1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Narkoba yang merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya yang semula digunakan untuk kepentingan manusia, khususnya pada bidang
pengobatan, namun dalam kenyataannya zat-zat tersebut sering disalahgunakan yang dapat menimbulkan kerusakan fisik, mental, dan emosi seseorang.
Mengkonsumsi narkoba tanpa ijin atau resep dokter merupakan suatu bentuk penyalahgunaan. Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
saat ini telah menjadi permasalahan dunia yang sudah tidak mengenal batas wilayah dan Negara, serta telah menjadi masalah global yang dapat mengancam
hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara Indrawati, 2008.
Di Indonesia pengguna narkoba bertambah setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah penyalahguna narkoba sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau sekitar
2,10 sampai 2,25 dari total seluruh penduduk Indonesia yang berisiko terpapar narkoba pada tahun 2014 BNN, 2014. Bali sendiri menjadi salah satu daerah
yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, dimana Bali dalam perkembangannya menjadi daerah yang terbuka bagi transaksi dan peredaran
berbagai jenis narkoba. Jumlah kasus Narkoba di Bali sendiri pada Tahun 2012 sudah mencapai 862 kasus dan menduduki peringkat 10 dari 33 propinsi yang ada.
Sedangkan pada tahun 2014 kasus narkoba yang terungkap khususnya di Kota Denpasar berjumlah 191 pengguna narkoba yang telah direhabilitasi oleh BNN
Kota Denpasar Carolina, 2015. Salah satu faktor tingginya kasus narkoba di Kota Denpasar yakni keberadaan Kota Denpasar sebagai ibukota provinsi Bali.
Namun pada tahun 2015 terdapat 119 penyalahguna yang telah dilakukan rehabilitasi oleh BNN Kota Denpasar, sehingga terjadinya angka penurunan
jumlah pengguna narkoba di Kota Denpasar pada tahun 2015. Salah satu istilah yang sering kita jumpai seperti
“Say no to drug”
merupakan suatu istilah yang mudah diucapkan namun susah untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Pengguna narkoba yang sudah kecanduan, seperti masuk
dalam perangkap, mudah untuk masuk namun sulit untuk keluar. Seseorang yang ketergantungan dengan narkoba akan sulit melepaskan diri dari pengaruh narkoba,
walaupun ia sendiri sadar dan memiliki keinginan untuk sembuh. Hal tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Purba 2007 dengan
mewawancarai seorang pecandu narkoba, dimana pecandu tersebut mengatakan ingin sekali untuk berhenti namun selalu tidak tahan dan akhirnya menggunakan
narkoba kembali. Melihat begitu besarnya efek dari penggunaan narkoba maka pemerintah
mewajibkan pecandu untuk menjalani pengobatan dan perawatan melalui fasilitas rehabilitasi. Rehabilitasi dilakukan dengan maksud untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penderita yang bersangkutan. Namun dalam masa pemulihan, keadaan emosional pecandu
narkoba menjadi labil. Proses pemulihan pecandu narkoba bukanlah suatu proses yang singkat dan dapat dilakukan dengan mudah. Sebelum benar-benar dapat
dikatakan lepas dari narkoba maka seorang pecandu ada saat-saatnya mereka relapse, yang dimana kembali kepada perilaku sebelumnya yaitu menggunakan
narkoba. Menurut hasil penelitian dari Curry McBride, 1994; Ossip-Klein, 1986 dalam Sarafino, 2006 menyatakan perkiraan relapse terjadi bervariasi mulai dari
50 sampai 80, tergantung banyak faktor meliputi metode yang digunakan untuk berhenti, seberapa parah tingkat penggunaannya, dan lingkungannya. Selain
itu, dilihat dari hasil penelitian Purba 2007 yang melakukan wawancara kepada mantan pecandu narkoba yang mengatakan keinginan untuk berhenti
