36
mengerti  dan  memahami  tentang  perilaku  hidup  bersih  dan  sehat.  Notoatmodjo 2010  mengatakan  bahwa  memahami  suatu  objek  bukan  sekedar  tau  terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi dapat mengintrepretasikan secara  benar  tentang  objek  yang  diketahui  tersebut.  Hal  ini  didukung  penelitian
oleh Herlina 2012 bahwa pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan III kelurahan kayu jati kabupaten mandailing natal adalah
berpengetahuan  baik  sebanyak  19  orang  63,3.  Walaupun  pengetahuan masyarakat  kota  medan  tentang  PHBS  baik  akan  tetapi  peneliti  melihat  dari
jawaban responden yang masih kurang mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan  sehat  di  tempat  umum  sebanyak  28  orang  yaitu  29,2,  dan  ada  juga
beberapa  masyarakat  kota  medan  kurangnya  mengetahui  tentang  nyamuk  aedes aegypti sebanyak 23 orang yaitu 23,9.
Penularan penyakit dapat terjadi ditempat umum karena kurang tersedianya air bersih  dan  toilet,  kurang  baiknya  pengelolaan  sampah  dan  air  limbah,  kepadatan
fektor berupa lalat dan nyamuk, kurang nya fentilasi dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain Proverawati,2012.
5.2.2  Sikap  Hidup  Bersih  dan  Sehat  Masyarakat  Kota  Medan  di  Tempat Umum
Hasil  penelitian  menujukkan  bahwa  sikap  masyarakat  kota  medan  dalam berperilaku  hidup  bersih  dan  sehat  di  tempat  umum  adalah  mayoritas  pada
kategori  sikap  positif  yaitu  sebanyak  99,0.  Sikap  positif  ini  perlu  di kembangkan karena sikap positif ini akan berpengaruh terhadap perubahan sikap
yang  lebih  baik  melalui  pengamatan  dan penilian  tentang  Perilaku  Hidup  Bersih
Universitas Sumatera Utara
37
dan Sehat, sehingga sikap positif yang diterapkan akan memberikan manfaat bagi semuanya.  Dilihat  secara  rinci  hasil  dari  hasil  penelitian  ini  masih  ada  sikap
masyarakat  yang  tidak  setuju  melalui  pernyataan  beberapa  indikator  yaitu pernyataan  yang  berkaitan  dengan  indikator  PHBS  menggunakan  air  bersih,
menggunakan  jamban,  membuang  sampah  pada  tempat  nya,  tidak  merokok  di tempat  umum,  tidak  meludah  sembarangan,  dan  memberantas  jentik  nyamuk.
Dimana  pernyataan  responden  tersebut  merupakan  pernyataan  yang  nilai  nya negatif.peniliti  berasumsi  bahwa  pernyataan  mengenai  beberapa  indikator  diatas
sangat  berpengaruh  bagi  derajat  kesehatan  terutama  kesehatan  anggota  keluarga, terutama  pada  indikator  PHBS  mengenai  “tidak  merokok”.  Keadaan  dengan
kebiasaan  merokok  merupakan  tantangan  berat  bagi  upaya  peningkatan  derajat kesehatan berdasarkan WHO.
Berdasarkan  uraian  diatas,  jelas  terlihat  bahwa  sikap  masyarakat  kota  medan tentang PHBS telah positif, dan sikap ini mengacu kepada pendapat Azwar 2005
sikap  tidak  terlepas  dari  sosialisasi  keluarga,  pendidikan  sekolah  atau  diluar sekolah  serta  pengetahuan  di  dalam  masyarakat.  Peranan  pendidikan  tidak  dapat
di  abaikan,  sebab  pendidikan  dilakukan  hampir  seumur  hidup,  baik  melalui pendidikan  formal  maupun  informal,  sikap  positif  terhadap  nilai-nilai  kesehatan
tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini di sebabkan antara lain: sikap  akan  terwujud  di  dalam  suatu  tindakan  yang  mengacu  kepada  pengalaman
orang  lain  atau  berdasarkan  pada  banyak  atau  sedikitnya  pengalaman  seseorang, dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat yang menjadi pegangan setiap orang
Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
38
Berdasarkan  penelitian  dilapangan  terdapat  bahwa  tempat  umum  yang dijadikan tempat penelitian belum menggunakan air bersih adanya lumut ditempat
penampungan  air.  Hal  ini  terjadi  karena  kurang  nya  sikap  ber-PHBS  petugas maupun pengunjung unutuk menjaga kebersihan air.
5.2.3 Tindakan Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum