Diagram diatas Gambar 7 menunjukkan nilai rata-rata rendemen cangkang, daging dan jeroan keong mas. Hasil yang diperoleh nilai rata-rata
cangkang sebesar 47,74 , rata-rata rendemen daging sebesar 27,20 , dan nilai rata-rata rendemen jeroan sebesar 25,06 . Hasil ini tidak jauh berbeda dengan
hasil penelitian Purwaningsih et al. 2011, yang menyatakan bahwa rendemen cangkang, daging dan jeroan berturut-turut sebesar 53,01, 22,80, dan 24,10,
namun terdapat sedikit perbedaan pada penelitian ini dimana rendemen daging lebih besar dibandingkan dengan rendemen jeroan hal ini disebabkan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah keong mas dengan ukuran yang besar dengan diameter berkisar 4-5 cm. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
bobot terbesar yaitu cangkang. Hal ini disebabkan cangkang menutupi seluruh tubuh keong mas.
Cangkang keong mas memiliki tiga lapisan yaitu lapisan nacre yang tipis, lapisan prismatik yang mengisi hingga 90 cangkang yang mengandung CaCO
3
, serta lapisan periostrakum yang tersusun atas zat tanduk Suwignyo et al. 2005.
4.3 Komposisi Kimia
Komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan makanan menunjukkan seberapa besar kuantitas dan kualitas bahan dapat memberikan
asupan gizi sesuai kebutuhan manusia Winarno 2008. Kompisisi kimia dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kandungan bahan baku.
Komposisi kimia yang dilakukan diantanya komposisi kimia bahan baku,
komposisi kimia tepung keong mas, serta komposisi kimia tepung keong mas.
4.3.1 Komposisi kimia bahan baku Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah keong mas. Keong
mas dianalisis kandungan kimianya menggunakan analisis proksimat.Analisis proksimat merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui komposisi kimia
dan gizi suatu bahan pangan. Analisis kimia yang dilakukan adalah analisis kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein. Hasil analisis komposisi
daging keong mas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Komposisi kimia keong mas tanpa cangkang Komposisi kimia
Daging segar bb
Daging segar
1
bb Daging segar
2
bb Kadar air
78,05 77,9
77,40 Kadar protein
9,13 13,0
14,04 Kadar lemak
0,60 0,40
0,99 Kadar abu
3,23 4,00
5,44
Sumber : 1 Nurhasan et al. 2010; 2 Dewi 2012
Air merupakan komposisi yang sangat penting dalam bahan pangan maupun produk pangan, karena kadar air menentukan kadar dari komponen
lainnya Andarwulan et al. 2011. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air dalam keong mas segar sebesar 78,05 bb. Hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Nurhasan et al. 2010 menyatakan kadar air keong mas yaitu sebesar 77,9 bb.
Protein merupakan molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam
amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Unsur nitrogen merupakan unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan
tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak Almatsier 2006. Protein keong mas merupakan protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan keong
winga Melo sp.. Hasil rata-rata analisis proksimat kadar protein pada daging keong mas sebesar 9,13 bb. Tias 2010 menyatakan bahwa kadar protein
keong winga adalah sebesar 6,67. Hal ini menunjukkan daging keong mas memiliki potensi kandungan gizi yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kebutuhan dibandingkan dengan daging keong winga Melo sp.. Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukan total mineral yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Sebagian besar bahan makanan yaitu 96 terdiri
dari bahan organik dan air, sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral yaitu zat anorganik atau yang lebih dikenal dengan kadar abu Winarno 2008. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kadar abu dalam keong mas sebesar 3,23 bb. Hasil penelitian lain yang dilakukan Nurjanah et al. 1996 dan Dewi 2012
menunjukkan kadar abu keong mas sebesar 4,00 bb dan 5,44 bb. Perbedaan habitat dan lingkungan dapat mempengaruhi kadar abu yang terdapat
pada keong mas. Setiap lingkungan perairan dapat menyediakan asupan mineral yang berbeda-beda bagi organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Hasil
analisis kadar abu keong mas menunjukkan bahwa lingkungan perairan Situ Gede Bogor menyediakan asupan mineral yang cukup bagi organisme perairan yang
hidup di dalamnya. Marichamy et al. 2010 menyatakan perbedaan kandungan mineral dapat disebabkan oleh perbedaan perilaku kebutuhan ekologis dan
kegiatan metabolik antar spesies. Penyerapan logam esensial dan nonesensial mungkin terjadi melalui rute pernapasan dan makanan.
Mineral berasal dari dalam tanah. Tanamam yang ditanam di atas tanah akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian
disimpan dalam akar, batang, daun, bunga dan buah. Hewan makan tanaman dan akan menyimpan mineral dalam tubuhnya Departemen Gizi dan masyarakat
2007. Lemak adalah senyawa organik yang terdiri dari atom karbon C,
hidrogen H,dan oksigen O. Lemak bersifat larut dalam pelarut lemak, seperti benzena eter, petroleum, dan sebagainya. Lemak yang mempunyai titik lebur
tinggi berbentuk padat pada suhu kamar disebut lipid, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah berbentuk cair disebut minyak.Lemak juga menjadi
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein karena menyumbang kalori sebesar 9 kkalgram atau 2 ¼ kali energi dari
kabohidrat dan protein Departemen Gizi Masyarakat 2007. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar lemak dalam keong mas hasil penelitian sebesar
0,60 bb. Kandungan lemak keong mas ini lebih rendah dibandingkan dengan kandungan lemak hasil perairan lain. Hasil penelitian Nurjanah et al. 2012
menyatakan bahwa kandungan lemak cumi-cumi yaitu sebesar sebesar 0,8 bb. Kadar lemak basis basah yang rendah dapat disebabkan kandungan air dalam
keong mas sangat tinggi. Lemak hasil perairan memiliki keunggulan dibanding lemak hewan
terestial. Kandungan lemak pada daging keong mas jika dibandingkan dengan ayam ternyata cukup jauh yaitu dalam 100 gram keong mas terkandung 0,6 mg
lemak,hasil penelitian Miftakhurohmah 2010 menyatakan bahwa kandungan lemak daging ayam adalah 25 gram per 100 gram berat. Rendahnya lemak dan
kolesterol ini berpotensi sebagai alternative bahan dasar menu diet hiperkolesterolemia. Keong mas juga kaya akan asam lemak tak jenuh. Asam
lemak tak jenuh tunggal keong mas jenis asam oleat sebesar 6,44 dan asam lemak tak jenuh jamak jenis asam linoleat sebesar 6,67 Dewi 2012.
4.3.2 Komposisi kimia tepung keong mas Pembuatan tepung dilakukan untuk mempermudah penambahan keong
mas sebelum dicampurkan dengan ransum komersil. Keong mas ditepungkan menjadi dua bagian. Satu tepung yang berasal dari daging keong, dan satu lagi
tepung yang berasal dari daging dan jeroan keong mas. Tepung keong mas dianalisis kandungan kimianya menggunakananalisis proksimat. Hasil analisis
komposisi tepung daging keong mas disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Komposisi kimia keong mas segar dan tepung keong mas Komposisi
kimia bk Daging dan
jeroan segar Tepung daging
dan jeroan Daging
segar Tepung
daging Kadar air
- 6,80
- 8,50
Kadar protein 41,59
29,59 50,61
32,17 Kadar lemak
2,73 3,38
2,01 3,91
Kadar abu 14,71
25,76 9,12
16,68
Keterangan : Bk = basis kering
Berdasar pada Tabel 5 diatas, dapat diketahui bahwa kadar air tepung daging dan jeroan keong mas sebesar 6,80 bk dan kadar air tepung daging
sebesar 8,50 bk. Pada proses pembuatan tepung daging keong mas dilakukan proses pengovenan pada suhu 75-80
o
C selama 24 jam. Proses pengovenan mengakibatkan banyaknya air yang keluar. Menurut Prabandariet al. 2005
waktu, dan suhu pengolahan dapat mempengaruhi nilai kadar air suatu bahan pangan. Semakin lama waktu pengolahan dan semakin tinggi suhu yang
digunakan akan mengakibatkan banyak air dalam bahan pangan yang keluar. Penelitian ini didukung oleh Meunpol et al. 2009, menyatakan bahwa kadar air
pada marine shrimpsegar sebesar 93,38 bk menurun setelah dilakukan pengopenan suhu 100°C sebesar 7,58 bk.
