Sarana dan Prasarana Tingkat Pendidikan Keadaan Sosial Ekonomi Gambaran Diri ฀ody image

฀5 berbeda, tergantung dari suku asalnya. Namun dalam pergaulan atau sosialisasi sehari-hari, warga menggunakan bahasa lokal masyarakat Mori, meski dialek yang berbeda. Bahasa lokal yang dimaksud seperti ฀a yang berarti saya, ko yang berarti kau, dorang yang berarti mereka dan lain sebagainya. ฀ada laporan akhir tahun Kecamatan Mori Atas, dicatat bahwa jumlah penduduk hingga Desember tahun 2013 mencapai 11.392 jiwa. Kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah desa฀eonea dengan jumlah total 1.386 jiwa, kemudian pada posisi kedua dan selanjutnya secara berturut-turut adalah desa Ensa, Londi, Kolaka, Tomata, Taenda, Lanumor, Saemba, Lee, Gontara, Saemba Walati, Kasingoli, dan Tomui Karya.฀enduduk kecamatan Mori Atas mayoritas beragama kristen protestan Kecamatan Mori Atas dalam Angka, 2012.

b. Sarana dan Prasarana

Menurut data sarana dan prasarana kesehatan, di Kecamatan ini terdapat dua buah ฀uskesmas di Desa Tomata dan Desa Lee, serta ฀uskesmas pembantu di Desa Saemba, Gontara, Ensa, ฀eonea, dan Kolaka, 15 posyandu yang tersebar disetiap desa, 5 polindes pondok bersalin bersama yang ada di Desa Saemba, Tomui Karya, Londi, Ensa, dan Kolaka, dan 12 pos KB yang tersebar disetiap desa. ฀6 Dibidang pendidikan, tersedia 13 Sekolah Dasar SD , 5 Sekolah Menengah ฀ertama SM฀ dan 3 Sekolah Menengah Atas SMA, yang terdiri dari 2 sekolah umum dan 1 sekolah kejuruan.

c. Tingkat Pendidikan

Secara umum, hampir semua penduduk dewasa atau yang berusia 20 tahun ke atas di wilayah Kecamatan Mori Atas, bersekolah hingga SM฀ dan SMA. Sementara itu, orang tua yang menginginkan agar anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi, biasanya menyekolahkan anak mereka di luar kota, bahkan luar pulau, karena disekitar wilayah kecamatan atau kabupaten tidak memiliki perguruan tinggi.

d. Keadaan Sosial Ekonomi

Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Mori Atas antara lain pegawai negeri sipil ฀NS, TNI฀OLRI, wirausaha, pedagang, tukang batu, serta tukang kayu.

e. Kesehatan

฀uskesmas Tomata dalam Kecamatan Mori Atas dalam angka mencatat sekurang-kurangnya 10 penyakit terbesar tahun 2013, yang terbesar adalah IS฀A dengan jumlah 1.710 kasus, diikuti urutan kedua yang terbesar adalah Ga฀triti฀ Dy฀pep฀ia 634 kasus, selanjutnya Carie฀ Denti฀ 355 kasus, Hipertensi 319 kasus, ฀7 kecelakaan 204 kasus, penyakit kulit Alergi 180 kasus, Diare 168 kasus, penyakit kulit infeksi 148 kasus, Rematik 139 kasus, dan Gingivitis 117 kasus. Kebanyakan masyarakat di Kecamatan Mori Atas berobat ke ฀uskesmas terlebih dahulu. Dari ฀uskesmas, jika pengobatan yang diberikan tidak mampu menyembuhkan penderita, maka ia akan berobat ke RSU dengan menggunakan fasilitas layanan Asuransi Kesehatan jika ia seorang ฀NS dan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat jika ia tergolong keluarga yang kurang mampu. Selain puskesmas dan RSUD, masyarakat juga memeriksakan kondisi kesehatan ke mantri.

4.1.3 Gambaran Khusus Lokasi Penelitian a. Gambaran Geografis

Desa Tomata merupakan ibu kota kecamatan dengan luas terbesar kelima di Kecamatan Mori Atas. Desa Tomata sebelah utara berbatasan langsung dengan desa Taliwan, Kecamatan Mori utara , sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Londi , sebelah Timur berbatasan dengan Desa Era, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gontara. Daerah desa Tomata termasuk daerah subur, artinya sebagian besar luas wilayah digunakan sebagai lahan untuk pertanian, seperti sawah, untuk berkebun dengan ditanami coklat, jagung, singkong, pisang dan berbagai macam tumbuhan yang ฀8 dapat dikomsusi. Masyarakat juga menggunakan pekarangan untuk menanam rempah-rempah seperti kemangi, rica, tomat, daun bawang, serai, dan rempah-rempah lainnya. Tetapi beberapa tahun terakhir, lahan pertanian dan hutan yang ada di desa Tomata dialih fungsikan dengan penanaman kelapa sawit besar-besaran.

b. Gambaran Demografis

Wilayah desa Tomata terdiri dari 12 Rukun Tetangga RT, yang dikepalai oleh ketua RT dan didampingi oleh sekertaris. Jumlah penduduk desa Tomata pada tahun 2013 adalah 1.858 orang dengan 961 lelaki dan 896 perempuan. Mata pencaharian pokok sebagian besar masyarakat adalah petani dan ฀NS. Selain itu, ada pula masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, ฀OLRI, TNI. Wilayah desa Tomata penduduknya mayoritas beragama Kristen protestan. Sarana dan prasana yang tersedia di desa Tomata antara lain jalan raya dengan kondisi baik. Di wilayah ini juga memiliki satu puskesmas dan satu pertamina yang menjadi pusat pasokan bahan bakar di kecamatan Mori Atas. Karena merupakan ibu kota kecamatan, banyak terdapat kantor pemerintahan untuk kecamatan. Sebagian besar penduduk desa Tomata memiliki tingkat ekonomi yang baik, itu dibuktikan dengan memiliki bangunan rumah yang terbuat dari tembok, berlantaikan keramik dan beratapkan ฀9 seng dan hamper setiap keluarga memiliki kendaraan pribadi seperti motor. Sementara itu sebagian besar penduduknya sudah memiliki WC yang sehat.

4.1.4 Tatanan Penelitian

฀enelitian ini dilakukan kepada penderita TB ฀aru. ฀engambilan data dilakukan mulai dari tanggal 15 Agustus sampai 8 September 2014. ฀enelitian ini dilakukan di ฀uskesmas Tomata, desa Tomata, kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali, ฀ropinsi Sulawesi Tengah. Data diperoleh melalui wawancara dengan ketiga riset partisipan yang mengalami penyakit TB ฀aru.

4.2 Hasil Penelitian

฀enelitian ini mendeskripsikan konsep diri penderita TB ฀aru dengan menggunakan lima indikator dari konsep diri, yaitu gambaran diri body image, ideal diri ฀elf diri, harga diri ฀elf e฀teem, peran diri ฀elf role dan identitas diri ฀elf identity, dan melibatkan tiga partisipan penderita paru di ฀uskesmas Tomata. Ketiga partisipan adalah laki-laki. ฀artisipan I berumur 68 tahun, partisipan II berumur 57 tahun dan partisipan III berumur 68 tahun. Lama sakit yang diderita yaitu penderita I selama 1,5 tahun, 40 penderita II selama 1 tahun, dan partisipan III selama 1 tahun. Keseluruhan partisipan berdomisili di Tomata dan mengikuti program pengobatan di ฀uskesmas Tomata. Selengkapnya tentang karakteristik partisipan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Karakteristik ฀artisipan Secara Umum Deskripsi Partisipan I Partisipan II Partisipan III Usia 68 tahun 57 tahun 68 tahun Agama Kristen ฀rotestan Kristen ฀rotestan Kristen ฀rotestan Pendidikan SM฀ SD SMA Lama sakit T฀C 1,5 tahun 1 tahun 1 tahun Riwat penyakit - - ฀rostat Pekerjaan ฀ensiunan ฀etani Ketua adat Jumlah anak 5 orang 2 orang 4 orang 4.2.1 Hasil Analisa Data 4.2.1.1 Riset Partisipan I Nama Tn. A. Saat ini riset partisipan berusia 68 tahun. Tn. A merupakan pensiunan pegawai negeri. Sekarang tinggal bersama dengan istri. Anak-anak sudah berkeluarga semua. Saat ini, Tn. A dan istri memiliki 1 orang cucu yang dibiayai atau dihidupi mereka. Tn. A mengalami penyakit TB ฀aru mulai tahun 1975 dan sempat sembuh beberapa saat. Ketika Tn. A mengalami kesembuhan, Tn. A melakukan kembali kebiasaan lamanya yaitu merokok dan mengkonsumsi alkohol, walaupun saat itu dalam jangka waktu beberapa tahun Tn. A tidak sakit. Dan awal tahun 2014, Tn. A didiagnosa dengan penyakit TB ฀aru dan harus menjalani perawatan selama 6 bulan dengan meminum obat secara rutin. 41 Sebelumnya Tn. A pada tahun 90’an bekerja sebagai sopir bupati ฀oso, dan setelah itu Tn. A pindah ke Tomata menjadi sopir camat. Selama menjadi sopir, Tn. A, sering mengkonsumsi alkohol walaupun di siang hari dan merokok. Selanjutnya partisipan didiagnosa TB ฀aru oleh dokter. Ciri-ciri fisik Tn.A adalah tinggi badannya sekitar ±170 cm, berkulit sawo matang, berambut lurus dan sudah beruban, tampak kurus. Selama wawancara berlangsung riset partisipan menjawab semua pertanyaan dengan santai. Dan riset partisipan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Dan apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami, riset partisipan akan bertanya dan peneliti akan mengulanginya. Riset partisipan juga terkadang memberikan jawaban dengan bercanda. Selama wawancara riset partisipan didampingi oleh istri, dan selalu menyetujui apabila istri juga menambahkan jawaban dari pertanyaan peneliti. Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2014 pukul 15.30 WITA bertempat di rumah riset partisipan. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisa berdasarkan beberapa indikator yang dipakai untuk pedoman wawancara. 42

a. Gambaran Diri ฀ody image

Indikator ini menjelaskan tentang tanggapan riset partisipan terkait dengan sikap riset partisipan terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar. Menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Riset partisipan memiliki gambaran diri yang positif. Dengan penerimaan diri yang baik, dengan tidak merasa cemas akan penyakit yang dialami. Riset partisipan mengungkapkan penyakit TB paru tidak mempengaruhi hubungan di lingkungan sosial . Bahkan banyak dukungan yang datang dari saudara dan teman-teman. Membangun hubungan yang baik dari awal dengan orang lain, banyak membantu riset partisipan untuk lepas dari gambaran diri yang negatif, khususnya rasa cemas dengan pandangan orang lain akan penyakit yang dialami oleh riset partisipan. “penyakitku tidak mempengaruhi, Cuma berharap memang cepat ฀embuh Tn.A,15,16. Hubungan ฀aya dengan yang lain baik, karena ฀aya cukup dikenal di Tomata ini Tn.A, 24,24. Kalau mereka datang jenguk ฀aya, mereka pa฀ti peluk ฀aya, tidak ada yang menjauhi ฀aya karena penyakit ini.” Tn.A.32,33. Keluarga membantu untuk memenuhi kebutuhan spiritual partisipan dengan cara mendoakan partisipan untuk kesembuhannya dan kebiasaan jelek yang dilakukan partisipan 4฀ yaitu minum minuman beralkohol. Dengan adanya perubahan yang dialami oleh partisipan, yang sekarang tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok membuat partisipan ada rasa bangga dari perubahan tersebut. “dulu ฀aya didoakan ฀ama ฀a punya anak-anak dan mama tua.” Tn.A 131-133 “฀aya berhenti minum dan merokok ฀ekarang. Biar ฀a ฀udah liat minuman dan rokok ฀ekarang, ฀aya ฀udah tidak berminat. Itu peri฀tiwa yang luar bia฀a, ฀aya berhenti minum dan rokok itu, ฀aya yakin betul itu ฀emua karena Tuhan.” Tn.A 137-143 Riset partisipan juga mengungkapkan, walaupun saat ini lagi sakit, itu tidak mengubah sifat yang dimiliki, salah satunya sifat periang. “memang ฀ekarang ฀akit betul, tapi untuk ฀ifat periang dan yang lainnya tidak ada yang berubah. Ya, ฀ekarang juga lebih ber฀emangat, karena ฀udah mera฀a lebih baik.” Tn.A 112-115.

b. Ideal Diri self ideal

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Promosi Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Beteleme Kecamatan Lembo Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah T1 462012032 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara T1 462009040 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara T1 462009040 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara T1 462009040 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara

0 1 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Terhadap Pemutusan Rantai Penularan TB Paru di Kecamatan Kao Halmahera Utara T1 462008066 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Usaha Tani Perkebunan : Studi Pada Petani Perkebunan di Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Usaha Tani Perkebunan : Studi Pada Petani Perkebunan di Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara T2 092012009 BAB IV

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Usaha Tani Perkebunan : Studi Pada Petani Perkebunan di Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara

0 0 5