Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Baju Bekas Impor (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAJU BEKAS IMPOR (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)
OLEH:
SONIA ANASTASIA 100907067
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN AKADEMIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Program Studi: Ilmu Administrasi Bisnis
Judul : Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Baju Bekas Impor (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)
Medan, Agustus 2014
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Arifin Nasution,S.Sos, MSP
NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986111001
Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Dekan
Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NIP: 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.si
(3)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAJU BEKAS IMPOR (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
Nama : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Saat ini pakaian atau dunia fashion sangat dekat dengan kehidupan kita, karena merupakan sebuah kebutuhan utama dalam bersosial. Pakaian menempatkan orang dalam berbagai posisi sosial. Baju Bekas Import atau sering orang khususnya di Sumatra Utara menyebutnya ‘Roger’ atau ‘Monja’ sekarang ini bisa dikatakan fenomenal karena degan berbagai isu negatif yang melekat seperti sarang penyakit, bau, bekas pakai orang lain, pasar baju bekas yang rawan kriminalitas dan jorok dll tetapi justru banyak diminati orang saat ini. Hal seperti itulah dapat dijadikan peluang bisnis dengan memanfaatkan keadaan dimana orang-orang ingin keadaan yang berbeda. Toko baju bekas impor New Look menyediakan tempat yang nyaman dan pakaian bekas impor yang sudah tercuci bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di toko baju New Look. Faktor yang dianalisis adalah faktor pribadi yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Baju bekas Import atau sering orang menyebutnya roger atau monja sekarang ini menjadi alternatif anak muda berpakaian dalam keseharian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi analisa dengan pendekatan asosiatif kuantitatif, serta pengambilan data melalui proses penyebaran kuesioner dengan 50 responden (pembeli) dengan menggunakan metode accidental sampling pada pembeli Baju Bekas Import di toko New Look.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa terdapat faktor yang paling berpengaruh adalah faktor gaya hidup. Sedangkan faktor yang lain tidak terlalu berpengaruh. Hal ini disebabkan oleh pola gaya bersosial yang membentuk selera konsumen sekarang ini. Dengan harga yang murah mereka dapat membeli pakaian bermerk yang jika di beli di toko baju baru harganya sangat mahal.
(4)
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BEHAVIOR OF CONSUMER PURCHASE DECISION OF IMPORTED PRODUCTS USED CLOTHES
(Case Study At New Look Fashion Store) ". Name : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Study : Business Administration
Supervisior : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Nowadays, clothing or fashion world is very close to our lives, because it is a major requirement to socialize. Clothes are putting people in different social positions. Imported used clothes that people especialy in North Sumatera often call ‘Roger’ or ‘Monja’ now be said to be phenomenal because with some negative issues attached like become a nest of diseases, smelly, after used by other people, Secondhand clothing markets are prone to crime and squalid etc but it attracted many people today. Something like that can be used as business opportunities to take advantage of the circumstances in which people want different circumstances. Imported second-hand clothing store New Look provides a convenient place and used clothing imports that have been washed clean.
This study aims to analyze the factors that influence purchasing decisions at the clothing store New Look. Factors analyzed were personal factors consisting of age and stage of life cycle, employment and economic situation (income), lifestyle, personality and self-concept. Import thrift or often people call Roger or Monja This is now becoming an alternative young people dressed in everyday life.
This study uses a type of research study quantitative analysis of the associative approach, as well as data retrieval through the deployment process of the questionnaire respondents (buyers) in accordance with the criteria specified in this buyers Import Used Clothing in store New Look.
From the research that has been done shows that there are the most influential factors are lifestyle factors. While other factors had little influence. This is caused by bersosial style pattern that form today's consumer tastes. With the low prices they can buy branded clothes which if bought new clothes in the store are very expensive.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan YME terucap atas atas segala karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Baju Bekas Impor (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
Tesis ini berisi penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian pada baju bekas impor di toko New Look. Berbagai temuan akan dijabarkan penulis dalam analisis dan pengujian hipotesis untuk selanjutnya memberikan suatu rekomendasi bagi pemilik usaha dan sebagai pengembangan sikap konsumen dalam keputusan pembelian. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga memerlukan beberapa perbaikan beberupa kritik dan saran. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmi-ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA. Selaku Ketua Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Sumatera Utara
3. Bapak Arifin Nasution, S.Sos, MSP. Selaku Sekertaris Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Sumatera Utara dan sebaga Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak sumbangan pikiran dalam proses membimbing dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, MSP. Selaku Administrator Program Studi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Sumatera Utara atas kebaikan hatinya yang telah banyak membantu segala keperluan kami dan memberikan arahan.
5. Seluruh dosen dan staff pegawai Fakultas Ilmi-ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara
(6)
6. Ibu Tia selaku pemilik usaha toko baju bekas impor New Look yang telah banyak membantu penelitian ini.
7. Keluarga ku yang terkasih 8. Teman-teman ku yang aduhai.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa mungkin terdapat beberapa hal yang kurang berkenan dalam pengerjaan tesis ini harap dimaafkan dan semoga ini bermanfaat dan dapat digunakan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan 18 Agustus 2014 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... ... i
ABSTRACT ... ... ii
KATA PENGANTAR ... .... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... .... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ... vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori ... 7
(8)
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 7
2.1.2 Alasan Berbusana ... 10
2.1.2.1 Umur dan Tahap Siklus Hidup ... 10
2.1.2.2 Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan) ... 11
2.1.2.3 Gaya Hidup ... 12
2.1.2.4 Kepribadian dan Konsep Diri ... 14
2.2 Penelitian Terdahului ... 14
2.2 Kerangka Pikir ... 16
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Lokasi Penelitian ... 18
3.3 Identifikasi dan definisi operasional ... 19
3.4 Populasi dan Sampel ... 20
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 22
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ... 22
3.7Skala Pengukuran ... 24
3.8 Kerangka Kuesioner ... 24
(9)
3.11 Tehnik Analisis Data ... 26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha ... 33
4.1.1 Sejarah Singkat Usaha ... 34
4.2 Uji Validitas dan Reliablitas ... 35
4.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 40
4.4 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ... 51
4.4.1 Uji Normalitas ... 51
4.1.2 Uji Multikolenearitas ... 52
4.1.1 Uji Heterokedastisitas ... 54
4.5 Uji Regresi Linier Berganda ... 54
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-f) ... 58
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 60
4.6 Uji Signifikan Koefisien Determinan (R2) ... 64
4.7 Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Peneliti Terdahulu ... 65
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kesimpulan ... 67
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 9
Tabel 2.2 Definisi Operasional ... 19
Tabel 2.3 Kerangka Kuesioner ... 24
Tabel 4.1 Tabel Penjualan Pakaian Pertahun ... 35
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup ... 36
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (pendapatan) ... 36
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Gaya Hidup ... 37
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Kepribadian dan Konsep Diri ... 37
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 38
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 39
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 39
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 40
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 43
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52
Tabel 4.14 Variabels Entered/removed ... 55
Tabel 4.15 Coefficients ... 56
Tabel 4.16 Anova ... 59
Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 64
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir/Konsep ... 16
Gambar 4.1 Distribsi Jawaban Responden Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup ... 44
Gambar 4.2 Distribsi Jawaban Responden Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi ... 46
Gambar 4.3 Distribsi Jawaban Responden Variabel Gaya Hidup ... 47
Gambar 4.4 Distribsi Jawaban Responden Variabel Kepribadian dan Konsep Diri ... 49
Gambar 4.5 Distribsi Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian ... 50
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 51
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skor Kuesioner Lampiran 2 Uji Validitas Lampiran 3 Output Regression Lampiran 4 Gambar
(13)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAJU BEKAS IMPOR (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
Nama : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Saat ini pakaian atau dunia fashion sangat dekat dengan kehidupan kita, karena merupakan sebuah kebutuhan utama dalam bersosial. Pakaian menempatkan orang dalam berbagai posisi sosial. Baju Bekas Import atau sering orang khususnya di Sumatra Utara menyebutnya ‘Roger’ atau ‘Monja’ sekarang ini bisa dikatakan fenomenal karena degan berbagai isu negatif yang melekat seperti sarang penyakit, bau, bekas pakai orang lain, pasar baju bekas yang rawan kriminalitas dan jorok dll tetapi justru banyak diminati orang saat ini. Hal seperti itulah dapat dijadikan peluang bisnis dengan memanfaatkan keadaan dimana orang-orang ingin keadaan yang berbeda. Toko baju bekas impor New Look menyediakan tempat yang nyaman dan pakaian bekas impor yang sudah tercuci bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di toko baju New Look. Faktor yang dianalisis adalah faktor pribadi yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Baju bekas Import atau sering orang menyebutnya roger atau monja sekarang ini menjadi alternatif anak muda berpakaian dalam keseharian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi analisa dengan pendekatan asosiatif kuantitatif, serta pengambilan data melalui proses penyebaran kuesioner dengan 50 responden (pembeli) dengan menggunakan metode accidental sampling pada pembeli Baju Bekas Import di toko New Look.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa terdapat faktor yang paling berpengaruh adalah faktor gaya hidup. Sedangkan faktor yang lain tidak terlalu berpengaruh. Hal ini disebabkan oleh pola gaya bersosial yang membentuk selera konsumen sekarang ini. Dengan harga yang murah mereka dapat membeli pakaian bermerk yang jika di beli di toko baju baru harganya sangat mahal.
(14)
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BEHAVIOR OF CONSUMER PURCHASE DECISION OF IMPORTED PRODUCTS USED CLOTHES
(Case Study At New Look Fashion Store) ". Name : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Study : Business Administration
Supervisior : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Nowadays, clothing or fashion world is very close to our lives, because it is a major requirement to socialize. Clothes are putting people in different social positions. Imported used clothes that people especialy in North Sumatera often call ‘Roger’ or ‘Monja’ now be said to be phenomenal because with some negative issues attached like become a nest of diseases, smelly, after used by other people, Secondhand clothing markets are prone to crime and squalid etc but it attracted many people today. Something like that can be used as business opportunities to take advantage of the circumstances in which people want different circumstances. Imported second-hand clothing store New Look provides a convenient place and used clothing imports that have been washed clean.
This study aims to analyze the factors that influence purchasing decisions at the clothing store New Look. Factors analyzed were personal factors consisting of age and stage of life cycle, employment and economic situation (income), lifestyle, personality and self-concept. Import thrift or often people call Roger or Monja This is now becoming an alternative young people dressed in everyday life.
This study uses a type of research study quantitative analysis of the associative approach, as well as data retrieval through the deployment process of the questionnaire respondents (buyers) in accordance with the criteria specified in this buyers Import Used Clothing in store New Look.
From the research that has been done shows that there are the most influential factors are lifestyle factors. While other factors had little influence. This is caused by bersosial style pattern that form today's consumer tastes. With the low prices they can buy branded clothes which if bought new clothes in the store are very expensive.
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan pakaian merupakan kebutuhan primer bagi manusia, yang dulu menggunakan kulit hewan atau karung goni sekarang berupa kain. Dalam era globalisasi ini perkembangan dalam segi pakaian atau
fashion sangat cepat berubah. Seiring majunya perkembangan zaman, dalam hal berpakaian
pun menjadi hal penting bagi manusia saat ini. Perubahan ini menuntut masyarakat untuk selalu up to date dalam mengikuti perubahan fashion.
Selain merupakan salah satu kebutuhan yang penting pakaian juga menjadi penunjang penampilan bagi manusia, mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Dalam hal pemenuhan terhadap kebutuhan, konsumen sekarang ini cenderung lebih individualis dan menuntut sesuatu hal yang lebih bersifat pribadi atau personal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan dituntut mampu memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar tetap survive. Diterima tidaknya produk yang dijual sangat tergantung pada persepsi konsumen atas produk tersebut. Jika konsumen merasa produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya pasti konsumen akan membeli produk tersebut.
Begitu banyak gaya hidup yang dianut oleh manusia pada saat ini. Dari tingkat bawah sampai atas manusia memiliki gaya hidup dalam berpakaian yang berbeda-beda seiring dengan kemauan, kemampuan, kebutuhan, status sosial, daya beli, dan lain-lain. Pola konsumsi manusia juga berpengaruh pada gaya hidup, Kindra (1994) dalam buku perilaku konsumen dikutip dari Prasetijo dan John (2004; 143), memberikan definisi tentang gaya hidup sebagai ‘pola aktifitas minat dan pendapat konsumen yang konsisten dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang dianutnya’. Dari definisi ini terdapat dua kata kunci yang menjadi
(16)
penekanan yaitu pola dan konsisten. Pola, sebagai suatu bentuk ekspresi keluar dari nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan konsumen. Sebagai suatu bentuk gambaran bagaimana mereka hidup dan mengekspresikan nilai-nilai yang mereka anut untuk memuaskan kebutuhannya. Konsisten, gaya hidup ini bertahan dalam waktu yang lama yang ditandai dengan berkembangnya gaya hidup atau life style yang secara langsung mendefinisikan sikap dan nilai-nilai sosial yang menunjukan identitas serta posisi sosialseseorang dalam lingkungan dimana ia berada.
Pakaian bermerek, bagus dan mempunyai daya jual tinggi mungkin tidak menjadi masalah untuk orang yang berkecukupan ataupun kaya, tetapi untuk orang yang mempunyai daya beli yang rendah hal ini bukan lah hal yang diutamakan untuk dibeli karena jika dibeli kebutuhan lainnya tidak akan terpenuhi atau tidak terbeli karena uangnya tidak cukup.
Tidak semua orang mampu membeli baju atau pakaian yang memiliki brand terkenal dengan harga mahal. Usaha baju bekas impor (di Sumatera Utara dikenal dengan nama roger atau monja) menjadi solusi bagi semua orang terlebih untuk anak muda yang tetap ingin
fashionable dengan baju bekas impor yang rata-rata dijual dengan harga yang relatif murah.
Dengan tersedianya pasar baju bekas dibeberapa titik dalam kota di seluruh indonesia khususnya di kota medan, mempermudah masyarakat untuk memperoleh baju bekas impor yang dicari.
