Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Pembahasan

36

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada bab ini meliputi gambaran subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil utama penelitian berupa pengujian hipotesis. Dan hasil tambahan berupa deskripsi data penelitian yang turut memperkaya hasil penelitian. 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data penelitian terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode statistik One Sample Kolmogorv-Smirnov Test. Data dikatakan terdistribusi normal apabila signifikansi atau nilai p 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi personalitation. Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi personalitation. Kolmogorov-Smirnov 0,734 Signifikansi 0,655 Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 2. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi permanence Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi permanence. Kolmogorov-Smirnov 1,344 Signifikansi 0,054 Tabel 3. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi pervasiveness Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi pervasiveness. Kolmogorov-Smirnov 1,051 Signifikansi 0,219 Berdasarkan tabel 1 diatas, diperoleh nilai Z dimensi personalitation sebesar 0,734 dan nilai signifikansi p sebesar 0,655. Berdasarkan tabel 2 diatas, diperoleh nilai Z dimensi permanence sebesar 1,344 dan nilai signifikansi p sebesar 0,054. Berdasarkan tabel 3 diatas, diperoleh nilai Z dimensi pervasiveness sebesar 1,051 dan nilai signifikansi p sebesar 0,219. Dengan demikian data penelitian dikatakan terdistribusi normal karena nilai p0,05, sehingga dapat digunakan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal. Universitas Sumatera Utara 38

4.2. Hasil Utama

Berikut akan disampaikan dalam tabel gambaran tipe dan dimensi explanatory style. gambaran yang disampaikan berikut berdasarkan teori Seligman yang sudah disampaikan sebelumnya.

4.2.1. Gambaran Tipe Explanatory Style Penyintas Erupsi Gunung Sinabung Di Pengungsian

Menentukan tipe explanatory style perlu diperhtikan pada kedua event baik good internal, stable, dan global ataupun bad external, unstable, dan limited. Untuk tipe optimistic explanatory style yang diberi kode O haruslah memiliki karakteristik optimistic di good external, unstable, dan limited dan bad internal, stable, dan global event. Untuk tipe pessimistic explanatory style yang diberi kode P haruslah memiliki karakteristik pessimistic di bad dan good event. Menentukan tipe selain tipe yang diatas dikodekan dengan kode A, B, C1, C2, C3, dan E. Kode A diberikan ketika pada good event memiliki tipe optimistic internal, stable, dan global dan pada bad event memiliki tipe pessimistic internal, stable, dan global. Kode B diberikan ketika pada good event memiliki tipe pessimistic external, unstable, dan limited dan pada bad event memiliki tipe optimistic external, unstable, dan limited. Kode C1 diberikan ketika pada good event memiliki tipe optimistic namun tanpa karakteristik global dan pada bad event memiliki tipe optimistic. Kode C2 diberikan ketika pada good event memiliki tipe optimistic namun tanpa karakteristik internal dan pada bad event memiliki tipe optimistic. Kode C3 diberikan ketika pada good event memiliki tipe Universitas Sumatera Utara 39 optimistic dan pada bad event memiliki tipe optimistic namun tanpa karakteristik external. Kode E memiliki karakteristik selain yang ada pada kode O, P, A, B, C1, C2, C3. Tabel 4. Gambaran tipe explanatory style penyintas erupsi Gunung Sinabung di pengungsian Dimensi Eve nt Tipe Explanatory style O P A B C1 C2 C3 E Personal isasi Go od Eve nt Inter nal Exter nal Inter nal Exter nal Inter nal Exter nal dianta ra Inter nal selain kombi nasi O, P, A, B, C1, C2, atau C3. Bad Eve n Exter nal Inter nal Inter nal Exter nal Exter nal Exter nal Inter nal diant ara Permane nce Go od Eve nt Stabl e Unsta ble Stabl e Unsta ble Stabl e Stabl e Stabl e Bad Eve n Unsta ble Stabl e Stabl e Unsta ble Unsta ble Unsta ble Unsta ble Pervasiv eness Go od Eve nt Glob al Limit ed Glob al Limit ed Limit ed diant ara Glob al Glob al Bad Eve Limit ed Glob al Glob al Limit ed Limit ed Limit ed Limit ed Universitas Sumatera Utara 40 n Jumlah 2 12 3 1 3 1 78 Berdasarkan hasil tabel terlihat bahwa paling banyak partisipan memiliki explanatory style dengan kode E yaitu sebanyak 78. Kode E adalah ketika pada good event dan bad event tidak memenuhi syarat karakteristik seperti yang sudah disebutkan sebelumnya pada kode A, B, C1, C2, dan C3. Berdasarkan hasil tabel terdapat 2 partisipan pada good event dan bad event yang memiliki tipe Optimistic dan 0 partisipan pada good event dan bad event dengan tipe Pessimistic. Kode A adalah partisipan dengan tipe Optimistic pada good event dan Pessimistic pada bad event, artinya baik pada good event ataupun bad event partisipan tersebut konsisten memiliki karakteristik ISG, sehingga didapatkan 12. Kode B adalah partisipan dengan tipe Pessimistic pada good event dan Optimistic pada bad event, artinya baik pada good event ataupun bad event partisipan tersebut konsisten memiliki karakteristik EUL, sehingga didapatkan 3. Kode C1 adalah partisipan yang ketika pada good event memiliki tipe Optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi pervasiveness yaitu karakteristik global G serta pada bad event memiliki tipe Optimistic dan didapatkan sebanyak 1. Kemudian kode C2 adalah partisipan yang ketika pada good event memiliki tipe Optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi personalitation yaitu karakteristik internal I serta pada bad event memiliki tipe Universitas Sumatera Utara 41 Optimistic sehingga didapatkan sebanyak 3. Selanjutnya kode C3 adalah partisipan yang ketika pada good event memiliki tipe Optimistic serta pada bad event memiliki tipe Optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi personalitation yaitu karakteristik external E didapatkan sebanyak 1.

