3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Ikan
Ikan merupakan salah satu mahluk hidup bertulang belakang vertebrata yang termasuk ke dalam kelompok poiklilotermik berdarah dingin, hidup di dalam air dan pergerakan serta
keseimbangan tubuh di dalam air diatur oleh sirip. Sebagian besar ikan bernafas dengan menggunakan insang namun pada beberapa spesies ikan, alat pernafasannya dibantu oleh organ
pernafasan lain seperti labirin. Ikan dapat dibagi menjadi ke dalam beberapa golongan berdasarkan lokasi budidayanya, yaitu ikan air tawar, ikan air payau, dan ikan air laut. Berdasarkan klasifikasi
taksonominya ikan dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Ciprinid, Siklid, Salmonid, dan Klaridid. Biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang kelas Agnatha, ikan bertulang rawan kelas
Chondrichthyes, dan sisanya tergolong ikan bertulang keras kelas Osteichthyes.
2.1.1 Tingkah Laku Ikan
Pengetahuan tentang tingkah laku ikan sangat menunjang untuk penangkapannya. Tingkah laku yang menunjang tersebut antara lain adalah tingkah laku berkelompok schooling
behaviour, kebiasaan renang, kebiasaan makan, pola penyelamatan diri, serta berbagai pola tingkah laku lainnya yang memungkinkan ikan dapat tertangkap maupun meloloskan diri dari
alat tangkap. Dalam setiap aktivitas hidupnya, ikan tidak terlepas dari kemampuan gerak.
Kemampuan ikan melakukan gerak menyebabkan ikan dapat berenang untuk bermigrasi baik untuk mencari makan, memijah ataupun untuk menghindari predator. Setiap jenis ikan
memiliki kemampuan renag yang berbeda-beda, tergantung dari bentuk tubuh dan pola renangnya.
Pola tingkah laku renang ikan adalah gambaran gerakan ikan ketika berenang yang dipengaruhi oleh sirip dan bentuk tubuh ikan. Kecepatan dan ketahanan renang ikan
merupakan faktor mendasar yang perlu diketahui baik untuk meningkatkan efisiensi ataupun untuk mendapatkan hasil tangkapan yang selektif terhadap spesies dan ukurannya.
Gunarso 1985 dalam Purbayanto 2010 mengemukan bahwa kebanyakan ikan bertulang rawan elasmobranchii serta ikan bertulang sejati teleostei, ternyata lebih aktif
berenang pada malam hari daripada siang hari. Kecepatan renangikan dari jenis Thunnidae seperti cakalang dan tuna sirip biru,
memiliki kecepatan renang antara 0.8 - 25 mdetik. Sedangkan tuna jenis Euthyunus affinis berenang dengan keceparan rata-rata 80cmdetik pada siang hari dan 83 cmdetik pada malam
hari. Pada saat tersedia makanan aktivitasnya renangnnya meningkat menjadi 108 cmdetik pada siang hari dan 93 cmdetik pada malam hari. Sedangkan untuk kuat renangnya dapat
mencapai 35 km12 jam. Sedangkan untuk ikan herring, akan membentuk kelompok bergerak menuju daerah pemijahan dengan kecepatan rata-rata 6-10 mil24 jam dan apabila sudah
mendekati daerah yang dituju maka kecepatannya akan meningkat menjadi sekitar 24-40 mil24jam Gunarso, 1985 dalam Purbayanto, 2010.
Brainbrigde 1958 dalam Purbayanto 2010 telah mengukur kecepatan renang ikan dengan parameter terkait lainnya secara sistematis. Dia yang pertama kali menemukan
hubungan linear antara kecepatan renang ikan dengan frekuensi kibasan ekornya.
4 Dikatakannya bahwa jarak yang ditempuh ke depan dalam satu kibasan ekor, yaitu panjang
langkah stride length adalah proporsional terhadap panjang tubuh ikan pada kecepatan yang lebih tinggi 0.6 sampai 0.8 panjang tubuh. Persamaan matematis yang disarankan untuk
memprediksi atau menghitung kecepatan renang ikan U dari frekuensi kibasan ekor F adalah: U = L 0.75 F
– 1, dimana L adalah panjang tubuh ikan. Secara lebih rinci, kecepatan beberapa jenis ikan disajikan pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3.
2.2 Gambaran Umum Udang