Hasil Uji Coba Alat Ukur Metode Analisis Data

30 maka reabilitasnya akan semakin tinggi. Untuk menguji reabilitas alat ukur dihitung dengan bantuan SPSS versi 17.0

3.5. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Aitem yang diuji cobakan total 24 aitem. Aitem diujicobakan kepada 30 orang di aula GBKP simpang 6, dan gugur 4 skala karena responden tidak mengisi dengan benar. Reliabilitas yang mendekati nilai alpha 1 0.5 akan semakin baik dan yang dibawah 0.3 sangat lemah. Peneliti menguji reliabilitas setiap dimensi di situasi baik good event dan situasi buruk bad event. Dimensi 1 good event didapat nilai alpha 0,572 masuk dalam kategori baik. Dimensi 2 good event diadapat nilai alpha 0,876 masuk dalam kategori baik. Dimensi 3 good event didapat nilai alpha 0.420 masuk dalam kategori sedang karena tidak 0.3. Dimensi 1 bad event didapat nilai alpha 0.698 masuk dalam kategori baik. Dimensi 2 bad event didapat nilai alpha 0.781 masuk dalam kategori baik. Dimensi 3 bad event didapat nilai alpha 0.685 masuk dalam kategori baik. Peneliti tetap memasukkan aitem dengan reliabilitas dengan kategori sedang. Namun dengan catatan bahwa dimensi tersebut kurang kuat dalam konsistensinya.

3.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaaan penelitian terdiri dari tiga tahap .ketiga tahap tersebut yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data. Universitas Sumatera Utara 31

3.6.1 Persiapan Penelitian

a. Pembuatan Alat Ukur Dalam proses pembuatan alat ukur, peneliti membuat alat ukur penelitian berdasarkan Seligman, dkk yang kemudian ditanyakan pendapat ke ahli yang dibidang pembuatan alat ukur professional judgement. Pembuatan alat ukur didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan sampel dan hasil wawancara dari para relawan yang pernah melakukan wawancara hal yang sama. b. Evaluasi Alat Ukur Setelah alat ukur disusun, peneliti menemui dosen departemen Umum dan Eksperimen selaku professional judgement untuk mengevaluasi dan menilai aitem-aitem yang sudah dibuat oleh peneliti agar sesuai dengan yang seharusnya. Setelah ada feedback dari professional judgement, peneliti melakukan revisi terhadap aitem-aitem yang dirasa perlu dilakukan revisi. Aitem-aitem yang menjadi bahan revisi oleh peneliti adalah aitem yang dianggap memiliki makna ambigu ataupun aitem yang memiliki social desirability yang tinggi. Setelah proses pembimbingan alat ukur selesai, kemudian dilanjutkan merancang skala dalam bentuk booklet.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan evaluasi alat ukur, peneliti melakukan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 7-8 Oktober 2016 terhadap 104 Universitas Sumatera Utara 32 orang. Peneliti dibantu oleh 3 orang teman, dan 2 orang diantaranya sudah fasih menggunakan bahasa Karo dan tahu dimana lokasi pengungsian. Kendala yang dihadapi selama penelitian adalah pada bahasa. Partisipan dalam subjek penelitian ini meski mengerti bahasa Indonesia, namun mereka sering menggunakan bahasa Karo dalam berbicara, sehingga sebelum memberikan alat ukur kepada subjek penelitian harus diantarkan dahulu dari teman yang bisa berbahasa Karo agar mereka bersedia membantu. Kendala selanjutnya adalah waktu yang dibutuhkan saat mengisi alat ukur. Karena partisipan dalam subjek penelitian ini selalu berkerumun, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 20 menit-an dalam sekali pengisian. Dan diakhir pengisian beberapa partisipan mengajak mengobrol sehingga membutuhkan waktu yang lebih lagi.

3.6.3. Pengolahan Data Penelitian

Setelah skala yang disebarkan oleh peneliti terkumpul, peneliti melakukan pengelolahan data dengan menggunakan program aplikasi computer SPSS version 17.0 for Windows.

3.7. Metode Analisis Data

Metode anilis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif. Data yang diolah yaitu skor minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi. Hadi 2000 menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah tidak terlalu mendalam. Menentukan gambaran explanatory style berdasarkan dimensinya, pertama harus ditentukan dahulu kategori jawaban responden. Kategori ditentukan dengan Universitas Sumatera Utara 33 membandingkan mean dengan nilai tengah alat ukur. Ditentukan sebelumnya bahwa apabila mean total per dimensi responden pada satu dimensi lebih tinggi dari 4 akan masuk pada kategori tinggi dan apabila mean total per dimensi responden lebih rendah dari 4 maka akan masuk pada kategori rendah. Dan dapat disimpulkan ke tabel berikut. Tabel I. Kategorisasi dimensi explanatory style Dimensi Kriteria Kategori Personalitation X 4 Internal X 4 External Permanence X 4 Stable X 4 Unstable Pervasiveness X 4 Global X 4 Limited Explanatory style memiliki 27 kombinasi dari ketiga dimensinya. Untuk mempermudah maka masing-masing diberi kode sebagai berikut: internal I, external E, stable S, unstable U, global G, limited L, dan diantara D. Kombinasi yang terbentuk adalah: ISG, ISD, ISL, IDG, IDL, IDD, IUG, IUL, IUD,DSG, DSL, DSD, DDG, DDL, DUG, DUL, DUD, DDD, ESG, ESL, ESD, EUG, EUL, EUD, EDG, EDL, dan EDD. Berdasarkan kombinasi ini maka akan ditentukan tipe explanatory style. Tipe-tipe yang terbentuk sebanyak 7 tipe. Masing-masing tipe memiliki karakteristik sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 34 Tabel II. Kategorisasi explanatory style Good event Bad event Kode Keterangan ISG EUL O optimistic + optimistic EUL ISG P pessimistic + pessimistic ISG ISG A optimistic + pessimistic EUL EUL B pessimistic + optimistic ISLD EUL C1 optimistic -G + optimistic EDSG EUL C2 optimistic -I + optimistic ISG IDUL C3 optimistic + optimistic -E bukan diantara diatas bukan diantara diatas E tidak ada tipe Berdasarkan tabel diatas kode O adalah optimistic explanatory style dan kode P adalah pessimistic explanatory style. Selanjutnya kode A adalah ketika pada good event memiliki tipe optimistic dan pada bad event memiliki tipe pessimistic; kode B adalah ketika pada good event memiliki tipe pessimistic dan bad event memiliki tipe optimistic; kode C1 adalah ketika pada good event memiliki tipe optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi pervasiveness yaitu karakteristik global G serta pada bad event memiliki tipe optimistic; kode C2 adalah ketika pada good event memiliki tipe optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi personalitation yaitu karakteristik internal I serta pada bad event memiliki tipe optimistic; kode C3 adalah ketika pada good event memiliki tipe optimistic serta pada bad event memiliki tipe optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi personalitation yaitu karakteristik external E. Terakhir kode E adalah ketika pada good event dan bad event tidak memiliki Universitas Sumatera Utara 35 karakteristik seperti yang sudah disebutkan sebelumnya pada kode A, B, C1, C2, dan C3. Universitas Sumatera Utara 36

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab ini meliputi gambaran subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil utama penelitian berupa pengujian hipotesis. Dan hasil tambahan berupa deskripsi data penelitian yang turut memperkaya hasil penelitian. 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data penelitian terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode statistik One Sample Kolmogorv-Smirnov Test. Data dikatakan terdistribusi normal apabila signifikansi atau nilai p 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi personalitation. Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi personalitation. Kolmogorov-Smirnov 0,734 Signifikansi 0,655 Universitas Sumatera Utara