4.2.2. Gambaran Dimensi Explanatory Style Penyintas Gunung Sinabung Di Pengungsian

Dari tabel diatas bisa ditemukan adanya mean per dimensi responden dengan skor 4. Kategori responden dengan skor mean 4 akan dimasukkan kedalam kategori “diantara” karena responden dengan skor mean 4 tidak dapat dikategoikan masuk kedalam tinggi ataupun rendah baik pada good event maupun bad event. Berdasarkan tabel diatas dapat ditentukan gambaran per dimensi explanatory style penyintas Gunung Sinabung di tempat pengungsian. Gambaran per dimensi ini disajikan pada tabel berikut Tabel 5. Gambaran pola dimensi explanatory style yang sama pada penyintas erupsi Gunung Sinabung Dimensi Good event Bad event Jumlah Personalitation Internal Internal 18 External External 39 Internal External 23 External Internal 5 Universitas Sumatera Utara 42 External Diantara 1 Internal Diantara 9 Diantara Internal 2 Diantara External 3 Permanence Stable Stable 73 Unstable Unstbale 7 Stable Unstable 9 Unstbale Stable 3 Diantara Stable 3 Stable Diantara 5 Pervasiveness Global Global 53 Limited Limited 17 Limited Global 15 Global Limited 9 Diantara Limited 1 Limited Diantara 1 Global Diantara 2 Universitas Sumatera Utara 43 Diantara Global 2 Berdasarkan tabel dihasilkan 100 repson untuk masing-masing dimensi dengan total keseluruhan sebanyak 300 respon. Ditemukan juga bahwa pada dimensi personalitation partisipan cenderung tinggi memiliki kombinasi karakteristik external-external yaitu sebanyak 39. Pada dimensi permanence partisipan cenderung tinggi dengan kombinasi karakteristik stable-stable yaitu sebanyak 73. Dan pada dimensi pervasiveness partisipan cenderung tinggi dengan kombinasi karakteristik global-global yaitu sebanyak 53. 4.3. Hasil Tambahan 4.3.1. Gambaran Dimensi Explanatory Style Penyintas Gunung Sinabung Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan pada tabel berikut Tabel 6. Gambaran dimensi explanatory style berdasarkan jenis kelamin Dimensi Good event Bad event Perempuan org Laki-laki org Personalitation Internal Internal 12 6 External External 31 8 Internal External 17 6 External Internal 2 3 Universitas Sumatera Utara 44 External Diantara 1 Internal Diantara 7 2 Diantara Internal 2 Diantara External 2 1 Permanence Stable Stable 59 14 Unstable Unstbale 4 3 Stable Unstable 6 3 Unstbale Stable 1 2 Diantara Stable 2 1 Stable Diantara 3 2 Pervasiveness Global Global 42 11 Limited Limited 13 4 Limited Global 10 5 Global Limited 8 1 Diantara Limited 1 Limited Diantara 1 Global Diantara 1 1 Universitas Sumatera Utara 45 Diantara Global 2 Berdasarkan hasil tabel diatas ditemukan bahwa pada partisipan dengan jenis kelamin perempuan di dimensi personalitation tinggi dengan karakteristik external-external, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan dengan jenis kelamin perempuan cenderung memberikan attribusi dengan karakteristik external, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak adalah berasal dari luar dirinya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan dengan jenis kelamin perempuan di dimensi permanence tinggi dengan karakteristik stable-stable, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan dengan jenis kelamin perempuan cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik stable, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan selalu terjadi. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan dengan jenis kelamin perempuan di dimensi pervasiveness tinggi dengan karakteristik global-global, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan dengan jenis kelamin perempuan cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik global, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak akan berdampak keseluruh aspek kehidupannya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan jenis kelamin laki-laki. Universitas Sumatera Utara 46

4.3.2. Gambaran Dimensi Explanatory Style Penyintas Gunung Sinabung Berdasarkan Rentang Umur

Berdasarkan rentang umur dapat digambarkan pada tabel berikut Tabel 7. Gambaran dimensi explanatory style berdasarkan rentang umur Dimensi Good event Bad event 21-30 org 31-40 org 41-50 org 51-60 org 60+ org Personalitation Internal Internal 2 5 5 6 External External 9 5 13 5 7 Internal External 8 3 8 2 2 External Internal 1 1 2 1 External Diantara 1 Internal Diantara 2 2 4 1 Diantara Internal 1 1 Diantara External 2 1 Permanence Stable Stable 16 11 27 9 10 Unstable Unstbale 2 2 2 1 Stable Unstable 1 2 3 3 Unstbale Stable 1 1 1 Universitas Sumatera Utara 47 Diantara Stable 1 1 1 Stable Diantara 2 1 1 1 Pervasiveness Global Global 12 11 16 8 6 Limited Limited 5 7 5 Limited Global 3 4 5 3 Global Limited 1 2 3 3 Diantara Limited 1 Limited Diantara 1 Global Diantara 1 1 Diantara Global 1 1 Berdasarkan hasil tabel diatas ditemukan bahwa pada partisipan dengan rentang umur 21-30 pada dimensi personalitation tinggi dengan karakteristik external-external, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan ini cenderung memberikan attribusi dengan karakteristik external, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak adalah berasal dari luar dirinya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan rentang umur 31- 40, 41-50, dan 60+. Namun, pada partisipan dengan rentang umur 51-60 pada dimensi personalitation tinggi dengan karakteristik internal-internal, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan ini cenderung memberikan Universitas Sumatera Utara 48 atribusi dengan karakteristik internal, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak adalah berasal dari dirinya sendiri. Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan dengan rentang umur 21-30 pada dimensi permanence tinggi dengan karakteristik stable-stable, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan ini cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik stable, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan selalu terjadi. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan rentang umur 31- 40, 41-50, 51-60, dan 60+. Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan dengan rentang umur 21-30 pada dimensi pervasiveness tinggi dengan karakteristik global-global, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan dengan rentang umur 21-30 cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik global, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan berdampak keseluruh aspek kehidupannya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan rentang umur 31-40, 41-50, 51-60, dan 60+.

4.3.3. Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin

Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 2 kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Penyajian subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 8. Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 8. Pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Persentase Laki-laki 25 Perempuan 75 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 75 orang 75, sedangkan laki-laki sebanyak 25 orang 25.

