36
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini meliputi gambaran subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil utama penelitian berupa pengujian hipotesis. Dan hasil tambahan
berupa deskripsi data penelitian yang turut memperkaya hasil penelitian.
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data penelitian terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan metode statistik One Sample Kolmogorv-Smirnov Test. Data dikatakan terdistribusi normal apabila signifikansi atau nilai p
0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi personalitation.
Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi personalitation.
Kolmogorov-Smirnov 0,734
Signifikansi 0,655
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 2. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi permanence
Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi permanence.
Kolmogorov-Smirnov 1,344
Signifikansi 0,054
Tabel 3. Hasil uji normalitas skala explanatory style pada penyintas erupsi Gunung Sinabung pada dimensi pervasiveness
Explanatory Style pada Penyintas Gunung Sinabung pada dimensi pervasiveness.
Kolmogorov-Smirnov 1,051
Signifikansi 0,219
Berdasarkan tabel 1 diatas, diperoleh nilai Z dimensi personalitation sebesar 0,734 dan nilai signifikansi p sebesar 0,655. Berdasarkan tabel 2 diatas,
diperoleh nilai Z dimensi permanence sebesar 1,344 dan nilai signifikansi p sebesar 0,054. Berdasarkan tabel 3 diatas, diperoleh nilai Z dimensi pervasiveness
sebesar 1,051 dan nilai signifikansi p sebesar 0,219. Dengan demikian data penelitian dikatakan terdistribusi normal karena nilai p0,05, sehingga dapat
digunakan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
38
4.2. Hasil Utama
Berikut akan disampaikan dalam tabel gambaran tipe dan dimensi explanatory style. gambaran yang disampaikan berikut berdasarkan teori Seligman yang sudah
disampaikan sebelumnya.
4.2.1. Gambaran Tipe Explanatory Style Penyintas Erupsi Gunung Sinabung Di Pengungsian
Menentukan tipe explanatory style perlu diperhtikan pada kedua event baik good internal, stable, dan global ataupun bad external, unstable, dan limited.
Untuk tipe optimistic explanatory style yang diberi kode O haruslah memiliki karakteristik optimistic di good external, unstable, dan limited dan bad internal,
stable, dan global event. Untuk tipe pessimistic explanatory style yang diberi kode P haruslah memiliki karakteristik pessimistic di bad dan good event.
Menentukan tipe selain tipe yang diatas dikodekan dengan kode A, B, C1, C2, C3, dan E. Kode A diberikan ketika pada good event memiliki tipe optimistic
internal, stable, dan global dan pada bad event memiliki tipe pessimistic internal, stable, dan global. Kode B diberikan ketika pada good event memiliki
tipe pessimistic external, unstable, dan limited dan pada bad event memiliki tipe optimistic external, unstable, dan limited. Kode C1 diberikan ketika pada good
event memiliki tipe optimistic namun tanpa karakteristik global dan pada bad event memiliki tipe optimistic. Kode C2 diberikan ketika pada good event
memiliki tipe optimistic namun tanpa karakteristik internal dan pada bad event memiliki tipe optimistic. Kode C3 diberikan ketika pada good event memiliki tipe
Universitas Sumatera Utara
39
optimistic dan pada bad event memiliki tipe optimistic namun tanpa karakteristik external. Kode E memiliki karakteristik selain yang ada pada kode O, P, A, B, C1,
C2, C3.
Tabel 4. Gambaran tipe explanatory style penyintas erupsi Gunung Sinabung di pengungsian
Dimensi Eve
nt Tipe Explanatory style
O P
A B
C1 C2
C3 E
Personal isasi
Go od
Eve nt
Inter nal
Exter nal
Inter nal
Exter nal
Inter nal
Exter nal
dianta ra
Inter nal
selain kombi
nasi O, P,
A, B, C1,
C2, atau
C3. Bad
Eve n
Exter nal
Inter nal
Inter nal
Exter nal
Exter nal
Exter nal
Inter nal
diant ara
Permane nce
Go od
Eve nt
Stabl e
Unsta ble
Stabl e
Unsta ble
Stabl e
Stabl e
Stabl e
Bad Eve
n Unsta
ble Stabl
e Stabl
e Unsta
ble Unsta
ble Unsta
ble Unsta
ble
Pervasiv eness
Go od
Eve nt
Glob al
Limit ed
Glob al
Limit ed
Limit ed
diant ara
Glob al
Glob al
Bad Eve
Limit ed
Glob al
Glob al
Limit ed
Limit ed
Limit ed
Limit ed
Universitas Sumatera Utara
40
n Jumlah
2 12
3 1
3 1
78
Berdasarkan hasil tabel terlihat bahwa paling banyak partisipan memiliki explanatory style dengan kode E yaitu sebanyak 78. Kode E adalah ketika pada
good event dan bad event tidak memenuhi syarat karakteristik seperti yang sudah disebutkan sebelumnya pada kode A, B, C1, C2, dan C3.
Berdasarkan hasil tabel terdapat 2 partisipan pada good event dan bad event yang memiliki tipe Optimistic dan 0 partisipan pada good event dan bad
event dengan tipe Pessimistic. Kode A adalah partisipan dengan tipe Optimistic pada good event dan Pessimistic pada bad event, artinya baik pada good event
ataupun bad event partisipan tersebut konsisten memiliki karakteristik ISG, sehingga didapatkan 12. Kode B adalah partisipan dengan tipe Pessimistic pada
good event dan Optimistic pada bad event, artinya baik pada good event ataupun bad event partisipan tersebut konsisten memiliki karakteristik EUL, sehingga
didapatkan 3. Kode C1 adalah partisipan yang ketika pada good event memiliki tipe
Optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi pervasiveness yaitu karakteristik global G serta pada bad event memiliki tipe Optimistic dan
didapatkan sebanyak 1. Kemudian kode C2 adalah partisipan yang ketika pada good event memiliki tipe Optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi
personalitation yaitu karakteristik internal I serta pada bad event memiliki tipe
Universitas Sumatera Utara
41
Optimistic sehingga didapatkan sebanyak 3. Selanjutnya kode C3 adalah partisipan yang ketika pada good event memiliki tipe Optimistic serta pada bad
event memiliki tipe Optimistic namun kurang 1 karakteristik pada dimensi personalitation yaitu karakteristik external E didapatkan sebanyak 1.
4.2.2. Gambaran Dimensi Explanatory Style Penyintas Gunung Sinabung Di Pengungsian
Dari tabel diatas bisa ditemukan adanya mean per dimensi responden dengan skor 4. Kategori responden dengan skor mean 4 akan dimasukkan
kedalam kategori “diantara” karena responden dengan skor mean 4 tidak dapat dikategoikan masuk kedalam tinggi ataupun rendah baik pada good event maupun
bad event. Berdasarkan tabel diatas dapat ditentukan gambaran per dimensi
explanatory style penyintas Gunung Sinabung di tempat pengungsian. Gambaran per dimensi ini disajikan pada tabel berikut
Tabel 5. Gambaran pola dimensi explanatory style yang sama pada penyintas erupsi Gunung Sinabung
Dimensi Good event Bad event Jumlah
Personalitation Internal
Internal 18
External External
39 Internal
External 23
External Internal
5
Universitas Sumatera Utara
42
External Diantara
1 Internal
Diantara 9
Diantara Internal
2 Diantara
External 3
Permanence Stable
Stable 73
Unstable Unstbale
7 Stable
Unstable 9
Unstbale Stable
3 Diantara
Stable 3
Stable Diantara
5 Pervasiveness
Global Global
53 Limited
Limited 17
Limited Global
15 Global
Limited 9
Diantara Limited
1 Limited
Diantara 1
Global Diantara
2
Universitas Sumatera Utara
43
Diantara Global
2
Berdasarkan tabel dihasilkan 100 repson untuk masing-masing dimensi dengan total keseluruhan sebanyak 300 respon. Ditemukan juga bahwa pada
dimensi personalitation partisipan cenderung tinggi memiliki kombinasi karakteristik external-external yaitu sebanyak 39.
Pada dimensi permanence partisipan cenderung tinggi dengan kombinasi karakteristik stable-stable yaitu
sebanyak 73. Dan pada dimensi pervasiveness partisipan cenderung tinggi dengan kombinasi karakteristik global-global yaitu sebanyak 53.
4.3. Hasil Tambahan 4.3.1. Gambaran Dimensi Explanatory Style Penyintas Gunung Sinabung
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan pada tabel berikut
Tabel 6. Gambaran dimensi explanatory style berdasarkan jenis kelamin
Dimensi Good event Bad event Perempuan org Laki-laki org
Personalitation Internal
Internal 12
6 External
External 31
8 Internal
External 17
6 External
Internal 2
3
Universitas Sumatera Utara
44
External Diantara
1 Internal
Diantara 7
2 Diantara
Internal 2
Diantara External
2 1
Permanence Stable
Stable 59
14 Unstable
Unstbale 4
3 Stable
Unstable 6
3 Unstbale
Stable 1
2 Diantara
Stable 2
1 Stable
Diantara 3
2 Pervasiveness
Global Global
42 11
Limited Limited
13 4
Limited Global
10 5
Global Limited
8 1
Diantara Limited
1 Limited
Diantara 1
Global Diantara
1 1
Universitas Sumatera Utara
45
Diantara Global
2 Berdasarkan hasil tabel diatas ditemukan bahwa pada partisipan dengan
jenis kelamin perempuan di dimensi personalitation tinggi dengan karakteristik external-external, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan
dengan jenis kelamin perempuan cenderung memberikan attribusi dengan karakteristik external, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan
atau yang tidak adalah berasal dari luar dirinya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan dengan jenis kelamin perempuan di dimensi permanence tinggi dengan
karakteristik stable-stable, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan dengan jenis kelamin perempuan cenderung memberikan atribusi
dengan karakteristik stable, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan selalu terjadi. Hal yang
serupa juga ditemukan pada partisipan dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan
dengan jenis kelamin perempuan di dimensi pervasiveness tinggi dengan karakteristik global-global, hal ini berarti baik pada good event dan bad event
partisipan dengan jenis kelamin perempuan cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik global, yang melihat bahwa baik kejadian yang
menyenangkan atau yang tidak akan berdampak keseluruh aspek kehidupannya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan jenis kelamin laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
46
4.3.2. Gambaran Dimensi Explanatory Style Penyintas Gunung Sinabung Berdasarkan Rentang Umur
Berdasarkan rentang umur dapat digambarkan pada tabel berikut
Tabel 7. Gambaran dimensi explanatory style berdasarkan rentang umur
Dimensi Good
event Bad
event 21-30
org 31-40
org 41-50
org 51-60
org 60+
org Personalitation
Internal Internal
2 5
5 6
External External
9 5
13 5
7 Internal
External 8
3 8
2 2
External Internal
1 1
2 1
External Diantara
1 Internal
Diantara 2
2 4
1 Diantara
Internal 1
1 Diantara
External 2
1 Permanence
Stable Stable
16 11
27 9
10 Unstable Unstbale
2 2
2 1
Stable Unstable
1 2
3 3
Unstbale Stable
1 1
1
Universitas Sumatera Utara
47
Diantara Stable
1 1
1 Stable
Diantara 2
1 1
1 Pervasiveness
Global Global
12 11
16 8
6 Limited
Limited 5
7 5
Limited Global
3 4
5 3
Global Limited
1 2
3 3
Diantara Limited
1 Limited
Diantara 1
Global Diantara
1 1
Diantara Global
1 1
Berdasarkan hasil tabel diatas ditemukan bahwa pada partisipan dengan rentang umur 21-30 pada dimensi personalitation tinggi dengan karakteristik
external-external, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan ini cenderung memberikan attribusi dengan karakteristik external, yang melihat
bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak adalah berasal dari luar dirinya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan rentang umur 31-
40, 41-50, dan 60+. Namun, pada partisipan dengan rentang umur 51-60 pada dimensi personalitation tinggi dengan karakteristik internal-internal, hal ini
berarti baik pada good event dan bad event partisipan ini cenderung memberikan
Universitas Sumatera Utara
48
atribusi dengan karakteristik internal, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak adalah berasal dari dirinya sendiri.
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan dengan rentang umur 21-30 pada dimensi permanence tinggi dengan karakteristik
stable-stable, hal ini berarti baik pada good event dan bad event partisipan ini cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik stable, yang melihat bahwa
baik kejadian yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan selalu terjadi. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan rentang umur 31-
40, 41-50, 51-60, dan 60+. Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan juga bahwa pada partisipan
dengan rentang umur 21-30 pada dimensi pervasiveness tinggi dengan karakteristik global-global, hal ini berarti baik pada good event dan bad event
partisipan dengan rentang umur 21-30 cenderung memberikan atribusi dengan karakteristik global, yang melihat bahwa baik kejadian yang menyenangkan atau
yang tidak menyenangkan akan berdampak keseluruh aspek kehidupannya. Hal yang serupa juga ditemukan pada partisipan dengan rentang umur 31-40, 41-50,
51-60, dan 60+.
4.3.3. Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin
Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 2 kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Penyajian subjek berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat dari tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 8. Pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Persentase Laki-laki
25 Perempuan
75
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 75 orang 75, sedangkan
laki-laki sebanyak 25 orang 25.
4.3.4. Pengelompokkan subjek berdasarkan usia
Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 5 kategori, yaitu 20-30, 31-40, 41-50, 51-60, dan 60 keatas. Penyajian subjek berdasarkan
usia dapat dilihat dari tabel 9.
Tabel 9. Pengelompokkan berdasarkan usia
Usia tahun Persentase
21-30 23
31-40 18
41-50 33
51-60 14
60 tahun keatas 12
Universitas Sumatera Utara
50
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 33 orang 33, sedangkan yang
terendah yaitu subjek dengan usia 60 tahun keatas yaitu sebanyak 12 orang 12.
4.3.5. Pengelompokkan subjek berdasarkan pendidikan terakhir
Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 6 kategori, yaitu tidak sekolah, SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Penyajian subjek berdasarkan
pendidikan terakhir dapat dilihat dari tabel 10.
Tabel 10. Pengelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan terakhir Persentase Tidak sekolah
7 SD
22 SMP
30 SMA
36 D3
2 S1
3
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek yang memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 36 orang
36, sedangkan yang terendah terdapat pada subjek yang memiliki pendidikan D3 yaitu sebanyak 2 orang 2.
Universitas Sumatera Utara
51
4.3.6. Pengelompokkan subjek berdasarkan pekerjaan
Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 4 kategori, yaitu bertani, wiraswasta, kebidanan, dan PNS. Penyajian subjek berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 11.
Tabel 11. Pengelompokkan berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Persentase
Bertani 91
Wiraswasta 5 Bidan
1 PNS
3
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek yang memiliki pekerjaan bertani yaitu sebanyak 91 orang 91,
sedangkan yang terendah terdapat pada subjek yang memiliki pekerjaan kebidanan yaitu sebanyak 1 orang 1.
4.3.7. Pengelompokkan subjek berdasarkan lama di pengungsian
Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 6 kategori, yaitu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun, dan 6 tahun. Penyajian subjek
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 12.
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 12. Pengelompokkan berdasarkan lama di pengungsian
Lama di pengungsian Persentase 1 tahun
19 2 tahun
20 3 tahun
42 4 tahun
2 5 tahun
6 6 tahun
11
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak terdapat pada subjek yang tinggal di pengungsian selama 3 tahun yaitu sebanyak 42 orang
42, sedangkan yang terendah terdapat pada subjek yang tinggal di pengungsian selama 4 tahun yaitu sebanyak 2 orang 2.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa gambaran explanatory style penyintas erupsi Gunung Sinabung bersuku Karo yang berada di lokasi
pengungsian, di Gedung Nasional dan Siosar adalah sebanyak 78 memiliki tipe explanatory style yang tidak dapat disebutkan kategorinya sebagai optimistic
ataupun pessimistic tetapi mereka masih memiliki atribusi. Hal ini ditunjukkan dari kondisi mereka yang sudah bertahun-tahun tinggal ditempat pengungsian.
Dari temuan di lapangan juga terlihat bahwa mereka banyak mendapatkan kesusahan seperti mendapatkan makanan yang sehat dan air bersih, mereka juga
susah untuk mendapatkan kenyaman karena mereka tinggal berdesakan dan sering
Universitas Sumatera Utara
53
memberikan keluhan. Namun, kebiasaan masyarakat Karo yang saling tolong menolong terhadap saudara sekampungnya juga bisa membantu mereka bertahan
dengan segala kekurangan yang mereka rasakan di tempat pengungsian. Hal ini yang dianggap peneliti bisa mempengaruhi cara subjek dalam melakukan atribusi
saat mereka berada di tempat pengungsian. Sehingga mereka menjadi susah untuk menentukan explanatory style mereka menjadi optimistic atau pessimistic.
Ditambahkan lagi, menurut Miftah Toha 2003 bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor
internal adalah proses belajar, proses belajar bisa didapatkan dari berbagai tempat dan termasuklah tempat pengugnsian. Kebiasaan masyarakat Karo di tempat
pengungsian, tempat yang berbeda dari rumahnya, bisa membentuk pengetahuan baru dan membentuk gaya atribusi yang berbeda dari saat masih berada di rumah
asalnya. Berdasarkan hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak adanya
partisipan yang pessimistic explanatory style. Sesuai dengan pernyataan Seligman yang mengatakan bahwa pessimistic explanatory style merupakan faktor resiko
untuk depresi. maka dapat dikatakan bahwa subjek penelitian memiliki faktor resiko depresi yang rendah. Hal ini bisa didukung dari hasil di lapangan, bahwa
ditemukan beberapa dari partisipan masih bisa merasa bersyukur meski berada di tempat pengungsian, karena masih ada orang yang mau memperhatikan mereka.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ida Rohmatul Auliyyah 2016 tentang hubungan antara bersyukur dengan optimisme menunjukkan bahwa bersyukur dan
optimisme memiliki hubungan yang positif. Sehingga peneliti berasumsi bahwa
Universitas Sumatera Utara
54
optimistic bisa meningkatkan rasa bersyukur yang nantinya juga akan menurunkankan pessimistic.
Sesuai dengan pernyataan Seligman bahwa individu dengan tipe pessimistic explanatory style memiliki resiko depresi maka perlu diberikannya
pelatihan untuk membentuk fleksibilitas dalam atribusi. Fleksibilitas ini pernting untuk membentuk tipe optimistic explanatory style baik pada good event maupun
saat bad event. Dengan demikian faktor depresi oleh subjek penelitian ini berada dalam level yang sangat rendah.
Berdasarkan dimensinya hasil penelitian ini didapatkan bahwa penyintas yang bersuku Karo yang menajdi subjek penelitian ini, memiliki dimensi
personalitation dengan karakteristik external-external sebanyak 38, dengan kata lain, mereka berpersepsi bahwa pada good event dan bad event terjadi bukan
berasal dari dalam diri sendiri. Dimensi external yang tinggi ini bisa dijelaskan dari falsafah masyarakat
Karo yang menyebutkan bahwa mereka adalah orang yang percaya akan Tuhan. Sehingga mereka mempersepsikan kejadian good dan bad merupakan kuasa
Tuhan. Dari data di lapangan juga menunjukkan bahwa mereka percaya kepada kekuatan leluhurnya, sehingga good event dan bad event bergantung bagaimana
mereka berhubungan dengan leluhurnya, namun kepercayaan ini hanya tampak pada kalangan tertentu saja.
Ditinjau dari dimensi permanence, didapatkan bahwa penyintas bersuku karo yang menjadi subjek penelitian ini, memiliki karakteristik stable-stable
Universitas Sumatera Utara
55
sebanyak 73. Artinya kebanyakan dari mereka mempersepsikan good event dan bad event akan selalu terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Juga ditemukan
pada dimensi pervasiveness partisipan memiliki karakteristik global-global sebanyak 53. Artinya kebanyakan partisipan melihat good event dan bad event
akan berdampak ke seluruh aspek kehidupannya. Masyarakat Karo sebagai masyarakat agraris yang memiliki kebiasaan
berkumpul-kumpul dengan sesama masyarakat Karo, yang biasa terlihat dari adanya kebiasaan mereka berkumpul di jambur mirip seperti aula, juga dari
falsafah budaya Karo yang menunjukkan masyarakat Karo menjunjung tinggi nilai budaya mereka Kata Sada Ginting,2014. Hal ini bisa menunjukkan
kecenderungan mereka memiliki gaya atribusi yang external dan stable.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Diawal akan
dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai hasil yang diperoleh dan terakhir akan dikemukakan saran-saran yang
dapat berguna bagi penelitian yang akan datang.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data, dapat disimpulkan bahwa : 1.
Secara umum partisipan pada penelitian ini tidak dapat disebutkan apa tipe explanatory style namun mereka masih memiliki atribusi dan juga tidak
memiliki pessimistic explanatory style. 2.
Gambaran dimensi personalitation, permanence, dan pervasiveness pada laki-laki dan perempuan memiliki kombinasi yang sama. Berdasarkan
rentang umurnya, partisipan dengan rentang umu 51-60 memiliki karakteristik internal-internal pada dimensi personalitation dan selebihnya
sama semua pada semua dimensi lainnya. 3.
Secara umum gambaran dimensi personalitation, permanence, dan pervasiveness adalah external-external, stable-stable, dan global-global.
Universitas Sumatera Utara