27
d. Ada Tujuan-Tujuan Tertentu
Interaksi sosial dilihat dari bentuknya terdiri dari dua bentuk yaitu integrasi penyatuan dan konflik perpecahan. Tujuan interaksi sesuai dengan bentuk
interaksi yang dilakukan jika tujuan itu karena penyatuan maka akan mudah dicapai. Apabila dalam bentuk konflik maka seseorang akan berusaha
memenangkan pertikaian tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa syarat interaksi sosial
adalah kontak, komunikasi, ada pelaku, tujuan melakukan interaksi dan ada dimensi waktu. Syarat tersebut merupakan syarat terpenuhinya suatu perilaku
dikatakan sebagai interaksi sosial. Suatu interaksi sosial memiliki tujuan adanya interaksi dilakukan, kemudian pelaku saling melakukan kontak dan komunikasi
dalam tempat dan waktu tertentu.
3. Lingkungan dalam Interaksi Sosial Siswa
Lingkungan dimana anak berada merupakan tempat anak belajar untuk berinteraksi dengan orang lain. Beberapa lingkungan interaksi sosial terdiri dari:
a. Lingkungan Keluarga
Hubungan pertama siswa ada di dalam keluarga, siswa belajar apa yang diharapkan orang lain, bagaimana berinteraksi dengan mereka, sebagaimana
mereka berinteraksi dengan keluarganya Baron Robert A dan Byrne Donn, 2005: 19. Keluarga menjadi tempat pertama siswa untuk berinteraksi dan melakukan
berbagai kegiatan yang saling timbal balik antar anggota keluarga. Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai
makhluk sosial. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau
28 mendidik siswa, menolong, melindung atau merawat orang-orang tua. Siswa pada
usia kelas IV SD lebih mempelajari sikap dan motivasi orang tuanya serta memahami aturan keluarga, sehingga mereka menjadi lebih mampu
mengendalikan tingkah lakunya Samsunuwiyati Mar’at, 2006: 183. Pengawasan
orang tua menjadi lebih menurun, namun tidak selepasnya anak dibiarkan karena orang tua masih memonitor siswa.
b. Lingkungan Teman Sebaya
John W. Santrock 2007: 206 menyatakan bahwa interaksi dengan teman sebaya di usia masa kanak-kanak akhir adalah 40 . Interaksi teman sebaya dari
kebanyakan anak pada periode akhir terjadi dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini sering disebut “usia kelompok”. Menurut Samsunuwiyati Mar’at
2006: 185 dalam menentukan kelompok anak usia sekolah dasar lebih menekankan pentingnya aktivitas bersama-sama, seperti berbicara, berkeluyuran,
berjalan ke sekolah, berbicara melalui telepon, mendengarkan musik, bermain game, dan melucu.
Kecenderungan pembentukan kelompok di masa SD adalah pembentukan kelompok siswa yang tinggal di lingkungan yang sama dan sekolah yang sama.
Pertemanan di luar keluarga di mulai pada masa kanak-kanak dan pada awalnya hanya didasarkan pada ketertarikan interpersonal Robert A. Baron dan Byrne
Donn, 2005: 19. Siswa memilih bermain dengan siswa yang lain karena kecocokan dan kesamaan yang ada. Pembentukan kelompok juga berdasarkan
minat dan merencanakan perlombaan Samsunuwiyati Mar’at, 2006: 185. Siswa
29 akan memilih anggota kelompoknya berdasrkan minat dan kesamaan yang
dimiliki.
c. Lingkungan Sekolah