Penentuan Masa Tanam dan Permulaan Acara Ritual Rangkaian Ritual

23 Berkaitan dengan kepengurusan, Subak Piling hanya dikelola oleh seorang Kelihan Subak, seorang PenyarikanSekretaris dan seorang PetengenJuru Raksa atau Bendahara. Subak Piling tidak memiliki Balai Subak untuk melakukan aktivitas petemuan karena kemampuan yang sangat terbatas dari para anggota subak. Dengan tidak adanya Sedahan dan Sedahan Agung sebagai Pembina Subak seperti dimasa yang lalu, pengelola subak Piling seakan akan kehilangan tempat untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi, sehingga praktis saat ini segala sesuatu berbagai aktivitas mulai dari aktivitas tradisional keagamaan serta pemeliharaan serta pengembangan subak semata-mata dilakukan oleh pengurus subak bersama-sama para petani sebagai anggota kerama subak yang saat ini dipimppin oleh I Nyoman Suwendra sebagai Kelihan Subak, I Nyoman Sukarsana sebagai Sekretaris Penyarikan dan I Waya Suarta sebagai Petengen Bendahara Subak Piling. Para anggota kerama Subak Piling berasal dari berbagai desa di Kecamatan Penebel seperti: Desa Biaung, Desa Sunantaya, Desa Pumahan dan Desa Dadia, disamping itu umur rata-rata kerama subak sebagian besar di atas usia 60 tahun, hanya beberapa yang masih berumur sekitar 50 tahun. Sehingga dengan kondisi dan kemampuan yang sangat terbatas, maka peluang untuk pengembangan sarana dan prasarana untuk melaksanakan kegiatan termasuk pembangunan Balai Subak, serta perbaikan salauran yang semakin lama semakin kritis, praktis mereka hanya bisa pasrah dan berharap satu waktu ada perhatian dari pemerintah atau pihak lain dimasa-masa yang akan datang.

2. Penentuan Masa Tanam dan Permulaan Acara Ritual

Penentuan masa tanam selalu diawali dengan paruman yang dilakukan setelah selesai melakukan upacara ngusabamesaba pada masa tanam sebelumnya. Dalam menentukan dimulainya masa tanam tebek cicih tahun 2015 dilakukan rapat paruman seluruh anggota subak yang dilakukan pada awal bulan Juli 2015, yang disepakati masa tanam dimulai dengan upacara mapag toya pada purnama karo bulan purnama pada bulan kedua sasih karo , menurut kalender Bali yang berbasis tahun Caka dengan 12 bulan kalender yang jatuh hari jumat keliwon sukra keliwon pada tanggal 30 Juli 2015, yang dianggap atau merupakan hari baik dewasa ayu untuk memulai mengadakan upacara mapag toyo di sumber mata air Subak Piling dalam menyosong dimulainya pekerjaan turun ke sawah. Selanjutnya diikuti dengan mulai mengalirkan air ke saluran telabah 24 dan diikuti dengan berbagai kegiatan pertanian penanaman padi serta berbagai upacara ritual keagamaan lainnya.

3. Rangkaian Ritual

Rangkaian ritual keagamaan yang dilaksanakan oleh Subak Piling secara turun-temurun merupakan bagian dari pelaksanaan unsur Parahyangan dalam menjalankan berbagai kegiatan subak dalam satu masa tanam padi. Rangkaian upacara ritual yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Mapag Toya . Upacara mapag toyo dilaksanakan di Pura Ulun Empelan atau Pura Ulun Suwi yang dibangun didekat mata air dan di samping bangunan pengambilan Subak Piling yang terletak di Desa Senganan, sekitar 3 km di sebelah utara area subak. Sarana upacara meliputi: prasitan biokaonan jangkep, suci a soroh, datengan, canang tapakan, ketipat daksina dan sagi-sagi . Untuk kerama warga anggota subak membawa canang raka dan sesari . Upacara dipimpin oleh Jero Mangku Pemimpin Agama Hindu, disaksikan dan diikuti dengan persembahyangan oleh seluruh anggota subak. Upacara mapag toyo merupakan permohonan restu dan anugrah kepada Dewa WisnuDewa Pemelihara Kehidupan yang di manifestasikan dalam Wujud Air toya agar diberikan air yang melimpah dalam melaksanakan masa tanam padi. Setelah upacara mapag toya pada hari-hari berikutnya anggota subak sudah dapat mulai mengerjakan sawahnya masing-masing. 25 a b Gambar 6. Kegiatan pengolahan lahan setelah upacara mapag toya , a dengan bajak tradisional, b dengan traktor. 26 2 PengwiwitPengiwit . Upacara pengwiwit adalah upacara yang dilakukan untuk memulai menanam padi disebut pengwiwit nandur setelah semua anggota subak selesai kegiatan pengolahan lahan sawah. Upacara pengwiwit nandur mencari hari baik dewasa ayu sesuai dengan pawukon manurut kalender Bali berbasis Wuku , yang mempunyai 30 Wuku dan dengan siklus selama 210 hari yang pada saat ini jatuh pada tanggal 23 Agustus 2015. Upacara pengwiwit hanya boleh dilaksanakan oleh satu orang yang ditunjuk oleh Kelihan Subak . Upacara dilaksanakan di Pura Bedugul dengan sarana upacara sesajen berupa ketipat daksina dan canang raka serta nunas tirta mohon air suci yang akan dilanjutkan dengan memercikan air suci tirta tersebut di sawah yang dipercaya sebagai anggota yang mengawali penanam padi tersebut. Pada saat upacara pengwiwit , semua aktivitas diseluruh area subak ditutup selama satu hari, pada esok harinya dan hari hari berikutnya dilanjutkan kegiatan menanam padi nandur oleh para anggota subak yang dilanjutkan dengan upacara nuasen , setelah seluruh anggota kerama subak selesai nandur menanam padi. Gambar 7. Pura Subak Pura Bedugul Subak Piling 27 Gambar 8. Menanam padi nandur setelah upacara pengwiwit . 3 Nuasen. Upacara nuasen dilaksanakan oleh masing-masing anggota subak di pura ulun carik sanggah catu atau sanggah pengalapan yang bertempat di bagian hulu dan pada saluran pengambilan air di sawah masing-masing. Pemilihan hari saat melaksanakan upacara nuasen disesuaikan dengan hari lahir menurut kalender Bali dengan siklus 210 hari atau disebut otonanweton masing masing anggota subak, yang biasanya dilakukan sehari setelah otonan . Sarana upacara sesajen banten saat uapacara nuasen meliputi: ketipat kelanan , tegteg , suyuk me ulam be kakul , canang wangian lan canang raka , nunas tirta di Pura Bedugul dengan sarana: tipat kelanan, lan canang saricanang raka , jajan berupa jajan bali, laklak, bendu, tape ketan dan kelepon , segehan putih kuning . Setelah anggota subak melaksanakan upacara nuasen , tidak diperbolehkan lagi ada kegiatan menanam padi pada sawah masing-masing anggota subak. Apabila ada anggota subak yang melanggar, sesuai dengan kesepakatan perarem para anggota subak, maka akan dikenakan denda berupa melaksanakan upacara korban suci caru manca sanak di Pura Subak Pura Bedugul . 28 Gambar 9. Pura Ulun Carik Sanggah CatuSanggah Pengalapan . 4 Ngerestiti I. Upacara Ngerestiti I ke pertama dilaksanakan setelah 42 hari 1 bulan dan 7 hari menurut kalender Bali dengan siklus 210 hari sejak upacara pengwiwit dilakukan. Tujuan dari upacara Ngerestiti I ini adalah agar tanaman padi yang ada di sawah luput atau tidak diserang oleh hama atau sejenisnya. Upacara Ngerestiti I dilaksanakan di Pura Bedugul. Sebelum upacara Ngerestiti I , dilakukan upacara mendaknunas tirta mohon dan mengambil air suci di Pura Batur di Puri Tabanan yang terletak di Kota Tabanan, Pura Kahyangan Besi Kalung yang terletak di Desa Babahan Kaecamatan Penebel sekitar 3 km di sebelah utara Subak Pilin yang merupakan Pura Kayangan JagatSeluruh Umat beragama Hindu. Pura Pucak Pekendungan juga merupakan Pura Kayangan Jagat yang terletak di Desa beraban Kecamatan Kediri sekitar 20 km kearah selatan dari Subak Piling. Sarana upacara yang di bawa ke masing-masing Pura antara lain: 29  Pura Batur di Puri Tabanan dengan sarana upacara: ngaturan sarin tahun mempersembahkan hasil panen berupa beras sebangai 25 kg, sesayut jangkep, daksina pejati dan canang raka sejangkepnyane .  Pura Kayangan Besi Kalung dengan sarana upacara: ngaturan sarin tahun mempersembahkan hasil panen berupa beras sebangai 25 kg, sesayut jangkep, daksina pejati dan canang raka .  Pura Pucak Pekendungan dengan sarana upacara: ngaturan sarin tahun mempersembahkan hasil panen berupa beras sebangai 25 kg, sesayut jangkep, daksina pejati dan canang raka. Upacara nunas tirta dilakukan bersama-sama 5 lima subak antara lain: Subak Kebon I, Subak Kebon II, Subak Selonding, Subak Biaung dan Subak Piling yang masing- masing diwakili oleh 2 dua orang Prajuru Subak atau saya orang yang ditugaskan untuk upacara tersebut. Setelah selesai nunas tirta dilanjutkan dengan upacarapersembahyangan dan nunas tirta bersama oleh kerama anggota subak di Pura Subak Bedugul masing-masing dengan sarana upacara: presitan jangkep, ketipat daksina dan canang raka, yang dibawa oleh masing anggota subak. Selanjutnya adalah upacara di sawah oleh masing-masing anggota subak yang dilakukan di purasanggah pengalapan dengan urutan sebagai berikut:  Ulan Tanduran I dengan sarana canang burat wangi, ketipat plaesai , dan segehan putih kuning sawen don temen .  Puri Tabanan dengan sarana canang wewangian, ketipat daksina dan segehan berumbun .  Pucak Pekendungan dengan sarana canang wewangian, canang gantal, segehan warna lima dadi atanding, sawen muncuk dadap dan muncuk lidi.  Besi Kalung dengan sarana canang wewangian, ketipat belekok dan segehan warna lima dadi atanding. Makna dari upacara Ngerestiti I ini adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa serta manifestasiNya sebagai Dewi SriDewi Padi atau Dewi KesuburanKemakmuran agar padi yang telah berumur 42 hari dapat berkembang dengan baik dan subur serta tidak diganggu oleh hamapenyakit penyerang padi. Setelah selesai melaksanakan upacara di atas diikuti dengan penyepian tidak boleh melakukan kegiatan di sawah selama 2 dua hari. Tujuan dari upacara penyepian ini adalah agar hama tanaman padi dan sejenisnya tidak menganggu lagi dan tanaman padi dapat tumbuh subur. 30 Apabila ada pelanggaran oleh anggota subak dikenakan denda dengan melakukan korban suci berupa caru manca sanak di Pura Bedugul. 5 Ngerestiti II. Upacara Ngerestiti II kedua dilakukan setelah padi berumur 3 tiga bulan di saat padi hampir atau baru mulai berbuah bulir padi mulai keluar dari bungkus batang. Tujuan dari upacara Ngerestiti kedua ini adalah agar tanaman padi yang ada luput atau tidak diserang oleh hama atau sejenisnya dan buahnya cepat berisi. Upacara Ngerestiti ke dua ini juga dilaksanakan di Pura Bedugul. Sebelum upacara, dilakukan upacara mendaknunas tirta mohon dan mengambil air suci di Pura Pucak Sari yang terletak di Desa Sangketan Kecamanan Penebel sekitar 13 km ke arah barat dari Subak Piling. Upacara nunas tirta ii juga dilakukan bersama-sama 5 lima subak antara lain: Subak Kebon I, Subak Kebon II, Subak Selonding, Subak Biaung dan Subak Piling yang masing-masing diwakili oleh 2 dua orang Prajuru Subak atau saya . Sarana upacara yang di bawa ke Pura Pucak Sari antara lain: ngaturan sarin tahun mempersembahkan hasil panen berupa beras sebangai 25 kg, sesayut jangkep, daksina pejati dan canang raka sejangkepnyane . Setelah selesai nunas tirta dilanjutkan dengan upacarapersembahyangan dan nunas tirta bersama oleh kerama anggota subak di Pura Subak Bedugul dengan sarana upacara: presitan jangkep, ketipat daksina dan canang raka, yang dibawa oleh masing anggota subak. Selanjutnya adalah upacara di sawah oleh masing-masing anggota subak dengan urutan sebagai berikut: Ulan Tanduran ke dua dengan sarana ketipat lepet , dan segehan putih kuning, sawen dadap dan muncuk lidi . Pucak Sari dengan sarana canang wewangian, ketipat sai sari dan segehan poleng me ulam bawang jae, sawen kayu tulak dan kayu sisih . Makna dari upacara Ngerestiti II ini adalah juga memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa serta manifestasiNya sebagai Dewi SriDewi Padi atau Dewi KesuburanKemakmuran agar padi yang telah mulai berbuah dapat berkembang dengan baik dan tumbuh subur dan memberikan hasil yang baik serta tidak terserang hama dan penyakit tanaman padi lainnya. 6 NgusabaMesaba. Upacara NgusabaMesaba dilakukan setelah padi kuning. Upacara dilakukan di Pura Bedugul dan di Pura Pengalapan oleh masing-masing anggota subak. Upacara Mesaba bersama di Pura Subak Bedugul, menurut kebiasaan di Subak Piling di bedakan menjadi 2 dua kategori yaitu: Mesaba yang jatuh saat penanaman padi umur pendek tebek cicih dan Mesaba saat penanaman padi berumur panjang tebek 31 taun . Mesaba saat tebek cicih sarana upacaranya adalah: bebek siap, presitan jangkep, ketipat daksina, pengulapan pengambean, cau banten pengangon. Sedangkan mesaba saat tebek taun sarana upacaranya adalah: babi guling, presitan jangkep, ketipat daksina, pengulapan pengambean, cau banten pengangon. Sementara mesaba yang dilakukan oleh masing-masing anggota subak sarana upacaranya adalah: pengambean, cau, tipat daksina; ketipat belayag, banten pengangon; pajegan jerimpen kelukuh andongan, ceniga lan tamiang, ulam ayam. Mesaba yang dilakukan oleh masing-masing kerama suba juga dilakukan pembuatan Nini yaitu seikat kecil bulir padi yang disucikan dan dibalut dengan kain putih kuning yang melambangkan Dewi SriDewi Padi yang merupakan manifestasi Tuhan sebagai Dewi Kesuburan yang akan disimpan di lumbung. Upacara ini ditempat lain juga disebut upacara nyangket atau mebanten manyi . Makna upacara Mesaba sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewi SriDewi Padi yang merupakan manifestasi Tuhan sebagai Dewi KesuburanKemakmuran bahwa penanaman padi telah berhasil dengan baik. 7 Mantenin. Sesudah upacara mesaba dan sesudah padi dipanen serta padi sudah bersih dan disucikan dalam bentuk Nini dan disimpan di tempat penyimpanan lumbung dilakukan upacara terakhir yaitu upacara mantenin oleh anggota subak dirumah masing-masing. Sarana upacara mantenin terdiri dari: pengambean, ketipat daksina; punjung kuning, cau gede cau cerik, banten dari, kelukuh andongan, banten bilang bucu, teteg jaga dan canang tapakan. Makna upacara mantenin padi di lumbung adalah ungkapan terimakasih dan rasa syukur dan ngelinggihan mensemayamkan Dewi SriDewi Padi yang merupakan manifestasi Tuhan sebagai Dewi KesuburanKemakmuran dalam wujud Nini, bahwa telah diberikan hasil padi yang baik sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan bagi para anggota petani. 8 Nangluk Merana. Upacara nanggluk merana adalah merupakan upacara yang dilakukan setiap 5 lima tahun sekali. Untuk upacara nangluk merana di Subak Piling dilakukan 4 bulan yang lalu bersama sama dengan subak lain, yang terdiri dari 5 subak yaitu Subak Kebon 1, Subak Kebon 2, Subak Selonding, Subak Biaung dan Subak Piling. Upacara nanggluk merana dimaksudkan untuk memohon kepada Dewi Sri agar merana hama yang menyerang padi di sawah hilang. Dalam upacara nanggluk merana raja cokorde tabanan turun kesawah ditandu dan diikuti oleh kerama anggota subak 32 bersama sama ngastawa memohon di Pura Bedugul agar padi yang ditanam terbebas dari hama penyakit. 9 Pakelem. Upacara pakelem ngaturan pakelem adalah upacara yang dilakukan untuk memohon bererkah ke pada Dewi Danu Dewi Sumber KemakmuranSumber Air Tuhan dalam manifestasi sebagai Penguasa DanauSumber Air agar diberikan air secara terus menerus untuk kesuksesan subak dalam menanam padi. Untuk Kabupaten Tabanan dilakukan oleh seluruh Pekaseh Se Kabupaten Tabanan dan di Pura Ulun Danu yang bertempat di Danau Tamblingan di Kabupaten bersama-sama dengan Raja Cokorde Tabanan, Bupati Pemerintah Kabupaten Tabanan serta Bupati Pemerintah Kabupaten Buleleng. Sarana upacara sesajen berupa: pregembal jangkep 1 soroh, suci selem 1 soroh, siap selem, bebek selem dan kerbau 1 soroh, sesayut trigangga 1 soroh, prarapan sanghyang kal suniya 1 soroh, kuwangen 9 mejinah 9 keteng maka sia anggen muspa ring sang adruwe karya.

4. Pembiayaan Ritual

Dokumen yang terkait

Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Subak (Kasus: Usahatani Padi Beras Merah Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali)

17 66 124

Peran Aspek Kelembagaan Subak Dalam Konteks Pengendalian Alihfungsi Lahan (Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung).

0 0 22

PENERAPAN SRI DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADA BUDIDAYA PADI BERAS MERAH DI SUBAK SUALA, DESA PITERA, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN, BALI.

0 2 25

TEKNIK PENGELOLAAN AIR IRIGASI PADA SISTEM SUBAK DI KABUPATEN TABANAN.

0 0 11

Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 1 15

Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia: Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 4 12

IbM.Subak dalam Aplikasi Teknologi Pemupukan Spesifik Lokasi di Subak Angkah, desa Angkah Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan.

0 1 7

Penerapan SRI dan Sistem Tanam Jajar Legowo pada Budidaya Padi Beras Merah di Subak Suala Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.

0 17 20

Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 0 14

Aktivitas Aspek Tradisional Religius Pada Irigasi Subak Studi Kasus Pada Subak Piling, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 0 7