3.5.2 Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian atau sumber data lain:
a Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian, namun melalui
dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa laporan, buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan internet yang berkaitan langsung
dan dianggap relevan dengan rumusan masalah yang diteliti.
b Kuesioner
Kuesioner ini dilakukan untuk mengetahui strategi bertahan pedagang buku P2BLM dan kondisi pasca di relokasi oleh Pemko
Medan ke Jl. Pegadaian, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun.
3.6. Interprestasi Data
Menganalisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan tertentu dalam rangka penginterpretasian data Faisal
2007:34. Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik pengamatan, wawancara atau catatan
lapangan lainnya yang kemudian ditelaah dan dipelajari. Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan.
Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Interpretasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara
deskriptif berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995 :
263. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data sebagai berikut: 1
Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data
yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori, Singarimbun 1995:266
3.8. Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan dan Laporan Penelitian: No Jenis Kegiatan
Bulan Ke 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 Pra Observasi
√ 2
Penyusunan Proposal Penelitian √ √
3 Seminar Penelitian
√ 4
Revisi Proposal Penelitian √
5 Penyerahan Hasil Seminar
Proposal √
6 Operasional Penelitian
√ 7
Bimbingan √ √ √ √
8 Penulisan Laporan Akhir
√ 9
Sidang Meja Hijau √
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Pedagang Buku Bekas
4.1.1. Sejarah Pedagang Buku Bekas
Pedagang buku bekas bermula berjualan dari tahun 1960-an, dari sekelompok masyarakat yang tinggal di Gg. Buntu yang lokasinya dekat dengan
Titi Gantung. Para pedagang memanfaatkan lokasi Titi Gantung Medan untuk berjualan buku bekas yang pada awalnya berfungsi untuk menghubungkan
kawasan perumahan penduduk dengan Lapangan Merdeka dan sebagai sarana penghubung untuk menuju ke stasiun kereta api. Seiring dengan bertambahnya
jumlah pedagang buku bekas yang berjualan maka pedagang buku bekas pun berjualan sampai ke Jl. Irian Barat, Jl. Jawa, Jl. Veteran,dan Jl.Sutomo.
Lokasi Titi Gantung pun menjadi titik pusat buku bekas di Kota Medan. Jumlah pedagang buku yang tercatat oleh Pemko Medan adalah sebanyak 180
pedagang pada tahun 2003. Titi Gantung adalah bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1885 yang merupakan cagar budaya kota Medan
sebenarnya dibangun ketika dibukanya Perusahaan Kereta Api Deli Spoorweg Maatschappij DSM yang kini menjadi PT Kereta Api Indonesia KAI. Titi
Gantung bergaya khas Klasik Viktoria ini dari dahulu sampai kini tetap berdiri dengan tembok yang kokoh, unik dan memiliki lebar 40-50 meter dengan tinggi
bangunan 7-8 meter dari permukaan jalan. Lebar Titi Gantung dengan lantai