menggunakan narkoba pada setiap orang pasti ada namun jika bertemu dengan teman-teman sesama pemakai yang pada akhirnya muncul sugesti untuk
menggunakan narkoba lagi. Dilihat dari masalah yang di hadapi pecandu narkoba salah satu kunci
keberhasilan untuk lepas dari kecanduan narkoba tersebut sebenarnya terletak dalam diri individu itu sendiri. Willy 2005 menyatakan niat merupakan modal
yang sangat luar biasa. Niat tersebut harus dijalankan bagaimanapun risikonya. Kesulitan untuk berhenti merupakan masalah terberat bagi seorang pecandu,
apalagi yang ketergantungannya parah, karena mereka mempunyai sugesti yang sangat kuat untuk selalu menggunakan. Untuk itu sebelum benar-benar lebih
parah akibatnya, sangat baik jika ada niat berhenti total dari penggunaan narkoba. Menyandang status menjadi mantan pecandu narkoba bukanlah suatu
jaminan bahwa dirinya terbebas dari godaan narkoba selamanya. Adanya godaan terbesar untuk mantan pecandu narkoba yaitu disaat mereka bertemu dengan
teman sesama pemakai dahulu atau teman baru yang menggunakan narkoba juga. Selain itu para mantan pecandu narkoba akan dihadapi oleh tantangan dalam
menghadapi godaan maupun tekanan dari teman dan lingkungan sekitar, serta melawan tantangan untuk melawan keinginan dari dalam diri sendiri untuk
menggunakan narkoba kembali yang biasanya dikenal dengan istilah sugesti. Sugesti merupakan ketergantungan mental dan sugesti tidak akan hilang walaupun
tubuh seorang pecandu sudah kembali berfungsi normal. Bagi mantan pecandu, masa pemulihan dari narkoba tersebut akan berlangsung selamanya. Berdasrkan
hasil penelitian diketahui terdapat beberapa faktor yang mendukung berhenti menggunakan narkoba yaitu yang dijelaskan pada penelitian Purba 2007,
dimana faktor yang terbesar dalam mempengaruhi keberhasilan pengguna untuk meninggalkan narkoba selamanya adalah dengan adanya dukungan sosial,
terutama dari keluarga atau orang terdekat. Wijaya dalam Purba 2007 mengatakan, banyak orang yang ingin
mengambil keputusan, namun hanya sedikit orang yang mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, terutama jika keputusan menyangkut
kehidupan di masa yang akan datang. Suatu keputusan yang sudah dibuat merupakan dasar pertimbangan untuk mengantisipasi konsekuensi jangka panjang
dan jangka pendek yang disebabkan karena menggunakan narkoba, dimana para pecandu menindaklanjutin keinginan untuk berubah dan berhenti, maka mereka
akan mulai menimbang-nimbang dan melihat perjalanan hidup mereka selama ini yang berdasarkan dari pengalaman-pengalaman hidup yang pernah mereka lalui.
Dalam kenyataannya terdapat pecandu narkoba yang sudah bisa melepaskan diri atau mengambil keputusan untuk berhenti menggunakan narkoba, dan ada
pula pecandu yang belum bisa mengambil keputusan sehingga mengalami relapse. Untuk pecandu yang sudah berhasil mengambil keputusan terdapat
beberapa faktor yang mendorongnya. Proses pengambilan keputusan untuk berhenti menggunakan narkoba pada hal ini dapat membantu para pecandu yang
memiliki keinginan pulih dari narkoba, dan dapat memberikan informasi serta dukungan kepada pecandu narkoba lainnya dalam pengambilan keputusan. Untuk
melihat proses pengambilan keputusan berhenti menggunakan narkoba pada mantan pecandu, maka peneliti memilih mantan pecandu narkoba yang berhasil
pulih selama minimal 1 tahun, dan sudah tidak dalam proses rehabiliatasi melainkan sudah benar-benar pulih dan dikembalikan kepada pihak keluarga.
Oleh karena itu, peneliti akan melihat pbagaimana proses pengambilan keputusan untuk berhenti menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba di Wilayah
Denpasar.
1.2. Rumusan Masalah