Review Kajian Terdahulu Kerangka Konseptual

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana penerapan dari Perlindungan Konsumen, bahwa sebagai konsumen saat ini sudah dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usaha nya agar tidak melakukan kegiatan usaha tidak sehat karena telah ada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang mengatur tentang kegiatan usaha para pelaku usaha. b. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi para pelaku usaha khususnya di Indonesia agar tidak lagi terjadi kegiatan usaha yang dilarang karena bisa menyebabkan kerugian bagi pihak-pihak lain terutama konsumen.

D. Review Kajian Terdahulu

Ada dua penelitian skripsi terkait masalah ini. Pertama, penelitian Annisa Dita Muliasari, mahasiswi Universitas Indonesia, yang membahas kasus ini pada tahun 2009 dengan judul “Analisis Yuridis Perlindungan Konsumen Terkait Masalah Kartel short message services sms ”. Annisa Dita Muliasari berkesimpulan bahwa konsumen dalam kasus kartelisasi sms dirugikan akibat kegiatan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh beberapa operator seluler. Kedua, penelitian skripsi Risma Qumilaila, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul “Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan Studi Komparasi Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen”. Risma Qumilaila berkesimpulan bahwa Undang-Undang Perlindungan Konsumen harus diterapkan dalam kasus yang merugikan konsumen dan perlindungan konsumen dalam studi komparasi hukum Islam. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Annisa Dita Muliasari karena ini hanya membahas perlindungan hukum dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen terkait masalah kartel sms, sedangkan penulis akan membahas pula penerapan dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan penarapan Undang-Undang Anti Monopoli dan perspektif hukum Islam dalam kasus kartelisasi bisnis sms, sehingga dapat dipahami pula posisi hukum pihak-pihak yang terkait dalam kasus kartelisasi bisnis sms dan akibat hukum dari kasus kartelisasi bisnis sms. Adapun perspektif Islam dalam penelitian ini hanya untuk menunjukan konteks, bukan sebagai obyek utama kajian sebagaimana dilakukan oleh Risma Qumilaila yang melakukan komparasi hukum Islam dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

E. Kerangka Konseptual

Untuk menghindari perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diberikan batasan konseptual untuk istilah-istilah berikut ini : 1. Konsumen, konsumen ialah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat bagi kepentingan sendiri, keluarga dan orang lain yang tidak untuk diperdagangkan kembali. 10 2. Produsen, produsen ialah pelaku usaha yang menawarkan barang atau jasa hasil buatannya sendiri kepada konsumen untuk diperdagangkan dan meraih penghasilan untuk dirinya sendiri. 3. Perlindungan Konsumen, perlindungan konsumen ialah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen. 11 4. Kartel, kartel ialah kegiatan usaha yang dilarang karena merupakan suatu kerja sama dari produsen produk tertentu yang bertujuan untuk mengawasi produksi, penjualan dan harga, dan untuk melakukan monopoli terhadap komoditas atau industry tertentu. 12 5. Asas no privity non liability, ialah pihak ketiga konsumen yang tidak bisa menggugat kepada pihak pertama produsen karena tidak mempunyai hubungan kontrak walaupun telah dirugikan. 13 10 Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, RajaGrafindoPersada, 2004, h. 5 11 Ibid, h. 1 12 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1999, h. 63 13 Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Bagi Konsumen di Indonesia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2011, h. 42 6. Investor, ialah penyedia dana untuk keperluan para penyedia barang atau jasa. 14 7. Penetapan harga, ialah pelaku-pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha bekerja sama guna melakukan penetapan harga di pasaran untuk meraih keuntungan. 15

F. Metode Penelitian