Jenis – Jenis Graf Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

2.2 Jenis – Jenis Graf

Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Pengelompokan jenis graf bergantung pada sudut pandang pengelompokkannya. Pengelompokkan graf dapat dipandang berdasarkan ada atau tidak adanya sisi ganda atau sisi kalang, berdasarkan jumlah simpul, berdasarkan orientasi arah pada sisi, berdasarkan keterhubungan simpul, serta berdasarkan bobotnya. Berdasarkan ada atau tidak adanya sisi ganda pada suatu graf, maka graf data dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Graf Sederhana Simple Graph Graf sederhana merupakan graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi ganda. Pada graf sederhana, sisi u,v sama dengan sisi v,u. 2. Graf Tak Sederhana Unsimple Graph Graf tak sederhana merupakan graf yang mengandung sisi ganda atau gelang. Ada dua jenis graf tak sederhana, yaitu: a. Graf Ganda Multigraph yaitu graf yang mengandung sisi ganda yang menghubungkan sepasang simpul bisa lebih dari dua buah simpul. Sisi ganda dapat diasosiasikan sebagai pasangan tak terurut yang sama. b. Graf Semu Pseudograph yaitu graf yang mengandung gelang loop yang dapat terhubung ke dirinya sendiri. Berdasarkan jumlah simpul pada suatu graf, maka graf dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Graf Berhingga Limited Graph Graf berhingga merupakan graf yang jumlah simpulnya sejumlah n berhingga. 2. Graf Tak Berhingga Unlimited Graph Graf tak berhingga merupakan graf yang jumlah simpulnya, n, tidak berhingga banyaknya. Universitas Sumatera Utara e 3 Berdasarkan orientasi arah pada sisiya, graf dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Graf Tak Berarah Undirected Graph Graf tak berarah merupakan graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah sehingga urutan pasangan simpul yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan. Graf tak berarah G terdiri dari suatu himpunan V dari simpul – simpul dan suatu himpunan E dari sisi – sisi sedemikian rupa sehingga setiap sisi e ε E dikaitkan dengan pasangan simpul tak terurut. Jika terdapat sebuah sisi e yang menghubungkan simpul vertex v dan w, maka dapat dituliskan dengan e = v,w atau e = w,v yang menyatakan sebuah sisi edge antara v dan w. Gambar 2. 1 Graf Tak Berarah 2. Graf Berarah Directed Graph atau Digraph. Graf berarah merupakan graf yang pada setiap sisinya diberikan orientasi arah. Pada graf tak berarah undirected graph elemen dari E disebut dengan edge, sedangkan pada graf berarah directed graph elemen dari EA disebut dengan arc. Graph berarah G terdiri dari suatu himpunan V dari simpul - simpul dan suatu himpunan EA dari arc sedemikian rupa sehingga setiap arc a ε A menghubungkan pasangan simpul terurut. Jika terdapat sebuah arc a yang menghubungkan pasangan terurut v,w dari simpul - simpul, maka dapat ditulis dengan a=v,w, yang menyatakan sebuah arc dari v ke w. Pada suatu graf jika dua buah simpul vertex v 1 dan v 2 dihubungkan oleh suatu edgearc, maka kedua simpul vertex tersebut dikatakan adjacent. Pada Gambar 4 simpul vertex v 1 adjacent bertetangga dengan simpul v 2 . Sementara itu, arc a 1 dikatakan incident bersisian dengan simpul v 1 dan simpul v 2 . v 3 e 4 v 4 v 1 v 2 e 1 e 2 v 5 e 6 e 5 Universitas Sumatera Utara Gambar 2. 2 Graf Berarah Berdasarkan keterhubungan simpul pada suatu graf, maka graf dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Graf Terhubung Connected Graph Graf terhubung merupakan graf yang terdapat bila ada dua titik dalam graf G yang terhubung. Misalkan u dan v adalah titik yang berbeda pada graf G. Maka titik u dan v dapat dikatakan terhubung connected jika terdapat lintasan u – v di G. Sedangkan suatu graf G dapat dikatakan terhubung connected jika untuk setiap titik u dan v di G terhubung. Lubis, Ibnu H. 2011 Gambar 2. 3 Graf Terhubung 2. Graf Tidak Terhubung Unconnected Graph Sebuah graf G dikatakan tidak terhubung bila dan hanya bila ada dua titik dalam graf G tidak membentuk lintasan. Gambar 2. 4 Graf Tidak Terhubung Berdasarkan bobotnya graf dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Graf Tidak Berbobot Unweighted Graph Graf Tidak Berbobot Unweighted Graph merupakan graf yang tidak mempunyai bobot atau nilai. v 4 e 4 v 1 v 2 e 1 v 3 e 2 e 3 v 3 e 2 e 3 v 4 v 1 v 2 e 1 e 4 v 3 e 2 e 3 v 4 v 1 v 2 e 1 Universitas Sumatera Utara 2. Graf Berbobot Weighted Graph Graf berbobot weighted graph adalah suatu graf yang setiap garisnya berhubungan dengan suatu bilangan riil positif yang menyatakan bobot garis tersebut. Bobot garis e biasanya diberi simbol we. Jumlah bobot semua garis disebut total bobot. Surendro, R. 2008 Gambar 2. 5 Graf Berbobot 2.3 Pohon Tree Pohon dapat didefinisikan sebagai graf tak berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Menurut definisi diatas, ada dua sifat penting pada pohon yaitu terhubung dan tidak mengandung sirkuit. Pohon Tree dinotasikan dengan T. Munir, R. 2005 Konsep pohon sebelumnya sudah diterapkan oleh Arthur Cayley, seorang Matematikawan asal Inggris pada tahun 1870 – an. Arthur menerapkan konsep pohon dalam perhitungan molekul kimia. Tetapi, pada masa kini konsep pohon banyak diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari lingkuistik hingga komputer. Sebuah graf G dengan n simpul vertex dapat dikatakan sebuah tree, jika: 1. G terhubung dan tidak memuat sirkuit, atau 2. G terhubung dan memiliki n – 1 edge, atau 3. G tidak memuat sirkuit dan memiliki n – 1 edge, atau 4. Terdapat tepat satu path diantara setiap pasangan simpul di G, atau 5. G setidaknya merupakan sebuah graf terhubung. Pada Gambar 2.6, a tidak termasuk sebuah pohon karena mengandung sirkuit yaitu a – d – f – a, b juga tidak termasuk sebuah pohon karena merupakan graf tidak terhubung, sedangkan c merupakan sebuah pohon karena merupakan graf terhubung tetapi tidak memiliki sirkuit. v 3 4 8 v 4 v 1 v 2 2 3 v 5 7 5 Universitas Sumatera Utara a b c Gambar 2. 6 a dan b bukan pohon, sedangkan c adalah pohon 2.4 Minimum Spanning Tree MST Pohon yang mengandung simpul – simpul dalam sebuah grafik yang saling terhubung disebut spanning tree. Permasalahannya adalah bagaimana mendapatkan suatu pohon T yang mengandung semua simpul dalam grafik G dan mengandung jumlah minimum dari bobot simpul – simpulnya u,v dari pohon T. Purwanto, E. 2008 Pernyataan di atas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan: ………… 1 Algoritma minimum spanning tree mengelola sebuah himpunan suatu simpul A, kemudian menjalankan iterasi secara invariant tidak berbeda. Perhatian utama pada setiap iterasi adalah bahwa A sebagai sub – himpunan dari beberapa MST, sehingga setiap langkah akan ditentukan simpul yang akan ditambahkan ke simpul A tersebut tanpa menghilangkan sifat invariant-nya. Purwanto, E. 2008 Perlu dicermati bahwa spanning tree hanya untuk graf terhubung karena pohon selalu terhubung. Kasus yang dipecahkan dalam minimum spanning tree adalah mencari jarak minimum dari setiap ruas ujung pada grafik yang membentuk pohon pencarian. Sebagai catatan bahwa tidak semua grafik bisa dihitung menggunakan MST karena untuk menghitung jarak minimum atas terbentuknya sebuah grafik harus memenuhi kriteria – kriteria spanning tree yaitu: a. Setiap ruas pada grafik harus terhubung b. Setiap ruas pada grafik harus mempunyai nilai bobot c. Setiap ruas pada grafik tidak mempunyai arah Pada suatu graf G, total jarak minimum dapat dihitung dengan langkah – langkah sebagai berikut: e f a b c d f a b c d e a b d c f e Universitas Sumatera Utara 1. Pada suatu graf G yang terbentuk, perhatikan apakah memenuhi kriteria sebagai suatu spanning tree. 2. Lakukan pelacakan secara berurutan dimulai dari simpul pertama hingga simpul terakhir. 3. Pada setiap simpul perhatikan bobot tiap – tiap edge. 4. Ambil nilai atau bobot terkecil yang artinya jarak terpendek dari setiap ruas edge simpul. 5. Lanjutkan sampai seluruh simpul membentuk suatu spanning tree. 6. Jumlahkan bobot yang telah dipilih yang menghubungkan simpul – simpul tersebut.

2.5 Lintasan Path

Dokumen yang terkait

Algoritma untuk Degree Constrained Minimum Spanning Tree

1 37 48

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

2 3 15

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

0 0 2

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

0 4 5

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

0 1 19

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s Chapter III V

0 0 56

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

0 4 2

Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pemasangan Kabel Fiber Optik Jaringan 4g Di Universitas Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Sollin Dan Algoritma Prim’s

0 1 5

Implementasi Algoritma Solin Dalam Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pembuatan Jalur Pipa Air Di Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Implementasi Algoritma Solin Dalam Menentukan Minimum Spanning Tree Pada Pembuatan Jalur Pipa Air Di Universitas Sumatera Utara

3 19 2