Baju bekas impor ikut membentuk gaya subkultur anak muda yang khusus dan unik. Selain merefleksi posisi keuangan anak-anak muda yang terbatas, ia juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian-pakaian retro yang otentik dan tidak ada kembarannya. Jenis baju yang di jual di toko-toko baju bekas biasanya berjumlah terbatas atau malah hanya tersedia satu buah saja sehingga terkesan lebih personal. Efek personalitas ini yang tidak bisa didapat jika kita membeli baju di mall atau toko baju baru pada umumnya karena baju-baju yang dijual di sana rata-rata dibuat secara massal. Selain itu harga di mall cenderung mahal dan
(17)
harganya tidak bisa ditawar. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah yang dapat menimbulkan tawar-menawar harga.
Namun tidak semua orang nyaman dengan keadaan pasar pakaian bekas. Karena kata pasar dalam benak masyarakat pasti identik dengan hiruk pikuk pedagang dan pembeli yang ramai serta situasi yang tidak kondusif atau berantakan, belum lagi dengan tindak kriminal yang sering terjadi dan masih belum dapat teratasi. Karena keadaan seperti itulah yang membuat masyarakat menjadi tidak nyaman untuk mencari kebutuhannya untuk membeli baju bekas ke pasar baju bekas impor.
Karena keadaan seperti itu maka timbul lah sebuah toko baju bekas impor yang inovatif dan berbeda dari penjual baju bekas impor pada umumnya. Salah satunya adalah toko New Look. New Look adalah sebuah toko baju bekas impor yang inovatif dengan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pembeli dalam berbelanja pakaian bekas. Toko New Look menyediakan baju bekas impor yang sudah dicuci bersih dan harum sehingga pembeli dapat langsung memakai dan tidak lagi mesti khawatir terhadap kuman-kuman penimbul penyakit.
Setiap tahunnya Toko New Look menunjukan peningkatan penjualan yang signifikan. Hal ini terjadi karena setiap tahun pemilik toko baju New Look terus mengembangkan pemasarannya dengan cara menggunakan media jejaring sosial dan membagikan brosur. Namun sebagian besar peningkatan penjualan terjadi karena adanya perubahan gaya berpakaian dan informasi dari mulut ke mulut pada pelanggan.
Saat ini toko baju bekas impor New Look telah membuka cabang usahanya di Jalan Gaharu Medan setelah sukses dengan toko bajunya yang berada di Jalan Pembangunan USU. Hal ini menunjukan bahwa toko baju bekas impor New Look dapat menarik perhatian,
(18)
diperhitungkan dan dapat dipercaya masyarakat. Maka daripada itu dapat diperluas pengertiannya bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen sehingga memutuskan untuk memilih toko baju bekas impor New Look pembangunan USU, Medan sebagai tempat untuk membeli pakaian bekas impor.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitia dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Produk Baju Bekas Impor (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan pada toko baju New Look Pembangunan USU, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk baju bekas impor?”
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi lingkup penelitian maka peneliti memberi batasan masalah. Adapun faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor pribadi yang terdiri dari gaya hidup, situasi ekonomi (pendapatan), dan karakteristiik konsep diri serta faktor harga
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor perilaku konsumen dalam membeli produk baju bekas impor pada toko baju New Look.
(19)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori dari selama proses perkuliahan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
2. Bagi pemilik usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan yang berguna bagi toko baju New Look Pembangunan USU.
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Program Studi Administrasi Bisnis, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fakultas dan jurusan untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi di masa mendatang. Serta dapat memberikan sumbangan kepustakaan yang berupa informasi tambahan yang berguna dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
(20)
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Proses dalam pembelian baju bekas impor, dapat diprediksi dengan mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Banyak para ahli mendefinisikan tentang perilaku konsumen seperti yang dikemukakan sebagai berikut.
Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat.
Menurut Schiffman dan Kanuk (1997),
Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga, dan uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan menggunakan suatu produk dan jasa.
Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa :
a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial akan selalu berubah.
b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia, perasaan, dan tingkah laku beserta lingkungannya.
(21)
Engel (1994), menyatakan bahwa:
Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :
a. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.
c. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku. Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.
Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Menurut Phillip Kotler (2001:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
(22)
Table 2.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Budaya Sosial Pribadi Psikologis
Pembeli -Kebudayaan
-Subbudaya -Kelassocial
-Kelompok acuan
-Keluarga Peran dan status
-Umur dan tahap siklus hidup
-Pekerjaan dan Situasi ekonomi (pendapatan)
-Gaya hidup
-Kepribadian dan konsep diri
-Motivasi
-Presepsi
-Pengetahuan
-Keyakinan dan sikap
Sumber: Kotler dan Amstrong (2001)
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Produsen dapat mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah
(23)
laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya sering tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
2.1.2. Alasan Berbusana
Beberapa hal mengapa orang memilih busana antara lain adalah:
2.1.2.1 Faktor Umur dan Tahap Siklus Hidup
Usia dan tahap siklus hidup, daur hidup seseorang berubah seiring dengan selera konsumen, sehingga dalam memilih busana selalu memperhatikan usia karena mode untuk anak-anak berbeda dengan mode untuk remaja. Konsumsi seseorang pada saat muda dan bujangan akan berbeda dengan konsumsi seseorang yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar sering menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
2.1.2.2 Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan)
Jenis pekerjaan yang berbeda berpengaruh jauh pada perbedaan kebutuhan seseorang. Misalnya kebutuhan busana seorang kuli bangunan berbeda dengan kebutuhan seorang karyawan. Pekerja kasar tidak membutuhkan banyak kebutuhan. Berbeda dengan para karyawan kantor yang memerlukan banyak kebutuhan seperti kemeja, jas, dasi, celana, sabuk dan sepatu. Serta barang – barang pendukung lainnya untuk melakukan pekerjaanya. Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Penghasilan yang dapat
(24)
dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang serta kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Dalam hal ini harga poduk sangat berpengaruh dalam menciptakan keputusan pembelian.
Pengertian Harga
Menurut William J. Stanton (1994) dalam Dinawan (2010:33), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang lainnya ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli
Tjiptono (2005) mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama dalam
mempengaruhi ketertarikan beli, yaitu :
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari beberapa alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.
2.1.2.3 Gaya Hidup
Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002: 282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001: 174)
(25)
adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.
Namun seperti yang dikatakan Lury (1998:9) bahwa sekalipun kemiskinan menghalangi kemungkinan untuk berpartisipasi dalam konsumsi, namun hal itu tidak bisa mencegah—dalam arti sesungguhnya mungkin menghasut—partisipasi dalam budaya konsumen. Konsumsi gaya hidup bukan monopoli kaum berduit saja, sebab kaum miskin sekalipun ikut berlomba-lomba mencicipi ‘kenikmatan’ bergaya, yaitu sebuah euforia merayakan mode dan tren. Inilah yang dikatakan Lury sebagai proses reproduksi sosial.
Lury (1998:102) Perjuangan kelas bawah tersebut dimungkinkan terjadi karena
bergaya bagi manusia modern tidak hanya untuk menyembunyikan pribadi (concealment), melainkan juga merupakan aksi untuk pelampiasan (unburdening). Adapun bentuk-bentuk lifestyling tersebut menurut Lury (1998: 305) dapat terjadi dalam tiga macam bentuk: 1) penyamaran (masquerade); 2) peniruan (imitation); dan penggabungan(incorporsation).
Atas dasar itulah urusan gaya hidup bukan hanya milik golongan the have saja, sebab orang miskin sekalipun masih bisa mencomot dan memakai model gaya hidup tertentu
(26)
meskipun dengan meniru-niru atau berpura-pura. Seperti halnya orang berduit juga bisa berlagak miskin karena pilihan gaya.
2.1.2.4 Kepribadian dan Konsep Diri
Menurut Kotler (2006:140) Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif.
Dalam Kotler (2003:212) Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia (human psychological traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisai, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.
Menurut Kotler dan Keler (2007:223) Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasan adalah bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen mendefinisikan kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Seivina Ardiyani (2012) dengan judul “Disonansi Kognitif Dalam Pemakaian Baju Sisa Impor ‘Awul-Awul’ “ penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang membentuk disonansi kognitif oleh pemakai baju sisa
(27)
impor di masyarakat dengan menggunaka metode penelitian analisis deskriptif kualitatif. Dengan melakukan wawancara penelitian ini memiliki hasil yaitu terjadinya pemikiranyang inkonsisten pada mulanya disonansi (ketidaksukaan) namun berubah secara bertahap menjadi suka karena rangsangan dari umum atau orang dekat. Penelitian ini merupakan penelitian untuk ilmu komunikasi, namun hasil dari penelitian ini dapat diterapkan kedalam ilmu bisnis karea dapat merangsang ketertarikan seseorang untuk menggunakan suatu produk.
Penelitian tentang keputusan membeli pakaian juga dilakukan oleh Enny Zuhni Khayati dan Kapti Asiatun (2008) dengan judul “Ketertarikan Konsumen Terhadap Produk Busana Dari Bahan Sutera ATBM dengan Stilasi Motif Batik Modern dan Manipulating
Fabric di Daerah Istimewa Yogyakarta” untuk mengungkap dan menganalisis tingkat
ketertarikan (kesukaan) konsumen terhadap busana dari bahan sutera ATBM dengan stilasi motif batik modern dan manipulating fabricdilihat dari segi: jenis bahan, motif, desain, warna, hiasan, kualitas jahitan, dan total look. Dengan sampel remaja dan dengan metode penelitian survei dengan pendekatan deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa remaja lebih menyukai model baju batik yang mempunyai kesan casual tetapi sangat girly dan dapat digunakan untuk berbagai gaya penampilan, sehingga sangat menghemat dana belanja busana.
Ari Luhur Sasangka (2010) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Minuman Energi (Studi Kasus Pada Extra Joss Di PT. Bintang Toedjoe Cabang Semarang)” tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli extra joss. Dan faktor mana yang paling dominan terhadap keputusan masyarakat untuk membeli produk minuman energi. Data Diperoleh dengan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Pengujuan validitas data menggunakan
(28)
perhitungan korelasi product moment . ujia reliabilitas dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa dari keempat faktor (kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis) yang paling banyak mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli minuman energi adalah faktor kebudayaan.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan telaah pustaka di atas dapat dibuat kerangka pemikiran dalam penilitian ini sebagai berikut :
Variabel yang mempengaruhi
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Atau Konsep
Keterangan :
1. Y : Keputusan Pembelian baju bekas impor
2. X1 : Variabel Faktor Umur dan Tahap Siklus Hidup
3. X2 : Variabel Faktor pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan) 4. X3 : Variabel Gaya Hidup
5. X4 : Variabel kepribadian dan konsep diri X1
X2
X3
X4
(29)
Berdasarkan model, penulis bisa mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Hl: Diduga ada pengaruh positif antara variabel Faktor umur dan tahap siklus hidup dengan keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor
H2: Diduga ada pengaruh positif antara variabel faktor pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan) dengan keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor
H3: Diduga ada pengaruh positif antara variabel faktor gaya hidup dengan keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor.
H4: Diduga ada pengaruh positif antara variabel kepribadian dan konsep diri dengan keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, penelitian ini digolongkan penelitian asosiatif/hubungan. Penelitian asosiatif adalah penelitian yan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2006:11). Sifat penelitian ini adalah untuh mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel yang terdiri dari: umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri terhadap keputusan pembelian produk.
Dalam penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif atau statistik. Kemudian perhitungan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel antara lain menggunakan perhitungan koefisien korelasi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di toko baju New Look yang beralamat di Jalan Pembanguan USU. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan maret 2014 sampai bulan mei 2014.
3.3. Identifikasi dan Definisi Operasional
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Variabel penelitian merupakan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan pemustaka layanan hotspot dalam memenuhi kebutuhan informasi
(31)
A. Variabel independent:
1. Usia
2. Pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan)
4. Gaya hidup
5. Kepribadian dan konsep diri
B. Variabel dependent adalah keputusan membeli produk
Untuk lebih jelasnya definisi operasional variabel independent dan variabel dependent dijelaskan dalam tabel beserta dengan indikator yang mendukung variabel independent dan variabel dependent serta skala pengukurannya.
Tabel 2.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Variabel Skala Pengukuran
Umur dan tahap siklus hidup (X1)
Selera dan kebutuhan yang berbeda karena perbedaan umur dan siklus hidup
1. bahan produk 2. ukuran produk 3. desain dan tampilan produk
Skala likert Pekerjaan dan situasi
ekonomi (pendapatan) (X2)
Selera dan kebutuhan yang berbeda karena
latar belakang pekerjaan yang menimbulkan
kebutuhan dan daya beli yang berbeda
1. harga produk terjangkau
2. kesesuaian harga dengan kualitas dan tampilan produk
3. desain dan tampilan produk Skala likert Gaya hidup (X3) Bagaimana seseorang mengkonsumsi dan mencerminkan kepribadiannya
1. produk yang bervariasi
2. situasi dan lokasi toko
3. cara pembayaran produk
4. norma dan nilai budaya yang berlaku terhadap produk
Skala likert
Kepribadian dan Konsep Diri (X4) Perilaku yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan
1. Merk Produk 2.Persepsi konsumen terhadap produk pada diri konsumen
(32)
peribadi Keputusan Pembelian
(Y)
Merupakan tahap dimana konsumen benar-benar membeli produk
1. kesesuaian produk yang di sediakan dengan kebutuhan konsumen
2. kesesuaian produk yang di sediakan dengan selera konsumen
3. ketepatan konsumen dalam keputusan pembelian produk
4. ketepatan konsumen dalam keputusan
mereferensikan New Look kepada orang
lain
Skala Likert
3.4. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sulistyo-Basuki (2006 :182) mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi suatu penelitian merupakan keseluruhan objek yang dapat diganakan sebagai sumber penelitian, sesuai dengan lingkup penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli baju bekas impor di toko baju New Look, yaitu sebanyak 100 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2011:78), dengan rumus sebagai berikut:
(33)
Dimana:
n = Ukuran sampel
N= Ukuran Populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir.
Dengan demikian jumlah sampel penelitian yang diperoleh adalah:
n=
n=
n= 50
Dengan persen kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%. Artinya, tingkat keyakinan bahwa sampel mewaili populasi adalah 90%. Dengan demikian jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 50 orang konsumen.
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bagi siapa yang bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai untuk dijadikan sumber data dan dijadikan sebagai sampel (Sugiono 2003:77 dalam Marpaung 2006:9).
3.5. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak yang berkompeten untuk memberikan informasi dan keterangan, melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen yang berkunjung ke toko baju New Look.
(34)
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
3.6. Tehnik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Imron (1996:10) Metode observasi yaitu “cara pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang diteliti” Peneliti mengobservasi kegiatan yang terjadi di toko New Look untuk mengetahui secara langsung apa yang terdapat di lapangan tentang Faktor-Faktor Keputusan Dalam Menggunakan Baju Bekas Impor Pada Toko Baju New Look.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertanyaan langsung secara lisan. Wawancara dilakukan penulis dengan pemilik toko New Look dan konsumen yang datang ke toko sehingga data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara. Jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan pada subjek penelitian dicatatat sebagai data ditambah dengan hasil pengamatan atau observasi dari tindakan subjek penelitian di toko New Look Pembangunan USU
3. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
(35)
adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.
3.7. Skala Pengukuran
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan djadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiono 2006:86).
Dalam pemberian skor digunakan Skala Likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam empat tingkatan dengan penilaian sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor 4 b. Jawaban Setuju (S), diberi skor 3
c. Jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor 2
d. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1 (Sudjana, 2001: 106).
3.8. Kerangka Kuesioner
Tabel 2.3 Kerangka Kuesioner
Variabel Umur dan Tahap Siklus hidup SS S TS STS
1. Produk yang dijual toko New Look terbuat dari bahan yang tidak berbahaya atau aman dan nyaman dikulit anak-anak dan dewasa
2. Ukuran produk yang di jual di toko New Look bervariasi
3. Desain dan tampilan produk yang dijual di toko New Look tersedia untuk segala usia
Variabel Pekerjan Dan Situasi Ekonomi SS S TS STS
1. harga produk yang di jual di toko New Look terjangkau semua kalangan
(36)
2. kesesuian harga dengan kualitas dan tampilan produk
3. desain dan tampilan produk yang dijual toko New Look sesuai dan tersedia untuk profesi konsumen
Variabel Gaya Hidup S SS TS STS
1. Toko New Look menjual produk yang bervariasi dan berbagai gaya/mode
2. Lokasi strategis dan situasi toko New Look nyaman dan aman 3. Cara pembayaran yang memudahkan konsumen
4. Produk yang dijual Toko New Look sesuai dengan norma dan nilai budaya yang berlaku
Variabel Keprbadian dan Konsep Diri S SS TS STS
1. Toko New Look menjual produk yang memiliki berbagai Merk terkenal
2. Pada diri konsumen produk yang dijual Toko New Look menimbulkan persepsi yang baik
3. Berbelanja ditoko New Look dapat menciptakan pengalaman pribadi yang baik
Variabel Keputusan Pembelian SS S TS STS
1. Toko New Look menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan anda
2. Toko New Look Menyediakan produk yang sesuai dengan selera anda
3. Membeli produk yang disediakan toko New Look merupakan keputusan yang tepat
4. Mereferensikan toko New Look merupakan keputusan yang tepat
3.9 Pengujian Instrumen Penelitian
Menurut Hasan (2006: 15) untuk memenuhi kriteria sebuah penelitian yang dianggap sebagai penelitian ilmiah, kecermatan pengukuran sangat diperlukan. Ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh alat ukur untuk memperoleh suatu pengukuran yang cermat, yaitu Validitas dan Releabilitas.
(37)
1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapaat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan r tabel yang dapat dilihat pada kolom Corrected
Item-Total Correlation dari variabel keputusan pembelian, produk, harga, lokasi, dan pelayanan.
Sugiono (2001) dalam Nasution (2007) berpendapat “apabila validitas setiap jawaban yang diperoleh ketika memberikan daftar pertanyaan lebih besar dari 0,3 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid.”
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk menggunakan obyek yang sama menghasilkan data yang sama (Situmorang 2008:30).
Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha . Nilai Cronbach’s Alpha reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1.
Menurut Sekaran (1992) dalam Nasution (2007), menyatakan bahwa, “reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 diterima, dan reliabilitas dengan
(38)
3.10. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu. Uji analisis itu meliputi, Juliandi (2013:174) :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Menurut Ghozali (2005:110) Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Jika titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortoganal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian (Variance Inflasi Factor / VIF), yang tidak melebihi 5.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
(39)
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, diantaranya yaitu :
Menurut Ghozali (2011:139) adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen), dengan dasar analisis sebagai berikut :
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan terdapat gejala heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.11. Teknik Analisis Data 1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitunganya.
2 .Metode Statistik
Metode analisis data menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif artinya penelitian yang dilakukan adalah dengan menekankan analisanya pada data-data hitungan (angka).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut Sugiyono (2008:270) analisis regresi linier berganda ditujukan untuk dapat mengetahui besarnya kontribusi antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dengan
variabel terikat yang disebut Y. 1. Persamaan Regresi
(40)
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi
X1 =Umur dan Tahap Siklus Hidup
X2 = Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan)
X3 = Gaya Hidup
X4 = Kepribadian dan Konsep Diri
e = Standar Error
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri dalam menerangkan variabel terikat yakni keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
a. Jika R2 berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R ≤ 1 ) , maka variabel bebas (X) memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat (Y)
b. Jika R2 = 0, maka kemampuan variabel bebas (X) dalam menjelaskan variabel terikat (Y) sangatlah terbatas.
(41)
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat berdasarkan data penelitian. Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Namun
sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Ha : b1, b2, b3,b4, ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. H0 ditolak jika Fhitung≤ Ftabel (sig ≤ α = 0.05)
b. H0 diterima jika Fhitung > Ftabel atau (sig > α = 0.05)
2. Uji Parsial ( Uji-t)
Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variable bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Menurut juliandi (2013:181) apabila peneliti bermaksud menganalisis regresi parsial (sebuah variabel bebas dan sebuah variabel terikat), maka nilai yang digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah “nilai t” maka dapat dilihat nilai probabilitasnya.
Signifikan pengaruh dari variabel umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri yang mempengaruhi
(42)
terciptanya keputusan pembelian digunakan alat uji variabel t dengan α = 0,05. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. H0: b1 = 0, (Tidak berpengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel
terikat ).
b. Ha: b1 ≠ 0, (berpengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel
terikat)
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a. H0 ditolak jika thitung≤ttabelpada α = 0.05
(43)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Usaha
Berkembangnya gaya fashion di negara kita, memang tidak dapat dihindari lagi. Dari model terkenal, artis ibukota hingga pejabat serta kaum jelata pun masih
menjadikan fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupannya. Mulai dari produk fashion yang memiliki brand besar dengan harga fantastis, produk brand Cina atau produk lokal yang murah, hingga produk barang bekas import pun mampu menjadi peluang besar di dunia bisnis fashion. Masuknya sandang sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, tak lepas pula dengan perkembangan fashion yang ada.
Bermula dari kebutuhan saja, kini kebutuhan fashion telah beralih fungsi sebagai keinginan manusia. Jadi saat ini banyak orang membeli baju atau pakaian juga dipengaruhi rasa ingin yang sering muncul seiring dengan perubahan musim model yang ada. Hal ini pula yang menjadi dasar pertimbangan awal para pelaku bisnis pakaian import, untuk membuka usaha tersebut. Tidak semua orang mampu untuk membeli baju atau pakaian yang memiliki brand terkenal dengan harga mahal.
Usaha baju bekasimport menjadi salah satu solusi bagi semua orang yang ingin tetap
fashionable dengan barang bekas import yang rata-rata dijual dengan harga yang relatif
murah. Rata-rata peminat baju import adalah para remaja yang senang berburu produk brand luar negeri dengan harga murah. Selain itu banyak
(44)
4.1.1. Sejarah Singkat Usaha
Baju bekas impor merupakan baju-baju sisa penjualan dari pabrik garmen dan
departement store kemudian ditimbun di gudang bertahun-tahun lamanya. Hal ini
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperjualbelikannya.Proses baju-baju bekas dari luar negeri tiba di Indonesia berawal dari pelabuhan. Di sana, para agen distribusi telah menandai karung-karung sesuai isi, seperti celana panjang, kemeja, dan pakaian dalam. Karung-karung tersebut lalu dibawa ke pasar untuk ditawarkan kepada pengepul. Para pengepul tidak melihat baju-baju di dalam bungkusan, mereka membeli apabila merasa cocok dengan harga yang ditawarkan. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, dengan penjual yaitu Ibu Tia, diketahui bahwa sebenarnya baju bekas impor bukanlah baju bekas orang lain, kalaupun ada baju bekas orang lain jumlahnya sangat sedikit.
Toko baju New Look merupakan salah satu usaha penjualan dibidang pakaian yang menyediakan pakaian bekas impor. Pada awalnya toko baju New Look berdiri pada 10 maret 2011, yang dirintis oleh Ibu Tia, yang didasari oleh keinginan untuk berwirausaha dan memenuhi kebutuhan hidup. Awal berdiri toko New Look cukup sederhana, dengan mengontrak sebuah kios dan menjalani usahanya seorang diri tanpa memiliki pekerja.
Berkat perjuangan dan kerja keras Ibu Tia toko baju New Look tetap bertahan dan terus berkembang hingga saat ini ditengah persaingan usaha baju bekas impor yang jumlahnya semakin banyak. Selain itu , toko baju New Look telah membuka cabang baru dengan mengontrak kios yang berlokasi di sekitar kampus UMSU. Pembukaan cabang tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen serta untuk tetap menjaga loyalitas pelanggannya. Berikut adalah tabel penjualan pada toko New Look.
(45)
Tabel 4.1 Tabel Penjualan Pakaian Per Tahun
TAHUN JUMLAH PAKAIAN TERJUAL PERSENTASE KEUNTUNGAN
2011 3150 46%
2012 6600 57%
2013 7260 78%
Sumber: Informasi dari pemilik toko
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas adalah ketepatan instrumen dalam pengukuran, sedangkan reliabilitas adalah konsistensi alat ukur yang digunakan dan dapat diandalkan jika pengukuran tersebut diulang.
4.2.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan sebagai instrumen penelitian untuk variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Toko New Look menggunakan SPSS versi 16.0, yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari variabel keputusan pembelian, umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Apabila nilai kolom Corrected
Item-Total Correlation dari variabel-variabel tersebut rata-rata lebih besar dari 0,3 hal tersebut
(46)
Tabel 4.2.
Uji Validitas Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup (X1)
Corrected Item-Total Correlation Produk yang dijual toko New Look terbuat dari bahan yang
tidak berbahaya atau aman nyaman dikulit anak-anak dan dewasa
.764
Ukuran produk yang di jual di toko New Look bervariasi .679
Desain dan tampilan produk yang dijual di toko New Look tersedia untuk segala usia
.637
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan) (X2)
Corrected Item-Total Correlation Harga produk yang di jual di toko New Look terjangkau semua
kalangan
.784
Kesesuian harga dengan kualitas dan tampilan produk .755
Desain dan tampilan produk yang dijual toko New Look sesuai dan tersedia untuk profesi konsumen
.636
(47)
Tabel 4.4.
Uji Validitas Variabel Gaya Hidup (X3)
Corrected Item-Total Correlation Toko New Look menjual produk yang bervariasi dan berbagai
gaya/mode
.846
Lokasi strategis dan situasi toko New Look nyaman dan aman .929
Cara pembayaran yang memudahkan konsumen .954
Produk yang dijual Toko New Look sesuai dengan norma dan nilai budaya yang berlaku
.920
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Tabel 4.5.
Uji Validitas Variabel Kepribadian dan Konsep Diri (X4)
Corrected Item-Total Correlation Toko New Look menjual produk yang memiliki berbagai Merk
terkenal
.936
Pada diri konsumen produk yang dijual Toko New Look menimbulkan persepsi yang baik
.968
Berbelanja ditoko New Look dapat pengalaman pribadi yang baik .960
(48)
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Corrected Item-Total Correlation Toko New Look menyediakan produk yang sesuai dengan
kebutuhan anda
.954
Toko New Look Menyediakan produk yang sesuai dengan selera anda
.908
Membeli produk yang disediakan toko New Look merupakan keputusan yang tepat
.907
Mereferensikan toko New Look merupakan keputusan yang tepat .931 Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Dari hasil uji validitas diatas, dapat dilihat nilai kolom Corrected Item-Total
Correlation dari variabel umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi
(pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, dan keputusan pembelian lebih besar dari 0,3. Hal tersebut menunjukan instrumen yang digunakan adalah valid.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid, maka dilanjutkan dengan menguji reliabilitas kuesioner, dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Apabila Cronbach’s Alpha menunjukan nilai 0,6 maka reliabilitas kuesioner adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha 0,8 atau diatasnya adalah baik.
(49)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.953 17
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (pengolahan dengan SPSS)
Dari hasil pengujian reliabilitas 17 instrumen dapat diketahui, bahwa reliabilitas dari seluruh variabel memiliki reliabilitas yang baik karena Cronbach’s Alpha diatas 0,953 atau diatas 0,8.
4.3 Analisis Deskriptif Variabel
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan hasil pengolahan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden yang terpilih.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Yang mana variabel bebasnya adalah umur dan tahap siklus hidup (X1), pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan) (X2), gaya hidup (X3), kepribadian dan konsep diri (X4), sedangkan variabel terikatnya adalah variabel keputusan
(50)
pembelian (Y). Selain itu, dari kuesioner tersebut juga dapat diperoleh gambaran umum responden pada penelitian ini
4.3.1 Gambaran Umum Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berikut adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan usia responden.
Tabel 4. 9 Krakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen
15- 19 10 20
20-25 33 66
26-30 4 8
31-36 3 6
Total 50 100
Dari tabel 4.9 menunjukan bahwa responden berdasarkan usia yang paling banyak berbelanja di toko New Look adalah responden yang berusia antara 20-25 tahun yaitu sebanyak 66% kemudian diikuti responden yang berusia 15-19 tahun sebanyak 20% , responden berusia 26-30 tahun sebanyak 8%, dan yang terakhir responden berusia 31-36 tahun sebanyak 6%. Dengan demikian pihak toko baju New Look harus mampu mengetahui
(51)
serta memahami kebutuhan serta keinginan konsumen yang berusia 31-36 tahun agar jumlah konsumen terus bertambah.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Perempuan 44 88
Laki-laki 6 12
Total 50 100
Dari tabel diatas menunjukan bahwa responden berdasarkan jenis kelamin, yang paling banyak berbelanja di toko baju New Look didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 88%, sedangkan laki-laki hanya 12%. Toko baju New Look lebih banyak menyediakan pakaian untuk perempuan dibandingkan laki-laki. Pasokan prduk untuk laki-laki sebaiknya ditambahkan dengan demikian akan lebih banyak konsumen bertambah.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan pekerjaan.
Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
(52)
Mahasiswa 32 64
Karyawan 14 28
Pelajar 2 4
Ibu Rumah Tangga 1 2
Wiraswasta 1 2
Total 50 100
Pada Tabel 4.11 menunjukan bahwa responden berdasarkan pekerjaan, yang paling banyak berbelanja di toko New Look adalah mahasiswa sebesar 64%, kemudian karyawan sebesar 28%, pelajar 4%, ibu rumah tangga 2% dan wiraswasta 2%. Karena lokasinya yang berdekatan dengan Universitas Sumatera Utara dan di wilayah tempat kost sehingga mayoritas konsumen berprofesi sebagai mahasiswa.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Berikut adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan frekuensi kunjungan konsumen toko baju New Look.
Tabel 4.12. Karateristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Frekuensi Kunjungan Frekuensi Persen
1-2 29 58
(53)
5-7 5 10
Total 50 100
Dari tabel di atas menunjukan bahwa responden berdasarkan frekuensi berkunjung perbulan, yang paling banyak berbelanja di toko New Look adalah jumlah kunjungan 1-2 perbulan sebanyak 58%, kemudian dengan kunjungan 3-4 sebanyak 32% dan denga kunjungan 5-7 sebanyak 10%. Dari data tersebut diharapkan pengelola toko New Look mampu menyusun strategi agar mininngkatnya frekuensi kunjungan konsumen.
4.3.2. Distribusi Jawaban Responden
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan reponden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup (X1), pekerjaan dan
situasi ekonomi (pendapatan) (X2), gaya hidup (X3), kepribadian dan konsep diri (X4)
terhadap keputusan pembelian baju bekas impor di toko New Look (Y). Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 50 orang responden.
Pada setiap pernyataan terdapat 4 pilihan jawaban, yang mana responden akan memilih salah satu jawaban yang menurut mereka paling tepat. Jawaban responden tersebut akan digunakan untuk pengolahan analisis regresi. Jawaban responden akan didistribusikan sesuai dengan pilihan jawaban yang digunakan dalam penelitian. Distribusi jawaban tersebut bertujuan untuk melihat jumlah atau persentase masing-masing pilihan jawaban.
(54)
1. Distribusi Jawaban Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup
Berikut disajikan diagram yang menggambarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel umur dan tahap siklus hidup (X1) dengan indikator bahan produk, ukuran
produk, desain dan tampilan produk.
Sumber : Data primer, diolah 2014
Gambar 4.1 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup
Dari gambar 4.1dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan pertama (X1,1)
yakni “Produk yang dijual di toko New Look terbuat dari bahan yang tidak berbahaya” adalah 25 orang (50%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 25 orang (50%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ke-2 (X1,2) yakni “Ukuran produk yang dijual di
Toko New Look bervariasi” adalah sebanyak 35 orang (70%) menjawab sangat setuju, dan sebanyak 15 orang (30%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ke-3 (X1,3) yakni “Desain dan tampilan produk
(55)
menjawab sangat setuju, sebanyak 22 orang (44%) menjawab setuju, dan 1 orang (2%) menjawab tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan baku produk yang dijual aman untuk digunakan, memiliki ukuran pakaian untuk konsumen, dan memiliki beragam pilihan produk dari anak-anak hingga dewasa.
2. Distribusi Jawaban Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan)
Berikut disajikan diagram yang menggambarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan) (X2) dengan indikator harga
produk terjangkau, kesesuaian harga dengan kualitas dan tampilan produk, desain dan tampilan produk.
Sumber : Data primer, diolah 2014
Gambar 4.2 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban dari variabel pekerjaan dan situasi ekonomi (X2) mengenai pertanyaan pertama (X2,1) yakni “Harga produk yang dijual
(56)
di Toko New Look terjangkau semua kalangan” adalah 23 orang (46%) menjawab sangat setuju, sebanyak 26 orang (52%) menjawab setuju dan 1 orang (2%) menjawab tidak setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan kedua (X2,2) yakni “Kesesuaian harga dengan
kualitas dan tampilan produk” adalah sebanyak 28 orang (56%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 22 orang (44%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ketiga (X2,3) yakni “Desain dan tampilan produk
yang dijual di toko New Look sesuai dan tersedia untuk profesi konsumen” adalah sebanyak 22 orang (44%) menjawab sangat setuju, sebanyak 27 orang (54%) menjawab setuju, dan 1 orang (2%) menjawab tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga produk yang dijual terjangkau oleh konsumen, harga yang dipasang sesuai dengan kualitas dan kondisi produk, dan produk-produk yang dijual sesuai dengan kebutuhan profesi konsumen.
3. Distribusi Jawaban Variabel Gaya Hidup
Berikut disajikan diagram yang menggambarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel gaya hidup (X3) dengan indikator produk yang bervariasi, situasi dan lokasi
(57)
Sumber : Data primer, diolah 2014
Gambar 4.3 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban dari variabel gaya hidup (X3)
mengenai pertanyaan pertama (X3,1) yakni “Toko New Look menjual produk yang bervariasi
dengan berbagai mode/gaya” adalah 18 orang (36%) menjawab sangat setuju, sebanyak 27 orang (34%) menjawab setuju dan 5 orang (10%) menjawab tidak setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan kedua (X3,2) yakni “Lokasi strategis dan situasi
toko New Look yang aman dan nyaman” adalah 16 orang (32%) menjawab sangat setuju, sebanyak 34 orang (68%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ketiga (X3,3) yakni “Cara pembayaran yang
memudahkan konsumen” adalah 18 orang (36%) menjawab sangat setuju, sebanyak 32 orang (64%) menjawab setuju.
(58)
Frekuensi jawaban dari pertanyaan keempat (X3,4) yakni “Produk yang dijual di toko
New Look sesuai dengan norma dan nilai budaya yang berlaku” adalah 20 orang (40%) menjawab sangat setuju, sebanyak 30orang (60%) menjawab setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mode/gaya produk yang dijual cukup bervariasi, lokasi dan situasi toko aman dan nyaman, cara pembayaran yang mudah, dan produk yang dijual tidak melanggar nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.
4. Distribusi Jawaban Variabel Kepribadian dan Konsep diri
Berikut disajikan diagram yang menggambarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kepribadian dan konsep diri (X4) dengan indikator merk produk, persepsi
konsumen terhadap produk pada diri konsumen, pengalaman pribadi.
Sumber : Data primer, diolah 2014
Gambar 4.4 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepribadian dan Konsep Diri
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban dari variabel kepribadian dan konsep diri (X4) mengenai pertanyaan pertama (X4,1) yakni “Toko New Look menjual
produk yang memiliki berbagai merk terkenal” adalah 19 orang (38%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 31 orang (62%) menjawab setuju.
(59)
Frekuensi jawaban dari pertanyaan kedua (X4,2) yakni “pada diri konsumen, produk
yang dijual toko New Look menimbulkan presepsi yang baik” adalah 16 orang (32%) menjawab sangat setuju, sebanyak 33 orang (66%) menjawab setuju dan 1 orang (2%) menjawab tidak setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ketiga (X4,3) yakni “berbelanja di toko New Look
dapat memiliki pengalaman pribadi yang baik” adalah 16 orang (32%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 34 orang (68%) menjawab setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat produk dengan merk-merk terkenal yang di jual di toko New Look, produk yang dijual cukup menimbulkan presepsi yang baik pada diri konsumen, berbelanja di toko New look menciptakan pengalaman berbelanja yang baik.
5. Distribusi Jawaban Variabel Keputusan Pembelian
Berikut disajikan diagram yang menggambarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan indikator kesesuaian produk dengan kebutuhan konsumen, kesesuian produk dengan selera konsumen, ketepatan konsumen dalam keputusan pembelian produk, ketepatan konsumen dalam keputusan mereferensikan New Look kepada orang lain.
(60)
Sumber : Data primer, diolah 2014
Gambar 4.9 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban dari variabel keputusan pembelian (Y) mengenai pertanyaan pertama (Y,1) yakni “Toko New Look menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan anda” adalah 19 orang (38%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 31 orang (62%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan kedua (Y,2) yakni “Toko New Look menyediakan produk yang sesuai dengan selera anda” adalah 19 orang (38%) menjawab sangat setuju daan sebanyak 31 orang (62%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ketiga (Y,3) yakni “membeli produk yang disediakan di toko New Look merupakan keputusan yang tepat” adalah 18 orang (36%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 32 orang (64%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan keempat (Y,4) yakni “mereferensikan toko New Look merupakan keputusan yang tepat” adalah 19 orang (38%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 31 orang (62%) menjawab setuju.
(61)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk yang disediakan telah sesuai dengan kebutuhan konsumen, produk yang disediakan telah sesuai dengan selera konsumen, keputusan membeli produk di toko New Look merupakan keputusan yang tepat bagi konsumen, dan keputusan mereferensikan New Look kepada orang lain merupakan keputusan yang tepat.
4.4. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda 4.4.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui analisis grafik berdasarkan perhitungan regresi menggunakan SPSS.
Gambar 4.6 : Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (pengolahan dengan SPSS)
Dari gambar di atas menunjukan pola titik-titik yang terbentuk menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data dalam model regresi penelitian ini berdistribusi normal dan layak untuk digunakan memprediksi keputusan
(62)
4.4.2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.13 Hasil uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Umur dan Tahap Siklus Hidup Pekerjaan dan Situasi Ekonomi Gaya Hidup
Kepribadian dan konsep diri
.698
.523
.115 .170
1.432
1.914
6.467 5.889 Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF) tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1. Nilai VIF
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas. Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel bebas tersebut memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain di dalam model (multikolinear).
Umur dan tahap siklus hidup (X1) dan pekerjaan dan situasi ekonomi (X2)
masing-masing memiliki nilai (1.432) (1.914). Nilai variabel bebas tersebut berada di bawah 5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut tidak multikolinear atau tidak memiliki hubungan linear satu sama lain. Variabel gaya hidup (X3) (6.467) dan variabel kepribadian
(63)
4.4.3 Uji Heterokedastisitas
Gambar 4.11 Uji Heterokedastisitas
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (pengolahan dengan SPSS)
Dari gambar diatas dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang jelas atau tidak teratur, serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan tidak terjadi heterokedastisitas atau tidak terjadi ketidaksamaan varians. Maka model regresi ini adalah homokedastisitas.
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) pada toko baju bekas impor New Look. Adapun persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+e
Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic
(64)
adalah metode analisis biasa, yang mana semua variabel bebas dimasukan sebagai variabel prediktor tanpa memandang apakah variabel tersebut berpengaruh besar atau kecil terhadap variabel terikat.
Tabel 4.14
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 kepribadian dan konsep diri, umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi, gaya hidupa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Berdaskan tabel di atas menunjukan hasil analisis statistik sebagai berikut:
1. Variabel yang dimasukan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu variabel umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
2. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan (removed)
3. Metode yang digunakan memasukan data adalah Metode Enter
Berdasarkan regresi data primer yang diolah menggunakan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
(1)
(2)
Skor Kuesioner
identitas responden Umur Dan Tahap siklus hidup Pekerjaan dan situasi ekonomi Gaya Hidup Kepribadian dan konsep diri Keputusan pembelian No . Re sp o U s i a jeni s kela min Pek erja an Fre kue nsi pertanyaan ke- pertanyaan ke- pertanya an ke- pertanyaan ke- pertanyaan ke- ber kun jung 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4
1 2 0 per em pua n mah asis
wa 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 0 per em pua n mah asis
wa 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 1 per em pua n mah asis
wa 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4 2 0 per em pua n mah asis
wa 3 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 1 9 per em pua n mah asis
wa 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 1 9 per em pua n mah asis
wa 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 2 3 per em pua n mah asis
wa 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
8 2 2 per em pua n mah asis
wa 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
9 2 0 Per em pua n mah asis
wa 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 10 2 per kary 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(3)
6 em pua n
awa n
11 2 4
per em pua n
kary awa
n 2 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 1 8
per em pua n
mah asis
wa 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 2 0
per em pua n
mah asis
wa 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
14 2 2
per em pua n
mah asis
wa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 2 2
per em pua n
mah asis
wa 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
16 1 5
per em pua n
pela
jar 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
17 1 7
per em pua n
pela
jar 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 2 4
Laki -Laki
kary awa
n 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 2 2
per em pua n
kary awa
n 5 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 1 9
per em pua n
kary awa
n 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 2 0
per em pua n
mah asis
wa 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 2 0
Per em pua n
mah asis
wa 5 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 23 1 per kary 2 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
(4)
9 em pua n
awa n
24 2 1
per em pua n
mah asis
wa 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
25 3 1
per em pua n
wira swa
sta 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 1 8
per em pua n
mah asis
wa 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 1 8
per em pua n
mah asis
wa 1 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
28 2 0
per em pua n
mah asis
wa 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 2 3
per em pua n
mah asis
wa 6 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30 2 2
per em pua n
mah asis
wa 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31 2 4
per em pua n
kary awa
n 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
32 2 1
per em pua n
mah asis
wa 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 2 1
per em pua n
mah asis
wa 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
34 2 2
Laki -Laki
mah asis
wa 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
35 1 9
Per em pua n
mah asis
wa 1 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 2 per mah 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(5)
0 em pua n
asis wa
37 2 0
per em pua n
mah asis
wa 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
38 3 0
per em pua n
kary awa
n 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
39 2 8
per em pua n
kary awa
n 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 2 8
per em pua n
kary awa
n 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
41 2 0
Laki -Laki
mah asis
wa 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
42 2 0
Laki -Laki
mah asis
wa 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 2 0
Laki -Laki
mah asis
wa 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
44 2 0
per em pua n
mah asis
wa 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 3 2
per em pua n
Ibu rmh tang
ga 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 3 6
Laki -Laki
kary awa
n 1 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 2 2
per em pua n
mah asis
wa 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 2 2
per em pua n
kary awa
n 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 2 3
per em pua n
Kary awa
(6)
50 2 5
per em pua n
kary awa