BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
- Zeolit Alam Sarulla - Aquadest Bebas Ammonia
- Limbah Cair Pabrik Karet - HgI
2s
p.a. E-merck - KI
s
p.a. E-merck - NaOH
s
p.a. E-merck - NH
4
Cl p.a. E-merck
- H
3
BO
3s
p.a. E-merck - HCl
p
p.a. E-merck
3.2 Alat
- Spektrofotometer Spektronik 20 Milton Roy
- Neraca Analitik Mettler AE 200
- Botol Aquadest - Alu dan Lumpang
- Oven Fisher
- Furnace Fisher
- Siever Ayakan 100 Mesh
Universitas Sumatera Utara
- Peralatan Gelas Pyrex
- Kertas Saring Whatman No. 42
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembuatan Larutan HCl 5
Sebanyak 135,13 mL larutan HCl
p
dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL, diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda lalu dihomogenkan.
3.3.2. Larutan Asam Boraks
Sebanyak 20 gram kristal H
3
BO
3
dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL lalu dilarutkan dengan 100 mL aquadest. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
500 mL dan diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda.
3.3.3. Larutan NaOH 6 N
Sebanyak 240 gram NaOH pellet dimasukkan ke dalam beaker glass 600 mL lalu dilarutkan dalam 500 mL aquadest dan didinginkan sampai suhu kamar.
Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian diencerkan sampai garis tanda dan dihomogenkan.
3.3.4. Reagen Nessler
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 25 gram kristal HgI
2
dan 17,5 gram kristal KI dimasukkan ke dalam beaker glass 100 mL yang telah diisi 50 mL aquadest, kemudian diaduk hingga
seluruh kristal larut. Larutan ini kemudian dicampurkan dengan 50 mL NaOH 6N secara perlahan-lahan lalu dimasukkan larutan dalam labu ukur 250 mL dan
diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda dan dihomogenkan. Larutan ini disimpan dalam botol kaca yang gelap dan dihindarkan terkena sinar matahari.
3.3.5. Larutan Induk Amoniak 1000 mgL
Sebanyak 3,819 gram Kristal NH
4
Cl yang telah dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 100
o
C dimasukkan ke dalam beaker glass lalu dilarutkan dengan 200 mL aquadest. Kemudian diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur 1000 mL
sampai garis tanda dan dihomogenkan.
3.3.6. Larutan Standar Amoniak 100 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk amoniak 1000 mgL diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur 100 mL sampai garis tanda dan dihomogenkan.
3.3.7. Larutan Standar Amoniak 0,5 ; 2,0 ; 3,5 ; 5,0 ; 6,5 mgL
Masing-masing sebanyak 0,5 ; 2,0 ; 3,5 ; 5,0 ; 6,5 mL larutan standar amoniak 100 mgL diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur 100 mL sampai garis tanda
lalu dihomogenkan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.8. Pengolahan Zeolit
3.3.8.1. Preparasi Zeolit
Batuan zeolit alam Sarulla yang masih berbentuk granula dipanaskan di dalam oven pada suhu 100 ± 10
o
C selama 3 jam, lalu didinginkan dan dihaluskan. Kemudian diayak dengan ayakan 100 Mesh.
3.3.9. Aktivasi Zeolit
Sebanyak 100 gram zeolit alam Sarulla yang telah dipreparasi kemudian dipanaskan sampai suhu 250
o
C selama 3 jam lalu didinginkan di dalam desikator.
3.3.10. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Amoniak
Dipipet masing-masing sebanyak 50 mL larutan standar 0,5 ; 2,0 ; 3,5 ; 5,0 ; 6,5 mgL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian ditambahkan 2,0 mL
reagen Nessler lalu dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Diukur transmitansinya pada
maks
= 410 nm dengan spektrofotometer visibel.
3.3.11. Pengambilan dan Pengawetan Sampel
Diambil limbah cair pabrik karet buangan pertama dan dimasukkan ke dalam botol gelap tanpa gelembung udara. Ditambahkan dengan H
2
SO
4p
sampai pHnya 2. Didinginkan sampel pada 4
o
C.
Universitas Sumatera Utara
3.3.12. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet
3.3.12.1. Destilasi Limbah Cair Pabrik Karet
Sebanyak 400 mL limbah cair pabrik karet dimasukkan ke dalam labu destilasi, kemudian didestilasi selama 30 menit. Destilat ditampung dalam labu Erlenmeyer
yang telah berisi 400 mL larutan asam boraks. Campuran destilat dan asam boraks ini kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL dan diencerkan dengan
aquadest sampai garis tanda.
3.3.13. Penentuan Amoniak yang diserap oleh Zeolit Aktif
Ke dalam 5 buah labu takar yang telah bersih dan kering diisi dengan 100 mL larutan hasil destilasi limbah cair pabrik karet, lalu diatur pH larutannya = 6
dengan menambahkan NaOH 6 N. Kemudian ditambahkan masing-masing secara berurutan sebanyak 2,0 ; 4,0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram zeolit aktif. Diaduk lalu
didiamkan selama 3 jam. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 42 dan filtratnya dikumpulkan. Dipipet masing-masing sebanyak 25
mL filtrat setelah penambahan zeolit aktif lalu dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Kemudian dinetralkan dengan penambahan NaOH 6N lalu ditambahkan 2,0
mL reagen Nessler lalu dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Diukur transmitansinya pada
maks
= 410 nm dengan spektrofotometer visibel.
3.3.14. Recovery Amoniak
Dikeringkan masing-masing zeolit yang telah digunakan untuk menyerap amoniak, kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker, lalu ditambahkan 100 mL
larutan HCl 5. Diaduk dan didiamkan selama 3 jam. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 42 dan filtratnya dikumpulkan. Dipipet
masing-masing sebanyak 25 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu takar 50
Universitas Sumatera Utara
mL. Ditambahkan 2,0 mL reagen Nessler lalu dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Diukur transmitansinya pada
maks
= 410 nm dengan spektrofotometer visibel.
Catatan: Setiap proses Recovery dilakukan setelah zeolit digunakan sebagai
penyerap amoniak di dalam air limbah.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Pengolahan Zeolit
3.4.1.1. Preparasi Zeolit
Batuan zeolit alam sarulla
Serbuk zeolit 100 mesh Dipanaskan di dalam oven pada suhu 100 sampai 110
o
C selama 3 jam
Didiginkan Dihaluskan
Diayak dengan ayakan 100 mesh
3.4. 1.2. Aktivasi Zeolit
100 gram serbuk zeolit alam sarulla 100 mesh
Zeolit aktif Dipanaskan pada suhu 250
o
C selama 3 jam
Anita S.1994
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Amoniak
50 mL larutan standar 0,5 mgL
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL ditambahkan 2,0 mL larutan Reagen Nessler
dikocok didiamkan selama 10 menit
diukur transmitansinya pada panjang gelombang maksimum 410 nm
Hasil
Catatan: 1. Dilakukan prosedur yang sama untuk larutan standar 2,0 ; 3,5 ; 5,0 ; 6,5 mgL.
2. Pengukuran juga dilakukan untuk blanko yang mendapat perlakuan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Pengambilan dan Pengawetan sampel
Limbah karet buangan pertama dimasukkan ke dalam botol gelap
tanpa gelembung udara ditambahkan dengan H
2
SO
4p
sampai pHnya 2
didinginkan pada 4
o
C
Sampel limbah karet buangan pertama
Universitas Sumatera Utara
3.4.4. Pengolahan Limbah cair Pabrik Karet
3.4.4.1. Destilasi Limbah cair Pabrik Karet
400 mL limbah cair pabrik karet dimasukkan ke dalam labu destilasi
ditambahkan NaOH 6N hingga pHnya 7 didestilasi selama 30 menit
Destilat Residu
ditampung dalam labu erlenmeyer yang telah diisi dengan 400 mL larutan asam
boraks
larutan bening
dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda
dihomogenkan
Hasil
Rikardo T,2010
Universitas Sumatera Utara
3.4.4.2. Penentuan Amoniak yang Diserap oleh Zeolit Aktif
100 ml larutan hasil destilasi dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml
diatur pH-nya = 6 dengan penambahan NaOH 6N dimasukkan 2,0 gram zeolit aktif
diaduk didiamkan selama 3 jam
disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 42
Filtrat Residu
dipipet sebanyak 25 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
dinetralkan dengan penambahan NaOH 6N ditambahkan 2,0 mL larutan reagen Nessler
dikocok didiamkan selama 10 menit
diukur transmitansinya pada panjang gelombang maksimum = 410 nm
Hasil
Catatan: 1. Dilakukan prosedur yang sama dengan penambahan zeolit 4,0 ;
6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram zeolit aktif. 2. Pengukuran juga dilakukan untuk blanko yang mendapat perlakuan
yang sama.
