Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Asesmen Sebagai Salah Satu Model Evaluasi

24 mengapa dan bagaimana, bertanya untuk meminta penjelasan, serta mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Dalam buku Petunjuk Teknis Mata Pelajaran tersebut juga dijelaskan pula bahwa aspek dalam mata pelajaran IPA yang dinilai mencakup aspek kognitif, juga aspek-aspek dalam sikap ilmiah dan nilai-nilai IPA seperti ketelitian, kecermatan, kejujuran, penghargaan terhadap pendapat orang lain, kemauan menerima saran, kreativitas, imajinasi dan tanggung jawab. Selain itu, penilaian diharapkan mendasarkan pada pengenalan secara individual kepada setiap subyek belajar agar dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. Dari uraian di atas, maka penilaian yang holistik terhadap prestasi hasil belajar siswa memang memerlukan berbagai teknik dan harus mampu mencerminkan keseluruhan aspek yang dikembangkan yang menjadi tujuan pembelajaran.

4. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi

Dalam hal penyelenggaraan program perbaikan, perihal bagaimana cara menganalisis hasil ulangan sebagai salah satu langkah untuk mengetahui jenis kegagalan, cara mengungkap latar belakang penyebab kegagalan disajikan pada buku tentang Pedoman Analisis Hasil Evaluasi Belajar Depdikbud, 1994, meskipun masih ada kelemahan yaitu baru sebatas untuk menyelidiki kegagalan secara umum dan belum untuk mengetahui subkonsep mana saja yang gagal dikuasai siswa. Berbagai metode untuk mengetahui jenis kegagalan serta metode untuk mengatasinya melalui program perbaikan, sudah diuraikan secara detail dalam buku Pedoman program Perbaikan dan Pengayaan Depdikbud, 1994. Dalam hal ini, guru terlebih dahulu harus mengungkap apa sebenarnya yang menjadi penyebab faktor kegagalan, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Guru juga harus menawarkan berbagai alternatif kepada siswa agar dirinya dapat berhasil dalam memperbaiki diri.

5. Asesmen Sebagai Salah Satu Model Evaluasi

Penilaian yang hanya didasarkan pada hasil tes tertulis akan mengalami banyak kelemahan. Sistem evaluasi yang dituntut di dalam Kurikulum 1994 sebenarnya juga tidak mengharapkan hanya mengandalkan hasil tes tertulis. 25 Penilaian terhadap tugas-tugas yang diberikan harus menjadi bagian dari penilaian. Penilaian yang hanya mengandalkan hasil ulangan baik ulangan harian, ulangan catur wulan, ulangan kenaikan kelas, maupun Ebtanas juga hanya mengandalkan pada tes tertulis. Alat penilaian ini dipandang mengandung banyak kelemahan. Utamanya karena hanya mengukur sebagian kecil saja dari aspek domain prestasi yang dicapai oleh peserta didik. Aspekdomain yang lebih banyak diukur adalah aspek kognitif. Kenyataan di lapangan juga hanya mengukur jenjang yang rendah saja knowledge dan comprehension. Akibatnya, hasil yang terukur kurang mencerminkan pencapaian hasil belajar yang sesungguhnya. Kegiatan penilaian yang berkait dengan prestasi dalam aspek psikomotor baik dalam bentuk aktivitas verbal seperti kemampuan berbicara menyampaikan pendapatberargumerntasi, bertanya, berdiskusi, ataupun yang berkait dengan kegiatan menulis seperti mengarang, membuat desain percobaan, membuat puisi, serta kemampuan yang berkait dengan keterampilan dalam mempergunakan peralatan termasuk kegiatan menggunakan peralatan laboratorium, memang tidak akan dapat dinilai hanya dengan mengandalkan data yang dihimpun dari tes tertulis. Prestasi yang dicapai adalah prestasi yang diujudkan dalam bentuk penanmpilan kinerja atau hasil kerja, dan hanya akan tepat jika dinilai melalui asesmen dalam bentuk performance assessment atau authentic assessment. Performance assessment merupakan penilaian yang dilakukan melalui penyajian atau penampilan oleh peserta didik dalam bentuk pengerjaan tugas-tugas atau berbagai aktivitas tertentu, yang secara langsung mempunyai makna pendidikan. Performance assessment yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan mengkaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik. Menurut Griffin dan Nix 1991, tugaskegiatan yang sesuai dengan asesmen adalah tugaskegiatan yang hendaknya 1. menuntut peserta didik menggunakan pengetahuannya untuk mengerjakan tugaskegiatan tersebut menjadi tugas yang benar-benar bermakna; 26 2. merupakan gabungan antara aspek pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, dan menuntut para peserta didik untuk mengkobinasikan aspek- aspek tersebut dalam menyelesaikannya;

3. menuntut respons, tampilan atau produk yang akurat, cermat dan lengkap;