kunjungan terhadap beberapa toko atau tempat untuk membandingkan harga dan kualitas produk. Sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca
suatu pengiklanan di majalah atau surat kabar. Pencarian informasi secara internal tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan
pengaruh perorangan. Sedangkan informasi eksternal dapat berasal dari media massa, dan sumber-sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
2.5.3 Evaluasi Alternatif
Menurut Engel et al 1994, evaluasi alternatif dapat didefinisikan sebagai proses di mana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir, serta konsumen akan mencari manfaat tertentu
dan selanjutnya melihat kepada atribut dari produk atau jasanya. Terdapat 4 empat komponen dalam proses evaluasi alternatif, yaitu :
a. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif- alternatif.
b. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan. c. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan.
d. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat suatu keputusan akhir.
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif,
yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar membantu untuk
memahami proses evaluasi konsumen. Pertama konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan, kemudian konsumen mencari manfaat tertent u dari
solusi produk, dan yang terakhir adalah konsumen memandang setiap produk sebagai suatu kmpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhannya.
2.5.4 Keputusan Pembelian
Pada tahap ini konsumen menyusun merek- merek dalam himpunan pilihan, serta membentuk niat pembelian setelah melakukan pertimbangan pada
tiap pilihannya, pada akhirnya menentukan pembelian atau tidak berdasarkan apa
yang telah diterima oleh konsumen. Kotler dan Keller 2009 menjelaskan ada 3 heuristik yang dapat mempengaruhi pilihan dari konsumen, yaitu :
a. Heuristik konjuktif conjuctive heuristic, konsumen menetapkan tingkat cutoff minimum yang dapat diterima untuk setiap atibut dan memilih alternatif
pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut. b. Heuristik leksikografis lexicographic heuristic, konsumen memilih merek
terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting. c. Heuristik eliminasi berdasarkan aspek elimination-by-aspects heuristic,
konsumen membandingkan merek berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistik.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko angapan, risiko-risiko
tersebut antara lain : a. Risiko fungsional, produk tidak bekerja sesuai harapan.
b. Risiko fisik, produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna atau orang lain.
c. Risiko keuangan, produk tidak layak untuk harga yang dibayarkan. d. Risiko sosial, produk menimbulkan rasa malu dari orang lain.
e. Risiko psikologis, produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna. f. Risiko waktu, kegagalan produk menghasilkan biaya peluang untuk.
menemukan produk memuaskan lainnya.
2.5.5 Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur tertentu mengkhawatirkan atau mendengar hal- hal yang
menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan
dan ketidakpuasan. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut, dan akan memperlihatkan peluang membeli
yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Sedangkan konsumen yang merasa tidak puas akan meninggalkan produk tersebut, sehingga tidak akan terjadi
pembelian ulang.