Desain Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh net working capital, cash conversion cycle, growth opportunity, dan leverage terhadap cash holding perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda diperlukan uji asumsi klasik. Langkah-langkah uji asumsi klasik pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model lolos dari uji asumsi klasik yang terdiri dari : a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen dan, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga dapat dilakukan tidak berdasarkan grafik, misalnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov Umar, 2011. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai 2-tailed significant. Jika data memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H o diterima, sehingga dikatakan data berdistribusi tidak normal. H o : Data residual berdistribusi tidak normal H a : Data residual berdistribusi normal b. Uji Autokorelasi Menurut Umar 2011 uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antardata yang ada pada variabel-variabel penelitian. Menurut Ghozali 2011, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin - Watson. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini: H o : tidak terdapat autokorelasi, r =0 H a : terdapat autokorelasi, r ≠0 Tabel 1. Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Angka Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif Tolak dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif No decision 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negative Tolak 4– du ≤ d ≤ 4–dl Tidak ada korelasi negative No decision du d 4 – du Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Sumber: Ghozali 2011 c. Uji Multikolinearitas Menurut Umar 2011, uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Menurut Ghozali 2011, dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen multikolinearitas. Ghozali menuturkan bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi yaitu dengan mengamati 3 petunjuk. Pertama, nilai R Square yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel - variabel independen banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel dependen. Kedua, analisis matrik korelasi variabel independen menunjukkan bahwa antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya 0,9. Ketiga, petunjuk diperoleh dengan mengamati nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Bila hasil regresi memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. d. Uji Heteroskedastisitas Menurut Umar 2011, uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut