Manjemen masjid Jami Nurul Khil'ah dalam meningkatkan pemahaman Fiqh keagamaan pada remaja di Pangkalan Jati Baru

(1)

PADA REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)

Oleh:

DARA PUSPITA SARI 107053002723

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

MANAJEMEN MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN

PADA REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh: Dara Puspita Sari NIM : 107053002723

Pembimbing

Drs. Cecep Castrawijaya, MA. NIP: 19670818 199803 1 002

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Isalam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Juni 2011 M.

DARA PUSPITA SARI


(5)

i

MANAJEMEN MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN PADA

REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU.

Masjid merupakan kegiatan ibadah dan muamalah bagi umat Islam. Bermunculan masjid di perkantoran, kampus, perhotelan, pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Sehingga masjid memerlukan pengelolaan yang terampil dan profesional. Masjid tidak semata-mata sebagai tempat shalat dan pengajian saja tetapi juga untuk segala kegiatan yang bisa membawa kemaslahatan dunia dan akhirat.

Masjid Jami Nurul Khil’ah memeberikan banyak sekali kajian-kajian ke Islaman diantaranya tentang fiqh keagamaan, dimana pengurus masjid menyadari banyak diantara remaja yang belum mengetahuai akan hal itu, pengurus masjid mengupayakan agar para remaja dapat lebih memahami dan bisa mempratekannya langsung di dalam kehidupan sehari-harinya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi

langsung di masjid Jami Nurul Khil’ah Cinere Depok.

Dari hasil penelitian tampak bahwa manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah

dari waktu ke-waktu telah memberikan dampak positif, dalam hal beribah bagi warga sekitar khususnya, dan bagi masyarakat luar pada umumnya.


(6)

ii

Alhamdulillah, segala puji bagi mu Ya Allah, yang telah memberikan nikmat dan hidayah kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada nabiyuna, al-habibuna, rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, yakni addinul haq addinul Islam.

Dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan untuk memenuhi program studi Strata Satu (S1), penulis mencoba membuat karya tulis

dengan judul “ Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan

Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja Di Pangkalan Jati Baru.” Pada skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak ada satu mahluk pun yang sempurna di dunia ini, maka dari itu penulis meminta maaf sebesar-besarnya apa bila ada tulisan penulis yang kurang berkenan. Dengan penuh perjuangan dan pengorbanan penulis lalui sehingga pada akhirnya dapat terselesaikan juga.

Dengan selesainya penelitian dan penulisan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari dukungan, bantuan, bimbingan, dan perhatian dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terimaksih banyak kepada:

1. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu


(7)

iii

tenaga, dan fikirannya untuk memberikan saran dan nasehatnya yang bermanfaat.

3. H. Mulkanasir, BA, S. Pd. MM. selaku Sekertaris Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah memberikan kelancaran dalam segala urusan di Jurusan.

4. ayahanda, H. Abshoruddin. HD. S. Ag. Dan Ibunda Hj. Wenny Maswani

yang memberikan kasih sayangnya, pengorbanan, perhatian, dan motivasinya kepada penulis, dan takhenti-hentinya mendoakan penulis sehingga penulis dapat tegar dan tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Love u banget mama n bapa.

5. Adik ku tersayang Emha Qurrotua’in Musyaffa dan semua saudara-saudara

penulis yang terus memberi suport dan do’anya. Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan-kebaikan kalian.

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam memberikan reverensi buku-buku dalam penyelesaian skripsi.

7. Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag, bapak H. Abdul Basyit HD. SH, bang

Zaini MPd, dan Sidiq Fauzi yang sudah berkenan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di masjid Jami Nurul Khil’ah yang tercinta.


(8)

iv

8. Lutfi Afif yang selalu menemani penulis di saat susah dan senang, dan

yang mau direpotkan oleh penulis. Semoga apa yang kita jalani selama ini tidak sia-sia.

9. Teman-teman penulis yang tak dapat penulis tuliskan satu persatu namun

tidak mengurangi rasa sayang penulis terhadap kalian semuanya di Manajemen Dakwah A dan B.

10. Teman-teman KKN Cipanas Sukabumi, satu bulan bersama kalian sungguh

menyenangkan.

11. Tim penguji yang telah menilai dan memberikan masukan kepada penulis

dalam penulisan skripsi ini.

12. Semua pihak yang membantu dan memotivasi serta memberikan kritik dan

saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga amal baik diterima dan dilipat gandakan oleh Allah SWT.

Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang sederhana namun berharga umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Amin

Jakarta, Juni 2011 M


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen... 15

1. Pengertian Manajemen ... 15

2. Fungsi-Fungsi Manajemen ... 18

3. Unsur-Unsur Manajemen ... 21

B. Masjid ... 24

1. Pengertian Masjid ... 24

2. Tujuan Masjid ... 25

3. Manfaat Masjid ... 25

4. Fungsi masjid ... 29


(10)

vi

C. Fiqh Keagamaan ... 33

1. Pengertian Fiqh Keagamaan ... 33

2. Tujuan Ilmu Fiqh ... 36

3. Mazhab Fiqh ... 36

D. Remaja ... 37

1. Pengertian Remaja ... 37

2. Karakteristik Remaja ... 38

3. Moralitas Remaja ... 39

4. Problematika Remaja ... 39

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID JAMI NURUL KHIL’AH A. Sejarah Berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 41

B. Letak Geografis Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 42

C. Visi, Misi, dan Tujuan Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 43

D. Program Kegiatan Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 44

E. Struktur Kepengurusan dan Bagan Organisasi Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 47

F. Sarana dan Prasarana Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 52

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN MASJID DALAM PEMBINAAN FIQH KEAGAMAAN PADA REMAJA MASJID JAMI NURUL KHIL’AH PANGKALAN JATI BARU. A. Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Memberikan Pemahaman Fiqh Keagamaan Pada Remaja ... 55


(11)

vii

3. Actuating (Penggerakan) ... 70 4. Controling (Pengawasan) ... 73

B. Upaya Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam

Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah ... 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran-Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid, baik di kota-kota besar, kota kecil maupun pelosok pedesaan. Bahkan hampir disetiap lingkungan perkantoran, di kampus-kampus, dilingkungan pusat kegiatan ekonomi, baik di kantor-kantor pemerintahan maupun di kantor-kantor swasta berdiri dengan megah masjid-masjid dengan berbagai

bentuk dan gaya arsitektur.1

Masjid merupakan tempat disemaikannya berbagai nilai kebijakan dan

kemaslahatan umat. Baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi.

Semuanya bisa berjalan dengan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam

pembangunan umat dan peradaban Islam.2

Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap muslim boleh melakukan shalat diwilayah mana pun di bumi ini, terkecuali di atas kuburan, di tempat yang bernajis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat Islam tidak sesuai untuk dijadiakan tempat shalat. Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secra berjamaah,

1

Nana Rukmana D. W. Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), Cet. 1. h. 1

2

Muhammad Zen, dkk. Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi” (Jakarta: Fakultas Dakwah dan KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 253-254.


(13)

dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi dikalangan kaum

muslimin.3

Masjid mempunyai fungsi yang lebih luas dari itu. Sebagaimana kita ketahui, pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya, Masjid merupakan satu-satunya pusat aktifitas umat Islam. Ketika itu, Rasulullah SAW memulai membina para sahabat yang menjadi kader tangguh dan terbaik umat Islam generasi awal untuk pemimpin, memelihara dan mewarisi ajaran-ajaran agama dan peradaban Islam yang bermula dari masjid. Keberadaan masjid yang

disebut “Rumah Allah”, selain melambangkan eksistensi umat Islam, juga

melambangkan kesatuan pengabdian dan ketaatan manusia kepada sang khaliq

yakni Allah SWT.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 18:













































Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q. S. at Taubah : 18).4

Jama’ah yang beribadah di masjid tentunya berasal dari kalangan orang tua, remaja, dan anak-anak. Para jamaah inilah yang mempunyai

3

Drs. Moh. E. Ayub, Drs Muhsin MK, H. Ramlan Mardjoned, manajemen Masjid : Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Masjid, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), Cet. Ke-1. h. 1-2

4

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah Transliterasi Latin, (Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h. 407


(14)

kontribusi besar untuk memakmurkan masjid. Walaupun masjid sudah menggunakan marmer dari atas sampai kebawah, dilengkapi listrik dan sarana moderen lainnya, masjid tidak bisa berfungsi apa-apa jika tidak dipergunakan

sebagaimana mestinya. Yang menjadikan ia sebagai sarana “kemakmuran”

adalah kita semua, yang memberi dan menerima ilmu dan segala macam kearifan perikehidupan yang sangat diperlukan untuk pegangan hidup di alam dunia ini.5

Remaja, mengandung makna sebagai seorang yang sudah mengenal baik dan buruk. Ada orang berkata remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tidak beda dengan kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua, tapi disisi lain menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Mungkin mereka berbicara tentang kelakuan atau ketidak pedulian orang dewasa terhadap kelompok mereka atau mungkin ada pula remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya makna tersendiri, yang mempunyai dunia tersendiri yang sukar dijamah orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompoknya adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan.

Adapun masalah yang timbul yang sedang dihadapi oleh para remaja saat ini yaitu masalah nilai-nilai moral. Dimana pada diri remaja sering kali dihadapi oleh situasi moral, akhlak dan tingkah laku remaja. Dalam kondisi tersebut perlu dilakukan upaya pembinaan moral kepada para remaja melalui

5


(15)

kegiatan keagamaan dan pengkajian dalam pembinaan moral, pembinaan moral dilakukan untuk membangun dan menyempurnakan moral yang kurang baik menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pembinaan moral yaitu dengan bimbingan agama. Remaja merupakan tulang punggung dalam upaya memakmurkan masjid. Karenanya, terasa sunyi manakala remaja tidak terlibat dalam aktivitas masjid. Kegairahan ber Islam dikalangan remaja memang sudah mulai tumbuh, namun belum cukup banyak bila dibandingkan dengan jumlah kaum remaja muslim yang ada, khususnya yang berdomisili disekitar masjid. Dan yang mau beraktivitas di masjid juga lebih sedikit lagi.

Akibatnya terjadilah apa yang disebut dengan krisis remaja masjid.6

Secara bahasa fiqh berarti faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalamannya. Secara istilah fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum

syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafshili.7

Fiqh membahas tentang bagaimana cara beribadah, tentang prinsip rukun Islam dan hubungan antara manusia. Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Fiqh merupakan salah satu disiplin ilmu Islam yang bisa menjadi teropong keindahan dan kesempurnaan Islam. Dinamika pendapat yang terjadi diantara

6

Drs. H. Ahmad Yani, DR. Acmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta: LP2SI Haramain), Cet. 1, h. 89.

7

Dr. Hj. Zurinal. Z, Drs. Aminudin, M. Ag, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah), Cet. 1, h. 5.


(16)

para fuqoha menunjukkan betapa Islam memberikan kelapangan terhadap akal

untuk kreativitas dan berijtihad.8

Dilihat dari segi bangunannya Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan

Jati Baru cukup megah dan indah, namun tidak hanya keindahannya, program kegiatan yang dilaksanakannya pun begitu banyak serta para pengurus yang konsisten dalam memakmurkan masjid.

Masjid Jami Nurul Khil’ah ini berada di jalan Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw

04 Pangkalan Jati Baru, Cinere, Depok. Karena letaknya di tengah-tengah masyarakat kemungkinan orang-orang yang datang ke masjid untuk shalat

berjamaah dan mengikuti kajian-kajian Islami di masjid Nurul Jami Khil’ah

adalah para penduduk sekitar dan para musafir.

Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru merupakan tempat

ibadah dan peningkatan aktifitas keagamaan yang berorientasi kepada ukhrowi atau yang bersifat akhirat agar seimbang kebutuhan jamaah dari segi dunia

dan akhirat. Maka pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah mengoptimalkan

fungsi masjid dalam hal memakmurkannya.

Dari permasalahan di atas penulis akan meneliti sejauh mana

“MANAJEMEN MASJID JAMI NURUL KHIL’AH DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN FIQH KEAGAMAAN PADA

REMAJA DI PANGKALAN JATI BARU” agar terbentuknya

kesejahteraan lahir dan batin terutama bagi kalangan remaja masjid sehingga menjadi manusia yang bertakwa yang mengharapkan hanya keridhaan Allah SWT.


(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Pembatasan Masalah adalah:

Agar tidak terjadi perluasan permasalahan dan konsistensi persoalan yang dibahas dari manajemen masjid maka di dalam skripsi ini penulis akan membatasi pada upaya pengurus dalam mengelola kegiatan pengajaran fiqh keagamaan kepada para remaja melalui penerapan fungsi

manajemen yang ada di masjid jami Nurul Khil’ah yang dilakukan oleh

para pengurus, yang meliputi Planning (perencanaan), Organizing

(pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controling (pengawasan)

dalam upaya meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan remaja di masjid

jami Nurul Khil’ah.

2. Perumusan masalah adalah:

a. Bagaimana manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah dalam memberikan

pemahaman fiqh keagamaan pada remaja masjid di Pangkalan Jati Baru?

b. Bagaimana upaya pengurus masjid dalam meningkatkan pemahaman

fiqh keagamaan pada remaja di masjid Jami Nurul Khil’ah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian.

a. Untuk mengetahui manajemen masjid Jami Nurul Khil’ah dalam

memberikan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di Pangkalan Jati Baru.


(18)

b. Untuk mengetahui upaya pengurus masjid dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di masjid Jami Nurul

Khil’ah.

2. Manfaat Penelitian. a. Bagi Akademik.

Skripsi ini diharapkan dapat menambah cakrawala dan khazanah Ilmu Pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Dakwah, dan umumnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Jakarta.

b. Bagi Praktis.

1) Untuk mengetahuai aplikasi manajemen yang telah diterapkan oleh

pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Dalam Menjalankan aktifitas

dakwahnya.

2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang

dihadapi oleh Masjid Jami Nurul Khil’ah serta mencari tahu bagaimana penyelesaiannya.

c. Bagi Masjid Jami Nurul Khil’ah.

1) Memberikan kontribusi pemikiran kepada pengurus Masjid Jami

Nurul Khil’ah mengenai bagaimana cara didalam meningkatkan pengetahuan fiqh keagamaan remaja masjid.

2) Memberikan kontribusi pemikiran dan menambah khasanah

intelektual bagi berbagai pihak yang bergelut didalam


(19)

3) Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan, tentang bagaimana cara pengurus masjid dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan bagi remaja masjid dan dapat mengaplikasikannya dikemudian hari nanti.

D. Metodologi Penelitian. 1. Metode Penalitian.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati, kegiatan penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan penelitian dengan pendekatan survey, data yang dikumpulkan berupa fakta-fakta, gambar dan bukan angka-angka. Dalam hal ini penulis melakukannya dengan mengamati dan mengumpulkan data-data dan kemudian data-data yang diperoleh disusun dan dikembangkan dan selanjutnya dikemukakan dengan seobjektif mungkin kemudian dianalisa.

2. Subjek dan Objek Penelitian. a. Subjek Penelitian.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru sebagai sarana ibadah

dan pengembangan, dalam hal ini penulis mengambil data-data dari

pimpinan dan pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru.


(20)

b. Objek Penelitian.

Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu bagaimana

aplikasi Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah dalam meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan pada remaja di Pangkalan Jati Baru. 3. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif, menurut Taylor yang dikutip oleh Lexy Moeleong, penelitian kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskripsi

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang diamati.9

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik obserfasi, wawancara, dan dokumentasi, sebagai berikut :

a. Observasi.

Teknik penulisan ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan skripsi ini seperti gambaran umum Masjid Jami

Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru, keadaan remaja dan pelaksanaan

kegiatannya. Untuk itu peneliti mengadakan observasi ke lapangan secara langsung.

b. Wawancara.

Wawancara dilakukan secara langsung dengan ketua Masjid

Jami Nurul Khil’ah H. Abshoruddin HD. S. Ag, sekretaris Muhammad Zaini. MPd , dan seksi pendidikan dan dakwah

9


(21)

H. Abdul Basyit HD. SH dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat tentang berdiri dan perkembangannya, visi, misi serta

tujuan didirikannya Masjid Jami Nurul Khil’ah, dan bentuk-bentuk kegiatan.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian seperti laporan-laporan atau arsip-arsip, literatur-literatur (buku-buku) yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang penelitian yang sedang dibahas dalam skripsi ini. 4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara yang ada kaitannya dengan proses analisis yang

bersifat konstan atau tentatif.10 Dalam hal ini penulis akan mengamati

secara langsung ke lokasi penelitian di Masjid Jami Nurul Khil’ah

untuk memperoleh data-data yang diinginkan. 5. Waktu dan Tempat Penelitian.

a. Waktu Penelitian.

Waktu penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juni 2011.

10

Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 329


(22)

b. Tempat Penelitian.

Lokasi penelitian Di Masjid Jami Nurul Khil’ah terletak di

jalan Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw 04 Pangkalan Jati Baru Cinere Depok. 6. Teknik Analisis Data.

Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu

pola, kategori, dan satuan uraian besar.11

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap Manajemen

Masjid Jami Nurul Khil’ah dalam meningkatkan pemahaman fiqh

keagamaan remaja di Pangkalan Jati Baru. Penulis mencoba memaparkan segala informasi yang didapat dengan menggabungkan data-data yang telah diperolehnya.