4.3.4. Pengelompokkan subjek berdasarkan usia

Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 5 kategori, yaitu 20-30, 31-40, 41-50, 51-60, dan 60 keatas. Penyajian subjek berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel 9. Tabel 9. Pengelompokkan berdasarkan usia Usia tahun Persentase 21-30 23 31-40 18 41-50 33 51-60 14 60 tahun keatas 12 Universitas Sumatera Utara 50 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 33 orang 33, sedangkan yang terendah yaitu subjek dengan usia 60 tahun keatas yaitu sebanyak 12 orang 12.

4.3.5. Pengelompokkan subjek berdasarkan pendidikan terakhir

Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 6 kategori, yaitu tidak sekolah, SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Penyajian subjek berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat dari tabel 10. Tabel 10. Pengelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan terakhir Persentase Tidak sekolah 7 SD 22 SMP 30 SMA 36 D3 2 S1 3 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek yang memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 36 orang 36, sedangkan yang terendah terdapat pada subjek yang memiliki pendidikan D3 yaitu sebanyak 2 orang 2. Universitas Sumatera Utara 51

4.3.6. Pengelompokkan subjek berdasarkan pekerjaan

Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 4 kategori, yaitu bertani, wiraswasta, kebidanan, dan PNS. Penyajian subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 11. Tabel 11. Pengelompokkan berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Persentase Bertani 91 Wiraswasta 5 Bidan 1 PNS 3 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek yang memiliki pekerjaan bertani yaitu sebanyak 91 orang 91, sedangkan yang terendah terdapat pada subjek yang memiliki pekerjaan kebidanan yaitu sebanyak 1 orang 1.

4.3.7. Pengelompokkan subjek berdasarkan lama di pengungsian

Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 6 kategori, yaitu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun, dan 6 tahun. Penyajian subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 12. Universitas Sumatera Utara 52 Tabel 12. Pengelompokkan berdasarkan lama di pengungsian Lama di pengungsian Persentase 1 tahun 19 2 tahun 20 3 tahun 42 4 tahun 2 5 tahun 6 6 tahun 11 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek yang tinggal di pengungsian selama 3 tahun yaitu sebanyak 42 orang 42, sedangkan yang terendah terdapat pada subjek yang tinggal di pengungsian selama 4 tahun yaitu sebanyak 2 orang 2.

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa gambaran explanatory style penyintas erupsi Gunung Sinabung bersuku Karo yang berada di lokasi pengungsian, di Gedung Nasional dan Siosar adalah sebanyak 78 memiliki tipe explanatory style yang tidak dapat disebutkan kategorinya sebagai optimistic ataupun pessimistic tetapi mereka masih memiliki atribusi. Hal ini ditunjukkan dari kondisi mereka yang sudah bertahun-tahun tinggal ditempat pengungsian. Dari temuan di lapangan juga terlihat bahwa mereka banyak mendapatkan kesusahan seperti mendapatkan makanan yang sehat dan air bersih, mereka juga susah untuk mendapatkan kenyaman karena mereka tinggal berdesakan dan sering Universitas Sumatera Utara 53 memberikan keluhan. Namun, kebiasaan masyarakat Karo yang saling tolong menolong terhadap saudara sekampungnya juga bisa membantu mereka bertahan dengan segala kekurangan yang mereka rasakan di tempat pengungsian. Hal ini yang dianggap peneliti bisa mempengaruhi cara subjek dalam melakukan atribusi saat mereka berada di tempat pengungsian. Sehingga mereka menjadi susah untuk menentukan explanatory style mereka menjadi optimistic atau pessimistic. Ditambahkan lagi, menurut Miftah Toha 2003 bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal adalah proses belajar, proses belajar bisa didapatkan dari berbagai tempat dan termasuklah tempat pengugnsian. Kebiasaan masyarakat Karo di tempat pengungsian, tempat yang berbeda dari rumahnya, bisa membentuk pengetahuan baru dan membentuk gaya atribusi yang berbeda dari saat masih berada di rumah asalnya. Berdasarkan hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak adanya partisipan yang pessimistic explanatory style. Sesuai dengan pernyataan Seligman yang mengatakan bahwa pessimistic explanatory style merupakan faktor resiko untuk depresi. maka dapat dikatakan bahwa subjek penelitian memiliki faktor resiko depresi yang rendah. Hal ini bisa didukung dari hasil di lapangan, bahwa ditemukan beberapa dari partisipan masih bisa merasa bersyukur meski berada di tempat pengungsian, karena masih ada orang yang mau memperhatikan mereka. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ida Rohmatul Auliyyah 2016 tentang hubungan antara bersyukur dengan optimisme menunjukkan bahwa bersyukur dan optimisme memiliki hubungan yang positif. Sehingga peneliti berasumsi bahwa Universitas Sumatera Utara 54 optimistic bisa meningkatkan rasa bersyukur yang nantinya juga akan menurunkankan pessimistic. Sesuai dengan pernyataan Seligman bahwa individu dengan tipe pessimistic explanatory style memiliki resiko depresi maka perlu diberikannya pelatihan untuk membentuk fleksibilitas dalam atribusi. Fleksibilitas ini pernting untuk membentuk tipe optimistic explanatory style baik pada good event maupun saat bad event. Dengan demikian faktor depresi oleh subjek penelitian ini berada dalam level yang sangat rendah. Berdasarkan dimensinya hasil penelitian ini didapatkan bahwa penyintas yang bersuku Karo yang menajdi subjek penelitian ini, memiliki dimensi personalitation dengan karakteristik external-external sebanyak 38, dengan kata lain, mereka berpersepsi bahwa pada good event dan bad event terjadi bukan berasal dari dalam diri sendiri. Dimensi external yang tinggi ini bisa dijelaskan dari falsafah masyarakat Karo yang menyebutkan bahwa mereka adalah orang yang percaya akan Tuhan. Sehingga mereka mempersepsikan kejadian good dan bad merupakan kuasa Tuhan. Dari data di lapangan juga menunjukkan bahwa mereka percaya kepada kekuatan leluhurnya, sehingga good event dan bad event bergantung bagaimana mereka berhubungan dengan leluhurnya, namun kepercayaan ini hanya tampak pada kalangan tertentu saja. Ditinjau dari dimensi permanence, didapatkan bahwa penyintas bersuku karo yang menjadi subjek penelitian ini, memiliki karakteristik stable-stable Universitas Sumatera Utara 55 sebanyak 73. Artinya kebanyakan dari mereka mempersepsikan good event dan bad event akan selalu terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Juga ditemukan pada dimensi pervasiveness partisipan memiliki karakteristik global-global sebanyak 53. Artinya kebanyakan partisipan melihat good event dan bad event akan berdampak ke seluruh aspek kehidupannya. Masyarakat Karo sebagai masyarakat agraris yang memiliki kebiasaan berkumpul-kumpul dengan sesama masyarakat Karo, yang biasa terlihat dari adanya kebiasaan mereka berkumpul di jambur mirip seperti aula, juga dari falsafah budaya Karo yang menunjukkan masyarakat Karo menjunjung tinggi nilai budaya mereka Kata Sada Ginting,2014. Hal ini bisa menunjukkan kecenderungan mereka memiliki gaya atribusi yang external dan stable. Universitas Sumatera Utara 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Diawal akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai hasil yang diperoleh dan terakhir akan dikemukakan saran-saran yang dapat berguna bagi penelitian yang akan datang.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data, dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara umum partisipan pada penelitian ini tidak dapat disebutkan apa tipe explanatory style namun mereka masih memiliki atribusi dan juga tidak memiliki pessimistic explanatory style. 2. Gambaran dimensi personalitation, permanence, dan pervasiveness pada laki-laki dan perempuan memiliki kombinasi yang sama. Berdasarkan rentang umurnya, partisipan dengan rentang umu 51-60 memiliki karakteristik internal-internal pada dimensi personalitation dan selebihnya sama semua pada semua dimensi lainnya. 3. Secara umum gambaran dimensi personalitation, permanence, dan pervasiveness adalah external-external, stable-stable, dan global-global. Universitas Sumatera Utara