Menurut hasil penelitian daging keong mas memiliki kadar protein sebesar 50,61 bk, dan daging dan jeroan sebesar 41,59 bk. Hasil ini
didukung oleh penelitian Tias 2010 yang menyatakan kadar protein pada daging keong pepaya lebih besar jika dibandingkan jeroan keong pepaya.
Daging keong pepaya kadar protein sebesar 61,58 bk, sedangkan jeroan sebesar 52,84 bk. Hal ini dapat disebabkan banyaknya kandungan protein
yang terdapat dalam daging. Hasil penelitian Kamil 1998 menyatakan kandungan protein tepung keong mas sebesar 65,50-70,67 bk. Keong mas
juga kaya akanasam amino esensial. Menurut Kamil 1998 tepung keong mas tinggi akan leusin 44,8 mgg protein dan terendah adalah metionin 10,54 mgg
protein. Leusin yang biasanya menjadi asam amino pembatas, ternyata pada tepung keong mas ini memiliki skor kimia yang cukup 44,8 mgg protein dan
tidak menjadi asam amino pembatas, sehingga dapat digunakan sebagai suplemen pakan yang kurang lisin.
Menurut hasil penelitian kadar protein daging dan jeroan segar keong mas sebesar 41,59 bk hasil ini menurun setelah dibuat tepung daging dan jeroan
keong mas yaitu menjadi sebesar 29,59 bk. Perbedaan ini dikarenakan penggunaan suhu tinggi sebagai metode pengolahan. Menurut Erkan et al. 2011
kadar protein ikan baik dalam basis basah maupun basis kering dapat berubah bergantung kepada jenis spesies dan metode pengolahannya. Panas menyebabkan
sebagian protein ikut hilang bersama-sama dengan air yang keluar dari daging. Pengolahan menggunakan suhu tinggi mengakibatkan jumlah air bebas
hilang dan terjadinya koagulasi sehingga tekstur daging semakin memadat, sejalan dengan itu protein akan mengalami denaturasi. Proses denaturasi mengakibatkan
protein berubah menjadi peptida yang kemudian menjadi asam amino, hal ini merupakan proses yang umum terjadi akibat pengaruh suhu selama proses
pengolahan dan akhirnya dapat menyebabkan berkurangnya kadar protein yang dikandung dalam suatu bahan. Semakin tinggi suhu maka protein akan
terhidrolisis dan terdenaturasi, kehilangan aktivitas enzim, terjadi peningkatan kandungan senyawa terekstrak bernitrogen, ammonia, dan hidrogen sulfida dalam
daging Zaitzev et al. 1969.
Lemak pada tubuh umumnya disimpan sebesar 45 disekeliling organ rongga perut Almatsier 2006. Kadar lemak daging dan jeroan keong mas segar
hasil penelitian sebesar 2,73 bk dan kadar lemak daging sebesar 2,01 bk. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar lemak pada daging jeroan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan pada daging keong. Penyimpanan lemak pada tubuh inilah yang menyebabkan kadar lemak pada jeroan tinggi. Menurut hasil penelitian
Dewi 2012 kandungan lemak pada daging keong mas sebesar 4,3 bk. Perbedaan kadar lemak ini diduga karena pengaruh faktor yaitu umur, ukuran
habitat, dan tingkat kematangan gonad. Kadar lemak daging dan jeroan sebesar 2,73 bk dan tepung daging dan jeroan keong mas sebesar 3,38 bk.
Unsur mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukkan total mineral yang terkandung dalam bahan
pangan Winarno 2008. Berdasarkan Tabel 5 kadar abu tepung daging keong mas sebesar 16,68 bk kadar abu tepung daging dan jeroan keong mas sebesar
25,76 bk. Hal ini dapat disebabkan banyaknya kandungan mineral pada jeroan keong mas, menurut Marichamy et al.2010 penyerapan logam esensial
dan nonesensial mungkin terjadi melalui rute pencernaan dan makanan pencernaan.