E. Tinjauan Pustaka.

Penulis belum pernah menemui pembahasana yang sama mengenai

Manajemen Masjid Jami Nurul Khil’ah dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan pada Remaja. Ada bahasan yang penulis dapatkan serupa dengan tema ini dari sisi keilmuan Manajemen Masjid Yaitu:

1. Arianto, Manajemen Masjid As-sinah Dalam Meningkatkan Aktifitas

Keagamaan Pedagang Di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Manajemen Dakwah, Tahun 1428

11


(23)

H/2007 M. Skripsi ini membahas tentang manajemen masjid secara keseluruhan. Aplikasi bidang program, Aplikasi bidang kepengurusan, sikap dan perhatian pengurus masjid, Analisis SWOT Masjid As-Sinah.

2. Rudiawan, Manajemen Masjid Astra Dalam Meningkatkan Aktifitas

Keagamaan Karyawan PT. Astra Sunter Jakarta Utara. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Manajemen Dakwah, Tahun 1431 H/2010 M. Skripsi ini tentang manajemen masjid secara keseluruhan yang berorientasi kepada karyawan PT. Astra Sunter Jakarta Utara.

3. Bambang Irawan, Manajemen Masjid Blok A Tanah Abang Dalam

Meningkatkan Aktifitas Keagamaan Pedagang Pada Pusat Perbelanjaan Grosir Tanah Abang Jakarta Pusat. Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Manajemen Dakwah. Tahun 1431 H/2010 M. Skripsi ini membahas tentang manajemen masjid secara keseluruhan yang berorientasi pada para pedagang yang ada di pasar Blok A Tanah Abang Jakarta Pusat.

Sedangkan judul skripsi penulis adalah berjudul “Manajemen Masjid

Jami Nurul Khil’ah Dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqh Keagamaan pada

Remaja Di Pangkalan Jati Baru”. Apabila dilihat dari segi judul sama-sama meneliti tentang manajemen masjid, namun dalam segi pembahasan sungguh jauh berbeda. Adapun materi yang penulis bahas adalah tentang manajemen masjid dalam mengembangkan suatu kegiatan-kegiatan dakwah masjid khususnya bagi para remaja Pangkalan Jati Baru.


(24)

F. Sistematika Penulisan.

Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisa sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis

Tinjauan teoritis pada penelitian ini adalah: Pengertian manajemen, unsur manajemen, fungsi manajemen, pengertian masjid, fungsi dan peranan, pengertian manajemen masjid. Pengertian fiqh keagamaan, dan pengertian remaja.

BAB III Gambaran Umum Masjid Jami Nurul Khil’ah

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum masjid Jami

Nurul Khil’ah yang meliputi : Sejarah berdirinya masjid, letak

geografis, visi, misi dan tujuan masjid Jami Nurul Khil’ah,

program kegiatan masjid Jami Nurul Khil’ah, struktur

kepengurusan masjid Jami Nurul Khil’ah, sarana dan prasarana


(25)

BAB IV Analisis Manajemen Masjid Dalam Pembinanan Fiqh Keagamaan Bagi Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah Pangkalan Jati Baru

Bab ini membahas tentang : Manajemen masjid Jami Nurul

Khil’ah dalam memberikan pemahaman fiqh keagamaan pada

remaja serta, Upaya pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah dalam

meningkatkan pemahaman fiqh keagamaan remaja masjid Jami

Nurul Khil’ah.

BAB V Kesimpulan

Menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.


(26)

15

LANDASAN TEORI

A. Manajemen.

1. Pengertian Manajemen.

Dari segi etimologi, manajemen berasal dari bahasa Inggris berupa

kata kerja “ to manage” yang sinonimnya antara lain to hand (mengurus),

to control (memeriksa), to guide (memimpin), jadi apabila hanya dilihat dari asal katanya manajemen berarti pengurusan, pengendalian, memimpin

atau membimbing.1

Sedangkan manajemen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti :

a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran.

b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan

organisasi.2

Adapun pengertian manajemen mempunyai tiga pandangan, yaitu manajemen sebagai proses, manajemen sebagai kolektifitas, dan manajemen sebagai seni dan ilmu.

a. Manajemen sebagai suatu proses, pendapat yang dikemukakan oleh

para ahli berbeda-beda, diantaranya :

1

EK.Mochtar Effendi , Manajemen : Suatau pendekatan berdasarkan ajaran islam, ( Jakarta:Bharatara Karya Aksara, 1986 ), cet. Ke-1, h. 9

2

DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), Cet, Ke 3. H. 623


(27)

1) George R. Terry, dikutip oleh manullang dalam buku Dasar-Dasar pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan

tenaga manusia dan sumber lainnya.3

2) Menurut James A.F Stoner, seperti dikutip oleh A.M. Kadarman

dan Yusuf Udaya dalam buku Pengantar Ilmu Manajemen

mengatakan bahwa “ Manajemen adalah proses merencanakan,

pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai upaya dari organisasi guna tercapainya tujuan organisasi yang telah

ditentukan”.4

b. Manajemen sebagai suatu kolektifitas, adalah kolektifitas orang-orang

yang melekukan aktifitas manajemen. Jadi, dengan kata lain segenap orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatau lembaga tertentu. Dalam arti singular (tunggal) disebut manajemen,

menurut Prof Drs. Zaini Muchtarom, “ Manajemen adalah aktifitas

untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi terciptanya tujuan

organisasi secara efektif “.5

c. Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, Chester I Barnard dalam

bukunya The Function of the Executive, yang dikutup oleh Manullang

mengakui bahwa manajemen itu adalah suatu “seni” dan juga sebagai

3

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996). Cet. Ke- 15. H. 4

4

A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar ILmu Manajemen, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), Cet. Ke-5 h. 9

5

H. Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin dan IKFA, 1996) Cet. Ket- 1, h. 37


(28)

ilmu” . Demikian pula Henry fayol, Alfian Brown, Hororid Koontz,

Cyryl O’Donnel, dan George R. Terry yang dikutip juga oleh

manullang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen berpendapat

bahwa ”Manajemen itu adalah suatu seni seksligus suatu ilmu”.

Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil yang manfaat, sedangakan manajemen sebagai suatu ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi sifatnya memberikan

penjelasan-penjelasan.6

Tak dapat disangkal lagi bahwa manajemen adalah suatu hal penting yang menyentuh, mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia layaknya darah dalam raga. Juga lebih dimengerti bahwa dengan manajemen, manusia mampu mengenali kemampuannya berikut kelebihan dan kekurangannya sendiri. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan.7

Dari beberapa definisi manajemen yang dipaparkan di atas, bahwasahnya manajemen telah memungkinkan untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam pencapaian suatu tujuan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses pengaturan kerja yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan baik dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan tindakan pengawasan, yang dilakukan

6

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, H. 15.

7

Muhammad Ismail Yusanto, et. Al. Pengantar Manajemen Syariat (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet. II. H. 13.


(29)

untuk mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen.

Manajemen bisa berarti fungsi, peranan maupun keterampilan manajemen sebagai fungsi meliputi usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Telah banyak orang mendefinisikan tentang manajemen sebagai fungsi untuk merumuskan sebagai suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar

tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.8

Manajemen memiliki dua unsur lainnya, yakni subyek pelaku dan obyek tindakan. Subyek pelaku manajemn tidak lain adalah manajer itu sendiri. Sedangkan obyek tindakan manajemen terdiri atas organisasi,

dana, operasi atau produksi, pemasaran, waktu dan obyek lainnya.9

Fungsi-fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen, karena kegiatan di dalam suatu manajemen itu termasuk fungsi-fungsi manajemen yang secara umum dikemukakan oleh George R. Terry yang dikutip oleh Mochtar Effendy, fungsi manajemen

terdri dari Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),

Actuating (pelaksanaan), Contrilling (pengawasan).

8

Sukanto Reksohadi Prodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hal. 13.

9

Muhammad Ismail Yusanto, et. Al. Pengantar Manajemen Syariat (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet. II. H 16.


(30)

Adapun penjelasan atau pengertian dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu :

a. Planning (Perencanaan).

Planning atau disebut juga dengan perencanaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakan-tindakan yang akan diambil. Perencanaan itu berisikan suatu imajinasi dan

pandangan kedepan terarah berdasarkan penilaian yang benar.10

b. Organizing (Pengorganisasian).

Menurut Drs. Malayu Hasibuan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menyempatkan orang-orang pada aktifitas, menyediakan alat-alat

yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative

didelegasikan pada setiap individu yang akan melakuakan

aktifitas-aktifitas tersebut.11

c. Actuating (Penggerakan).

Fungsi actuating meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan

untuk jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan atau pengorganisasian, ditunjuk orang-orang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Bila rencana telah tersusun, struktur organisasi telah

10

Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, ( Jakarta : Bhatara Karya Aksara, 1986), h-75

11

M Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, (Jakarta,: Bumi Aksara , 2007), h- 119


(31)

ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan sudah terisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik.

Adapun langkah-langkah penggerakan diantaranya yaitu:

1) Memberi Motivasi.

2) Pembimbingan.

3) Menjalin Hubungan.

4) Penyelanggaraan Komunikasi.

5) Pengembangan Atau Peningkatan Pelaksanaan.

Dari beberapa definisi di atas, pengertian penggerakan dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah suatu fungsi atau tekhnik yang mendorong untuk bergerak agar anggota organisasi bekerja untuk mencapai maksud-maksud tertentu dengan efektif dan efisien. d. Controlling (Pengawasan).

Fungsi pengawasan ini tidak kalah penting dari fungsi yang lain. Pengawasan atau bisa disebut pengendalian, mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kepada suatu kebenaran, pengoreksian ini dilakuakan ketika kegiatan sedang berjalan.

Fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang

dilaksanakan.12

12

AM Kadarman SJ, Jusuf Udaya, Penantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1994), h. 132


(32)

Pengawasan bisa juga dikatakan proses aktif yang dilakukan dari mulai karyawan sampai pimpinan perusahaan. Secara umum pengawasan dibagi tiga:

1) Pengawasan fungsional.

Pengawasan ini dilakukan oleh pejabat-pejabat fungsional atau aparat pengawasan, secara fungsional tugasnya memang mengawasi tugas-tugas.

2) Pengawasan masyarakat.

Pengawasan oleh masyarakat yang disampaikan melalui lisan oleh aparat yang berkepentingan maupun tertulis melalui media cetak, radio dan lain sebagainya.

3) Pengawasan melekat (WASKAT)

Dilakukan oleh atasan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan bawahan, melekat pada jabatan yang dipegang oleh pimpinan merupakan kewajiban yang bersifat mutlak yang dilakukan secara terus-menerus.

3. Unsur-unsur Manajemen.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa unsur-unsur manajemen merupakan suatu unsur yang sangat penting demi tercapainya tujuan organisasi selain dari fungsi-fungsi manajemen (POAC) itu sendiri,

sedangkan unsur itu sendiri akan penulis bahas seperti dibawah ini : The

Six M’s in Manajemen adalah : Men, Money, Material, Machines, Methods


(33)

manajemen yang sangat diperlukan bagi kepentingan manajemen itu

sendiri.13 Ada beberapa unsur manajemen, yaitu :

a. Man (manusia).

Manusia adalah unsur pendukung yang paling penting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh, untuk dan kepada manusia. Dan tanpa kegiatan yang dilakukan oleh manusia tujuan pasti tidak akan tercapai, namun manusia itu sendiri harus didukung dengan unsur lain agar tujuan yang ingin manusia capai dapat terpenuhi.

b. Money (uang).

Uang adalah sarana atau unsur kedua setelah manusia, karena uang dipakai untuk pelaksanaan kerja dan pelaksanaan semua fungsi-fungsi pimpinan demi tercapainya tujuan dengan setepat-tepatnya. Uang juga dipakai untuk perangasang, maksudnya untuk member imbalan pada tenaga manusia tadi dan sebagai sarana manajemen agar tujuan manusia tercapai.

c. Material (materi).

Di Indonesia kata material (materi) sering disebut dengan kata

perbekalan. Dalam organisasi dan manajemen ini material diartikan sebagai sumber yang diperlukan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pimpinan, dan juga bagi pencapaian tujuan organisasi, supaya tujuan organisasi tersebut tidak terputus di tengah jalan. Material disini juga

13

Ida Indrawati, Manajemen Dan Organisasi (Bandung, CV Armico 1988), Cet, ke-2, hal. 7


(34)

haruslah diartikan baik fisik (bahan-bahan baku) maupun non fisik (data-data dan informasi-informasi tertulis maupun tidak).

d. Machine (mesin).

Peranan mesin didalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan karena sumber tenaga kerja (manusia) ada kemungkinan lelah, sakit, lalai dan lain-lain. Untuk ini bahwa mesin merupakan sumber yang diperlukan pula di dalam rangka proses manajemen ataupun prosedur kerja dengan setepat-tepatnya dalam memperoleh hasil yang maksimal. e. Methode (metode).

Untuk pelaksanaan kegiatan perusahaan perlu membuat

Alternative Methode agar produk yang diinginkan tercapai karena metode itu sendiri adalah merupakan kata kerja pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya atas rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mengikuti perkembangan ilmu penegetahuan yang menawarkan berbagai metode baru yang lebih cepat dan lebih baik dalam menghasilkan barang atau jasa.

f. Market (pemasaran).

Pasar (market) adalah tempat untuk usaha-usaha memperluas

kegiatan dan pemasaran.14 Para manajer harus mempunyai orientasi

pemasaran (pengguna jasa) dengan pendekatan ekonomi mikro maupum makro serta memperhitungkan kecendrungan-kecendrungan

baru yang akan menyangkut permintaan atau kebutuhan masyarakat.

14


(35)

B. Masjid.

1. Pengertian Masjid.

Pengertian masjid secara istilah adalah “tempat sujud, yaitu tempat umat Islam mengerjakan shalat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk

hal-hal yang berhubungan dakwah Islamiyah”.15

Masjid secara umum seringkali diidentikan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku Islam sebagai agamanya. Sejak zaman Nabi masjid selain difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu pengetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi kerakyatan, pusat pengaturan strtegi perang, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. Pengertian ini memberi gambaran, bahwa masjid di samping tempat sujud, juga mempunyai peran ganda dalam pengembangan dakwah Islam.

M. HR. Songge menyatakan masjid secara etimologis, bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah

mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT, dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka beribadah kepada

Allah SWT.16

Dari pengertian tentang masjid di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian masjid adalah suatu tempat dimana

15

M. Abdul Mujid, Kamus Istilah Fiqih(Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), h. 201.

16

M. Hr. Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani, (Jkarta: PT. Media Citra, 2001), h. 12-13.


(36)

seseorang dapat melakukan sujud, merendahkan diri, dan menyembah tuhan. Serta tempat untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan persoalan manusia atau dengan kata lain tempat seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun yang bersifat horizontal.

2. Tujuan Masjid.

Dengan semangat tinggi masjid yang kita bangun secara bergotong-royong, saling membantu, berkorban menyalurkan harta shadaqah, infak dan wakaf demi berdirinya masjid bangunan suci Allah SWT dan tanpa memendang kaya, miskin atau golongan, masjid-masjid dapat berdiri dengan megahnya, layaknya kawasan taman-taman surga nan

indah dan damai. Hendaknya masjid jangan sampai sepi dalam syi’ar atau

kegiatannya. 3. Manfaat Masjid.

Masjid dalam fungsi dan perannya harus mampu melayani

keperluan jama’ah atau umat dari berbagai aspek, ada enam aspek

manfaat yang terdiri dari:

a. Aspek Ibadah (Ubudiyah).

Manfaat kemakmuran masjid bagi ibadah sesuai dengan kebiasaan atau sunnah Nabi Muhammd SAW sebagai rasul-Nya yang menjadi tolak ukur dan tuntunan bagi setiap muslim dalam

menjalankan ibadah ada kekhusu’an dalam shalat, suasana tenang,


(37)

membayar zakat harta atau zakat fitrah dengan rasa senang, dengan pelayanan yang ceria dan cerah tanpa pilih kasih. Dengan demikian masjid yang berjalan menurut sistem aturan yang jelas memudahkan

jama’ah, dan masyarakat sekitar bertambah simpatik dan senang untuk berjama’ah secara rutin, apalagi dengan imam shalat yang bagus (baik)

dari segi bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, insya Allah menambah

kekhusu’an beribadah.17

b. Aspek Kehidupan, Sosial, Ekonomi dan Pemberdayaan SDM

(mu’amalah).

Dilihat dari aspek mu’amalah ini antara lain dari kehidupan

sosial ekonomi dan pemberdayaan SDM, bila masjid berfungsi dan berjalan dengan program-program atau kegiatan yang jelas terhadap kegiatan sosial dan lain sebagainya, akan menambah kepercayaan

jama’ah atau masyarakat. Jama’ah yang kurang mampu akan merasa

aman karena ada perhatian tentang diri mereka.

c. Aspek Bagi Keluarga.

Pada setiap kepala keluarga dan anggota keluarga yang telah dewasa dalam memakmurkan masjid, maka kelurga tersebut yakni

mendapatkan rahmat dari Allah SWT karena do’a yang dibaca setiap memasuki masjid, terlebih dahulu berdo’a kepada sang pencipta alam semesta ini “ya Allah bukakanlah untukku pintu rahmat engkau” dan

ketika keluar dari masjid lalu memohon kepada Allah, “ya Allah,

17


(38)

sesungguhnya saya karunia dari engkau”, maka sesama keluarga -keluarga penuh dengan naungan rahmat Allah, akan tercipta sesama terutama yang membuahkan banyak kebaikan dari Allah, belum lagi

manfaat dari shalat jama’ah akan memperkuat tali persaudaraan

dengan anggota jama’ah lainnya, dengan demikian akan terbangunnya

rasa solidaritas atau ta’aun (saling tolong menolong), dampak positif

bagi lingkungan masyarakatakan menambah hubungan baik, lingkungan akan menjadi nyaman, persaudaraan antara lingkungan masyarakat makin kuat. Dengan demikian akan tercipta di lingkungan

masyarakat yaitu rasa marhamah (saling kasih sayang).18

d. Aspek Bagi Generasi Muda.

Generasi muda yang membuahkan mata hati yang sejuk dipandang, dan calon pemimpin masa depan, harus dapat dilahirkan dari masjid-masjid yang berfungsi dan mampu membaca dan memberikan peluang terhadap generasi muda merupakan cikal bakal pimpinan masa depan. Dengan program-program kegiatan pembinaan terhadap generasi muda masjid dapat mandiri dan dapat menolong masyarakat lemah di lingkungan masjidnya. Sementara ini memang hasil belum maksimal pembinaan generasi muda masjid, kekosongan pembinaan akan membawa dampak negatif atau kemunduran masjid

pada masa-masa mendatang.19

18

Jurnal Manajemen Kemasjidan, Juni 2006 Vol. V, No. 2, h. 54.

19


(39)

e. Aspek Ta’lim dan Pendidikan (TarbiyahIslamiyah).

Dengan ilmu, kita akan sadar dan berupaya membangun diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu masjid yang

makmur memberikan peluang untuk para jama’ah atau masyarakat

sekitar melakukan belajar dan mengajar. Maka pengelolaan masjid harus dapat memprogramkan kegiatan belajar dan mengajar.

f. Aspek Dakwah.

Pada awalnya dakwah adalah ummul hasanah, induk segala

kebaikan. Dakwah merupakan kewajiban kita semua. Perubahan

jama’ah atau masyarakat sekitar masjid terhadap pengamalan agama

dengan sendirinya menjadi baik, dakwah menyebabkan datangnya hidayah, dengan hidayah dapat mencerahkan manusia dari kegelapan. Dahulu orang-orang yang semula-mula mengagungkan berhala, teknologi, harta benda dan keduniawian lainnya. Dakwah mampu menggunakan semuanya dan sekaligus itu dapat meyakini hanya kekuasaan hanyalah milik Allah yang mutlak mengalahkan semua. Maka disitulah bahwa masjid berfungsi benar, dapat menjadi makmur bila dakwah dapat berperan. Maka dengna sendirinya masjid menjadi pusat segala aktivitas umat. Pengelolaan masjid perlu berfikir bagaimana lebih jauh bisa memberdayakan umat untuk lebih berdayaguna untuk memakmurkan dari aspek dakwah tersebut,


(40)

sehingga masjid akan benar-benar bermakna dan bermanfaat bagi

masyarakat sekitar.20

4. Fungsi Masjid.

Penulis berpendapat bahwa Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama

Allah melalui adzaan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan

lainnya yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan penggunaan asma Allah. Sementara ada pendapat lain tentang fungsi masjid yakni:

a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan

diri kepada Allah SWT.

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan

pengalamn batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara

keseimbanagan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

c. Masjid adalah tempat bermusyawaroh kaum muslimin guna

memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan

kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

20


(41)

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jama’ah dan kegotong royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

f. Masjid dengan majelis taklim merupakan wacana untuk meningkatan

kecerdasana dan ilmu pengetahuan muslimin.

g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader

pimpinan umat.

h. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan dan membagikannya

dan

i. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervise sosial.

Fungsi-fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan operasional yang sejalan dengan program pembangunan. Umat Islam bersyukur bahwa dalam dekade akhir-akhir ini masjid semakain tumbuh dan berkembang, baik segi jumlahnya maupun keindahan arsitekturnya. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kehidupan ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya kehidupan beragama. Fenomena yang muncul, terutama di kota-kota besar, memperlihatkan banyak masjid telah menunjukan fungsinya sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan kegitan-kegiatan sosial lainnya. Dengan demikian, keberadaan masjid memberikan manfaat bagi jamaahnya dan bagi masyarakat lingkungannya. Fungsi masjid yang semacam itu perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid


(42)

diharapkan pula tubuh kehidupan khaira ummatin, predikat mulia yang

diberikan Allah SWT kepada umat Islam.21

Di masjid itulah kaum muslimin menghilangkan rasa dengki, ketamakan, keinginan untuk berbuat jahat, dan kerusakan tepat ketika di depan pintu masjid. Lalu ia memasuki pintu masjid dengan hati terbuka untuk keimanan, menghadapkan wajah kelangit dengan penuh

kekhusyu’an, kemudian mereka berdiri dalam satu shaf yang tidak

membedakan antara yang besar dan yang kecil, pimpinan dan orang bawahan, kaya dan miskin kaki dan pundak mereka saling bersentuhan, dan kening mereka semuanya ada di atas tanah. Mereka sama kedudukannya dalam beribadah.

5. Manajemen Masjid.

Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip dalam buku idarah masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan :

“Manajemen Masjid ialah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan

dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah

dan pusat kebudayaan Islam.”

Dari sini, penulis dapat merumuskan definisi lain. Idarah Masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh seorang pimpinan pengurus masjid bersam staf dan

jama’ahnya melalui berbagai aktifitas yang positif.

21

Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. (Jakarta, Gema Insani Press, 1996) hal 7-8.


(43)

Ada pula menurut Drs. Moh E. Ayub bahwa idarah masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya. Idarah masjid disebut juga manajemen masjid pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bidang :

a. Idarah Binail Maadiy (Physical Management) adalah manajemen

secara fisik yang meliputi kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fisik masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban, dan keindahan masjid, pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid, pengaturan keuangan dan administrasi masjid, pemeliharaan agar masjid tetap suci, terpandang, dan bermanfaat bagi kehidupan umat dan sebagainya.

b. Idarah Binail Ruhiy (Funcional Management) adalah pengaturan

tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pengembangan umat dan kebudayaan Islam seperti

dicontohkan oleh Rasullulah SAW. Idarah Binail Ruhiy ini meliputi

pendidikan akidah Isalamiyah, pembinaan akhlakul kariamah, penjelasan ajaran Islam secara teratur menyangkut :

1) Pembinaan ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat

2) Melahirkan fikrul Islamiyah dan kebudayaan Islam dan

3) Mempertinggi mutu ke Islamaan dalam diri pribadi dan

masyarakat.22

Bilamana masjid memiliki fungsi sebagai pusat pembianaan dan pengembangan umat, sudah tidak ada kemungkin lagi kalau kepengurusan

22


(44)

masjid ditanagani oleh hanya satu atau hanya dua orang. Diperlukan tenaga kepengurusan yang jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai. Agar pengurus masjid dapat bekerja sama dengan efektif dan efisien dalam menjalankan roda kepengurusan, maka diperlukan mekanisme kerja yang sangat baik. Untuk itu, manajemen masjid perlu diterapkan.

C. Fiqh Keagamaan.

1. Pengertian Fiqh Keagamaan.

Fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secra khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan tuhannya. Secara harfiah fiqh berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal, beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fiqh secara terminologi yaitu fiqh merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh

melalui dalil di Al-qur’an dan Sunnah. Selain itu fiqh merupakan ilmu

yang juga membahas hukum syar’iyyah dan hubungannya dengan

kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam

muamalah. 23

Para ulama usul fiqh menguraikan kandugan definisi fiqh sebagi berikut :

a. Fiqh merupakan suatu ilmu yang mempunyai tema pokok dengan

kaidah dan prinsip tertentu, karena dalam kajian fiqh para fuqaha

23


(45)

menggunakan metode-metode tertentu, seperti qiyas, istihsan, istishab, istislah dan, sad az-zari’ah.

b. Fiqh adalah tentang ilmu tentang hukum syar’iyyah yaitu kalamullah

atau kitabullah yang berkaitan dengan perbuatan manusia, baik dalam

bentuk perintah untuk berbuat larangan, pilihan maupun yang lainnya. Karenanya, fiqh diambil dari sumber-sumber syariat, bukan dari akal atau perasaan.

c. Fiqh adalah ilmu tentang hukum syar’iyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia, baik dalam bentuk ibadah maupun muamalah. Atas dasar itu, hukum aqidah dan akhlaq tidak termasuk fiqh, karena fiqh adalah hukum syara yang bersifat praktis yang diperolrh dari

proses istidlal atau istinbath (penyimpulan) dari suber-sumber hukum

yang benar.

Menurut Ensiklopedia Islam, kata “agama” dalam Bahasa Indonesia berarti sama dengan kata “Din” dalam Bahasa Arab. Sedangkan

kata “Din” artinya “menguasai, memudahkan, patuh, batasan, atau

kebiasaan.” “Din” juga membawa peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang harus dipatuhi, dalam bentuk perintah yang wajib

dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.24

Oleh karena itu agama diberi definisi-definisi sebagai berikut :

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib

yang harus dipatuhi.

24

Dewan redaksi, Ensiklopedia Islam, (Jakarta : Ikatan Baru Van Hoeve, 1993), Cet. Ke-1, h. 63


(46)

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.

c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang meninbulkan cara hidup

tertentu.

e. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini

bersumber pada suatu kekuatan gaib.

f. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui

seorang rasul.25

Sedangkan fiqh keagamaan itu sendiri ialah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun kehidupan manusia dengan tuhannya dengan mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.26

Jadi fiqh keagamaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Merupakan suatu bidang ilmu dalam syariat Islam yang hanya

membahas persoalan hukum dalam aspek kehidupan manusia.

b. Merupakan bentuk pengikatan diri pada suatu bentuk di luar diri

manusia yang mempengaruhi perbuatan manusia.

25

Harun nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek Jilid 1, (Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press), 1985), Cet. 5, hal. 2

26


(47)

1. Tujuan Ilmu fiqh.

Tujuan ilmu fiqh adalah menerapkan kaidah-kaidah, teori dan pembahasan dalil-dalil secara terinci dalam rangka menghasilkan hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalil tersebut. Pada

perkembangan selanjutnya, dalam merinci dalil-dalil syar’i baik itu

yang diambil dari al-Qur’an ataupun Sunnah banyak ulama sepakat

memakai dua kaidah umum sebagai pilar dasar penetapan hukum

Islam. Pertama, kaidah ibadah dan kedua, kaidah muamalah.27

2. Mazhab Fiqh.

Aliran atau mazhab fiqh lahir dari perbedaan pemahaman teks syariah atau pemahaman tertentu. Mazhab-mazhab fiqh tumbuh dan berkembang pada tiga abad pertama Hijriah, mazhab-mazhab yang masih

tersisa sampai sekarang berjumlah lima mazhab, Maliki, Syafi’i, Hambali

dan Ja’fari, yang terakhir ini adalah mazhab Hanafi. Secara geografis,

mazhab Hanafi tersebar di Bangladesh, Pakistan, India. Afganistan, Asia Barat (Turki, Suria dan lain-lain) dan Mesir bagian utara. Mazhab Maliki

di Afrika Utara dan Barat. Mazhab Syafi’i di Indonesia, Malaysia dan

negara-negara ASEAN yang lain, mazhab Hambali di Arab dan mazhab

Ja’fari di Iran serta bagian-bagian tertentu Irak.28

27

Dr. Syahrul Anwar, M.Ag. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet. 1, hal. 77.

28


(48)

D. Remaja.

1. Pengertian Remaja.

Remaja adalah suatu tingkat berasal dari kata latin “adolescere”

yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Dalam bahasa

Inggiris kata “adolescent” diartikan sebagai suatu priode perkembangan manusia yang dimulai dengan masa cukup umur (puber) dan berakhir

dengan tercapainya kematangan sebagai orang dewasa.29

Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah remaja awal dan usia

17 atau 18 tahun sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah remaja akhir.30

Remaja adalah masa pencarian identitas. Kalau pada masa sebelumnya penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting dari pada individualitas, atau kalu pada masa lalu anak merasa puas apabila dirinya telah menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal, akan tetapi sekrang masa remaja ini yang paling penting atau yang didampakannya adalah mencari dan menemukan identitas

dirinya.31

Remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan rentan, karena apabila melewati masa remajanya dengan kegagalan,

29

Danuyansa Asih Wardji, (ed), Enslikopedi Psikologi, (Jakarta: Arcam, 1996), cet. Ke-1, h. 6.

30

Dr. Prof. Ali Mohammad dan Dr. Prof. Mohammad Ansori, PsikologiRemaja Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). H. 9.

31

Alisyf Sabri, Psikologi Pendidikan, Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. I, H. 27


(49)

kemungkinan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh

kesuksesan, kegiatan yang produktif dan berhasil guna dalam rangka

menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, kemungkinan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan kehidupannya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.

2. Periodesasi Remaja.

Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua (sub) periode tersebut. Pembagian ini

biasanya menjadi: periode remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar

antara umur 13 sampai 17 tahun; dan periode remaja akhir, yaitu 17 sampai 18 tahun (atau umur dewasa menurut hukum yang berlaku di suatu negara). Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode-periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang


(50)

lebih mantap. Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut

sehingga mencapai kematangan pada akhir periode remaja.32

3. Moralitas Remaja.

Moral berasal dari bahasa latin Mores berarti adat kebiasaan.

Maksud moral ialah sesuai ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau hampir sama

dengan moral ialah akhlaq (Arab) etika (Yunani). Moralitas remaja yang

kami maksud disini adalah akhlaq, tingkah laku, tindakan dan ide-ide yang

dijalankan oleh remaja dengan penilaian baik dan wajar.33

Masa remaja adalah masa yang sangat peka terhadap agama dan akhlaq menurut Zakiah Dradjat, yang terdapat di dalam bukunya yang berjudul kesehatan mental (1974: 173). Remaja dalam menghadapi problema-problema remaja sering bimbang tak tentu arah, karena belum mempunyai pegangan yang kuat. Para pendidik dan orang tualah yang

harus bijaksana membimbing mereka dengan cara persuasif, motivatif,

konsulatif, maupun edukatif.34 4. Problematika Remaja.

Probelamatika remaja di zaman modern ini termasuk masalah terpenting yang dihadapi semua masyarakat di dunia, baik masyarakat muslim maupun non muslim. Hal ini dikarenakan para pemuda dalam

32

Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. (1987). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Co.

33

Drs. H. Panut Panuju, Ida Umami S. Ag, Psikologi Remaja, (Yogya: PT. Tiara Wacana, 1999), Cet. I, H. 135.

34


(51)

masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa mereka, yang sering menyebabkan mereka mengalami keguncangan dalam hidup dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut.

Dan itu semua tidak mungkin terwujud kecuali dengan kembali kepada ajaran agama dan akhlak Islam, yang keduanya merupakan penegak kebaikan dalam masyarakat, sebab terwujudnya kemaslahatan dunia dan akhirat, dan sebab turunnya berbagai kebaikan dan berkah dari

Allah Ta’ala serta hilangnya semua keburukan dan kerusakan.

Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini.

Oleh karena itulah, banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah

yang menghasung kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan digantikan dengan generasi

muda yang shaleh.35


(52)

41

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah.

Awal berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah pada tahun 1971. Dengan

dibangun dari tirkah peninggalan saudara tertua saudara H. Rojiuun, beliau tidak memiliki keturunan, sehingga harta peninggalan tersebut dihibahkan dan dipergunakan oleh adiknya H. Dahlan untuk membuat sarana ibadah.

Yang kemudian masjid itu diberi nama Nurul Khil’ah adapun arti dari nama

tersebut yakni cahaya lepas.1 Masjid Jami Nurul Khil’ah adalah satu-satunya

masjid yang menjadi kebanggaan warga di Kelurahan Pangkalan Jati Baru. Masjid bukan hanya tempat ibadah melainkan suatu syiar Islam yang perlu dioptimalkan fungsinya, baik itu kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan.

Bangunan Masjid Jami Nurul Khil’ah yang sederhana tapi mencukupi

untuk para jama’ah yang berada disekitar masjid, dibandingkan dengan

beberapa waktu silam dimana masyarakat melakukan shalat dilanggar atau di surau-surau.

Maksud dan tujuan didirikannya Masjid Jami Nurul Khil’ah adalah

dibidang keagamaan, sosial dan pemberdayaan masyarakat. . Dengan merekrut masyarakat yang ada di wilayah Rawa Kopi 1 Rt 002 Rw 01

Kelurahan Pangkalan Jati Baru, melanjutkan pembangunaan dan

penyempurnaan masjid Jami Nurul Khil’ah, Khususnya tampilan kulit luarnya

1Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin


(53)

seperti, pengecetan atap beton dinding luar, serta bangunan sekolah untuk

taman kanak-kanak dan taman pendidikan Al-qur’an/TPA dan sampai pada

saat ini, pembangunan renovasi masjid tahap ke-3 masih terus berlangsung. Sejak didirikannya masjid ini tahun 1971 sudah mengalami pembangunan sebanyak 2 tahapan, tahap yang pertama dilaksanakan pada tahun 1986 dan

tahapa ke dua dilakukan mulai tanggal 2004.2

Dengan bentuk masjid yang diuraikan di atas kegiatan agama semakin berkembang, tidak hanya sebatas sebagai tempat ibadah fardhu tiap waktu shalat. Akan tetapi juga kegiatan taklim dengan mendatangkan guru tetap yang terjadwal, peringatan dan perayaan hari raya Islam, pengajian bulanan, mingguan, dan kegiatan remaja juga ikut berkembang sejalan dengan kegiatan orang tua mereka, kegiatan ini berlangsung sampai beberapa tahun kedepan sampai kemudian para pengurus masjid dan yayasan merasa perlu meningkatkan bangunan masjid menjadi lebih besar, lebih megah, dan lebih berestetika diantara masjid yang berada di sekitarnya.

B. Letak geografis.

Masjid Jami Nurul Khil’ah berkapasitas sekitar 600 jamaah, yang

dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 1000 meter persegi di jalan Rawa

Kopi 1 Rt 002 Rw 04 Pangkalan Jati Baru Cinere Depok.3

1. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.

2. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan raya ke arah Gandul.

2

Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011.

3Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin


(54)

3. Sebelah Utara berbatasan dengan TK. Nurul Falah.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk.

Lokasi Masjid Jami Nurul Khil’ah sangat strategis, karena dapt

dijangkau dengan mudah oleh para jama’ah atau para pejalan kaki yang lewat,

karena letaknya ada di tengah-tengah masyarakat. 4

C. Visi, Misi dan Tujuan Masjid Jami Nurul Khil’ah.5 1. Visi.

Berdirinya Masjid Jami Nurul Khil’ah, menjadi pusat ke Islaman yang terdepan dan terunggul di kawasana Cinere Depok dan sekitarnya. 2. Misi.

a. Memakmurkan masjid Jami Nurul Khil’ah.

b. Memberikan sarana ibadah yang baik dan nyaman, menerima dan

menyalurkan zakat, infaq dan sodaqoh, meningkatkan pemahaman keagamaan dan melaksanakan syiar keagamaan serta studi banding keagamaan.

c. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, pengungsi, tuna

wisma, fakir miskin, janda-janda tua dan santunan kepada orang yang meninggal dunia, memberikan konsumen dan melestarikan lingkungan hidup.

4Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H

. Abshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011

5Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin


(55)

3. Tujuan.

a. Berkontribusi dibidang keagamaan, sosial dan kemanusiaan.

b. Terciptanya kemaslahatan umat sesuai dengan dinamika dan

perkembangan masyarakat yang berpedoman pada tiang agama Islam.

c. Terbangunnya solidaritas yang tinggi dalam kehidupan

bermasyarakat.

D. Program Kegiatan Masjid Jami Nurul Khil’ah.

Di mana pun masjid didirikan. Fungsi dan peranan yang diembannya sama saja. Baik masjid yang terdapat di kota-kota besar maupun masjid yang ada di desa. Masjid adalah tempat beribadah, khususnya untuk mendirikan shalat yang wajib ataupun yang sunnah setidak-tidaknya lima kali sehari semalam dari situ dikumandangkan suara adzan. Program-program kerja masjid atau kegiatan-kegiatan lain yang juga melembaga di dalam masjid Jami

Nurul Khil’ah adalah:

1. Pengajian Bulanan.6

Dilaksanakan untuk umum pada setiap hari Minggu malem senin

pada awal bulan di masjid Jami Nurul Khil’ah. Penceramahnya KH. Drs.

Daman Huri penceramah membawakan tema materi yang

berkesinambungan.

6Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin


(56)

2. Pengajian Mingguan.

Diadakan setiap hari senin malam selasa, materi yang dipelajari dalam pertemuan ini yaitu membahas Fiqh dengan mendatangkan ustadz KH. Marhusin MZ. BA.

3. Pengajian ibu-ibu.

a. Hari jum’at, minggu ke-1 dengan penceramah HJ. Marwanih MZ

dengan membahas materi makna surat yang ada didalam Al-qur’an.

b. Hari jum’at, minggu ke-2 dengan penceramah KH. Marhusin MZ. BA dengan membahas materi Fiqh Fathul Qarib.

c. Hari jum’at, minggu ka-3 dengan penceramah HJ. Marwanih MZ

materi pembacaan yasin berjama’ah.

d. Hari jum’at, minggu ke-4 dengan penceramah Dra. Imas Masyiti materi yang disampaikan tentang pengajian umum. (kehidupan sehari-hari).

4. Pengajian Remaja.

Diadakan pada setiap hari sabtu malam minggu dengan materi

pembacaan Al-qur’an beserta tajwidnya secara benar, dan membahas fiqh

ibadah dengan penceramah KH. Marhusin MZ. BA. 5. Membentuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI).

a. Ramadhan dan Idul Fitri di antaranya:

1) Mengadakan shalat tarawih dan tadarus Al-qur’an.

2) Menyiapkan penceramah untuk ceramah setiap ba’da isya selama bulan ramadhan.

3) Memperingati malam Nuzulul Qur’an dengan menyelenggarakan lomba-lomba ke Islaman.


(57)

4) Menerima zakat fitrah, zakat maal, shodakoh, infaq, dan membagikan kepada yang berhak menerimanya.

5) Menyelenggarakan shalat idul fitri.

6) Mengadakan takbiran semalam suntuk.

b. Iedul Adha.

1) Bekerja sama dengan Rt dan Rw untuk memberikan surat edaran

mengenai hewan qurban.

2) Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan hewan

qurban.

3) Menerima dan mendistribusikan kepada yang berhak

menerimanya.

4) Menyelenggarakan shalat iedul adha berikut menyediakan

khotibnya.

5) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isri Mi’roj.7

6) Kegiatan-kegiatan tersebut, dilakukan di dalam masjid. Tanpa

koordinasi dengan aparat, kantor kelurahan setempat. Kerja sama antar masjid seperti tukar menukar pengalaman, saling membantu dalam masalah pendidikan, pinjam meminjam kitab atau buku dapat dikatakan tidak pernah terjadi. Orang sudah merasa ouas apabila masjidnya sudah dapat dipergunakan untuk shalat, belajar

ngaji, menunaikan kewajiban zakat dan lain sebagainya.8

7

Laporan Ketua Pengurus Masjid Jami Nurul Khil’ah. Tahun 1972 hal 3

8

. Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, (Bogor: Titian-Nusa Press, 2010), Cet. 1, h. 88.


(58)

E. Struktur Kepengurusan dan Bagan Organisasi Masjid Jami Nurul

Khil’ah.

Dilihat dari segi bahasa, struktur dapat berarti cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi dapat berarti susunan atau aturan dari berbagai bagian, sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan

tersusun.9 Berikut adalah struktur organisasi masjid jami Nurul Khil’ah.10

Struktur Organisasi

9

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994/1995), Cet. Ke-3 h. 860

10Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. A

bshoruddin HD. S. Ag. Cinere 10 Mei 2011

PELINDUNG

DIVISI Pendidikan dan Dakwah

SEKERTARIS WAKIL SEKERTARIS BENDAHARA WAKIL BENDAHARA DIVISI Pembangunan dan Pemeliharaan KETUA WAKIL KETUA BADAN DIVISI Peralatan dan Perlengkapan DIVISI Sosial dan Kemasyarakat an DIVISI Humas dan Pembantu Umum DIVISI Marbot


(59)

Menurut EK. Imam Munawir mengenai organisasi, yaitu : “Organisasi adalah merupakan kerja sama diantara beberapa orang untuk mencapai tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja yang menjadi ikatan kerja

sama dalam organisasi itu demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien.”11

Soetmina mengatakan bahwa : “Struktur organisasi ialah suatu

kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggunga jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas

kerja tersebut.”12

Adapun struktur kepengurusan pada Masjid Jami Nurul Khil’ah adalah

sebagai berikut :13

Pelindung : Ketua BKKM sekecamatan Cinere dan Depok.

Kepala Kelurahan Pangkalan Jati Baru. Ketua Rw 04 Pangkalan Jati Baru.

Ketua Rt 01/04/05/06/07 Pangkalan Jati Baru.

Pendiri : H. Dahlan.

Pembina : Drs. Suryatun.

Utz. Marhusin. MZ. BA. H. Rubingan. M.si.

Pengawas : H. M. Tohir. HD.

11

Ek. Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan Dalam Islam, (Surabaya : Usaha Nasional), h. 96

12

Soetmina, Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan, (Yogyakarta : Kanisus, 1992), Cet Ke-1, h. 57

13Wawancara Pribadi Dengan Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah, Bapak H. Abshoruddin


(60)

Suehandi. Suyatno.

H. Drs. Khaldi Tahir. Pengurus

Ketua : H. Abshoruddin HD S. Ag.

Wakil Ketua : Drs. H. Rubingan.

Sekretaris : M. Zaini MPd.

Wakil Sekretaris : Syahrul Romadoni Hasyim. Pembantu Sekretaris : Nur Ali Murja.

Bendahara : A. Hamali MPd.

Wakil Bendahara : Rastam.

Tim pendukung.

1. Divisi Pendidikan dan Dakwah.

Anggota : Drs. Syuaib.

Anggota : H. Abdul Basyit SH.

Anggota : A. Riyadi.

Anggota : Agus Arsyad.

Anggota : Drs. Mahtum HM. MAG.

Anggota : Muhammad HA.

2. Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan.

Anggota : HM Thohir HD.


(61)

Anggota : H. Eko Basuki.

Anggota : Tian Anto.

Anggota : Hamzah Hasby.

Anggota : H. Komaruddin.

Anggota : Musowa.

Anggota : Fendi.

3. Divisi Peralatan dan Perlengkapan.

Anggota : Ardani.

Anggota : Soekandi.

Anggota : Zaelani.

Anggota : Nur Ali H.H.

Anggota : Syahru Madani Arifin.

Anggota : Budi Anggoro.

Anggota : Kusno.

4. Divisi Sosial dan Kemasyarakatan.

Anggota : Drs. H. Indra Jaya.

Anggota : dr. Gunawan.

Anggota : Ir. Idham Gozali.

Anggota : Hamdani.

Anggota : Suseno.

Anggota : Supriyanto SOS.

Anggota : Drs. H. Esti Purnomo.


(62)

5. Humas dan Pembantu Umum (Koordinator Umum).

Anggota : Yanto Kori.

Anggota : Yusuf Abdul Rahman.

Anggota : Pi’an Sofyan.

Anggota : Marulloh HD.

Anggota : Tabroni RHL.

Anggota : Ambon G.

Anggota : Sidik Fauzi.

Anggota : Taofik.

6. Marbot.

Anggota : Ranin HL.

Anggota : Muhammad HD.

Anggota : Agon.

Anggota : Amsanih.

Anggota : Mastanah Yusuf.

Anggota : Syarifah.


(1)

(2)

Nama : H. Abshoruddin HD. S. Ag. Jabatan : Ketua Masjid Jami Nurul Khil’ah. Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at, 3 Juni 2011

Pukul : 13. 03 WIB

Tempat : Di Rumah Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag.

Wawancara I Pertanyaan :

1. Kapan berdirinya masjid Jami Nurul Khil’ah dan apa yang melatar belakangi berdirinya?

2. Apa visi dan misi berdirinya masjid Jami Nurul Khil’ah?

3. Siapa pimpinan masjid Jami Nurul Khil’ah dan sampai kapan masa jabatannya?

4. Apa tugas dari pimpinan masjid Jami Nurul Khil’ah?

5. Apa saja fasilitas yang ada pada masjid Jami Nurul Khil’ah? Jawaban :

1. Sejak tahun 1971. Yang melatar belakangi berdirinya masjid Jami Nurul Khil’ah ini yakni semakin banyaknya jama’ah yang ada di kelurahan Pangkalan Jati Baru sehingga orang tua kami mewakafkan sebuah lahan yang kemudian dibangunlah masjid , dan untuk menjadikan tempat perkumpulannya organisasi pada masa itu.

2. Visi dari masjid Jami Nurul Khil’ah ini ialah: Menjadikan pusat ke Islaman yang terdepan dan terunggul di kawasana Cinere Depok dan sekitarnya.


(3)

Sedangkan yang menjadi Misi masjid Jami Nurul Khil’ah ini: Untuk memakmurkan masjid Jami Nurul Khil’ah, memberikan sarana ibadah yang baik dan nyaman serta untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dan melaksankan syiar Islam.

3. Pemimpin atau ketua pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah ini, Bapak H. Abshoruddin HD. S. Ag. Saya menjabat dari tahun 2010 sampai dengan 2015. 4. Sebagai ketua masjid tugas saya ialah: Memimpin dan mengendalikan

kegiatan para anggota pengurus dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mereka tetap berada pada kedudukan atau fungsinya masing-masing, Menandatangani surat-surat penting, mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh para pengurus. Serta bertanggung jawab sepenuhnya atas masjid Jami Nurul Khil’ah yang kita cintai ini.

5. Fasilitas yang terdapat di masjid Jami Nurul Khil’ah ini terdiri dari sarana dan prasarana. Sarana yang ada pada masjid Jami Nurul Khil’ah ini yakni, ruang peribadatan, ruang wudhu dan toilet, tempat penitipan sepatu dan sandal, gudang. Perpustakaan, dapur Sedangkan prasarana yang dimiliki yakni, komputer, alat komunikasi, kalender kegiatan masjid, jam, kaligrafi, peralatan sound sytem, kranda mayat lengkap.

Pewawancara Narasumber


(4)

Nama : H. Abdul Basyit HD. SH. Jabatan : Seksi Pendidikan dan Dakwah. Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 5 Juni 2011.

Pukul : 13.20 WIB

Tempat : Di Rumah Bapak H. Abdul Basyit HD. SH.

Wawancara II Pertanyaan :

1. Bagaimana keadaan pendidikan pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah dan berapa jumlah keseluruhan pengurus masjid?

2. Kegiatan-kegiatan apa yang diselenggarakan masjid Jami Nurul Khil’ah dalam pelaksanaan dakwah?

3. Bagaimana pembagian zakat, infak, dan shodaqoh masjid Jami Nurul Khil’ah?

Jawaban:

1. Adapun pendidikan pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah ini, terdapat dua tingkatan diantaranya ada tingkatan umum dan tingkatan bawah. Tingkatan umum biasanya mereka berpendidikan minimal S1 sampai dengan S3, sedangkan tingkatan bawah umumnya hanya lulusan SMA dan sederajat. Adapun keseluruhan pengurus yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah ini terdapat kurang lebih 51 orang.

2. Memperingatan hari besar Islam, pengajian-pengajian umum, laylatul ijtima (tempat perkumpulan ulama-ulama yang dilaksankan satu bulan sekali)


(5)

3. Pembagian zakat, infak dan shodaqoh yang dilakukan pengurus masjid Jami Nurul Khil’ah ini dengan memberikan berupa sandang pangan papan dan santunan untuk yatim.

Pewawancara Narasumber


(6)

Nama : Sidiq Fauzi

Jabatan : Ketua Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah. Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 5 Juni 2011

Pukul : 15.45 WIB

Tempat : Di Masjid Jami Nurul Khil’ah.

Wawancara III Pertanyaan:

1. Apa nama ikatan remaja yang ada di masjid Jami Nurul Khil’ah?

2. Siapa ketua dari ikatan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah dan sampai kapan masa jabatannya?

3. Maslah apa yang sering terjadi dikalangan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah? Jawaban:

1. IRMANUKI (Ikatan Remaja Masjid Jami Nurul Khil’ah).

2. Sidiq Fauzi. Saya menjabat dari tahun 2007 sampai dengan 2012.

3. Masalah yang sering timbul dikalangan remaja masjid Jami Nurul Khil’ah ini ialah, adanya dua kegiatan yang saling bentrok dengan waktu pertemuan remaja dan pekerjaannya. Dan juga ada remaja masjid yang sudah menikah. Dan terkadang naik turunnya kendala keaktifan remaja.

Pewawancara Narasumber


Dokumen yang terkait

Fungsi masjid jami Al-Anwar sebagai lembaga pendidikan dalam membentuk kepribadian muslim : studi kasus pada anggota Remaja Masjid Jami Al-Anwar di jalan Mampang Prapatan X1

0 5 89

Strategi Pengembangan Kegiatan Keagamaan Remaja Di Dkm Masjid Baitul Makmur Srengseng Sawah - Jakarta Selatan

0 8 73

Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

3 33 77

TRANSFORMASI FUNGSI MIHRAB DALAM ARSITEKTUR MASJID STUDI KASUS : MASJID-MASJID JAMI’ DI SURAKARTA

0 3 8

Upaya Ikatan Remaja Masjid Jami Nurul Al

0 0 11

BAB IV ANALISIS PERANAN REMAJA MASJID JAMI’ BAITUL KHOIR DALAM MEMBINA MORAL REMAJA DI WILAYAH KECAMATAN BANDUNG - PERANAN REMAJA MASJID JAMI’ BAITUL KHOIR DALAM MEMBINA MORAL REMAJA DI WILAYAH KECAMATAN BANDUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungag

0 0 16

PEMBERDAYAAN REMAJA BERBASIS MASJID (Studi Terhadap Remaja Masjid Di Labuh Baru Barat) Aslati

0 1 11

Peran Masjid Jami’ terhadap perubahan perilaku keagamaan masyarakat Kelurahan Masjid Jami’ Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Peran Masjid Jami’ terhadap perubahan perilaku keagamaan masyarakat Kelurahan Masjid Jami’ Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 1 24

PERAN GURU FIQH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH DI MADRASAH ALIYAH NURUL ISLAM JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

0 2 98