22 2.
Izin Kunjungan Lansia dapat dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal Terbatas Lansia dengan keputusan Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk ;
3. Izin Tinggal Terbatas Lansia dapat dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal Tetap Lansia
dengan Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk.
5.1.3.3 Dimensi lokal
Peraturan Gubernur Bali No.20 Tahun 2012 tentang Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut Bali
Bali Retirement Tourism Authority
BRTA memberikan pengaturan yang komprehensif terkait pengelolaan wisata usia lanjut yang harus ditangani oleh lembaga
khusus. Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut yang selanjutnya disebut Lembaga adalah lembaga otoritas wisata usia lanjut Bali Retirement Tourism AuthortyBRTA yang
melaksanakan regulasi, akreditasi dan promosi wisata usia lanjut. Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa Pembentukan Lembaga Otoritas Wisata Usia Lanjut
Bali Bali Retirement Tourism Authority dimaksudkan sebagai katalisator menjembatani seluruh kepentingan pemerintah, pelaku usaha, masyarakat sekitar dan wisatawan usia lanjut.
Pasal 3 menyebutkan tujuan pembentukan Lembaga ini meliputi: a.
menjamin kenyamanan dan keamanan para wisatawan Usia Lanjut melalui regulasi hukum yang terpadu dengan kebijakan instansi terkait dengan instansi yang membidangi
kepariwisataan, kesehatan, penanaman modal, keimigrasian dan moneter; b.
mendukung keseimbangan pembangunan pariwisata di daerah bali; b.
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan c.
menciptakan industri pariwisata yang berkelanjutan dan membuka luas lapangan kerja diberbagai sektor.
Pasal 4 lalu memberikan ruang lingkup lembaga ini yang meliputi: a.
menyusun, mengusulkan dan mengkoordinasikan regulasi terkait dengan kebijakan pemerintah tentang wisata Usia Lanjut.
b. melaksanakan akreditasi kawasan baik yang masih direncanakan maupun yang sedang
dalam tahap pembangunan; c.
melaksanakan akreditasi fasilitas yang telah ada meliputi 9 sembilan komponen yaitu: kesehatan, gedung, keamanan, keselamatan, transportasi, hiburan, pengembangan SDM,
managemen, keuangan, dan asuransi; dan d.
mempromosikan Bali sebagai tujuan wisata Usia Lanjut
23 Perangkat Lembaga BRTA sendiri terdiri dari:
a. Pelindung;
b. Kepala Lembaga;
c. Wakil Kepala Lembaga;
d. Kepala Bidang terdiri dari:
1. Kepala Bidang Manajemen;
2. Kepala Bidang Hukum;
3. Kepala Bidang Akreditasi Pelayanan Wisatawan Usia LanjutPensiunan;
4. Kepala Bidang Akreditasi Kawasan dan Fasilitas; dan
5. Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran.
5.2 Konstruksi Model Pengaturan Pariwisata Pensiunan di Bali 5.2.1 Model Pengaturan yang memperhatikan sifat dan kebutuhan khusus wisatawan
pensiunan
Penyelenggaraan pariwisata pensiunan yang masih bersifat sporadis dan belum terorganisir membuat industri ini belum mampu memanfaatkan potensi pasar secara maksimal
dan belum mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. Posisi Bali sebagai ikon dan figurasi pariwisata Indonesia yang masih tertinggal dengan negara-negara lainnya, membuat
Bali belum mampu memanfaatkan potensi dan kebutuhan pasar pariwisata pensiunan global untuk meningkatkan arus investasi asing dalam rangka memperluas lapangan pekerjaan,
meningkatkan pendapatan masyarakat, dan akhirnya kesejahteraan masyarakat Bali. Mengantisiasi keberadaan wisatawan pensiunan, dibutuhkan model kebijakan yang memuat
standarisasi dan persyaratan dalam menyediakan jasa pariwisata untuk golongan wisatawan ini meliputi:
60
a. Standar kelembagaan Usaha Jasa Pariwisata
b. Standar Sumber daya Manusia
c. Standar transferring sistem dari tempat asal ke tempat tujuan, dari bandara ke lokasi
tujuan, dari lokasi tempat tinggal ke sekeliling tempat tinggal, dari tempat tinggal ke tempat-tempat tujuan wisata, dari tempat tinggal ke tempat perawatan kesehatan, dari
tempat tinggal ke lokasi tempat tinggal wisatawan lainnya.
60
Ida Bagus Wyasa Putra, Konsep Regulasi Pengembangan Pariwisata Usia Lanjut, BRTA, 2013
24 d.
Standar lokasi tempat tinggal selama berwisata; standar jarak dari pusat pelayanan kesehatan, standar jarak dengan bandara dan angkutan umum lainnya, standar bentang
ruang, standar kesehatan udara, standar kesehatan lingkungan. e.
Standar infrastruktur f.
Standar sistem tempat; standar landscape, standar gedung dan bangunan, standar kamar tempat tinggal, standar ruang bersama, standar fasilitas komunikasi, elektronik, standar
pelayanan kesehatan, standar fasilitas gawat darurat, standar tempat aktivitas pemeliharaan kesehatan, dll.
g. Standar makanan dan minuman, serta standar penyediaan makanan.
h. Standar perawatan kesehatan
i. Standar atraksi pariwisata.
Sementara itu, beberapa persyaratan yang dibutuhkan meliputi persyaratan berkaitan dengan sistem eksternal, calon wisatawan dan penyedia jasa pariwisata. Persyaratan yang
berkaitan dengan sistem eksternal antara lain:
61
a. Persyaratan zonasi: kesehatan lingkungan, kesehatan udara, rasionalitas jarak dengan
pusat pelayanan kesehatan, transportasi, dan bandara. b.
Standar keamanan lingkungan usaha c.
Standar kesehatan lingkungan tempat usaha d.
Standar fasilitas pelayanan umum pada lingkungan usaha e.
Standar fasilitas umum pada lingkungan usaha. Persyaratan bagi calon wisatawan meliputi:
a. Persyaratan administrasi perjalanan
b. Persyaratan status kesehatan
c. Persyaratan pembebasan dari tanggungjawab hukum
d. Persyaratan asuransi kesehatan
Persyaratan bagi penyedia jasa meliputi: a.
Penyelenggara jasa angkutan b.
Penyelenggara jasa perjalanan wisata c.
Penyelenggara jasa akomodasi d.
Penyelenggara jasa boga e.
Penyelenggara jasa atraksi f.
Penyelenggara jasa kesehatan
61
Ibid
25
5.2.2 Model Pengaturan yang mendukung konsep pariwisata berkelanjutan