Tempat dan Waktu Penelitian Tahapan Penelitian

12

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2011 di bengkel 42 Manufacture Engineering untuk pembuatan alat dan Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem untuk pengujian alat. Bagan alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 9.

B. Alat dan Bahan

1. Peralatan dan Bahan Pembuatan Alat

Peralatan pembuatan alat pengujian yang digunakan adalah : a. Komputer dengan kelengkapan software AutoCAD b. Mesin potong listrik c. Las listrik d. Mesin bor e. Gergaji besi f. dan peralatan bengkel lainnya. Software “AutoCAD” digunakan untuk menggambar desain alat. Peralatan bengkel digunakan sebagai alat bantu dalam pembuatan alat. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : a. Plat besi b. Besi siku c. Pipa besi d. Mur dan baut e. Akrilik f. Plastik PE g. Dempul dan cat

2. Alat dan Bahan untuk Pengujian

Alat dan bahan untuk pengujian yang digunakan adalah: a. Stopwatch b. Penggaris c. Meteran d. Patok e. Tali f. Timbangan digital g. Bibit jagung manis h. Furadan 3GR i. Multitester j. Alat tulis 13 Mulai Selesai

3. Peralatan Pendukung

Peralatan pendukung lain yang digunakan antara lain kamera digital yang digunakan untuk merekam dan mendokumentasikan pengujian, jangka sorong untuk mengukur diameter benih jagung yang akan dilakukan pengujian, kalkulator yang dipergunakan sebagai alat hitung dan PC yang dipergunakan untuk input data.

C. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan merupakan langkah awal dalam merancang dan membangun sebuah alat. Adapun tahapan penelitian yang disajikan dalam Gambar 8 berdasarkan pengembangan konsep perancangan teknik yang terdapat dalam buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin . Gambar 9. Bagan alir metode penelitian Identifikasi Masalah Analisis Masalah Konsep Desain Analisis Desain dan Pembuatan Gambar Kerja Pembuatan Prototipe Uji Fungsional Modifikasi Berhasil tidak ya Uji Kinerja Berhasil Modifikasi tidak ya 14 Identifikasi Masalah merupakan langkah awal dalam perancangan alat. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah-masalah yang muncul pada alat dan mesin tanam jagung yang sudah ada sebelumnya. Permasalahan yang sering terjadi pada alat dan mesin tanam yang sudah ada yaitu : 1 Jarak tanam benih yang tidak seragam, 2 roda penggerak tidak mampu memutar metering device dengan baik, 3 sedkit sekali alat dan mesin tanam jagung yang terintegrasi dengan penjatah furadan. Setelah diketahui permasalahan yang ada pada alat penanam dan pemupuk yang sudah ada maka dilakukan analisis permasalahan, dalam tahapan ini dilakukan analisis untuk mendapatkan solusi permasalahan yang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Solusi inilah yang akan diterapkan dalam mendesain alat tanam jagung. Setelah dilakukan analisis permasalahan yang ada dan pengumpulan ide-ide pemecahan masalah dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait, dilakukan perumusan untuk menghasilkan beberapa konsep desain yang dilengkapi dengan gambar sketsa, analisis teknik, dan perkiraan kapasitas lapangan teoritis. Analisis desain dan pembuatan gambar kerja dilakukan untuk menentukan bahan, ukuran, serta mekanisme bagian-bagian alat yang akan bergerak otomatis. Analisis teknik yang dilakukan meliputi : 1 perhitungan volume hopper, 2 perhitungan diameter poros. Setelah analisis desain selesai, kemudian dibuatlah prototipe mesin penanam jagung dan penjatah furadan. Pembuatan prototipe ini dilakukan di bengkel 42 Manufacture Engineering, Bogor. Uji fungsional dilakukan untuk mengetahui apakah setiap bagian pada alat telah berfungsi dengan baik. Untuk unit penanaman dan penjatah furadan, yang di uji adalah bagian: hopper, penjatah benih dan furadan, tabung penyalur, mata tugal, pembuka alur pupuk, sensor magnet, dan sistem bukaan klep tabung penjatahan benih dan furadan. 15

IV. ANALISA PERANCANGAN

Alat tanam jagung ini menggunakan aki sebagai sumber tenaga penggerak elektronika dan tenaga manusia sebagai penggerak alat. Alat ini direncanakan menggunakan jarak tanam 80 x 20 cm dengan harapan penjatahan benih sebanyak 1 benih per lubang pada kedalaman 2.5-5 cm. Furadan dengan dosis 5-10 gm 2 ditempatkan bersamaan dengan jagung pada lubang tanam, serta pembuatan alur pupuk yang berada 5-10 cm dari alur tanam.

A. Rancangan Fungsioanal

Prototipe alat penanam jagung ini terdiri dari unit penugalan, penjatahan benih dan furadan, pembuatan alur pupuk dan penutup lubang tanam. 1. Penugalan Proses penugalan dilakukan untuk membentuk lubang tanam benih dengan kedalaman 2.5-5 cm dengan jarak tanam 20 x 80 cm. 2. Penjatahan benih dan furadan Proses penjatahan benih dan furadan terjadi di dalam hopper masing-masing yang diatur oleh metering device yang berbentuk piringan bercelah yang diputar oleh motor DC. 3. Pembuatan alur pupuk dan lubang tanam Penutupan ubang tanam dilakukan saat piringan pembuka alur pupuk merobek tanah dan bagian dalam tanah yang terangkat oleh piringan akan terseret masuk ke lubang tanam oleh roda penahan rangka hopper. Gambar 10. Skema rancangan fungsional Maju Penugalan lahan Metering device berputar Sensor magnet Mikrokontroler Motor driver Penjatahan benih dan furadan Open Gate Pembukaan alur pupuk dan penutupan lubang tanam