4 yaitu minum minuman beralkohol. Dengan adanya perubahan
yang dialami oleh partisipan, yang sekarang tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok membuat partisipan ada rasa
bangga dari perubahan tersebut. “dulu aya didoakan ama a punya anak-anak dan mama
tua.” Tn.A 131-133 “aya berhenti minum dan merokok ekarang. Biar a udah
liat minuman dan rokok ekarang, aya udah tidak berminat. Itu peritiwa yang luar biaa, aya berhenti minum
dan rokok itu, aya yakin betul itu emua karena Tuhan.” Tn.A 137-143
Riset partisipan juga mengungkapkan, walaupun saat ini lagi sakit, itu tidak mengubah sifat yang dimiliki, salah satunya sifat
periang. “memang ekarang akit betul, tapi untuk ifat periang dan
yang lainnya tidak ada yang berubah. Ya, ekarang juga lebih beremangat, karena udah meraa lebih baik.” Tn.A
112-115.
b. Ideal Diri self ideal
Indikator ini menjelaskan akan persepsi riset partisipan tentang perilakunya, disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait
dengan cita-cita, harapan dan keinginan, dan nilai yang ingin dicapai.
Riset partisipan I memiliki ideal diri yang realistis. Ini didukung juga oleh dukungan dari keluarga dan orang sekitar yang
positif, membuat riset partisipan menerima keadaannya
44 sekarang dengan tidak mempermasalahkan penyakit yang
dialami. Kemauan untuk sembuh ada, tetapi dengan menjalankan pengobatan yang teratur, itu sangat membantu
riset partisipan untuk cepat sembuh dan memberi harapan pasti ada kesembuhan. Riset partisipan juga sudah
menyerahkan semuanya kepada Tuhan akan keadaannya sekarang sesuai iman partisipan, yang membuat partisipan
tetap bersemangat untuk menjalani keadaannya sekarang. “Meraa terbeban dengan penyakit ini, tetapi ya memang
haru dilewati, banyak berdoa emoga Tuhan membantu dan memberkati itri aya juga yang udah kerja kera.
Ketika aya didiagnoa penyakit TB paru, peraaan aya biaa aja.” Tn.A 104-107, 118
c. Harga Diri self esteem
Indikator ini menjelaskan bahwa riset partisipan memiliki harga diri yang rendah. Dengan mengalami penyakit TB paru, ia
merasa itu menghambat aktifitasnya terutama sebagai kepala rumah tangga. Riset partisipan memiliki harapan dengan
umurnya sekarang, ia masih bisa melakukan aktifitas yang merupakan
tanggungjawabnya. Walaupun
dengan keterbatasan aktifitas karena penyakit yang dialami, dukungan
istri sangat membantu.
45 “penyakit ini menghambat pekerjaan aya, ebenarnya aya
maih bia kerja dengan umur ekarang. Saya berharap aya cepat embuh.” Tn.A 8-10
d. Peran Diri self role
Indikator ini menjelaskan bahwa riset partisipan tidak memiliki kepuasan dalam menjalankan perannya khususnya sebagai
kepala rumah tangga RT. Segala pekerjaan yang sebenarnya yang harus dikerjakan, itu dikerjakan oleh istri. Selama riset
partisipan mengalami penyakit TB paru, yang berperan besar dalam mengurus riset partisipan waktu sakit adalah istri.
Dengan peran istri yang mengurus segalanya, dari mengurus rumah tangga sampai mengurus suami, itu menjadi beban
tersendiri buat riset partisipan. Sehingga riset partisipan memiliki harapan bahwa ia akan cepat sembuh.
“Sebenarnya pekerjaan rumah untuk kepala rumah tangga agak terhambat, karena penyakit ini. Saya ebenarnya tidak
enak, karena emua itri yang kerjakan.” Tn.A 55-58
Riset partisipan juga merasa tidak puas dengan perannya karena dalam keadaan sakit, mereka harus membiayai
perkuliahan cucu mereka. Itu yang membuat istri harus kerja keras untuk mengurus partisipan yang sakit dan juga harus
menambah biaya hidup. “cucu aya kuliah di Palu, juruan Akbid. Sebenarnya gaji
peniun kami cukup untuk maa tua. Tetapi karena
46 membiayai kuliah cucu kami, ehingga itu juga yang menjadi
beban, dengan keadaan aya akit, itri aya haru rawat aya dan uru cucu kami juga. Saya elalu meraa kaian
kepada dia. Semoga dia tetap ehat-ehat aja.” Tn.A 99- 100
e. Identitas Diri self identity