Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

3 Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota kelompok. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4 Komunikasi antar anggota Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5 Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Penulis menyimpulkan, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan memecahkan masalah yang dilakukan bersama teman terdiri dari dua orang atau lebih. Dalam pembelajaran ini dibutuhkan komunikasi antar anggota dan tanggung jawab. Pembelajaran ini dapat menumbuhkan hubungan sosial antar anggota kelompok, meningkatkan bahasa siswa dan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak macam salah satunya adalah model pembelajaran two stay two stray. Model pembelajaran two stay two stray TSTS dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Metode ini dapat digunakan pada semua materi pelajaran dan tingkatan usia siswa. Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Menurut Lie 2002: 61, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan model two stay two stray yaitu: 1. Siswa bekerja dalam kelompok berempat seperti biasa. 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing diantara dua kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing bertamu ke dua kelompok yang lain. 3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Langkah-langkah model pembelajaran two stay two stray menurut Nadiya dalam Eni 2011: 9-10 adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan kelompok heterogen. Pembentukkan kelompok dalam kelas ditentukkan oleh guru yang lebih mengetahui siswa yang pandai dan siswa yang lemah. Pembentukkan kelompok ini harus bersifat heterogen. Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari tingkat kepandaian, jenis kelamin dan suku. Sehingga tidak akan ditemui kelompok yang beranggotakan siswa yang pandai saja atau sebaliknnya. 2. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok. Guru memberikan informasi pada siswa berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat guru memberikan materi pelajaran, siswa harus sudah berada dalam kelompok masing- masing, kemudian guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Apabila terdapat kesulitan dalam intepretasi petunjuk kegiatan, siswa dapat meminta bantuan guru 3. Kelompok memutuskan jawaban yang paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok memahami jawaban tersebut. 4. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke dua kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu mereka. 5. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 6. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil- hasil kerja mereka. 7. Pemberian penghargaan. Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata tiap anggota paling baik, pantas diberi penghargaan. Skor yang dicapai tiap kelompok ini digunakan sebagai dasar pembentukkan kelompok baru untuk materi berikutnya. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, penulis mencoba memberikan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stay. Model pembelajaran two stay two stay adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik setiap kelompok membagikan hasil atau informasi kepada kelompok lain. Langkah-langkah pembelajaran two stay two stray adalah siswa berkelompok kemudian setiap kelompok diberi permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi dalam kelompok, dua dari anggota kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi. Dua anggota dari kelompok tetap tinggal untuk membagikan informasi kepada tamu yang datang. Setelah semua informasi didapatkan, mereka kembali ke kelompok masing- masing untuk berdiskusi mengenai informasi yang diperoleh. Dalam proses mencari informasi dan berbagi informasi diharapkan dapat menambah minat siswa megikuti pelajaran matematika sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut Eko http:ras-eko.blogspot.com201105model- pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran two stay two stay adalah sebagai berikut. 1. Kelebihan model pembelajaran two stay two stray a. Pembelajaran akan lebih bermakna. b. Pembelajarn berpusat pada siswa. c. Siswa akan lebih aktif. d. Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya. e. Meningkatkan kemampuan berbicara siswa. f. Dapat meningkatkan minat siswa. 2. Kelemahan model pembelajaran two stay two stray a. Memperlukan waktu yang lama. b. Membutuhkan banyak persiapan. c. Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar maka ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam kelompok. Dari kekurangan model pembelajaran kooperatif two stay two stray guru dapat mensiasatinya dengan terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis. Berdasarkan jenis kelamin, dalam satu kelompok harus ada siswa laki-laki dan perempuannya. Jika berdasarkan kemampuan akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya dari orang yang memiliki kemampuan akademis kurang. Pembentukan kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehinga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota kelompok lain. Pada tabel 2.1 di bawah ini merupakan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan models two stay two stray berdasar teori belajar Dienes. Pembelajaran ini akan diuji cobakan di SD Negeri Cebongan 02 Salatiga. Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Two Stay Two Stary Berdasar Teori Dienes No Indikator Indikator untuk Guru Indikator untuk Siswa 1 Persi- apan 1. Guru membuka pelajaran dengan nyanyian yang menarik. 2. Guru membagi kelompok. 1. Siswa tertarik mengikuti pelajaran. 2 Penje- lasan 3. Guru menjelaskan sisi, rusuk dan titik sudut bangun ruang. 4. Guru menjelaskan jalannya permainan dalam diskusi. 2. Siswa menentukan pengertian sisi, rusuk dan titik sudut. 3. Siswa mengajukan pertanyaan tentang materi. 4. Siswa mengajukan pertanyaan tentang jalannya permainan dalam diskusi. 3 Perm- ainan dalam disku- si 5. Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam jalannya permainan dalam diskusi. 5. Siswa mengunjungi kelompok lain. 6. Siswa bekerjasama dalam kelompok. 7. Siswa di dalam kelompok berdiskusi mengerjakan lembar kerja. 8. Siswa mencatat hasil informasi yang didapat dari hasil permainan. 9. Siswa mencatat hasil informasi yang didapat dan hasil diskusi di lembar kerja. 4 Prese- ntasi 6. Guru memberi kesempatan, siswa mempresentasikan hasil diskusi. 7. Guru memimpin presentasi membahas hasil diskusi. 10 Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 11. Siswa menanggapi presentasi kelompok lain. 5 Eval- uasi 8. Guru bersama siswa mengulas kembali sifat-sifat bangun ruang 12. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. 6 Kesi- mpula n 9. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil penelitian. 10. Guru menghargai pujian atas hasil kerja siswa. 13. Siswa tekun dalam melakukan diskusi dan permainan. 14. Siswa nampak gembira dalam mengikuti pelajaran.

2.1.2 Teori Belajar Dienes

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Team Game Turnament Berdasar Teori Dienes dalam Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD T1 292008011 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Team Game Turnament Berdasar Teori Dienes dalam Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD T1 292008011 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD T1 292008007 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD T1 292008007 BAB IV

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD T1 292008007 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD

0 0 196