Kadar abu daging dan jeroan keong mas sebesar 14,71 bk meningkat setelah dilakukan pembuatan tepung yaitu sebesar 25,76 bk. Hal ini dapat
disebabkan oleh berkurangnya kadar air dalam keong. Penelitian ini didukung oleh penelitian Okanlawon 2010 yang menyatakan kadar abu Snail Offal
Meal segar sebesar 7,74 bb meningkat setelah dilakukan pembuatan tepung sebesar 18,80 bb.
4.3.3 Komposisi Kimia Ransum Ransum perlakuan disusun dengan memenuhi kebutuhan nutrien tikus.
Komposisi ransum disusun berdasarkan standar AOAC 1995 dalam Suharma 2011 yaitu mengandung protein, lemak, mineral, vitamin, serat, dan air.
Kandungan kimia ransum untuk tikus percobaan disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Kandungan kimia ransum perlakuan Nutrien
Satuan bk R0
1
R1
2
R2
3
Air 9,60
6,75 6,65
Protein 10,13
12,35 10,54
Lemak 6,92
14,24 11,63
Abu 7,53
7,90 9,00
Zat besi mg100 g 4,65
5,69 9,62
Keterangan: R0 ransum komersil
R1 ransum + tepung daging keong R2 ransum + tepung daging dan jeroan keong
Ransum merupakan campuran dua atau lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan hewan percobaan. Komposisi ransum disusun
berdasarkan prosedur AOAC yaitu mengandung protein, vitamin, karbohidrat, mineral dan air. Ransum harus memenuhi kebutuhan standar hewan
percobaan.Komposisi standar protein sebesar 10-12, kadar abu sebesar 5 , lemak 8 dan air sebesar 5 Muchtadi 1993. Hasil pengujian ransum
perlakuan menunjukkan hampir semuanya memenuhi standar. Ransum dengan penambahan tepung daging merupakan ransum yang
memiliki kandungan protein yang cukup besar yaitu sebesar 12,35 bk. Hal ini dikarenakan tingginya kandungan protein pada daging keong mas. Kandungan zat
besi dalam ransum penambahan daging dan jeroan merupakan ransum dengan kadar zat besi paling tinggi yaitu sebesar 9,62 mg100g. Menurut hasil
penelitian Purwaningsih et al. 2011 kadar besi yang terdapat pada keong mas segar sebesar 8,20 mg100g. Keong mas memiliki kadar besi yang sangat tinggi
dibandingkan dengan komoditas perikanan penting lainnya. Menurut hasil penelitian Okozumi dan Fuji 2000, kadar besi yang terdapat pada cumi-cumi
sebesar 0,2 mg100 g bb dan kepiting
sebesar 0,5 mg100 g bb.
Hal ini menunjukkan bahwa keong mas sangat potensial sebagai sumber zat besi karena
memiliki kadar besi sangat tinggi. Arifin 2008 menyatakan besi merupakan elemen penting, dan berperan penting dalam proses metabolisme yang terjadi
dalam sistem regulasi manusia dan darah.
4. 3.4 Parasit Keong mas di sawah memberikan risiko bahaya pada kesehatan, karena
keong mas merupakan inang parasit cacing nematoda Angiostrongylus cantonensis Parastrongylus cantongensis atau rat lung worm yang dapat
menyebabkan eosinophilic meningonoecephaliti atau meningitis pada manusia Chen at al. 2011. Hasil analisis parasit secara kualitatif dapat dilihat pada
Tabel7. Tabel 7 Hasil pengujian parasit pada keong mas
Berdasar Tabel 7 dapat dilihat daging keong mas baik segar maupun setelah perebusan negatif mengandung parasit, sedangkan pada jeroan keong mas
segar positif mengandung parasit, namun setelah perebusan selama 5 menit pada suhu 100
o
C jeroan keong mas negatif mengandung parasit. Menurut Priosoeriyanto 2011 pemasakan ikan atau daging dengan panas 70
o
C selama 10 menit atau 7 menit dapat membunuh parasit, sehingga disarankan jika
mengumsumsi keong mas dalam keadaaan sudah mengalami proses pengolahan, agar tidak terjadi kasus meningitis akibat mengonsumsi keong mas. Menurut
Chen et al. 2011 selama tahun 2000-2006 terdapat total tujuh kasus dilaporkan mengenai wabah Angiostrongylus cantonensisdi China yang diakibatkan
mengonsumsi keong mas.
4.4 Pertambahan Bobot Badan Tikus