Sistem Perlindungan Konsumen dan Anti Monopoli Dalam Hukum

mengubah struktur pasar menjadi bersifat monopolistic. Kaitannya dalam kegiatan kartel yang dilarang ini maka akan dikenakan sanksi oleh KPPU. 12

B. Sistem Perlindungan Konsumen dan Anti Monopoli Dalam Hukum

International Sebagaimana kita ketahui bahwa tantangan bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka panjang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat maju, adil, makmur dan mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut kita dihadapkan pada kemajuan ekonomi perdagangan yang semakin terbuka diantara bangsa-bangsa dan untuk itu dibutuhkan daya saing yang kuat. Dalam adanya perdagangan yang semakin terbuka dibutuhkan penyeimbang didalamnya agar bisa berjalan dengan beriringan tanpa mengambil hak atau melanggar hak satu sama lain. Perlindungan Konsumen merupakan masalah kepentingan manusia, oleh karenanya menjadi harapan bagi semua bangsa didunia untuk dapat mewujudkannya. Mewujudkan perlindungan konsumen adalah mewujudkan hubungan berbagai dimensi ruang satu sama lain mempunyai keterkaitan dan saling ketergantungan antara konsumen, pengusaha dan pemerintah. 13 Dikalangan kriminolog studi kritis mengenai pelaku-pelaku usaha atau peranan korporasi sudah dimulai setidaknya sejak tahun 1939 melalui pidato 12 Ibid, h. 57-65. 13 Husni Syawali, Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung, Mandar Maju, 2000, h. 6 bersejarah Edwin H. Sutherland di depan the American Sociological Association. Beliau mengemukakan konsep white colar crime WCC yang didefenisikan sebagai “a crime commmited by a person of spectability and high social status in the course of his occupation ”. Penelitian Sutherland yang menggunakan catatan-catatan jawatan-jawatan pengaturan regulatory agencies, pengadilan-pengadilan dan komisi-komisi menemukan bahwa 70 korporasi industry dan perdagangan yang ditelitinya masing-masing setidaknya melakukan satu pelanggaran hukum dan membuat kebijakan-kebijakan yang melanggar hukum seperti, periklanan yang menyesatkan false advertising, penyalahgunaan paten patent abuse, pelanggaran persaingan dagang wartime trade violations, penetapan harga price fixing, penipuan fraud, dan penjualan barang-barang cacat sale of faulty goods. Pada satu sisi peranan korporasi atau pelaku usaha memang menggerakan roda perekonomian di suatu negara, bahkan melintasi batas-batas negara sedangkan pada sisi lainnya juga menimbulkan distorsi-distorsi dan ketidak adilan bagi masyarakat. Seiring karakter pengawasan yang unik dari sesuatu yang baru, pengembangan institusi sangat membutuhkan berbagai pengalaman best practices dari berbagai lembaga persaingan usaha sejenis di dunia Internasional, misalnya Jepang dengan Jepan fair Commision, Amerika dengan Fair Trade Commision dan Australia dengan Australian Consumer and Competition. Di tingkat ASEAN, hingga saat ini hanya terdapat 3 tiga Negara selain Indonesia yang memiliki Hukum Persaingan Usaha yaitu Singapura Competition Commision of Singapura Thailand Departement of Internal Trade Ministry of Commerce dan Vietnam Vietnam Competition Administration. 14 Salah satu resolusi yang pernah dicetuskan oleh perserikatan bangsa-bangsa adalah tentang perlindungan konsumen terakhir, masalah ini dimuat dalam resolusi No.39248 Tahun 1985. Di dalam Guidelines for consumer pontection bagian tiga prinsip-prinsip umum dinyatakan hal-hal apa saja yang dimaksud dengan kepentingan konsumen legitimate needs itu : 1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya 2. Promosi dan perlindungan dari kepentingan sosial ekonomi konsumen 3. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan mereka kemampuan melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi. 15 Kepentingan-kepentingan konsumen telah lama menjadi perhatian, yang secara tegas telah dikemukakan pada tahun 1962 oleh Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy yang menyampaikan pesan di depan Kongres tentang 14 Deswin Nur Tim Direktorat Kebijakan Persaingan, KPPU dan Pengembangan Kebijakan Persaingan di Asia, KOMPETISI, Media Berkala Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 2008, h. 16. 15 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta, Grasindo, 2004.h. 97 pentingnya kedudukan konsumen di dalam masyarakat. 16 Peristiwa berikutnya yang merupakan perhatian atas kepentingan konsumen, secara tegas telah ditetapkan dalam putusan Sidang Umum PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa pada sidang ke-106 tanggal 9 April 1985. Resolusi PBB Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Perlindungan Konsumen Resolusi 39248 telah menegaskan enam kepentingan konsumen, yaitu sebagai berikut. 17 1. Perlindungan Konsumen dari bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya. 2. Promosi dan perlindungan pada kepentingan ekonomi konsumen. 3. Tersedianya informasi yang mencukupi sehingga memungkinkan dilakukannya pilihan sesuai kehendak. 4. Pendidikan konsumen. 5. Tersedianya cara-cara ganti rugi yang efektif. 6. Kebebasan membentuk organisasi konsumen dan diberinya kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pendapat sejak saat proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan konsumen. Pada masa kini, kecenderungan untuk memperluas ruang lingkup Hukum Perlindungan Konsumen telah dilakukan oleh The Economic Law 16 Mariam Darus Badrulzaman, Pembentukan Hukum Nasional dan Permasalahan Bandung, Alumni, 1981 h. 47 17 Az. Nasution , “Sekilas Hukum Perlindungan Konsumen”, Majalah Hukum dan Pembangunan, Fakultas Hukum UI, No. 6 tahun ke XVI, Desember 1986. h. 57 Procurement System Project ELIPS, yang mengemukakan sembilan materi rumusan hukum perlindungan konsumen, yakni : 18 1. Ketidaksetaraan dalam kekuatan tawar-menawar 2. Kebebasan berkontrak versus keadilan dalam berkontrak 3. Persyaratan untuk memberikan informasi kepada konsumen, yang meliputi hukum pengumuman yang umum dan hukum tentang keuangan 4. Peraturan tentang perilaku atau tindakan penjual, yang meliputi petunjuk arahan yang salah dan kelicikan dalam perdagangan 5. Peraturan tentang mutu produk, yang meliputi garansi dan keamanan produk 6. Akses terhadap kredit pelaporan, kredit, nondiskriminasi 7. Batas-batas hak mengakhiri masa jaminan 8. Peraturan tentang harga 9. Pembetulan Hak-hak konsumen juga merupakan bagian dari Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia yang dicanangkan PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Desember 1948, yang pengaturannya dan pasal nya masing-masing diatur dalam 18 Ibid, hal. 11 Organisasi Konsumen Sedunia. 19 Oleh karena itu hak-hak konsumen merupakan hal yang sangat esensial bagi konsumen, sehingga dapat dijadikan atau merupakan prinsip perlindungan hukum bagi konsumen di Indonesia. Gerakan perlindungan konsumen internasional juga telah memiliki wadah yang cukup berwibawa, yang disebut Internasional Organization of Consumers Unions IOCU. Setiap tanggal 15 Maret organisasi ini menjadikan sebagai hari Hak Konsumen sedunia. 20

C. Teori Perlindungan Konsumen Dan Antimonopoli Dalam Islam