Pengertian Kepemimpinan Profetik Kepemimpinan Profetik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ُهَفِعاَضُي َ ف اًنَسَح اًضْر َ ق َهّللا ُضِر ْق ُ ي يِذّلا اَذ ْنَم ُهّللاَو ًةَريِثَك اًفاَعْضَأ ُهَل َنوُعَجْر ُ ت ِهْيَلِإَو ُطُسْب َ يَو 45 “Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan allah menyempitkan dan melapangkan rezeki, dan kepada Nya lah kamu dikembalikan.” QS. Al Baqoroh : 245 46 d. Baik dengan pergaulan dengan masyarakat yang terkandung dalam QS. Yusuf : 22 َنيِنِسْحُمْلا يِز ْجَن َكِلَذَكَو اًمْلِعَو اًمْكُح ُاَن ْ ي َ تآ ُّدُشَأ َغَل َ ب اّمَلَو 47 “Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS. Yusuf : 22 48 e. Bijaksana Adapun menurut prespektif hadis terdapat beberapa akhlak pemimpin dalam islam, diantaranya : 49 a. Memimpin untuk melayani bukan dilayani. Pernyataan ini diambil dari salah satu hadis yang berbunyi terjemahannya : Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi pelayan mereka b. Zuhud terhadap kekuasaan, seperti perkataan Rasulullah : 45 Al Quran Surah al Baqoroh Ayat 245 46 Departemen Agama RI, Al Jumanatul Ali Al Qur’an dan Terjemahnya, 40 47 Al Quran Surah Yusuf Ayat 22 48 Departemen Agama RI, Al Jumanatul Ali Al Qur’an dan Terjemahnya, 238 49 Soleh Subagja, Paradigma Nilai-Nilai Kepemimpinan Profetik Spiritual Implementasi Model Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Islam, Progresiva 3 Nomor 1 Januari-Juni 2010, 38 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kami tidak akan mengangkat orang yang berambisi berkedudukan H.R. Muslim c. Jujur dan tidak munafik, berdasarkan hadis Allah melaknat penyuap, penerima suap yang memberi peluang bagi mereka H.R. Ahmad d. Memiliki visi keumatan terbebas dari panatisme, sebagaimana hadis : 50 Kaab bin Iyadh ra bertanya kepada : Ya Rasulullah apabila seseorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme ? Nabi SAW menjawab : Tidak, fanatisme Ashabiyah bila seseorang mendukungmembantu kaumnya atas suatu kedholiman...H.R. Ahmad e. Memiliki tanggungjawab moral 51 “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinnannya. Dan Amir pemimpin yang memimpin masyarakat, ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang perempuan pemimpin atas harta suaminya 50 Ibid, 39 51 Ibid, 40 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang hamba sahaya pemimpin atas harta tuannya dan ia pun akan dimintai pertnggungjawaban atas kepemimpinannya. Kemudian setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. ” Dengan demikian, secara garis besar nilai-nilai kepemimpinan profetik meliputi pada 4 pilar suri tauladan para Nabi dan Rasul yang dipaparkan oleh Mu’is Raharjo sebagaimana yang dikutip oleh Munardji sebagai berikut : 52 1. Siddik, yaitu jujur, benar berintegrasi tinggi dan terjaga dari kesalahan, benar dalam bertindak berdasarkan hukum dan peraturan. 2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel dalam mempergunakan kekayaanfasilitas yang diberikan. 3. Tabligh, yaitu senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan yang wajib disampaikan dan tidak takut memberantas kemungkaranKKN dan sebagainya. 4. Fathonah, yaitu cerdas, memiliki intelektual, emosional dan spiritual yang tinggi dan profesional, serta cerdik bisa mencari jalan keluar dari berbagai kesulitan. 52 Munardji, Konsep dan Aplikasi Kepemimpinan Profetik, Edukasi Volume IV Nomer 1 Juni 2016, 78