Landasan Filosofis Landasan Yuridis

P a g e | 20 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Pro Pendidikan Inklusif a. Belum ada bukti empirik yang kuat bahwa SLB merupakan satu-satunya sistem terbaik untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus. b. Beaya penyelenggaraan SLB jauh lebih mahal dibanding dengan dengan sekolah regular. c. Banyak anak berkebutuhan khusus yang tinggal di daerah-daerah tidak dapat bersekolah di SLB karena jauh danatau biaya yang tidak terjangkau. d. SLB terutama yang berasrama merupakan sekolah yang memisahkan anak dari kehidupan sosial yang nyata. Sedangkan sekolah inklusif lebih ‘menyatukan’ anak dengan kehidupan nyata. e. Banyak bukti di sekolah reguler terdapat anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan layanan yang sesuai. f. Penyelenggaraan SLB berimplikasi adanya labelisasi anak ‘cacat’ yang dapat menimbulkan stigma sepanjang hayat. Orangtua tidak mau ke SLB. g. Melalui pendidikan inklusif akan terjadi proses edukasi kepada masyarakat agar menghargai adanya perbedaan. Kontra Pendidikan Inklusif a. Peraturan perundangan memberikan kesempatan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus. b. Hasil penelitian masih menghendaki berbagai alternatif pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. c. Banyak orangtua yang anaknya tidak ingin bersekolah di sekolah reguler. d. Banyak sekolah reguler yang belum siap menyelenggarakan pendidikan inklusif karena menyangkut sumberdaya yang terbatas. e. Sekolah khususSLB dianggap lebih efektif karena diikuti anak yang sejenis.

6. Tujuan Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif di Indonesia diselenggarakan dengan tujuan : a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya. b. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar c. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah d. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran e. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Ps. 32 ayat 1 yang berbunyi ’setiap warga negara negara berhak mendapat pendidikan’, dan ayat 2 yang berbunyi ’setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya’. UU no. 202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Ps. 5 ayat 1 yang berbunyi ’setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu’. UU No. 232002 tentang Perlindungan Anak, khususnya Ps. 51 yang berbunyi ’anak yang menyandang cacat fisik danatau mental diberikana kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.

7. Landasan Pendidikan Inklusif

a. Landasan Filosofis

Landasan ini didasarkan atas pandangan dan penilaian negara, agama, maupun masyrakat terhadap keberadaan individu sebagai ciptaan Tuhan. Bangsa Indonesia dengan ’bhineka tunggal ika’ menghargai keragaman dalam etnik, dialek, adat istiadat, keyakinan, tradisi, dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Pandangan Agama khususnya Islam antara lain ditegaskan bahwa : 1 manusia dilahirkan dalam keadaan suci, 2 kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan Allah bukan karena fisik tetapi taqwanya, 3 manusia diciptakan berbeda- beda untuk saling silaturahmi ‘inklusif’. Pandangan universal Hak azasi manusia, menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup layak, hak pendidikan, hak kesehatan, hak pekerjaan. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 21 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Landasan Yuridis

UUD 1945 Amandemen Ps. 31 : 1 berbunyi ‘Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat 2 ’Setiaap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya’. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ps. 5 Ayat 2 : Warganegara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual danatau sosial berhak memperoleh pendid ikan khusus. Ayat 3 ‘Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus’.. Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 380C.C6MN2003 tanggal 20 Januari 2003 Perihal Pendidikan Inklusif : menyelenggarakan dan mengembangkan di setiap KabupatenKota sekurang-kurangnya 4 empat sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA, dan SMK. Demikian juga dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 70 tahun 2009 pasal 2 ayat 1 ‘ Pendidikan inklusif bertujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

c. Landasan Empiris