Sistem Evaluasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah

22 Tes tertulis bentuk obyektif memiliki kelebihan dari segi kemampuan memenuhi keterwakilan bahan yang diujikan, netralitas pada saat dilakukan koreksi, juga lebih cepat dan lebih mudah dalam pemberian skornya, serta lebih mudah untuk memenuhi kesahihan dan kehandalannya. Namun demikian tes obyektif tidak dapat dipakai untuk jenjang sintesis ataupun evaluasi yang sifatnya kompleks Sementara bentuk uraian kelebihan mampu dipakai untuk mengukur jenjang sintesis dan evaluasi kompleks tetapi dari tidak mampu memenuhi keterwakilan bahan yang diujikan dan netralitas pada saat dilakukan koreksi, juga lebih lambat dan lebih sukar dalam pemberian skornya, serta lebih sukar dipenuhi kesahihan dan kehandalannya Gronlund dan Linn, 1990.

3. Sistem Evaluasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah

Untuk mengimplementasikan Kurikulum 1994, di dalam buku Pedoman proses Belajar mengajar Depdikbud, 1994 dan Petunjuk Teknis Mata Pelajaran IPA untuk SLTP Depdikbud, 1995 maupun Biologi untuk SMU Depdikbud, 1995 telah dikemukakan secara detail tentang pengertian garis-garis besar program pengajaran GBPP dan komponen-komponennya, juga prinsip-prinsip pembelajaran baik menyangkut pendekatan, metode, pengelolaan kelas, pengelolaan laboratorium, dan penilaiannya. Selain itu, dumuat tentang perencanaan pembelajaran yang memberikan arahan tentang cara membuat persiapan mengajar beserta contoh- contohnya juga model-model pelaksanaan pembelajaran yang memberikan wawasan kepada guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang baik. Dengan adanya Petunjuk Teknis Mata Pelajaran diharapkan guru dapat mengimplementasikan Kurikulum 1994 dengan baik. Dalam upaya untuk mendukung implementasi Kurikulum 1994, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Mengengah Depdikbud juga telah mengeluarkan buku tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Hal-hal yang mendasar tentang penilaian yang ditulis dalam buku tersebut antara lain bahwa penilaian harus memperhatikan seluruh aspek pada diri siswa. Sementara itu, alat penilaian yang dipakai diharapkan dapat memakai tes tertulis, tes lesan, dan tes perbuatan, sedangkan untuk memperoleh gambaran tentang minat, sikap dan kepribadian dapat memakai pengamatan, skala sikap, dan angket Depdikbud, 1995. 23 Pada kenyataannya, Kurikulum Pendidikan dan Pendidikan Menengah juga memiliki mata pelajaran-mata pelajaran yang memang secara teoretik diharapkan mampu mengembangkan kemampuan psikomotor, misalnya mata pelajaran yang tergolong dalam IPA, baik Fisika, Kimia maupun Biologi. Ada mata pelajaran yang benar-benar memiliki bobot yang besar dalam mengembangkan aspek fisikomotor seperti mata pelajaran Olah Raga dan Kesehatan. Ada mata pelajaran yang diharapkan memiliki bobot yang besar untuk mengembangkan sikap, baik sikap yang bersifat universal seperti Pendidikan Agama, maupun sikap yang berkait dengan sikap nasionalisme dan kebangsaan seperti mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewargaan Negara PPKN. Bahkan, dalam perkembangannya banyak yang mengusulkan bahwa mata pelajaran Budi Pekerti harus masuk dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Buku Petunjuk Teknis Mata Pelajaran, IPA sebagai bahan ajar, termasuk di dalamnya Biologi, Fisika dan Kimia, terdiri dari produk yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum; serta proses IPA yang meliputi keterampilan- keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin penca indera, mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan, menafsirkan hasil pengamatan mencatat secara terpisah setiap jenis pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, menarik kesimpulan hasil pengamatan, meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil pengamatan, menggunakan alatbahan dan mengapa alatbahan itu digunakan, menerapkan konsep penerapan konsep dalam situasi baru, menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, menyusun hipotesis, merencanakan kegiatan menentukan alat bahan yang akan digunakan, menentukan variabel, menentukan variabel tetapbebas dan variabel berubahtergayut, menentukan apa yang diukur dan diamati, menentukan cara dan langkah kerja, menentukan bagaimana cara mengorganisasi baik dalam bentuk grafik, tabel atau yang lainnya serta bagaimana cara mengolah hasil-hasil pengamatan, berkomunikasi menyusun laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan, mendiskusikan hasil percobaan, cara membaca grafik atau tabel serta kemampuan mengajukan pertanyaan bertanya apa, 24 mengapa dan bagaimana, bertanya untuk meminta penjelasan, serta mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Dalam buku Petunjuk Teknis Mata Pelajaran tersebut juga dijelaskan pula bahwa aspek dalam mata pelajaran IPA yang dinilai mencakup aspek kognitif, juga aspek-aspek dalam sikap ilmiah dan nilai-nilai IPA seperti ketelitian, kecermatan, kejujuran, penghargaan terhadap pendapat orang lain, kemauan menerima saran, kreativitas, imajinasi dan tanggung jawab. Selain itu, penilaian diharapkan mendasarkan pada pengenalan secara individual kepada setiap subyek belajar agar dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. Dari uraian di atas, maka penilaian yang holistik terhadap prestasi hasil belajar siswa memang memerlukan berbagai teknik dan harus mampu mencerminkan keseluruhan aspek yang dikembangkan yang menjadi tujuan pembelajaran.

4. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi