3.2.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Dalam kurun waktu tahun 2009-2015, terutama pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah SKPD merupakan satuan entitas akuntasi. Hal tersebut berarti bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD tersebut bertanggung
jawab terhadap anggarannya masing-masing termasuk dalam pencatatan akuntansinya. Realisasi dari anggaran tersebut disusun
dalam Laporan Realisasi Anggaran yang harus dilaporkan secara fungsional kepada Bendahara Umum DaerahPejabat Pengelola Keuangan
Daerah, yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset DPPKA dan secara administratif harus dilaporkan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD, yaitu Pejabat Pengguna Anggaran masing- masing Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD.
Dari segi pengawasan dari rangkaian pengelolaan keuangan daerah, pada periode tahun 2009-2015, Laporan keuangan yang disusun
oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset DPPKA sebagai entitas pelaporan, menyajikan laporan keuangan yang terdiri
dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan SAP. Laporan keuangan inilah yang kemudian akan diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan BPK. Pengelolaan keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan yang dikelola oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD dan dikoordinir oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset DPPKA yang mengemban fungsi sebagai Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah SKPKD. Pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis
realisasi anggaran, laporan realisasi anggaran, neraca hingga catatan atas laporan keuangan disusun secara otonomi oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD sebagai entitas akuntansi yang kemudian Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2016 Kabupaten Ogan
Komering Ilir 75
diverifikasi dan dikompilasi oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA sebagai entitas pelaporan menjadi Laporan
Keuangan Kabupaten Ogan Komering Ilir . Sedangkan Laporan Arus Kas disusun secara sentralistik oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Aset DPPKA. Pengelolaan keuangan Daerah tersebut tetap berpedoman pada aturan yang berlaku. Kebijakan
akuntasi yang diterapkan dalam Pengelolan Belanja Daerah secara umum telah sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah
SAP walaupun masih terdapat beberapa kebijakan yang belum sepenuhnya mengikuti Standar Akuntansi Pemerintan.
Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dikatakan berhasil. Ini dapat dilihat
dari hasil opini audit BPK Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai berikut:
Tabel. T-3.1
Opini BPK terhadap LKD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2009-2015
TAHUN OPINI BPK TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
2009 Wajar dengan pengecualian WDP
2010 Wajar dengan pengecualian WDP
2011 Wajar Tanpa pengecualian WTP
2012 Wajar Tanpa pengecualian WTP
2013 Wajar Tanpa pengecualian WTP
2014 Wajar Tanpa pengecualian WTP
2015 Wajar Tanpa pengecualian WTP
Sumber : DPPKA Kab. Ogan Komering Ilir , APBD, 2009-2015
Target kedepan pada periode tahun 2016, Kabupaten Ogan Komering Ilir akan mempertahankan opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian
WTP terhadap Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir.
3.2.3. Analisis Pembiayaan