30
Gambar 4.7 Histogram uji friabilitas tablet
Berdasarkan gambar 4.7 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji friabilitas pada ketiga sediaan tablet semuanya memenuhi persyaratan. Menurut
Siregar dan Wikarsa 2010, yang menyatakan bahwa persyaratan friabilitas yaitu maksimum 1 untuk tablet konvensional.
4.5 Uji Akseptabilitas
Uji akseptabilitas tablet effervesen dilakukan dengan cara mencoba ketiga formula kepada responden, responden kemudian diminta tanggapannya terhadap
formula yang telah dicoba tersebut. Tanggapan dari responden kemudian ditulis ke dalam kuesioner yang telah disediakan, responden yang digunakan sebanyak 30
responden.Adapunpenentuanjumlahsampel yang dikembangkanoleh Roscoe dalam Sugiyono 2005.Ukuransampeluntukpenelitian
apabilasampeldidasarkandarikategorisepertipria-wanita, kota-desa, makajumlahanggotasetiapkategori minimal 30 orang.Pengujian kesukaan yang
dilakukan meliputi penampilan, rasa dan aroma.
0,2 0,4
0,6 0,8
F1 F2
F3
Friabilitas
Friabilita
31
Gambar 4.8 Histogram uji kesukaan terhadap aroma
Secara umum, berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa aroma dari ketiga formula disukai oleh konsumen. Berdasarkan hasil analisis data secara
statistic menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh P = 0,192 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesukaan terhadap aroma ketiga formula,
artinya aroma dari ketiga formula dapat diterima oleh konsumen.
Gambar 4.9 Histogram uji kesukaan terhadap penampilan
Secara umum, berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa penampilan dari ketiga formula disukai oleh konsumen. Berdasarkan hasil analisis
5 10
15 20
25
formula 1 formula 2
formula 3
Aroma
Sangat Suka Suka
Agak tidak suka tidak suka
5 10
15 20
25 30
Formula 1 Formula 2
formula 3
Penampilan
Sangat Suka Suka
agak tidak suka tidak suka
32 data secara statistik menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh P = 0,005 0,05,
hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan kesukaan terhadap penampilan ketiga formula. Pengujian terhadap penampilan meliputi bentuk tablet dan larutan
dari tablet effervesen temulawak. Bentuk tablet juga dipengaruhi oleh ukuran, dimana tablet effervesen temulawak memiliki diameter 20 mm dan tebal 7 mm.
Persyaratan keseragaman ukuran dalam farmakope III adalah kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga
tebal tablet Depkes RI, 1979. Formula dua lebih disukai, karena terlihat lebih jernih, hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah asam-basa terhadap air yang
digunakan.Tablet effervesen dibuat dengan menambahkan asam terhadap basa untuk membebaskan karbondioksida sehingga tablet cepat larut El-Hassan, dkk,
2012.
Gambar. 4.10 Histogram uji kesukaan terhadap rasa
Secara umum, berdasarkan histogram diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan penerimaan terhadap rasa dari ketiga formula oleh konsumen.
Berdasarkan hasil analisis data secara statistic menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh P = 0,000 0,05, hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan
5 10
15 20
25
Formula 1 Formula 2
Formula 3
Rasa
Sangat Suka Suka
Agak tidak suka tidak suka
33 kesukaan terhadap rasa dari ketiga formula. Formula 1 yang diuji pada 30
responden memiliki rasa yang enak, tidak terlalu manis dan tidak pahit. Namun kurang terasa temulawak, sehingga tidak menunjukkan rasa khas dari
temulawak.Sedangkan untuk formulasi 2 dan 3, rasa tidak terlalu enak, karena terasa pahit saat diminum, hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah asam-basa yang
yang banyak.Sehingga disarankan untuk menambahkan pemanis yang tidak pahit dan jangan dihilangkan rasa khas dari temulawak.Hal tersebut berdasarkan
komentar dan saran dari kuesioner ada 30 responden.
34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN