4.4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara satu variabel terikat yaitu kinerja karyawan Y, dengan beberapa variabel bebas yaitu mutasi
karyawan  X
1
dan kepuasan kerja X
2
dapat dilakukan dengan metode regresi linier berganda. Berikut ini hasil analisis regresi berganda:
Tabel 4.12 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model
Koefisien Regresi Konstanta
Mutasi karyawan X
1
Kepuasan kerja X
2
163,588 -2,483
1,986 Sumber : Lampiran 8
Secara statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 163,588 – 2,483 X
1
+ 1,986 X
2
+ e Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
a =  Konstanta = 163,588  menunjukkan besarnya nilai kinerja karyawan Y,
apabila mutasi karyawan X
1
dan kepuasan kerja X
2
adalah nol maka nilai dari kinerja karyawan Y sama dengan 163,588.
b
1
=  Koefisien regresi untuk X
1
=  -2,483  artinya jika variabel mutasi karyawan X
1
naik satu satuan, maka kinerja karyawan Y akan turun sebesar 2,483 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= 1,986 artinya jika variabel kepuasan kerja   X
2
naik satu satuan, maka kinerja karyawan Y akan naik sebesar 1,986 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4.3. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi linier berganda tersebut, maka dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan normalitas Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut :
1.  Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas dapat diidentifikasi dengan melihat nilai VIF pada masing-masing variabel bebas. Berikut ini nilai VIF pada variabel mutasi
karyawan X
1
dan kepuasan kerja X
2
adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 : Nilai VIF Variance Inflation Factor
No. Variabel Bebas
VIF 1.
2. Mutasi karyawan X
1
Kepuasan kerja X
2
1,003 1,003
Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan tabel 4.13  di atas dapat ditunjukkan bahwa nilai VIF pada
variabel mutasi karyawan X
1
dan kepuasan kerja X
2
lebih kecil dari 10 VIF 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang
dihasilkan bebas dari multikolinieritas.
2.  Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel
bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.14 : Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas
Koefisien korelasi Rank Spearman
Tingkat signifikansi
Mutasi karyawan X
1
Kepuasan kerja X
2
0,176 0,050
0,204 0,721
Sumber: Lampiran 8 Tingkat signifikan dari koefisien korelasi Rank Spearman antara variabel
mutasi karyawan X
1
dan kepuasan kerja X
2
dengan residual lebih besar dari 5, hal ini menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan
bebas dari heteroskedastisitas.
4.4.4. Uji Kecocokan Model Uji F
Uji F digunakan untuk menguji kecocokan  model regresi linier berganda yang dihasilkan. Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 : Hasil Uji F Model
F
hitung
Sig R
2
Mutasi karyawan X
1
Kepuasan kerja X
2
6,939 0,002
0,214 Sumber: Lampiran 8
Berdasarkan uji F pada tabel diatas menunjukkan F
hitung
yang dihasilkan sebesar  6,939  dengan tingkat signifikan sebesar 0,002  lebih kecil dari 5 maka
H ditolak dan H
1
diterima yang berarti model regresi linier berganda yang dihasilkan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh mutasi karyawan X
1
dan kepuasan kerja X
2
secara simultan terhadap kinerja karyawan Y. Besarnya pengaruh mutasi karyawan X
1
dan kepuasan kerja X
2
terhadap kinerja karyawan Y dapat dilihat dari koefisien determinasi R
2
. Nilai koefisien determinasi R
2
yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 0,214 menunjukkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mutasi karyawan X
1
dan  kepuasan  kerja  X
2
berpengaruh terhadap kinerja karyawan  Y sebesar 21,4 sedangkan sisanya 78,6 dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
4.4.5.Uji t dan Nilai r
2
parsial
Uji t dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial  variabel mutasi karyawan X
1
dan  kepuasan kerja X
2
terhadap kinerja karyawan  Y. Berikut ini hasil dari uji t :
Tabel 4.16: Hasil Uji t dan Nilai r
2
parsial Variabel Bebas
t
hitung
Sig r
parsial
r
2 parsial
Mutasi karyawan X
1
Kepuasan kerja X
2
-3,217 2,040
0,002 0,047
-0,411 0,275
0,1689 0,0756
Sumber : Lampiran 8 Nilai t
hitung
pada variabel mutasi karyawan  X
1
sebesar  -3,217  dengan tingkat signifikan sebesar 0,002  lebih  kecil  dari 5 sig  5 maka H
ditolak dan H
1
diterima yang artinya bahwa variabel mutasi karyawan X
1
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan  Y,  dan besarnya kontribusi variabel
mutasi karyawan  X
1
terhadap  kinerja karyawan Y  adalah sebesar 16,89.
Berdasarkan hasil uji t di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke-1  yang
menyatakan ”Mutasi karyawan secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan” tidak diterima.
Nilai t
hitung
pada variabel kepuasan kerja X
2
sebesar 2,040 dengan tingkat signifikan sebesar 0,047  lebih kecil dari 5 sig   5 maka H
ditolak dan H
1
diterima yang artinya bahwa variabel kepuasan kerja X
2
secara parsial berpengaruh  terhadap kinerja karyawan  Y,  dan besarnya kontribusi variabel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kepuasan kerja X
2
terhadap  kinerja karyawan Y  adalah sebesar 7,56.
Berdasarkan hasil uji t di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke-2  yang
menyatakan ”Kepuasan kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan” diterima.
Dilihat dari nilai r
2
parsial menunjukkan bahwa variabel mutasi karyawan X
1
lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, dibandingkan kepuasan kerja X
2
, karena nilai r
2
parsial pada variabel mutasi karyawan X
1
lebih besar daripada nilai r
2
parsial pada variabel kepuasan kerja X
2
.
4.5. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan  secara empiris bahwa tinggi rendahnya kinerja karyawan Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I secara signifikan
dipengaruhi oleh persepsi karyawan terhadap mutasi karyawan dan kepuasan kerja di lingkungan instansi tersebut. Koefisien determinasi R
2
model regresi adalah sebesar 0,214  atau  21,4; hal ini menunjukkan bahwa 21,4 kinerja karyawan
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I dipengaruhi  oleh mutasi karyawan dan kepuasan kerja, sedangkan 78,6 lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel yang
tidak tercakup dalam model regresi, misalnya komunikasi organisasional, komitmen organisasional, kepemimpinan dan lain-lain.
Mutasi karyawan secara parsial berpengaruh negatif  terhadap  kinerja karyawan  t = -3,217;  Sig  = 0,002. Hasil pengujian hipotesis ini dapat
diinterpretasikan bahwa, jika semakin sering  karyawan  di mutasi   maka kinerja karyawan akan semakin menurun.  Hasil penelitian ini ternyata juga didukung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.