Universitas Sumatera Utara
3.4.5. Recovery Amoniak
Zeolit yang telah terpakai
dikeringkan dimasukkan ke dalam gelas beaker
ditambahkan dengan 100 mL larutan HCl 5 diaduk
didiamkan selama 3 jam disaring
filtrat residu
dipipet sebanyak 25 mL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
ditambahkan 2,0 mL reagen Nessler dikocok
didiamkan 10 menit diukur transmitansinya pada panjang gelombang maksimum= 410 nm
Hasil
Catatan: 1. Dilakukan prosedur yang sama untuk Zeolit yang telah terpakai
masing-masing 4,0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram. 2. Pengukuran juga dilakukan untuk blanko yang mendapat
perlakuan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Data hasil percobaan yang diperoleh ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.1. Hasil Penyerapan Amoniak Oleh Zeolit
Konsentrasi Amoniak Awal = 5,4679 mgL Zeolit gram
mgL Amoniak Penyerapan
2 2,0704
62,1353 4
1,8842 65,5407
6 1,7041
68,8344 8
1,5864 70,9870
10 1,5002
72,5635
Tabel 4.2. Data Hasil Recovery Amoniak Setelah Diserap Zeolit Zeolit gram
mgL Amoniak Recovery
2 1,2739
38,4708 4
1,1643 38,2071
6 1,1095
34,8923 8
1,0283 35,1802
10 1,0019
33,2155
Universitas Sumatera Utara
\
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Penentuan Amoniak yang Terserap Oleh Zeolit Aktif
4.2.1.1. Penurunan persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi
Data yang diperoleh dari pengukuran transmitansi larutan standar amoniak dikonversikan ke dalam bentuk absorbansi dengan menggunakan persamaan A =
2 – log T.
Data absorbansi yang diperoleh dari larutan standar amoniak diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa
garis linear seperti pada gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Amoniak
Universitas Sumatera Utara
Data – data absorbansi sebagai fungsi konsentrasi larutan standar amoniak kemudian diolah dengan metode Least-Square dimana konsentrasi dinyatakan
sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Kurva Kalibrasi
Xi Yi
Xi-X ̅
Xi-X ̅
2
Yi-Y ̅
Yi-Y ̅
2
Xi - X ̅Yi - Y̅
-2,9166 8,5065
-0,4001 0,1601
1,1669 0,5
0,0933 -2,4166
5,8399 -0,3068
0,0941 0,7414
2,0 0,2953
-0,9166 0,8401
-0,1048 0,0109
0,0960 3,5
0,4728 0,5834
0,3403 0,0727
0,0053 0,0424
5,0 0,6643
2,0834 4,3405
0,2642 0,0698
0,5504 6,5
0,8751 3,5834
12,8407 0,4750
0,2256 1,7021
∑ 2,4008 32,7080
0,0002 0,5658
4,2952
Dari tabel di atas diperoleh =
dan harga
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dinyatakan dengan y = ax + b Dimana: a = slope
b = intersept
Harga slope a dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : =
Sedangkan harga intersept b dapat diperoleh melalui persamaan: Y
̅ = ax̅ + b Atau b = Y
̅ - ax̅ = 0,4001 – 0,1314 x 2,9166
Universitas Sumatera Utara
= 0,4001 – 0,3832 = 0,0168
Dengan demikian persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi amoniak adalah : Y = 0,1314x + 0,0168
Selanjutnya persamaan ini digunakan untuk menghitung konsentrasi amoniak tersisa di dalam larutan setelah penyerapan oleh zeolit aktif.
Contoh perhitungan: Konsentrasi amoniak awal = 5,5479 mgL
Penyerapan amoniak oleh 2 gram zeolit aktif: T konsentrasi amoniak sisa = 70,33; maka A = 2 – log 70,33
= 0,1528 disubsitusikan harga A terhadap Y pada persamaan garis regresi
Y = 0,1314x + 0,0168 Diperoleh : 0,1528 = 0,1314x + 0,0168
Atau X = = 1,0350
Hasil ini dikalikan dengan faktor pengenceran yaitu 2x sehingga diperoleh konsentrasi amoniak sisa yang sebenarnya yaitu : 2,0700 mgL
4.2.1.2. Penentuan Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi r untuk kurva kalibrasi amoniak dapat ditentukan:
r = = 0,9986
4.2.1.3. Penentuan Amoniak yang Telah Diserap Oleh Zeolit Aktif
Universitas Sumatera Utara
Penyerapan Amoniak oleh zeolit aktif dapat ditentukan dengan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil
pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 1 dalam lampiran.
4.2.1.4. Penentuan Amoniak Sisa Setelah Diserap Oleh Zeolit Aktif dari Limbah Pabrik Karet mgL
Dari data pengukuran absorbansi amoniak untuk sampel limbah pabrik karet dengan penambahan 2 gram zeolit aktif, diperoleh absorbansi sebagai sebagai
berikut: A1
= 0,1549 A2
= 0,1549 A3
= 0,1487
Dengan mensubstitusi nilai Y absorbansi kepersamaan garis regresi Y = 0,1314x + 0,0168 dan dengan adanya pengenceran sebanyak 2x, makan diperoleh:
X1 = 2,1019
X2 = 2,1019
X3 = 2,0076
Sehingga diperoleh :
= 2,0704
X1 - X ̅
2
= 2,1019 – 2,0704
2
= 9,9225 x 10
-4
X2 - X ̅
2
= 2,1019 – 2,0704
2
= 9,9225 x 10
-4
X3 - X ̅
2
= 2,0076 – 2,0704
2
= 39,4384 x 10
-4
Universitas Sumatera Utara
+ X1 - X
̅
2
= 59,2834 x 10
-4
Maka, =
= 5,4444 x 10
-2
= 0,0544
didapat harga = 0,0314
dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan dk = n -1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95 p – 0,05, t = 4,30 maka :
d = t 0,05x n – 1 S
x
d = 4,30 0,05 x 2 0,0314 = 0,0135
Sehingga diperoleh hasil pengukuran amoniak sisa dengan penambahan 2 gram zeolit aktif sebesar 2,0704 ± 0,0135 mgL
Data perhitungan untuk konsentrasi amoniak sisa setelah diserap oleh zeolit aktif 2,0 ; 4,0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram dapat dilihat pada tabel 1 dalam lampiran.
4.2.1.5. Perhitungan Jumlah Amoniak Terserap
Jumlah amoniak yang terserap dihitung dengan menggunakan persamaan: [Amoniak]
terserap
= [Amoniak]
awal
– [Amoniak]
sisa
Jumlah amoniak yang tersisa dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti dijelaskan pada butir 4.2.1.1 dan dicantumkan pada tabel 4.1.
Data – data ini digunakan untuk menghitung amoniak yang terserap dengan menggunakan persamaan:
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan yang diperoleh dicantumkan pada tabel yang sama.
4.2.1.6. Penentuan Amoniak Hasil Recovery
Dari data pengukuran absorbansi hasil recovery amoniak untuk sampel limbah pabrik karet dengan penambahan 2 gram zeolit aktif, diperoleh absorbansi sebagai
sebagai berikut: A1
= 0,1023 A2
= 0,1023 A3
= 0,0969
Dengan mensubstitusi nilai Y absorbansi kepersamaan garis regresi Y = 0,1314x + 0,0168 dan dengan adanya pengenceran sebanyak 2x, makan diperoleh:
X1 = 1,3013
X2 = 1,3013
X3 = 1,2191
Sehingga diperoleh :
= 1,2739
X1 - X ̅
2
= 1,3013 – 1,2739
2
= 7,5076 x 10
-4
X2 - X ̅
2
= 1,3013 – 1,2739
2
= 7,5076 x 10
-4
X3 - X ̅
2
= 1,2191 – 1,2739
2
= 30,0304 x 10
-4
+
Universitas Sumatera Utara
X1 - X ̅
2
= 45,0456 x 10
-4
Maka, =
= 4,7458 x 10
-2
= 0,0474
didapat harga = 0,0273
dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan dk = n -1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95 p – 0,05, t = 4,30 maka :
d = t 0,05x n – 1 S
x
d = 4,30 0,05 x 2 0,0273 = 0,0117
Sehingga diperoleh hasil Recovery amoniak dengan penambahan 2 gram zeolit aktif sebesar: 1,2739 ± 0,0117 mgL
Data perhitungan untuk hasil recovery amoniak setelah penambahan zeolit aktif 2,0 ;4,0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram dapat dilihat pada tabel 2 dalam lampiran.
4.2.1.7. Perhitungan Jumlah Amoniak Terrecovery
Jumlah amoniak yang terrecovery dihitung dengan menggunakan persamaan: [Amoniak]
terserap
= [Amoniak]
awal
– [Amoniak]
sisa
Jumlah amoniak yang tersisa dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti dijelaskan pada butir 4.2.1.1 dan dicantumkan pada tabel 4.2.
Data – data ini digunakan untuk menghitung amoniak yang terrecovery dengan menggunakan persamaan:
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan yang diperoleh dicantumkan pada tabel yang sama.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembahasan
Studi Penyerapan Amoniak dari Limbah Pabrik Karet dengan Menggunakan Zeolit Alam serta Perolehan Kembali Recovery Amoniak yang Telah Diserap
Zeolit dilakukan dengan memvariasikan berat dari zeolit alam 2,0 ; 4.0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram dimana batuan zeolit alam dipanaskan di dalam oven pada suhu 100
– 110
o
C, didinginkan, dihaluskan, kemudian diayak dengan ayakan 100 mesh. Dimana aktivasi dari zeolit alam tersebut dilakukan secara fisika yaitu dengan
pemanasan pada suhu 250
o
C selama 3 jam. Zeolit alam yang diaktivasi dengan pemanasan pada suhu 250
o
C menyebabkan molekul-molekul air yang terperangkap dalam ruang-ruang rongga dalam kristal zeolit akan keluar dan
menyebabkan luas permukaan pori-pori akan bertambah sehingga zeolit tersebut dapat berfungsi sebagai penyerap gas ataupun cairan.
Sampel limbah pabrik karet diambil dari salah satu Pabrik Karet yang terdapat di Kisaran yang diambil dari limbah buangan pertama. Limbah buangan
pertama tersebut ditampung dalam suatu wadah dan selanjutnya diawetkan dengan penambahan H
2
SO
4 p
sampai pH 2 dan didinginkan dalam cool box wadah pendingin pada 4
o
C. Reaksi yang terjadi, yaitu : 2 NH
3 g
+ H
2
SO
4
NH
4 2
SO
4
pH 2 Sampel limbah cair pabrik karet tersebut selanjutnya ditambahkan dengan NaOH
6 N sampai pHnya ≥ 7, lalu kemudian didestilasi.
NH
4 2
SO
4
+ 2 NaOH 2 NH
3 g
+ Na
2
SO
4
+ 2 H
2
O pH ≥ 7
Pada proses destilasi, hasil destilasi yang mengandung amoniak ditampung oleh larutan absorben asam borat yang mengikat amoniak tersebut. Selanjutnya, hasil
dari destilasi tersebut diatur pHnya = 6 dengan penambahan NaOH 6N dan kemudian ditambahkan dengan zeolit aktif 2,0 ; 4,0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 gram,
setelah itu diaduk, dan dibiarkan selama 3 jam. 3 NH
3
+ H
3
BO
3
NH
4 3
BO
3
Universitas Sumatera Utara
NH
4 3
BO
3
+ 2 NaOH NH
3
+ Na
2
HBO
3
+ 5 H
2
O Kemudian diambil filtratnya dengan melakukan penyaringan dengan kertas saring
Whatman No. 42. Filtratnya kemudian dinetralkan pHnya dengan NaOH 6N, dikocok, setelah itu ditambahkan dengan Reagen Nessler yang mana reaksinya
menghasilkan larutan berwarna kuning-coklat yang mengikuti hukum Beer- Lambert. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan konsentrasi NH
3
yang ada dalam sampel, yang kemudian ditentukan secara spektrofotometris pada panjang gelombang maksimum 410 nm.
Gambar 4.2 Bagan Penyerapan Amoniak oleh Zeolit Aktif
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penyerapan amoniak yang paling tinggi terjadi dengan penambahan 10 gram zeolit yaitu sebesar 72,5635
dari total amoniak yang terdapat dalam sampel limbah pabrik karet. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan adsorpsi zeolit akan bertambah seiring dengan
pertambahan berat zeolit tersebut. Pertambahan persen penyerapan seiring dengan penambahan massa zeolit aktif ini belum menunjukkan kemampuan optimum
zeolit dalam menyerap amoniak. Hal ini disebabakan oleh perlakuan pengadukan dan perendaman yang sama untuk masing-masing penambahan zeolit aktif, yaitu
setengah jam pengadukan dan 3 jam perendaman. Setiap pertambahan massa aktif zeolit seharusnya memerlukan waktu pengadukan dan perendaman yang lebih
56 58
60 62
64 66
68 70
72 74
2 4
6 8
10
p e
n ye
r ap
an
massa zeolit aktif
Universitas Sumatera Utara
banyak sehingga waktu kontak atau waktu untuk melakukan penyerapan pun lebih banyak. Hasil recovery perolehan kembali amoniak yang paling besar yaitu
dengan 2 gram zeolit sebesar 38,4708 .
Gambar 4.3 Bagan Perolehan Kembali Recovery Amoniak
Hasil ini dipengaruhi oleh, semakin besarnya massa zeolit yang telah digunakan untuk menyerap amoniak, maka semakin sulit pula kemampuan zeolit tersebut
untuk diaktivasi kembali, yaitu dengan penambahan HCl 5. Semakin sulit diaktivasi maksudnya ialah, semakin sulit untuk zeolit tersebut mengeluarkan
kembali amoniak yang telah diserap sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan