnya
kemampuan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi
variabel dependen Ghozali, 2006:83. Nilai R
2
makin mendekati 0 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen makin kecil dan sebaliknya nilai R
2
makin mendekati 1 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen makin besar.
54
b. Uji Kelayakan Model Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Jika F
hitung
F
tabel,
maka H
ditolak dan jika F
hitung
F
tabel,
maka H diterima. Probabilitas lebih
kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen
Ghozali, 2013:98.
c. Uji Parsial dengan t-test
Uji parsial Uji t pada dasarnya menunujukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen Ghozali, 2013:98-99.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasinalisasi variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel Imam Rifky, 2014:50. Spesifikasi tersebut
menunjukan pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
Berikut ini adalah operasionalisasi variabel yang akan diteliti, yaitu:
55
Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian
No Variabel
Definisi Variabel Skala
Pengukuran Sumber
1 Pembiayaan
pemilikan rumah sistim
akad murabahah
Murabahah merupakan
transaksi jual beli, di mana bank
bertindak sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli.
Murabahah sendiri merupakan
penjualan sesuatu barang dengan
harga asal dengan tambahan
keuntungan sejumlah yang
disepakati bersama. Rasio
Adiwarman A. Karim.
2006. Bank Islam;
Analisis Fiqh dan
Keuangan. Jakarta
2 Pembiayaan
pemilikan rumah sistim
akad istishna Dalam KPR
dengan skim istishna ini. Bank
memesan kepada developer, sebuah
rumah yang sesuai kriteria nasabah.
Pihak bank kemudian menjual
rumah tersebut kepada nasabah
secara angsuran, tetapi
penyerahannya adalah pada waktu
akhir periode pembayaran.
Rasio Adiwarman
A. Karim. 2006. Bank
Islam; Analisis Fiqh
dan Keuangan.
Jakarta
56
No Variabel
Definisi Variabel Skala
Pengukuran Sumber
3 Non performing
financing Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat
permasalahan pembiayaan yang
dihadapi oleh bank syariah.
Rasio Mamduh dan
Halim. 2012. Analisis
Laporan Keuangan.
Yogyakarta.
4 Profitabilitas
Return On Asset Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu.
Rasio Mamduh dan
Halim. 2012. Analisis
Laporan Keuangan.
Yogyakarta.
57
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara Syariah
Berawal dari adanya perubahan peraturan perundang-undangan perbankan oleh pemerintah dari UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 menjadi
Perbankan No. 10 Tahun 1998, dunia perbankan nasional menjadi marak dengan boomingnya bank syariah. Persaingan dalam pasar perbankan pun
kian ketat. Belum lagi dengan dikeluarkannya PBI No.41PBI2002 tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank
umum berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum konvensional, jumlah bank syariah pun bertambah dengan banyaknya UUS Unit Usaha
Syariah. Maka manajemen PT. Bank Tabungan Negara Persero, melalui rapat komite pengarah tim implementasi restrukturasi Bank Tabungan
Negara tanggal 12 Desember 2013, manajemen Bank Tabungan Negara menyusun rencana kerja dan perubahan anggaran dasar untuk membuka
UUS agar dapat bersaing di pasar perbankan syariah. Untuk mengantisipasi adanya kecenderungan tersebut, maka PT
Bank Tabungan Negara Persero pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Januari 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No.
29 tanggal 27 Oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi syariah berdasarkan Ketetapan
Direksi No.14DIRDSYA2004. Pembentukan Unit Usaha Syariah ini
58 memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam memberikan penyedia
pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan yang pengelolaannya sesuai dengan prinsip syariah.
Pembentukan Unit Usaha Syariah UUS ini juga untuk memperkokoh tekad ajaran Bank Tabungan Negara BTN untuk menjadikan kerja
sebagai bagian dari ibadah yang tidak terpisah dengan ibadah-ibadah lainnya. Selanjutnya Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah disebut
“BTN Syariah” dengan motto “Maju dan Sejahtera Bersama”. Pada tanggal 15 Desember 2004, Bank Tabungan Negara menerima
surat persetujuan dari BI, Surat No.61350DPbs perihal persetujuan BI mengenai prinsip KCS Kantor Cabang Syariah Bank Tabungan Negara.
Maka tanggal inilah yang diperingati secara resmi sebagai hari lahirnya Bank Tabungan Negara Syariah. Yang secara sinergi melalui persetujuan
dari BI dan Direksi PT. Bank Tabungan Negara maka dibukalah KCS Jakarta pada tanggal 14 Februari 2005. Diikuti pada tanggal 25 Februari
2005 dengan dibukanya KCS Bandung kemudian pada tanggal 17 Maret 2005 dibuka KCS Surabaya yang secara berturut-turut tanggal 4 dan
tanggal 11 April 2005 KCS Yogyakarta dan KCS Makassar dan pada bulan Desember 2005 dibukanya KCS Malang dan Solo.
Pada tahun 2015, Bank Tabungan Negara Syariah telah mengoperasikan 22 kantor cabang syariah, 21 kantor cabang pembantu
syariah dan 7 kantor kas syariah. Pada kantor-kantor cabang syariah tersebar dilokasi Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar,
59 Malang, Solo, Medan, Batam, Tanggerang, Bogor, dan Bekasi. Seluruh
kantor cabang syariah ini dapat beroperasi secara ontime-realtime berkat dukungan teknologi informasi yang cukup memadai.
2. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara Syariah