Pemanenan Sebagian Pemanenan Total

5 lumut, plankton, dan benthos. Udang akan bersifat kanibal bila kekurangan makanan Soetomo, 1990. Pada siang hari, udang hanya membenamkan diri pada lumpur maupun menempelkan diri pada sesuatu benda yang terbenam dalam air Soetomo, 1990. Apabila keadaan lingkungan tambak cukup baik, udang jarang sekali menampakkan diri pada siang hari. Apabila pada suatu tambak udang tampak aktif bergerak di waktu siang hari, hal tersebut merupakan tanda bahwa ada yang tidak sesuai. Ketidakesuaian ini disebabkan oleh jumlah makanan yang kurang, kadar garam meningkat, suhu meningkat, kadar oksigen menurun, ataupun karena timbulnya senyawa-senyawa beracun Mujiman dan Suyanto 2004. Gambar 1. Morfologi udang penaeid Keterangan: a: alat pembantu rahang g: kaki jalan b: kerucut kepala h: kaki renang c: mata i: anus d: cangkang kepala j: telson e: sungut kecil k: ekor kipas f: sungut besar Sumber: Amri, K 2005

2.2.1 Pemanenan Sebagian

Pemanenan sebagian adalah pemanenan terhadap udang yang memenuhi kebutuhan komersil 30 gramekor atau lebih. Pemanenan ini banyak dilakukan di tambak tradisional ekstensif, karena biasanya ukuran udang yang tidak seragam. Alat yang biasa dipergunakan untuk pemanenan sebagian adalah prayang atau bubu. Pemanenan sebagian mempunyai beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan, yaitu membutuhkan tenaga kerja musiman untuk menjaring, penguraian bahan organik di dasar kolam berlangsung terus hingga suatu saat dapat membahayakan kehidupan udang, dan binatang lain seperti ikan, kepiting, dan sebagainya, tidak dapat dibersihkan dari kolam Wibowo, 1990 diacu dalam Handok, 2005. Bentuk alat yang dipergunakan dapat dilihat pada Gambar 2. 6

2.2.2 Pemanenan Total

Pemanenan total adalah pemanenan terhadap semua udang di dalam tambak, banyak dilakukan di tambak semi-intensif atau intensif yang umumnya ukuran udang lebih seragam. Sebelum pemanenan, biasanya air tambak harus disurutkan sampai kedalaman tertentu, yaitu 20-50 cm. Penyusutan dapat dilakukan dengan pompa air yang pada bagian ujung penghisapnya diberi kasa untuk mencegah udang ikut terhisap bersama air atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut. Jika kolam memiliki pengeluaran air dengan sistem monik atau pintu air untuk mengeringkan kolam maka udang dapat dipanen dengan memasang jaring penadah pada bukaan air. Pintu air dibuka dan diatur agar air mengalir perlahan-lahan agar udang tidak banyak yang tertinggal atau bersembunyi di dalam lumpur. Udang akan keluar bersama dengan air dan tertadah didalam jaring yang terpasang itu. Pemanenan secara total mempunyai beberapa kerugian, diantaranya adalah udang yang masih berukuran kecil akan ikut terpanen dan air yang sudah kaya dengan berbagai jenis mineral dan organisme yang merupakan makanan alami udang terpaksa harus dibuang Wibowo, 1990 diacu dalam Handoko, 2005. Bentuk alat yang dipergunakan dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 2. Prayang atau bubu Mujiman dan Suyanto, 2004. Gambar 3. Penadah berbentuk jaring kantung Mujiman dan Suyanto, 2004. 7

2.3 Sistem Venturi