38
b. Karakteristik alat tes untuk mengukur prestasi berbeda dengan alat tes untuk seleksi
c. Tidak ada korelasi yang signifikan antara NEM dan prestasi siswa mengikuti pelajaran di sekolah selanjutnya.
6. Hampir semua responden berharap agar penyelenggaraan Ebtanas dilanjutkan namun perlu ada perbaikan terutama dalam obyektivitas pengawasan, sistem
koreksi, dan penentuan NEM. Namun demikian, ada perbedaan pendapat di kalangan pakar. Sebagian pakar menyatakan bahwa Ebtanas memiliki manfaat
seperti: a meningkatkan standar mutu pendidikan, b mendorong siswa meningkatkan KBM, dan c meningkatkan perhatian orang tua terhadap aktifitas
belajar anak; namun ada sebagian yang lain menyatakan bahwa tidak ada manfaatnya diselenggarakan Ebtanas, dan guru belum mampu memanfaatkan
informasi hasil Ebtanas dengan baik.
8. Pertanyaan Penelitian
dari rumusan masalah dan kajian teori serta fakta-fakta yang selama ini sudah dapat dihimpun dari lapangan, dapat dirinci pertanyaan-pertanyaan penelitian yang perlu
untuk dijawab agar dapat dijadikan pijakan untuk membuat rumusan kebijakan tentang penyelenggaraan sistem ujian akhir yang bernuansa otonomi daerah. .
1. Apakah ujian akhir nasional yang selama ini dikenal dengan Ebtanas yang diselenggarakan dalam bentuk ujian tertulis dengan soal-soal bentuk pilihan
ganda---yang semata-mata sebagai upaya untuk memenuhi kesahihan dan kehandalan suatu alat evaluasi---masih tetap harus dipertahankan? Jika masih
dipertahankan apakah tidak dilengkapi dengan ujian perbuatan nonverbal untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang melatih kemampuan psikomotor, juga ujian
sikap untuk menilai sikap peserta didik? 2. Apakah mata pelajaran yang diujikan dalam ujian akhir nasional juga hanya mata
pelajaran tertentu seperti yang selama ini diselenggarakan? 3. Apakah hasil ujian akhir nasional tetap akan dipakai sebagai alat seleksi masuk
ke jenjang poendidikan yang lebih tinggi? Apakah tidak sebaiknya setiap daerahsekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan sistem seleksi yang
39
bermutu yang didukung oleh adanya teknik dan alat seleksi yang dapat dipertanggungjawabkan serta bernuansa otonomi daerah?
4. Apakah tidak sebaiknya hasil ujian akhir nasional hanya dijadikan alat pengendali mutu pendidikan, mengingat berdasar kondisi yang ada aspek yang
dinilai hanya terbatas pada ranah kognitif? 5. Apakah tidak sedbaiknya pemerintah pusat merintis terciptanya standar nasional
mutu pendidikan dasar dan menengah yang lebih baik daripada hanya melalui Ebtanas seperti yang sekarang ini diselenggarakan?.
6. Sistem ujian akhir nasional yang bagaimana yang dapat mempercepat peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan dasar dan menengah?
7. Sistem ujian akhir nasional yang bagaimana yang dapat menunjang tercapainya tujuan kurikulum yang bernuansa otonomi daerah?.
8. Sistem ujian akhir nasional yang bagaimana yang dapat mendorong agar proses belajar mengajar dilaksanakan berdasar kurikulum, buku, dan alat peraga yang
telah ditetapkan tetapi yang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah?. 9. Apakah tidak sebaiknya ada acuan bagi tiap daerah untuk mengembangkan
sistem evaluasi maupun sistem ujian akhir yang sesuai dengan kondisi masing- masing daerah dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar di masing-
masing daerah sesuai dengan kondisi yang ada? 10. Apakah tidak sebaiknya sistem ujian akhir juga memperhatikan hasil-hasil
asesmen yang dilaksanakan oleh sekolah? 11. Apakah tidak sebaiknya di setiap Kanwil ataupun Kandep Depdiknas hendaknya
ada peta kemampuan guru dalam menyelenggarakan sistem evaluasi, sehingga kemerataan keikutsertaan guru dalam pelatihanpenataran, termasuk di dalamnya
pelatihan evaluasi dapat terpantau secara baik? 12. Mengingat dalam skala mikro gurulah yang paling mengetahui kondisi dan
prestasi siswa-siswanya, maka apakah tidak sebaiknya ada penyiapan kemampuan guru dalam bidang evaluasi untuk menyelenggarakan ujian akhir
dapat dipertanggung jawabkan di masing-masing daerah, dalam hal ini pada tingkat Dati II?
13. Apakah tidak sebaiknya dipolakan sistem penilaian yang berkesinambungan yang dikerjakan oleh guru, dalam arti bahwa guru harus merencanakan, menyusun alat
40
penilaian dan menelaahnya sebelum digunakan dan menganalisis setelah diujikan, serta melaksanakan dan menindaklanjuti hasil penilaian dalam upaya
meningkatkan prestasi siswa dalam seluruh ranah yang dikembangkan?. C. METODE STUDI
Studi ni dlakukan melalui tahapan: a studi lapangan, b sarasehan regional, dan c sarasehan nasional. Tahap studi lapangan mencakup 1 pembahasan
instrumen, 2 pengumpulan data, 3 organisasi, analisis dan interpretasi data, dan 4 penyusunan draf untuk sarasehan.
1. Studi Lapangan a. Tampat dan Waktu Studi