Data Saluran Transmisi Pangkalan Susu − Binjai Analisis Rugi-rugi Daya

64

4.4 Data Saluran Transmisi Pangkalan Susu − Binjai

Pabrik Pembuat : PT. VOKSEL ELECTRIC Tbk. Standard yang digunakan : IEC. 61089, SPLN 41:7:1981 R Resistan Phasa : 0,0666 ohmkm D jarak line 1 dengan line 2 : 10 m d Jarak antara konduktor : 5 m Ɩ panjang saluran : 69,9 km A luas penampang : 439 mm 2 E tegangan nominal : 275 KV I arus nominal : 1700 A t Suhu udara : 25 C r Jari-jari kawat satu konduktor : 28,8 mm 2 fFrekuensi sumber tenaga : 50 Hz E Tegangan phasa : 380 V Tipe Konduktor : DOUBLE ZEBRAACSR Jumlah Stranded : Aluminium = 54 Lilit Steel = 7 Lilit Ukuran Konduktor Phasa : 2 x 435 mm 2 Faktor udara m 1 adalah 1,0 untuk udara baik dan 0,8 untuk hujan. Faktor permukaan kawat m untuk kondisi permukaan kawat halus adalah 1,0 untuk kawat lilit adalah 0,83 – 0,87. Universitas Sumatera Utara 65 Kawat 1 Kawat 2 r = 28,8 mm 2 D = 0,2 m Gambar 4.16 Susunan penghantar berkas 2 subkonduktor pada transmisi 275 kV Pangkalan Susu - Binjai LINE 1 LINE 2 1C 1B 1A 2A 2B 2C 5 m 1 0 m 1 0 m 5 m 5 m 1 0 m 1 0 m 1 0 m 5 m Gambar 4.17 Susunan konduktor dari suatu saluran ganda tiga phasa pada transmisi 275 kV Pangkalan Susu - Binjai Universitas Sumatera Utara 66 10 m C B A C’ A’ LINE 2 LINE 1 50 m B’ 5 m 4 m 54 m Kawat Pengaman Petir Gambar 4.18 Menara pada transmisi 275 kV Pangkalan Susu - Binjai Universitas Sumatera Utara 67

4.5 Analisis Rugi-rugi Daya

 Resistansi total: R total = R x l = 0,0666 x 69,9 = 4,65534 ohm  Induktansi pada saluran transmisi : L X = 2 x 10 -7 ln ��� ��� Hm Untuk mendapatkan nilai dari GMD dan GMR maka digunakan persamaan 2.19 dan persamaan 2.20 serta data dari gambar 4.17  GMD Geometri Mean Distance : GMD = �� 1 �� � 1 �� � 1 �� � 1 �2� � 1A2B � 1B2A � 1B2B � 1 �2� � 1 �2� � 1 �2� 13 � 2 �� � 2 �� � 2 ��  � 1 �� = � 1 �� = � 2 �� = � 2 �� = 5 m = 5 4 = 625 m  � 1 �� = � 2 �� = 10 m = 10 2 = 100 m  � 1 �2� = � 1A2B = � 1 �2� = 10 m= 10 3 = 1000 m  � 1A2B = � 1 �2� = � 1 �2� = � 1B2A = √5 2 + 10 2 = √125 = 11,18 m GMD = �5 2 10 2 10 3 125 42 13 = √625 � 100 � 1000 � 15.625 13 = √62.500.000 � 15.625 13 GMD = 8,36 m  GMR Geometri Mean Radius : GMR = �� 1 ′ 2 � 1 �2� � 1 �2� 4 Universitas Sumatera Utara 68  r 1 ′ = 28,8 mm 2 = 0,0288 m 2  � 1 �2� = � 1 �2� = √10 2 + 10 2 = √100 = 14,14 m = �� 1 ′ 2 � 1 �2� � 1 �2� 4 = �0,0288 2 � 14,14 � 14,14 4 = √0,00082944 � 14,14 � 14,14 4 = �0,165837 4 GMR = 0,64 m Maka, persamaan 2.18 dapat digunakan untuk menghitung induktansi per phasa dari saluran tiga-phasa rangkaian tunggal : L X = 2 x 10 -7 ln 8,36 0,64 = 2 x 10 -7 x ln 13,06 = 2 x 10 -7 x 3,26 = 6,53 x 10 -7 L X = 0,653 µHm Jadi, induktansi total yang terjadi pada saluran transmisi adalah L Xtotal = L X x Ɩ = 0,653 µHm x 69,9 x 10 3 m = 0,4571 Hm x 12 kawat L Xtotal = 5,48 Hm  Impedansi pada saluran transmisi Pangkalan Susu - Binjai merupakan saluran transmisi jarak pendek yaitu kurang dari 80 km sehingga pengaruh kapasitansinya sangat kecil dan bisa diabaikan, maka nilai impedansinya dapat menggunakan persamaan 2.1 : Universitas Sumatera Utara 69 Ż = 4,6553 + 5,48 Hm = 10,13 Ohm  Menentukan nilai faktor daya Untuk menentukan nilai faktor daya dapat menggunakan data pada tabel 4.5 dan tabel 4.7 dengan menggunakan nilai rata-rata Daya Nyata dan Daya Reaktif pada sisi penerimaan serta menggunakan nilai yang ada pada TransmisiLine 1 dan TransmisiLine 2 karena memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini, kedua nilai tersebut dijumlahkan. Daya penerimaan Pr = 98,34 + 98,49 = 196,83 MW Daya Reaktif penerimaan Q = 49,43 + 49,45 = 98,88 MVAR Sesuai persamaan 2.26 maka dapat didapatkan nilai Daya semu S: S = �196,83 2 + 98,88 2 = 220,27 MW Maka, faktor daya adalah Faktor daya cos φ = � � = 196,83 MW 220,27 �� = 0,89  Jatuh Tegangan Jatuh tegangan drop voltage pada saluran transmisi adalah selisih antara tegangan pada pangkal pengiriman sending end dan tegangan pada ujung pengirim receiving end tenaga listrik. Maka dari persamaan 2.29 jumlah jatuh tegangan yang terjadi disepanjang saluran transmisi PLTU Pangkalan Susu – GITET Binjai adalah Vd = ��−�� �� x 100 Universitas Sumatera Utara 70 Tetapi dalam hal penentuan jatuh tegangan memiliki sumber dua data yang berbeda dalam hal ini bertujuan untuk membandingkannya. Sesuai persamaan 2.28, maka jumlah tegangan pengiriman Vs dengan sumber data dari spesifikasi komponen transmisi dan besar tegangan nominal adalah 275.000 Volt sehingga tegangan penerimaan Vr atau tegangan pada ujung beban dapat dihitung: Vr = 275.000 √3 Vr = 158.000 Volt Vs = 158.000 + 229,74 x 10,13 = 160.327,27 Volt Maka, Vd = 160.327,27 − 158.000 158.000 x 100 = 0,01472 x 100 = 1,472 jumlah Tegangan pengiriman Vs dengan sumber data dari hasil penelitian atau dari tabel 4.10. Vd = 278.220 − 274.460 274.460 x 100 = 0,01369 x 100 = 1,369 Jadi, jatuh tegangan dari spesifikasi transmisi sebesar 1,472 dan jatuh tegangan dari hasil penelitian sebesar 1,369 . Dalam hal ini membuktikan bahwa hasil perhitungan dan hasil penelitian hampir Universitas Sumatera Utara 71 sama atau sangat kecil perbedaannya dan juga jatuh tegangan pada sisi penerimaan sangatlah kecil karena masih dibawah 5 .  Saat sistem beroperasi, pada sub-sistem transmisi terjadi rugi-rugi daya. Untuk transmisi arus bolak-balik AC tiga phasa, rugi-rugi daya tersebut dapat menggunakan persamaan 2.13: ∆P t = 3 x 229,74 2 x 4,65534 = 737.133,07 W ∆P t = 0,74 MW  Rugi daya akibat korona Saat peristiwa korona terjadi pada SUTET maka akan otomatisnya akan terjadi pula rugi-rugi daya di sepanjang SUTET tersebut dan rugi-rugi daya akibat korona akan semakin besar jika tegangan saluran terus dinaikkan melebihi tegangan kritis disruptif. Menurut Sato hilang-korona dapat dinyatakan oleh persamaan 2.32: � = � δ f + 25r 2 E g − mδE′ g0 10 -2 Dimana, b = tekanan udara mmHg = 760 −50 � 100 = 492,4 mmHg δ = 0,386 � 273 + � = 0,386 � 492,4 ���� 273 + 25 � = 0,6367 E g = 0,4343 � � ��� � � � kVcm Universitas Sumatera Utara 72 = 0,4343 � 275 �� 2,88 �� � ��� 20 �� 2,88 �� = 119,43 �� 2,424 = 49,27 kVcm m = m x m 1 m = kondisi faktor permukaan kawat ada pada Tabel 2.1 m 1 = faktor untuk udara baik 1,0 dan untuk hujan 0,8 m = 0,85 x 1,0 m = 0,85 E ′ g0 = 21,1 kVcm Maka, rugi-rugi daya akibat korona adalah P Korona = 0,375 0,6367 50 + 25 x 829,44 x 49,27 − 0,85 x 0,6367 x 21,110 -2 = 0,375 0,6367 75 x 829,44 x 37,8510 -2 = 1.386.783,1 x 10 -2 = 13.867,831 Watt = 13,867831 kWattkm Jadi, rugi-rugi daya total akibat korona adalah P Rugi Korona Total = P x Ɩ = 13,867831 kWattkm x 69,9 km = 969.361,387 Watt  Rugi-rugi daya secara keseluruhan yang terjadi pada saluran adalah P Rugi-rugi = ∆P t + P rugi korona total = 737.133,07 + 969.361,387 Universitas Sumatera Utara 73 = 1.706.494,457 Watt = 1,71 MWatt Daya pengiriman Ps = Pr + P Rugi-rugi = 196.830.000 + 1.706.494,457 = 198.536.494,457 Watt  Untuk mengetahui nilai efisiensi pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET Pangkalan Susu – Binjai dapat menggunakan persamaan 2.33 : η = � � � � x 100 = 196.830.000 198.536.494,457 x 100 = 0,9914 x 100 = 99.14 Jatuh tegangan yang terjadi sepanjang saluran masih dikatakan kecil karena hanya 1,4 . Hal ini disebabkan karena jarak saluran pendek yaitu 69,9 km, sehingga besar resistan pada kawat penghantar tidak begitu besar. Sedangkan efisiensi transmisi hampir mendekati 100 yaitu 99,14 , artinya kerugian daya yang terjadi yaitu sebesar 1.706.494,457 Watt masih dalam batas normal dan semua ini dipengaruhi oleh jumlah arus dan resistan pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET yang tidak begitu besar. Kerugian korona dalam persen dari rugi daya yang terjadi pada saluran adalah η = � Korona Total � Rugi −rugi x 100 = 969.361,387 1.706.494,457 x 100 Universitas Sumatera Utara 74 = 0,568 x 100 η = 56,80 Kerugian korona total yang terjadi adalah 969.361,387 Watt sedangkan kerugian daya secara keseluruhan yang terjadi adalah sebesar 1.706.494,457 Watt sehingga kerugian daya pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET PLTU Pangkalan Susu – GITET Binjai yang diakibatkan oleh faktor korona adalah 56,80. Sedangkan sisanya adalah kerugian yang diakibatkan oleh faktor lain misalnya rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh penghantar, faktor alam, kekotoran isolator, pengikat yang kurang pas dan lain sebagainya. Untuk memudahkan analisis tetang rugi-rugi daya akibat korona dan rugi- rugi daya yang terjadi disepanjang saluran dapat dihitung dalam persen dengan melihat batas kewajarannya. Berikut nilai rata-rata daya yang dikirimkan melalui saluran transmisi yang memiliki sedikit perbedaan daya yang dikirimkan antara TransmisiLine 1 dengan TransmisiLine 2 sehingga hanya satu saluran saja yang akan digunakan dalam menentukan batas kewajaran. Daya pengirim Ps = 119,30 MW Maka, rugi-rugi daya akibat korona dalam batas kewajaran adalah P Rugi korona = � Rugi Korona Total � Pengirim x 100 = 969.361,387 Watt 119.300.000 ���� x 100 = 0,0081254 x 100 = 0,81 rugi-rugi daya keseluruhan dalam batas kewajaran adalah P Rugi korona = � Rugi Korona Total � Pengirim x 100 Universitas Sumatera Utara 75 = 1.706.494,457 Watt 119.300.000 ���� x 100 = 0,0143 x 100 = 1,43 Rugi-rugi daya akibat korona hanya 0,81 dan rugi-rugi daya keseluruhan hanya 1,43 hal ini sangatlah kecil rugi-rugi daya dialami oleh saluran dikarenakan saluran transmisi merupakan saluran transmisi jarak pendek yaitu sepanjang 69,9 km dan ada kemungkinan bahwa transmisi tersebut masih baru dibangun dan dioperasikan jadi setiap komponen yang dipasang masih efektif untuk dilalui tegangan ekstra tinggi. Karena rugi-rugi daya akibat korona hanya 0,81 dan rugi-rugi daya keseluruhan 1,43 maka hal ini masih sangat kecil rugi-rugi daya yang dialami karena dibawah 5 dan masih dibatas kewajarannya sehingga untuk saat ini tidak perlu adanya penggantian atau perbaikan alat dan bahan pada saluran tersebut. Pengambilan data dan perhitungan dilakukan selama 11 hari yaitu mulai tanggal 01 - 11 April 2016. Pada pengambilan data daya nyata, daya reaktif, tegangan dan arus dilakukan setiap jam dalam 24 jam dan dalam perhitungannya diambil nilai rata-rata dalam setiap data selama 11 hari penelitian. Universitas Sumatera Utara 76

BAB V KESIMULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis selama penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jatuh tegangan dari spesifikasi transmisi sebesar 1,472 dan jatuh tegangan dari hasil penelitian sebesar 1,369. Dalam hal ini membuktikan bahwa hasil perhitungan dan hasil penelitian hampir sama atau sangat kecil perbedaannya dan juga jatuh tegangan pada sisi penerimaan sangatlah kecil dan masih dibawah batas kewajaran karena masih dibawah 5. 2. Saat peristiwa korona terjadi pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET maka akan otomatisnya akan terjadi pula rugi-rugi daya di saluran tersebut maka rugi-rugi daya akibat koronayang terjadi pada SUTET PLTU Pangkalan Susu – GITET Binjaiadalah 969.361,387 Watt atau 0,81 hal ini sangat kecil rugi-rugi daya akibat korona yang dialami dan masih dibawah batas kewajaran 5. 3. Kerugian daya secara keseluruhan yang terjadi pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET PLTU Pangkalan Susu – GITET Binjaiadalah sebesar 1.706.494,457 Watt atau 1,43 hal ini sangat kecil rugi-rugi daya yang dialami dan masih dibawah batas kewajaran 5 sehingga untuk saat ini tidak perlu adanya penggantian atau perbaikan alat dan bahan pada saluran tersebut. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitungan Rugi-Rugi Pada Gardu Induk PLTU Sumut Pangkalan Susu Dengan Menggunakan Software Etap 7.5.0

16 95 103

ANALISA RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150KV PADA GARDU INDUK JAJAR - GONDANGREJO Analisa Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi 150kv Pada Gardu Induk Jajar - Gondangrejo.

1 6 14

Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu–Gardu Induk Binjai Sistem Sumatera Bagian Utara

0 1 10

Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu–Gardu Induk Binjai Sistem Sumatera Bagian Utara

0 0 1

Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu–Gardu Induk Binjai Sistem Sumatera Bagian Utara

1 1 8

Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu–Gardu Induk Binjai Sistem Sumatera Bagian Utara

1 1 30

Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu–Gardu Induk Binjai Sistem Sumatera Bagian Utara

0 2 1

Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv PLTU 2 Sumut Pangkalan Susu–Gardu Induk Binjai Sistem Sumatera Bagian Utara

1 2 54

BAB 2 KORONA PADA SALURAN TRANSMISI - Pengaruh Variasi Konduktor Berkas Terhadap Rugi-Rugi Daya Akibat Korona Pada Tegangan Ekstra Tinggi 275 Kv

2 13 22

ANALISA RUGI TEGANGAN DAN DAYA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK BUNGARAN

0 0 13