RKPD Kab. OKI.doc RKPD Kab. OKI

(1)

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR

NOMOR : 331 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD)


(2)

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2016 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019. RKPD ini merupakan pedoman untuk seluruh SKPD dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) SKPD dalam satu tahun. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, maka RKPD ini akan menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) pada Tahun Anggaran 2016.

1.1Latar Belakang Penyusunan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode satu tahun, yang memuat evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, dan rencana program dan kegiatan prioritas daerah. RKPD ini pada dasarnya berfungsi sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014-2019 untuk setiap tahun berkenaan. Dengan demikian, penyusunan RKPD berpedoman kepada RPJMD dengan tetap mempertimbangkan dinamika situasi, kondisi, dan kebutuhan terkini.

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam menyusun RKPD Tahun 2016 sebagai penjabaran dari RPJMD, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan penyusunan RKPD;

2. Penyusunan rancangan awal RKPD; 3. Penyusunan rancangan RKPD;

4. Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RKPD; 5. Perumusan rancangan akhir RKPD.


(4)

Sebagai dokumen perencanaan tahunan, RKPD 2016 tetap menunjukkan keterkaitan (linkage) dan konsistensi dengan dokumen perencanaan lainnya, yaitu dengan RPJMD 2019, Renstra SKPD 2014-2019, dan Renja SKPD 2016. Keterkaitan dan konsistensi yang dimaksud ditunjukkan oleh indikator, program, serta kegiatan antar dokumen yang tidak bertentangan, namun selaras dan sinergis satu dengan lain.

1.2Dasar Hukum Penyusunan

Dalam penyusunan RKPD, peraturan/perundangan yang digunakan sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN);

c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

d. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Evaluasi

Penyelenggaraan Pembangunan Daerah;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

h. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; i. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2016

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 08 Tahun 2008;

k. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 32 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

l. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan lembaga Sekretaris Daerah;


(5)

m. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005-2025;

n. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa RKPD memiliki hubungan/ keterkaitan yang erat dengan dokumen perencanaan dan penganggaran, terutama RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD, dan RAPBD. Hubungan antar dokumen tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut ini;

Gambar 1.1

Proses Penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

RKPD 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN;

Menjelaskan tentang latar belakang penyusunan RKPD, Dasar Hukum penyusunan RKPD, Hubungan RKPD tahun 2016 dengan

Proses Penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD (UU 17/2003, UU 25/2004, UU 23/2014, PP 8/2008)


(6)

dokumen-dokumen perencanaan lainnya dan menjelaskan sistematika penyusunan RKPD 2016.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN;

Menjelaskan kondisi capaian target pembangunan tahun 2014, realisasi, hasil capaian program dan kegiatan serta pencapaian indikator RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ilir.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH;

Menjelaskan arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah. BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH;

Menjelaskan tujuan dan sasaran pembangunan serta prioritas pembangunan daerah.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH;

Menjelaskan rincian program dan kegiatan prioritas RKPD tahun 2016, SKPD pelaksana, indikator capaian masing-masing program dan kegiatan serta pagu indikatifnya.

BAB VI. PENUTUP

Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

1.5 Maksud dan Tujuan Maksud

Adapun maksud dari penyusunan RKPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2016 adalah untuk menyediakan dokumen perencanaan tahunan Kabupaten untuk menjawab isu-isu strategis, prioritas pembangunan, arah kebijakan, program dan kegiatan prioritas, serta pendanaan indikatif dan sumber-sumber pendanaannya.

Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2016 adalah :

1. Terwujudnya pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir;


(7)

2. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan;

3. Terwujudnya penyelarasan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha; serta

5. Tercapainya pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah yang memuat isu-isu strategis, prioritas pembangunan daerah, sasaran-sasaran yang akan dicapa, kerangka ekonomi makro serta program-program, maka RKPD mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menjadi acuan bagi setiap SKPD

dalam menyusun program dan kegiatan prioritas;

2. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan rancangan komitmen pemerintah;

3. Menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Kebijakan Umum APBD maupun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara.


(8)

Tabel.1.1

Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD Kabupaten/Kota


(9)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan daerah (RKPD) tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan sedangkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.

2.1.Gambaran Kondisi Umum Daerah

Gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten OKI secara umum. Gambaran umum menjadi pijakan awal dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016 dengan melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Kabupaten OKI merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Sejak Tahun 2003, berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dengan luas wilayah 19.023,47 km2, pada Tahun 2014 Jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir 776,263 jiwa.

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, bahwa dalam rangka untuk dapat mengetahui pencapaian dan keberhasilan secara kuantitatif Visi, Misi serta Program Pembangunan selama lima tahun kedepan perlu ditetapkan Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Penetapan Indikator Kinerja Pemerintah


(10)

Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019, sebagaimana tersebut pada tabel 2.1

PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2014-2018

NO Misi/Sasaran/Indikator KondisiAwal (2013) Satua n Realisas i Tahun 2014

Target Capaian Setiap Tahun

Kondis iAkhir

2018

2015 2016 2017

Misi 1 : Mewujudkan pembangunan dari desa

1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 44,50 % 50 55 65 70 80 2 Proporsi panjang jembatan dalamkondisi baik 52,31 % 55 60 65 70 75 3

Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman (SPM)

42,33 % 44 47 50 52 55

4

Tersedianya Jalan yang Menjamin Perjalanan Dapat dilakukan Sesuai dengan kecepatan rencana (SPM)

38,40 % 40 42 44 46 48

5 Tersedianya Jalan yang MenjaminPengguna Jalan berkendaraan

dengan selamat (SPM) 43,67 % 45 47 50 52 55

6 Drainase dalam kondisi baik /pembuangan aliran air

tidak tersumbat 95 % 95,4 95,7 96 96,3 96,5

7 Prosentase Rumah Tangga berakses air bersih perpipaan 0,48 % 0,50 0,52 0,54 0,56 0,60 8 Ketersediaan sistem jaringan danpengelolaan air limbah 4,50 % 5,00 5,21 5,35 5,45 5,56 9 Persentase Rumah tangga pengguna listrik 75,93 % 78 81 84 87 90 10 Rumah tangga pengguna air bersih 65,70 % 65,75 65,80 66,12 66,35 66,80 11 Persentase rumah tinggal bersanitasi 32,89 % 33,00 33,34 33,87 34,15 34,45 12 Tempat pembuangan sampah (TPS) persatuan penduduk 0,25

Per 1.000 pendud

uk

0,25 0,28 0,30 0,32 0,35

13 Persentase penanganan sampah 42,45 % 50 55 60 65 70

14 Rasio tempat pemakaman persatuan penduduk 364

Per 1.000 pendud

uk

384 404 424 450 475

15 Rumah layak huni 50,25 % 53 56 59 62 65

16 Lingkungan pemukiman kumuh 9,09 % 8 7 6 5 4

17 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,329 km/unit 0,323 0,309 0,296 0,284 0,273

18 Rata-rata halte per trayek 6 unit 6 8 8 10 10

19 Persentase pemasangan Rambu – rambu 34,45 % 41,12 47,80 54,47 61,15 67,82

20 Jumlah terminal/bandara 1 lokasi 1 2 2 3 3

21 Rasio ijin trayek 916 surat 925 950 975 1.000 1.050


(11)

23 Persentase rumah tangga pengguna internet 26 % 35 45 55 65 70 24 Jumlah lokasi layanan publik internet 96 Buah 96 96 96 96 96

NO Misi/Sasaran/Indikator KondisiAwal

(2013) Satuan

Realisas i Tahun

2014

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Akhir

2018 2015 2016 2017

Misi 2 : Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah dalam Menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat

1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJDP yg

ditetapkan dgn PERDA 1

dokume

n 1 1 1 1 1

2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yg telah

ditetapkaan dengan PERDA 1

dokume

n 1 1 1 1 1

3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yg telah

ditetapkaan dengan PERKADA 1

dokume

n 1 1 1 1 1

4 Persentase sinkronisasi program daerah dan pusat 87,14 % 90 100 100 100 100 5 Penjabaran Program RPJMD KEDALAM RKPD 93,54 % 100 100 100 100 100 6 Penjabaran Program RKPD kedalam APBD 93,54 % 100 100 100 100 100 7 Tingkat pemenuhan kebutuhan administrasi perkantoran 100 % 100 100 100 100 100 8 Tingkat sarana dan prasarana aparatur dalam kondisi baik 100 % 100 100 100 100 100 9 Persentase SKPD yang dibina untuk pengelolaan keuangan

Daerah 100 % 100 100 100 100 100

10 Persentase Raperda yang ditetapkan 100 % 100 100 100 100 100 11

Jumlah kerjasama pemerintah daerah dengan pemerintah lainnya dan pihak swasta yang ditindak lanjuti dengan program

100 % 100 100 100 100 100

12 SKPD yang menetapkan SOP 54 % 65 70 80 90 100

13 Pengelolaan arsip secara baku 81,5 % 85 90 92 95 97

14 Persentase temuan BPK yang ditindak lanjuti 90 % 90 95 100 100 100 15 Tingkat pelaksanaan Sistem pengendalian Internal (SPIP) 60 % 60 65 70 70 80 16 Tingkat pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah (SPIP) 80 % 90 95 100 100 100

17 Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang

ditindaklanjuti dan terselesaikan 80 % 90 95 100 100 100

18 Rasio aparatur berdasarkan pendidikan

- S1 95,14 % 95,37 95,61 95,85 96,09 96,33

- S2 5.96 % 6,01 6,06 6,11 6,16 6,23


(12)

19 Persentase pejabat yang menduduki jabatan sesuai

dengan kompetensi 75 % 75 80 85 90 95

20 Persentase jumlah jabatan terisi 92,46 % 100 100 100 100 100

21 Tingkat disiplin aparatur 99,24 % 100 100 100 100 100

22 Rasio aparatur yang telah mengikuti diklat teknis

kompetensi 80 % 95 98 100 100 100

23 Persentase pejabat struktural yang memenuhi persyaratan

diklat PIM 75,98 % 78 85 90 95 100

24 Tingkat Penyusunan Perda APBD tepat Waktu 100 % 100 100 100 100 100 25 Persentase belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap

total belanja daerah 38,86 % 49,44 45 42 39 36

26 Persentase belanja modal terhadap total belanja daerah 27,50 % 29,50 32 34 35 37 27 Realisasi Pendapatan Asli Daerah 91,16 % 100 100 100 100 100

28 Tingkat pertumbuhan PAD 12 % 12 12 12 12 12

29 Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga 28,24 % 35 45 55 65 75 30 Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk 34,36 % 44 54 64 74 84 31 Cakupan Penerbitan Kutipan AktaKelahiran 1,57 % 5 10 15 20 25 32 Ketersediaan data base kependudukan tahun berkenaan 100 % 100 100 100 100 100 33 Jumlah media informasi yang menggunakan teknologi IT 3 media 3 4 4 5 5

34 Website milik pemerintah daerah 1 buah 1 1 1 1 1

35 Persentase belanja untuk pengadaan barang/jasa yang

dilelang secara SPSE 50 % 55 60 65 70 75

36 Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani 100 % 100 100 100 100 100

NO Misi/Sasaran/Indikator KondisiAwal

(2013) Satuan

Realisas i Tahun

2014

Target Capaian

Setiap Tahun Kondisi Akhir

2018 2015 2016 2017

Misi 3- Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat

1 Angka Harapan hidup 68,52 tahun 69,3 70 70,7 71,4 72

2 Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup 2,57

Per 1000 kelahira

n hidup

2,4 2,08 1,8 1,6 1,3

3 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 93,5

Per 100,000 kelahira n hidup

74,6 58,2 44,1 32,1 22

4 Angka Kematian Neonatal per 1.000 kelahiran hidup (MDG's) 2,3

Per 1000 kelahira

n hidup

2,14 1,95 1,76 1,57 1,39

5 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95,4 % 96 96,5 97 97,5 98

6 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 96,8 % 97 97,2 97,5 97,8 98 7 Cakupan pertolongan persalinan 95,8 % 96 96,3 96,5 96,8 97


(13)

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

8 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 94,7 % 95 95,2 95,4 95,7 97

9 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 66 % 69 72 75 78 80

10 Cakupan Kunjungan Bayi 99,7 % 99,8 99,8 99,9 99,9 100

11 Indeks Kepuasan Masyarakat untuk pelayanan Puskesmas 69 % 72 74 76 78 80 12 Cakupan kunjungan rawat jalan puskesmas 39,6 % 42 44 46 48 50 13 Prevalensi balita gizi kurang (MDG's) 6,5 % 6,4 6,3 6,2 6,1 6 14 Persentase balita gizi buruk 0,5 % 0,49 0,48 0,47 0,46 0,45 15 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 0,5 % 0,45 0,42 0,4 0,38 0,35 16 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia

6-24 bulan keluarga miskin 11,8 % 12,5 15 17,5 20 25

17 Cakupan pelayanan anak balita 81,8 % 82 84 86 88 90

18 Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup 3,1 % 3 2,9 2,8 2,7 2,5 19 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 45,6 % 47 50 55 62 70 20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien masyarakat

miskin 0,3 % 2 4 6 8 10

21 Ketersediaan empat dokter spesialis dasar pegawai tetap

Rumah Sakit 100 % 100 100 100 100 100

22 Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk - Rasio dokter spesialis terhadap

100.000 Penduduk 1,56

Per 100.000

pendud uk

2,5 3,4 4,3 5,2 6

- Rasio dokter Umum terhadap

100.000 Penduduk 3,9

Per 100.000

pendud uk

11,7 18,9 26,1 33,3 40

- Rasio dokter Gigi

terhadap100.000 Penduduk 1,04

Per 100.000

pendud uk

5,2 9,4 13,6 17,8 22

- Rasio Bidan terhadap100.000

Penduduk 51,12

Per 100.000

pendud uk

60 70 80 90 100

23

Rasio Puskesmas per 30.000

penduduk 1,13 30.000Per

pendud uk

1,15 1,17 1,19 1,2 1,2

24 Rasio Pustu per 10.000 penduduk 1,14

Per 10.000 pendud

uk

1,15 1,17 1,19 1,2 1,2

25 Rasio Posyandu terhadap balita 0,9

Per 10.000 pendud

uk

1 1 1 1 1

26

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus

diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota

100 % 100 100 100 100 100


(14)

GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

28 Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit. - Acute Flacid Paralysis(AFP) rate per 100.000 penduduk < 15

tahun 0 Per 1.000 pendud uk usia >15 Tahun

4 4 4 4 4

- Cakupan balita dengan

Pneumonia yang ditangani (SPM) 52 % 60 65 70 80 90

- presentase penemuan pasien baru TB BTA positif TB BTA (+)

(SPM & MDG's) 52 % 55 58 63 69 70

- Penderita DBD yang ditangani 100 % 100 100 100 100 100

- Penderita Diare yang ditangani 79,4 % 83 86 90 95 100

29 Angka kejadian Malaria per100.000 penduduk (AMI)/(API) (MDG's) 3,6 Kasus Per Pendudu k

3,2 3 2,8 2,4 2

30 Cakupan imunisasi dasar anak usia 0-11 bulan 93,8 % 94 94,2 94,5 94,8 95 31 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization

(UCI). 95 % 96 97 98 99 100

32 Prevalensi HIV/AIDS dari total populasi (MDG's) 1,95

Per 100,000

pendud uk

1,75 1,55 1,35 1,25 1

33 Tingkat kematian akibat Malaria (MDG's) 0,26

Per 100,000

pendud uk

0,26 0,13 0,13 0,13 0,13

34 Angka Tuberkulosis(semua kasus/100.000 penduduk/tahun (MDG's) 191 Per 100,000 pendud uk

180 170 160 150 140

35 Angka kematian TBC (AKTBC) 1,19

Per 100,000

pendud uk

1 0,8 0,7 0,6 0,5

36 Pengolahan Makanan dibina/diawasi 76,5 % 77,5 80 80,2 80,5 90 37 Persentase TTUI (Tempat- TempatUmum Institusi) dibina/diawasi 76,5 % 77,5 80 80,2 80,5 90 38 Prosentase Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) 57,7 % 60 62,5 65 67,5 70

39 Laju pertumbuhan penduduk 2,66 % 2,66 2,56 2,36 2,16 1,96 40 Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,77 2,60 2,55 2,50 2,45 2,40

41 Rasio akseptor KB 72,06 % 73,06 74,06 75,06 76,06 77,06

42 Jumlah Prevelensi peserta KB

-Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun (SPM)

1,14 % 1,11 1,11 1,06 1,04 1,02

43

Ratio Petugas Lapangan Keluarga berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap desa/Kelurahan (SPM)

2,77 % 2,57 2,40 2,25 2,12 2,00


(15)

3

45 Jumlah atlet olahraga yang dibina 30 Atlet 0 30 35 40 45

46 Jumlah cabang olahraga yang dibina 1 Cabor 0 1 2 3 4

47 Jumlah kegiatan/event olahraga 6 /KegiatanKali 7 8 9 9 9 48 Jumlah Lapangan Olahraga 9 Per 1.000pendudu

k 9 10 11 12 13

49 Meningkatnya Pemerataan akses pelayanan pendidikan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 63,3 % 64,88 66,46 67,25 68,04 69,62

Angka Melek Huruf 96,64 % 96,84 97,04 97,24 97,44 97,64

Rata-rata Lama Sekolah 6,77 tahun 6,97 7,17 7,37 7,57 7,77 50 Angka Partisipasi Murni (APM)

- SD/SDLB/MI/PAKET A 95,60 % 95,85 96,10 96,35 96,60 96,85 - SMP/SMPLB/MTs/PAKET B 82,48 % 82,37 82,98 83,23 83,48 83,73 - SMA/SMK/MA/Paket C 39,25 % 39,55 39,85 40,15 40,45 40,75 51 Angka Partisipasi Sekolah (APS)

- Pendidikan Dasar (SD) 98,33 % 98,63 98,93 99,23 99,53 99,83 - Pendidikan Menengah (SMP) 89,45 % 89,75 90,05 90,35 90,65 90,95 - Pendidikan Menengah

(SMA-SMK) 43,40 % 43,70 44,00 44,30 44,60 44,90

52 Angka Putus Sekolah (APS)

- SD/SDLB/MI/ 0,53 % 0,47 0,32 0,27 0,22 0,17

- SMP/SMPLB/MTs 0,58 % 0,43 0,33 0,23 0,23 0,13

- SMA/SMK/MA 0,64 % 0,54 0,44 0,39 0,29 0,19

53 Angka Kelulusan (AL)

- SD/MI 100 % 100 100 100 100 100

- SMP/MTs 99,99 % 100 100 100 100 100

- SMA/SMK/MA 99,4 % 100 100 100 100 100

54 Angka Melanjutkan (AM)

- Dari SD/MI ke SMP/MTs 89,12 % 89,42 89,72 90,02 90,32 90,62 - SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 77,25 % 77,55 77,85 78,15 78,45 78,75 55 Rasio ketersediaan sekolah SD terhadap penduduk usia 7-12

tahun 1 : 675

Per 10.000 penduduk

usia 7-12 tahun

1:607 1:539 1:471 1:403 1:335 56 Rasio ketersediaan sekolah SMP terhadap penduduk usia 13-15

tahun 1 : 147

Per 10.000 penduduk usia 13-15 tahun

1:132 1:118 1:103 1:88 1:74 57 Rasio ketersediaan sekolah SMA terhadap penduduk usia 16-18

tahun 1 : 168

Per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun

1:151 1:134 1:118 1:101 1:84 58 Rasio ketersediaan sekolah SMK terhadap penduduk usia 16-18

tahun 1 : 178

Per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun

1:160 1:142 1:125 1:107 1:89 59 Persentase Ruang Kelas pendidikan dalam kondisi baik

- SD/MI 76,25 % 87 87 88 88 89

- SMP/SMPLB/MTs 78,76 % 79 80 80 81 81


(16)

60 Rasio guru SD/MI terhadap muridSD/MI 1 : 190

Per 10.000 penduduk

usia 7-12 tahun

1:171 1:152 1:133 1:114 1:95 61 Rasio guru SMP/SMPLB/MTs terhadap murid SMP/SMPLB/MTs 1 : 266

Per 10.000 penduduk usia 13-15 tahun

1:239 1:213 1:186 1:160 1:133 62 Rasio guru SMA/MA/SMK terhadap murid SMA/MA/SMK 1 : 382

Per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun

1:344 1:306 1:267 1:229 1:191 63 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 59,46 % 70,00 75,00 85,00 90,00 98,00

64 Jumlah perpustakaan daerah 1 Unit 1 1 1 1 1

65 Persentase pengunjung perpustakaan per tahun 30,40 % 35 37 39 41 43 66 Koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah 517 Judul 617 717 817 917 1.017 67 Jumlah peminjam buku di perpustakaan 260 Orang 360 460 560 760 860

NO Misi/Sasaran/Indikator KondisiAwal

(2013) Satuan

Realisas i Tahun

2014

Target Capaian Setiap

Tahun Kondisi

Akhir 2018

2015 2016 2017

Misi 4: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

1 Jumlah Usaha Mikro Kecil

9.700 UKM 9.900 10.100 10.400

10.60

0 11.000 2 Jumlah tenaga kerja UMKM 19.400 Orang 19.800 20.200 20.800 21.200 22.000

3 Jumlah UMKM menerima Kredit usaha 4 UKM 5 10 15 20 25

4 Jumlah Koperasi yang dibina 285 Koperasi 290 300 320 346 356 5 Jumlah Koperasi yang aktif 265 Koperasi 284 294 304 326 330 6 Tingkat penyelesaian masalah perlindungan konsumen 4 % 5 10 15 20 25 7 Jumlah alat ukur yang di tera danditera ulang 180 Alat 200 250 275 300 350

8 Jumlah pasar modern 50 Pasar 56 65 75 85 100

9 Jumlah pasar tradisonal 86 Pasar 96 100 105 106 115

10 Konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan 64.024 Rp per

kapita 70.426 77.470 85.217 93,738 103.112 11 Cakupan bina kelompokpedagang/usaha

informal 91 % 91 91 91 91 91

12 Jumlah pedagang/usaha informal Usaha 4.500 4.600 4.675 4.775 5.000

13 Jumlah IKM yang dibina 1.000 IKM 229 305 372 382 290

14 Ketersediaan pangan utama

- Produktivitas padi 4,35 ton/ha 4,50 4,75 4,90 5,25 5,50 - Produktivitas jagung 3,75 ton/ha 3,80 3,90 4,10 4,25 4,50

- Produktivitas kedelai 0,90 ton/ha 0,93 0,94 0,95 1,00 1,10 15 Produktivitas tanaman hortikultura

- Pisang 2 ton/ha 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5

- Durian 2,5 ton/ha 3,58 2,80 3,60 2,90 4,10

- Duku 2 ton/ha 2 2 2 2 2

16 Produktivitas tanaman perkebunan

-Karet 1,85 ton/ha 1,85 1,95 2,00 2,05 2,1

- Kelapa Sawit 15,3 ton/ha 15,4 15,5 15,7 15,8


(17)

18 Persentase peternak yang menggunakan teknologi 2 % 3 4 5 6 7 19 Jumlah peternak 10.538 Orang 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000

20 Produksi daging 4.298 Ton 4.700 5.100 5.500 5.900 6.300

21 Produksi telur 2.470 Ton 2.700 3.000 3.300 3.600 3.900

22 Populasi ternak 22.445 Ekor 24.495 27.445 29.945 32.445 34.945 23 Persentase penemuan kasus penyakit ternak yang ditangani 10 % 10 20 30 40 50 24 Tingkat konsumsi ikan 33 Kg perkapita 33,5 33,7 34 34,2 34,5 25 Produksi hasil perikanan 76.209,163 Ton 78.819,844 80.492,81 82.221,4 84.136,1 85.968,104

26 Rasio Jaringan Irigasi 75 % 75 80 85 90 90

27 Luas irigasi dalam kondisi baik 75 % 75 80 85 90 90

28 Jumlah Destinasi Pariwisata yang dikembangan 15 % 20 25 30 35 50 29 Jumlah kunjungan wisatawan 1.800 kunjungan 1.950 2.100 2.250 2.400 2.550 30 Jumlah pelaku usaha pariwisata 167 usaha 177 187 197 207 217 31 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 90,79 % 91 92 93 94 95 32 Tingkat pengawasan ketenagakerjaan 47,62 % 50,10 52,57 55,05 57,52 60 33 Rasio lulusan S1/S2/S3 per

10.000 penduduk 108,84

Per 1000 pendudu

k 118 128 148 168 188

34 Angka Ketergantungan Tingkat ketepatan waktu layanan

Perizinan 93 % 95 95 95 95 95

35 Terimplementasikannya SPIPISE (SPM) 100 % 100 100 100 100 100

36

Persentase jenis perizinan dan non perizinan yang dapat dilayanai PTSP PDKPM (Perangkat Daerah Kab/Kota Penanaman Modal)

100 % 100 100 100 100 100

37 Tingkat layanan penerbitan IUJK (SPM) 100 % 100 100 100 100 100 38 Jumlah investor berskala nasional(PMDN/PMA) 119 buah 119 119 119 119 119 39 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) 30 % 30 30 30 30 30

40 Daya Serap Tenaga Kerja 47 % 46 46 46 46 46

41

Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha (SPM)

100 % 100 100 100 100 100

42 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan

masyarakat(LPM) 16 Klp 20 25 30 35 40

43 Tingkat Swadaya Masyarakaat terhadap Program

pemberdayaan masyarakat 3.472 Juta 3.624 3.854 4.312 4.770 5.000

44 PKK aktif 36,8 % 36,8 36,8 36,8 36,8 36,8

45 Rata-rata Jumlah kelompok binaan PKK 228 Klp 278 353 503 653 728 46 Persentase keterwakilan perempuan dalam jabatan

struktural pemerintah daerah 54,5 % 54,6 54.7 54,8 54.9 55 47 Persentase tenaga kerjadibawah umur 2,65 % 2,55 2,45 2,35 2,25 2,15


(18)

49 Jumlah anak peserta sosialisasi 0 orang 300 300 300 300 300 50

Cakupan Perempuan dan Anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu

100 % 100 100 100 100 100

51

Cakupan Perempuan dan Anak korban kekerasan yang

mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Mampu tatalaksana Ktp/A dan PPT/PKT di RS

100 % 100 100 100 100 100

52

Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam Unit Pelayanan Terpadu

74 % 75 76 77 78 79

53

Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di Unit Pelayanan Terpadu

74 % 75 76 77 78 79

54

Cakupan penegakan hukum dr tingkat penyidikan sampai dg putusan pengadilan atas kasus kekerasan terhadap perempauan dan anak

79 % 80 81 82 83 84

55 Cakupan perempuan dan anakkorban kekerasan yang

mendapatkan layanan bantuan 49 % 50 51 52 53 54

56 Cakupan layanan pemulanganbagi perempuan dan anak

korban kekerasan 49 % 50 51 52 53 54

57 Cakupan layanan reintegrasisosial bagi perempuan dan anak

korban kekerasan 100 % 100 100 100 100 100

58 Jumlah kelompok usaha wanita yang dibina 2 1 2 2 2 2

59 Rasio KDRT 0,25 % 0,23 0,21 019 0,17 0,15

60 Partisipasi angkatan kerja perempuan 58,89 % 58,91 58,93 58,95 58,96 58,98 61 Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas 94,84 % 94,94 95,04 95,14 95,24 95,34 62 Jumlah organisasi perempuan yang difasilitasi 14 buah 0 14 14 14 14 63 Jumlah pengelolal BKB, GSI danP2WKSS yang dibina 5 desa 20 75 75 75 77 64 Persentasemelaksanakan analisis genderSKPD yang

dalam perumusan kebijakan 0 % 2 8 13 19 25

65

Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

37,65 % 49,41 60 65 70 75

66

Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan social

2,60 % 12,50 25,52 38,54 51,56 64,58

67 Persentase Eks Napi, PSK, Gelandangan dan Pengemis yang


(19)

68

Persentase anjal, penca, lansia, orang terlantar yang

mendapatkan pelayanan psikososial, pendampingan dan bantuan social

39,77 % 46,12 52,48 65,18 71,54 77,89

69

Persentase Panti Sosial yang menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

100 % 100 100 100 100 100

70 Persentase korban bencana yangmenerima bantuan sosial selama

masa tanggap darurat 65,81 % 72,22 78,63 85,04 91,45 97,86 71

Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

10 % 10 20 40 60 80

72 Cakupan pelayanan bencana kebakaran (SPM) 25 % 25 40 60 80 100 73

Tingkat waktu tanggap(response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (SPM)

30 % 35 45 60 75 75

74 Persentase anak terlantar yang mendapatkan jaminan social 69,91 % 74,61 79,31 84,01 88,71 93,42 75 Jumlah penerima layanan berobat gratis (kartu sehat) 100 % 100 100 100 100 100 76 Jumlah siswa penerima beasiswa Miskin (kartu pintar) 100 % 100 100 100 100 100

77 Persentase RTS penerima Raskin 100 % 100 100 100 100 100

78 Persentase organisasi pemuda yang aktif 70 % 70 75 80 85 90

79 Jumlah kegiatan kepemudaan 7 Keg 8 9 10 10 10

80 Pemuda Wirausaha 10 Keg 12 14 16 18 18

NO Misi/Sasaran/Indikator KondisiAwal

(2013) Satuan

Realisas i Tahun

2014

Target Capaian Setiap

Tahun Kondisi

Akhir 2018

2015 2016 2017

Misi 5 : Mewujudkan penataan dan pemanfaatan serta peruntukan ruang yang ramah lingkungan

1 Jumlah Dokumen RDTR dan/atau RRTR 1 dokume

n 2 4 8 14 18

2 Ketersediaan Perda RTRW 1 dokume

n 1 1 1 1 1

3 Persentase layanan IMB 100 % 100 100 100 100 100

4 Ketaatan terhadap RencanaTata Ruang Wilayah 40 % 45 50 55 60 65

5

Persentase pengaduan akibat adanya dugaan

pencemaran/pengrusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti (SPM)

100 % 100 100 100 100 100

6 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. 98,33 % 100 100 100 100 100

7

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air (SPM)

n.a % 100 100 100 100 100

8 Emisi carbon dioxida (CO2) (MDG's) n.a Per 1.000pendudu k

1.593.083 1.557.681 1.522.279 1.486.877 1.416.074


(20)

kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis

pengendalian pencemaran udara (SPM)

10

Tingkat ketersediaan data dan informasi Lingkungan Hidup (informasi status mutu air, udara)

100 % 100 100 100 100 100

11

Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status

kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan (SPM)

100 % 100 100 100 100 100

12 Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah

kota/kawasan perkotaan. (SPM) 0,17 % 0,31 0,42 0,73 1,28 2,24 13 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 20,77 % 21,33 22,06 22,84 23,56 24,14 14 Proporsi lahan yang tertutup hutan (PLH) (MDG's) 33,33 % 33,57 33,88 34,22 34,55 34,80

15 Kerusakan Kawasan Hutan 0,48 % 0,34 0,22 0,14 0,07 0,07

16 Rasio luas kawasan lindung (RKL)terhadap luas wilayah (MDG’s) 18,10 % 18,10 18,10 18,10 18,10 18,10

17 Cakupan bina kelompok perhutanan 15 % 15 18 18 19 20

18 Cakupan kajian seni 40 % 50 52 54 56 58

19 Cakupan fasilitas seni 33 % 30 32 34 36 38

20 Cakupan gelar seni 75 % 75 77 79 81 83

21 Misi kesenian 100 % 100 100 100 100 100

22 Cakupan SDM Kesenian 12 % 25 27 29 31 33

23 Cakupan tempat 0 % 100 100 100 100 100

24 Cakupan Organisasi 33 % 34 36 38 40 42

NO Misi/Sasaran/Indikator KondisiAwal

(2013) Satuan

Realisas i Tahun

2014

Target Capaian Setiap

Tahun Kondisi

Akhir 2018

2015 2016 2017

Misi 6 - Menciptakan Kehidupan Keagamaan, Keamanan dan Sosial Budaya

1 Persentase sarana dan prasaranaperibadatan dalam kondisi baik 90 % 90 90 90 90 90 2 Jumlah kegiatan kegamaan 1 kegiata

n 1 1 1 1 1

3 Organisasi sosial keagamaan yang aktif dan produktif 1 % 1 1 1 1 1 4 Konflik antar pemeluk Agama yang diselesaikan 0 % 0 0 0 0 0 5 Rasio tempat peribadatan per

1000 penduduk 0,45

Per 1.000 pendudu

k 0,45 0,46 0,48 0,50 0,52

6 Angka Kriminalitas 0,34

Per 10.000 pendudu

k

0,32 0,31 0,30 0,29 0,29

7 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 2 Orang 2 3 4 5 6

8 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 40 % 50 60 70 80 90

9 Rasio Pos Siskamling per jumlah RT 40 Unit 40 40 40 40 40 10 Forum-forum diskusi politik 1 kegiata


(21)

11 Kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan 2 kegiata

n 0 2 2 2 2

12 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 1 kegiata

n 1 1 1 1 1

2.1.1. Aspek Geograf dan Demograf

Aspek geografi dan demografi menggambarkan karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah, dan demografi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukota Kayuagung terdiri dari 18 kecamatan, 13 kelurahan dan 314 desa. Dengan luas wilayah 19.023,47 Km2 hasil sensus penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun 2014 berpenduduk 776,263 jiwa.

Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin;

Sebelah Selatan : Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung); dan Kabupaten OKU Timur;

Sebelah Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa, dan; Sebelah Barat : Kabupaten Ogan Ilir.

Kota Kayuagung sebagai ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan pusat sekunder dari Satuan Pembangunan Wilayah (SPW) Palembang. Pusat utama satuan pembangunan wilayah ini adalah Palembang dan pusat sekunder berikutnya adalah Prabumulih. Ditetapkannya Kota Kayuagung sebagai pusat sekunder SPW Palembang menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dengan kata lain, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran strategis dalam pembangunan wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Karakteristik geomorfologi pembentuk wilayah Ogan Komering Ilir terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, meskipun di beberapa lokasi keduanya saling berinteraksi dan agak sulit untuk dibedakan.

2.1.1.1. Satuan Geomorfik Rawa

Daerah rawa di sejumlah lokasi telah kering atau tidak berair kecuali pada musim penghujan akibat proses sedimentasi terutama oleh sungai. Satuan geomorfik rawa mendominasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, terutama kawasan timur. Satuan geomorfik rawa ini mencapai 75%


(22)

dari luas wilayah Ogan Komering Ilir . Pada satuan geomorfik rawa ini dijumpai empat danau, yaitu: Danau Deling di Kecamatan Pampangan, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, (3) Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam, dan (4) Danau Teloko di Kecamatan Kota Kayuagung.

Berdasarkan pada pola penyebaran areal permukiman di Kabupaten Ogan Komering Ilir maka perubahan satuan geomorfik rawa yang paling signifikan terjadi di kawasan barat dan kawasan tengah. Penyusutan areal rawa berair terjadi pula akibat pembukaan lahan-lahan perkebunan dengan sistem drainasenya yang berperan dalam pengeringan rawa. Perubahan akibat pemanfaatan lahan rawa menjadi areal perkebunan sebagian besar terjadi di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Cengal, dan Kecamatan Sungai Menang.

2.1.1.2. Satuan geomorfik sungai

Sungai utama yang mengalir di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari (1) Sungai Komering yang berhulu dari Kabupaten OKU Selatan dan bermuara ke Sungai Musi, dan (2) Sungai Mesuji yang membatasi Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan Provinsi Lampung, dan bermuara ke Laut Jawa. Kedua sungai utamaSungai Komering dan Sungai Mesuji -berair sepanjang tahun. Selain kedua sungai utama tersebut, daerah Ogan Komering Ilir dialiri pula oleh sungai-sungai kecil yang bermuara ke Selat Bangka. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Sugihan yang mengalir di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Sungai Duabelas dan Sungai Lebong Itam yang mengalir di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Sungai Lumpur yang membatasi Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal, Sungai Jeruju dan Sungai Pasir yang mengalir di wilayah Kecamatan Cengal.

Sungai-sungai ini memiliki peran yang sangat vital bagi masyarakat di sekitarnya, yaitu sebagai prasarana transportasi air, terutama sebagai akses bagi daerah-daerah yang tergolong masih terisolir seperti di kawasan timur. Selain itu, sungai berperan pula dalam kegiatan ekonomi seperti pencaharian ikan, perdagangan (pasar terapung), dan pengadaan air bersih (water intake).


(23)

2.1.1.3. Kerawanan Bencana Alam

Bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan topografi wilayah antara lain: banjir, kebakaran hutan/gambut, dan angin puting beliung. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki kawasan yang tergolong sebagai kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir, kebakaran hutan, dan angin puting beliung. Kecamatan Lempuing memiliki kawasan rawan banjir di Desa Cahaya Bumi, Desa Tebing Suluh, Desa Bumi Arja, dan Desa Sungai Belida. Adapun di Kecamatan Tanjung Lubuk, kawasan rawan banjir adalah di Desa Tanjung Beringin. Fenomena alam ini pada dasarnya dikarenakan volume air yang meresap ke bawah permukaan jauh lebih kecil dari pada air yang membentuk aliran bebas (run off) di permukaan sebab tanah pembentuk alam bersifat impermiabel atau kedap air. Selain faktor tanah, bencana alam banjir kemungkinan diakibatkan pula oleh: a. Luapan air dari sungai-sungai kecil, karena air sungai tidak mengalir

akibat sampah buangan yang membendung aliran sungai;

b. Sistem pengaliran (drainase) yang kurang baik sehingga terjadi konsentrasi atau genangan air permukaan;

c. Penyempitan areal tangkapan air (catchment areas) akibat penimbunan untuk areal permukiman dan pembuatan jaringan jalan; d. Naiknya permukaan air rawa ketika musim penghujan dan;

e. Kombinasi peristiwa-peristiwa tersebut.

Kabupaten Ogan Komering Ilir juga jadi daerah yang rawan akan terjadinya kebakaran hutan, secara umum faktor utama terjadinya kebakaran bisa digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu pemicu kebakaran dan kondisi pendukung. Pemicu kebakaran merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi terjadinya penyulutan api. Aktifitas manusia merupakan porsi terbesar di dalam penyulutan api, dibandingkan secara alami. Kebakaran yang berasal dari batubara yang terbakar, halilintar ataupun gesekan ranting kering sangat jarang terjadi, terlebih di Sumatera Selatan, oleh karenanya penyulutan oleh alam cenderung dapat diabaikan.


(24)

Penyulutan api oleh manusia juga dikelompokkan menjadi 2 komponen yaitu kesengajaan dan kecerobohan. Walaupun seringkali kebakaran besar diawali dari upaya yang disengaja dan akibat ketidakpahaman pembakar mengenai kondisi yang ada, sehingga menjadi kecerobohan yang menyebabkan kebakaran merambat ke tempat lain.

Peta lokasi daerah rawan kebakaran hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir ditampilkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.1. Peta daerah rawan kebakaran hutan di Kabupaten Ogan Komering

2.1.1.4. Demografi

Berdasarkan data Statistik tahun 2014, penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir berjumlah 776.263 jiwa terdiri dari 397.099 laki-laki dan 379.164 perempuan, dengan sex ratio penduduk laki-laki terhadap perempuan 104,73, jumlah penduduk ini mengalami peningkatan dari


(25)

tahun 2013 yaitu 764.894 jiwa. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir sebesar 1,49 persen, dari sisi kepadatan penduduk, kepadatan rata-rata pendududuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014 mencapai 40,81 jiwa/km2, dengan kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Mesuji (740,44 jiwa/km2) disusul Kecamatan Kayuagung (459,22 jiwa/km2). Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah di Kecamatan Tulung Selapan (8,83 jiwa/km2) dan Kecamatan Air Sugihan (12,92 jiwa/km2). Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Ogan Komering ilir tahun 2012 - 2014, ditampilkan pada Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel. 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2012 - 2014.

No Kecamatan

2012 2013 2014

Pddk %

Kepa datan

/ Km2 Pddk %

Kepa data n/ Km2 Pddk % Kepa data n/Km 2

1 Lempuing 73.133 9,71 139,1

4

74.968 9,80 142,6 3

75.861 9,77 144,3 3 2 Lempuing

Jaya

61.943 8,23 122,9

5 62.699 8,20 124,45 62.892 8,10 124,84

3 Mesuji 40.240 5,34 720,3

7

40.731 5,32 729,1 6

41.361 5,33 740,4 4 4 Sungai

Menang

48.673 6,46 16,92 49.344 6,45 14,16 50.139 6,46 17,43 5 Mesuji

Makmur

53.326 7,08 35,24 54.369 7,11 35,93 55.351 7,13 36,58 6 Mesuji Raya 35.688 4,74 276,9

7 36.391 4,76 282,43 37.038 4,77 287,45 7 Tulung

Selapan

42.161 5,60 8,69 42.649 5,58 8,79 42.840 5,52 8,83

8 Cengal 44.576 5,92 20,02 46.023 6,02 20,67 48.268 6,22 21,68

9 Pedamaran 41.409 5,50 39,08 42.342 5,53 39,96 44.474 5,73 41,97 10 Pedamaran

Timur

20.905 2,78 44,98 21.391 2,80 46,02 21.928 2,83 47,29 11 Tanjung

Lubuk

33.020 4,39 148,0

9 33.144 4,33 148,65 32.917 4,24 147,63 12 Teluk Gelam 21.896 2,91 130,1

1

22.106 2,89 131,3 5

22.297 2,87 132,4 9


(26)

13 Kayuagung 64.791 8,61 445,4

5 65.761 8,60 452,11 66.794 8,60 459,22 14 S.P. Padang 42.891 5,70 287,7

0

43.535 5,69 292,0 2

44.110 5,68 295,8 8

15 Jejawi 39.284 5,22 179,4

0

39.550 5,17 180,6 1

39.663 5,11 181,1 3 16 Pampangan 28.688 3,81 161,7

0 29.005 3,79 163,48 29.248 3,77 164,85 17 Pkl Lampam 27.109 3,60 23,79 27.397 3,58 24,04 27.516 3,54 24,14 18 Air Sugihan 33.173 4,41 12,79 33.489 4,38 12,91 33.512 4,32 12,92

TOTAL 752.90

6

100 39,58 764.89

4 100 40,21 776.263 100 40,81

Ditinjau dari sebaran geografis, jumlah penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2014 terbanyak di Kecamatan Lempuing sebesar 9,77 % dan yang terkecil terletak di kecamatan Pedamaran Timur sebesar 2,83 %. Tabel di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, kesenjangan pembangunan antar bagian wilayah ini, terutama dengan kawasan-kawasan yang masih terisolasi memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat kesenjangan, meningkatkan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah sehingga mencegah potensi konflik horizontal.

Profil penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir, dapat dilihat dari komposisi penduduknya, yakni berdasarkan jenis kelamin, usia, lapangan usaha dan pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki dalam 5 tahun terakhir lebih banyak dari pada perempuan. Rasio penduduk laki-laki terhadap perempuan pada 2014 adalah 104,73 sedangkan dilihat dari usianya, persentase penduduk angkatan kerja (usia 15-64 tahun) pada tahun 2014 masih cukup tinggi yaitu 70,72 persen.

Dari sisi lapangan usaha, komposisi penduduk yang bekerja di sektor primer cenderung mengalami penurunan dari 79,92 persen pada tahun 2010 menjadi 68,99 persen pada tahun 2014, sedangkan proporsi penduduk yang bekerja disektor tersier mengalami kenaikan dari 14,31 persen pada tahun 2010 menjadi 24,55 persen pada tahun 2014.


(27)

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang perkembangan kesejahteraan Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2.1.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Indikator yang biasa dipakai untuk mengukur kondisi perekonomian suatu daerah secara makro diantaranya adalah

pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai PDRB, tingkat kemiskinan dan lain-lain. PDRB sebagai salah satu indikator penting merupakan dasar pengukuran penciptaan nilai tambah bruto dari berbagai aktivitas ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Menurut definisinya, PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun berjalan. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

Yang dimaksud dengan struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Struktur perekonomian digunakan untuk melihat sektor-sektor yang mendominasi dalam pembentukan nilai tambah ekonomi suatu daerah. Dari struktur tersebut akan didapat gambaran mengenai potensi ekonomi suatu wilayah. Struktur perekonomian didapat dari besaran distribusi persentase nilai tambah tiap-tiap sektor terhadap total PDRB yang pada umumnya menggunakan ukuran harga berlaku.

Struktur perekonomian merupakan besar share lapangan usaha terhadap total PDRB. Dengan mengetahui struktur perekonomian, maka


(28)

kita dapat menilai konsentrasi lapangan usaha yang sangat dominan pada suatu daerah. Biasanya terdapat hubungan antara lapangan usaha dan penduduk suatu daerah. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB.

Tabel 2.3. Struktur Perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010-2014 (%)

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

Sektor Primer 70,44 69,54 68,14 67,08 65,03

1.Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.Pertambangan & Penggalian

69,52 0,92 68,61 0,93 67,18 0,96 66,10 0,98 64,01 1,02

Sektor Sekunder 12,77 13,42 14,30 15,02 16,13

3.Industri Pengolahan

4.Pengadaan Listrik & Gas 5.Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 6.Konstruksi 4,42 0,03 0,02 8,30 4,43 0,03 0,01 8,95 4,63 0,03 0,01 9,63 4,77 0,03 0,01 10,21 5,05 0,03 0,02 11,03

Sektor Tersier 16,79 17,02 17,56 17,91 18,87

7.Perdagangan Besar dan Eceran 8.Transportasi & Pergudangan

9.Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 10.Informasi & Komunikasi

11.Jasa Keuangan & Asuransi 12.Real Estate

13.Jasa Perusahaan

14.Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

15.Jasa Pendidikan

16.Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 17.Jasa Lainnya 7,16 0,42 0,50 0,27 0,97 1,19 0,06 4,22 1,33 0,15 0,52 7,27 0,43 0,51 0,28 0,92 1,24 0,06 4,35 1,30 0,14 0,52 7,21 0,47 0,55 0,30 1,02 1,29 0,06 4,75 1,31 0,14 0,46 7,09 0,49 0,58 0,32 1,05 1,36 0,06 5,00 1,38 0,14 0,44 7,45 0,52 0,62 0,34 1,02 1,44 0,06 5,42 1,42 0,14 0,44 Sumber: BPS Kab OKI

Struktur ekonomi berarti juga menggambarkan karakteristik sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Suatu daerah yang sebagian besar masyarakatnya bergerak di sektor pertanian, maka nilai tambah ekonomi akan banyak terbentuk di sektor pertanian sehingga sektor primernya akan cenderung lebih dominan. Sebaliknya pada wilayah yang masyarakatnya banyak bergerak di sektor perdagangan dan jasa seperti di daerah perkotaan, sektor tersier akan lebih dominan dibanding sektor


(29)

primernya. Dilihat dari strukturnya, perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir masih bertumpu pada sektor primer dengan kontribusi rata-rata mendekati angka 50 persen. Namun jika dilihat secara series dari tahun ke tahun tampak adanya penurunan kontribusi dari sektor primer. Pada tahun 2010 sektor primer memberikan kontribusi sebesar 70,44 persen dan pada tahun 2014 kontribusinya menurun menjadi 65,03 persen.

Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan & penggalian, keduanya memberikan kontribusi sebesar 65,03 persen. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sendiri memberikan kontribusi sebesar 64,01 persen terhadap total PDRB. Sisanya sebesar 1,02 persen merupakan kontribusi dari sektor pertambangan dan penggalian. Dengan kontribusi sebesar ini berarti dapat dikatakan separuh perekonomian di Kabupaten Ogan Komering Ilir berasal dari sektor primer. Besarnya kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menggambarkan bahwa masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagian besar masih bergerak di bidang agraris sehingga sektor ini sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Ogan Komering Ilir. Kondisi ini selaras dengan kultur masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang merupakan masyarakat agraris juga ditunjang dengan potensi alam di bidang pertanian yang masih melimpah.

Sektor sekunder pada tahun 2014, memberikan kontribusi sebesar 16,13 persen. Kontribusi ini sedikit meningkat dibanding kontribusi yang diberikan pada tahun 2013 yaitu sebesar 15,02 persen. Kontribusi yang dihasilkan ini sebagian besar berasal dari sektor konstruksi yaitu 11,03 persen, diharapkan sektor ini terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang.

Gambar 2.4. Struktur perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir 2010 - 2014


(30)

Sementara itu, pada tahun 2014 sektor tersier memberikan kontribusi sebesar 18,87 persen. Tampak bahwa kontribusi sektor tersier mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Sebagian besar sektor tersier terbentuk dari aktivitas sektor perdagangan besar dan eceran yang kontribusinya 7,45 persen.

Jika dilihat secara global, tampak bahwa peranan sektor primer mengalami penurunan bersamaan dengan meningkatnya peranan sektor sekunder dan tersier. Keadaan ini diharapkan menjadi indikasi adanya kemajuan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Karena pada umumnya ekonomi negara maju cenderung didominasi oleh sektor sekunder dan tersier.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014 mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan dengan tahun 2013, dimana pada tahun 2013 sebesar 5,73 persen menjadi 5,63 persen atau melambat sebesar 0,10 persen. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir tetapi hampir seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia bahkan dunia.

Tabel 2.5. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010-2014


(31)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas,

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran Transportasi dan Pergudangan Penye. Akomodasi, Makan & Minum Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainya. 5,11 6,30 6,28 6,87 6,56 9,27 6,88 6,10 7,82 19,29 5,64 8,68 7,11 11,01 10,88 4,74 8,7 3 5,56 6,8 0 8,48 7,56 0,78 11,84 9,76 9,33 10,78 18,55 5,77 11,14 9,65 9,24 8,97 6,89 9,97 5,34 6,62 7,31 6,04 13,50 10,62 8,39 9,98 9,36 19,08 19,76 9,97 8,44 8,74 7,22 8,62 1,25 4,33 6,12 7,48 6,68 7,11 11,06 7,67 8,44 9,75 17,13 9,26 9,31 7,90 6,82 10,53 6,15 -0,27 4,29 6,14 6,98 6,96 6,65 7,25 10,88 8,47 7,27 13,92 4,14 8,66 7,65 7,25 13,32 9,76 6,86

Rata-rata pertumbuhan 6,07 6,90 6,56 5,73 5,63

Sumber : BPS Kab. OKI

2.1.2.2. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Angka inflasi yang umum dipakai sebagai indikator perekonomian adalah inflasi pada tingkat harga konsumen/harga pasar. Adapun inflasi pada penghitungan PDRB ini adalah inflasi pada tingkat harga produsen yaitu inflasi yang timbul dari kegiatan produksi barang dan jasa, sehingga sangat mungkin adanya perbedaan antara keduanya. Inflasi dengan migas tahun 2014 lebih rendah dibanding inflasi dengan migas tahun lalu. Pada tahun 2014, inflasi dengan migas sebesar 5,36 persen sedangkan tahun 2013 sebesar 6,64 persen. Inflasi tanpa migas tahun 2014 lebih tinggi dibanding inflasi tanpa migas tahun 2013. Pada tahun 2014 inflasi tanpa migas sebesar 7,85 persen sedangkan tahun 2013 sebesar 6,64 persen. Inflasi tertinggi tahun 2014 terjadi pada sektor pengadaan air,


(32)

pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 17,11 persen. Sedangkan inflasi terendah sebesar 0,82 persen terjadi pada jasa pendidikan.

Pada umumnya, inflasi ditimbulkan akibat naiknya ongkos produksi sehingga mendorong naiknya harga barang yang diproduksi. Selain itu bisa juga diakibatkan karena meningkatnya permintaan terhadap barang jasa yang menyebabkan naiknya daya tawar barang dan jasa.

Tabel 2.11. Laju Inflasi PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010 – 2014

No Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya 6,02 8,56 7,14 2,28 7,14 6,27 4,77 2,37 6,18 0,34 4,43 5,46 13,79 9,52 4,05 7,34 2,61 7,38 8,09 5,99 5,15 2,12 10,77 6,26 9,04 6,88 0,38 3,12 7,07 6,32 8,47 3,17 1,65 4,81 4,10 8,18 9,05 6,13 0,04 8,93 2,40 9,37 9,14 0,35 4,19 6,27 7,05 12,49 5,12 3,58 -2,80 6,32 8,76 8,06 7,45 6,78 7,56 3,02 10,00 8,71 2,71 5,61 8,73 7,22 11,15 7,41 2,63 7,13 3,34 8,86 10,15 7,25 17,11 12,12 5,42 8,01 10,14 2,95 4,12 8,21 1,73 12,39 0,82 5,24 5,75

Total Inflasi (dengan migas) 6,07 7,44 5,10 6,64 5,36

Total Inflasi (tanpa migas) 6,07 7,44 5,10 6,64 7,85

Sumber : BPS Kab. OKI

2.1.2.3. Pendapatan Per Kapita dan Gini Ratio

Pendapatan per kapita diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB dengan penyusutan dan pajak tidak langsung netto, nilai hasilnya akan


(33)

sama dengan pendapatan regional (regional income) bila diasumsikan pendapatan netto sama dengan nol.

Tabel 2.12. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Ogan Komering Ilir Berdasarkan Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2001 - 2014

Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

Pendapatan

per Kapita (Rp) Pertumbuhan(%) Per Kapita (Rp)Pendapatan Pertumbuhan(%)

2010 8.095.163 9,67 4.182.562 2,79

2011 9.175.783 13,35 4.394.604 5,07

2012 10.296.405 12,21 4.608.487 4,87

2013 11,608.686 12,75 4,831.896 4,85

2014**) 12.779.860 13,78 5.048.341 5,54

Kemudian jika pendapatan regional dibagi dengan jumlah penduduk maka didapat nilai pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran di suatu wilayah namun tidak dapat melihat pemerataannya karena ini bersifat rata-rata pendapatan per orang, dan kurang menggambarkan distribusinya. Dengan kata lain, dapat saja nilai tersebut diperoleh dari sekelompok masyarakat dengan penghasilan sangat tinggi dan sekelompok besar lainnya dengan penghasilan yang sangat rendah. Untuk mengukur hal ini digunakan indeks gini rasio yang sering digunakan untuk menilai kesenjangan distribusi pendapatan. Berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Ogan Komering Ilir (2014), angka Gini Ratio Kabupaten Ogan Komering sebesar 0,31. Angka ini termasuk dalam kategori ketimpangan sedang.

Pada tahun 2014 pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar Rp 12.779.860,- meningkat 13,78 persen dibanding dengan kondisi tahun 2013 yang pendapatan per kapitanya sebesar Rp 11.608.686. Dengan menggunakan harga konstan pendapatan per kapita tahun 2014 sebesar Rp.5.048.341,- meningkat 5,54 persen dibanding tahun 2013 yaitu sebesar Rp.4.831.896,-.

Gambar 2.6. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Ogan Komering Ilir 2009 – 2014


(34)

2.1.2.4. Perkembangan Penduduk Miskin

Pada tahun 2010 persentase penduduk miskin di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 15,98 persen menurun pada tahun 2013 menjadi 15,82 persen. Sedangkan nilai Garis Kemiskinan terus meningkat selama 2010 sampai 2013. Pada tahun 2010 nilai Garis Kemiskinan adalah 213,543 ribu rupiah; dan meningkat menjadi 257,481 ribu rupiah pada 2013. Naiknya garis kemiskinan diiringi dengan turunnya nilai persentase penduduk miskin kabupaten Ogan Komering Ilir menunjukkan bertambahnya pendapatan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir secara rata-rata.

Tabel 2.13. Jumlah Rumah Tangga PPLS 2011 Menurut Klasifikasi Kemiskinan Dirinci per Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2011

No. Kecamatan SangatMiskin Miskin HampirMiskin RentanMiskin

Lainnya Total

1. Lempuing 194 454 1.257 2.544 4.449

2. Lempuing Jaya 305 750 1.771 3.367 6.193

3. Mesuji 194 312 682 1.011 2.199

4. Sungai Menang 168 493 1.705 3.391 5.757

5. Mesuji Makmur 84 232 819 2.855 3.990

6. Mesuji Raya 102 308 718 1.830 2.958

7. Tulung Selapan 796 973 1.468 1.662 4.899

8. Cengal 617 838 1.462 2.293 5.210


(35)

10. Pedamaran Timur 244 273 466 501 1.484

11. Tanjung Lubuk 1.092 1.027 1.369 1.316 4.804

12. Teluk Gelam 512 429 620 788 2.349

13. Kota Kayuagung 1.204 1.433 2.190 2.454 7.281

14. Sirah Pulau Padang 1.014 1.577 2.662 2.980 8.233

15. Jejawi 897 1.168 1.650 1.184 4.899

16. Pampangan 723 932 1.516 2.525 5.696

17. Pangkalan Lampam 458 610 1.004 1.246 3.318

18. Air Sugihan 199 539 1.375 2.218 4.331

Jumlah 10.728 13.446 23.934 34.693 82.801

Sumber: Diolah dari Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial, BPS Kabupaten OKI dan Inkesos tahun 2011

Pada tahun 2013, nilai Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Ogan Komering Ilir nilainya menurun. Pada tahun 2013 nilai kedalaman kemiskinan menjadi 2,34 dan nilai keparahan kemiskinan menjadi 0,52.

Tabel 2.14. Indikator Kemiskinan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2009 – 2014

No URAIAN 2009 2010 TAHUN2011 2012 2013

1 Jumlah Penduduk Miskin 114,200 116,500 111,900 109.900 121.400 2 PersentaseMiskin Penduduk 16,17 15,98 15,06 14,53 15,82

3 P1 2,43 2,97 2,38 2,37 2,34

4 P2 0,60 0,79 0,57 0,66 0,52

5 Garis(Rp/Kap/BL) Kemiskinan 199.024 213.543 234.558 244.991 257.481

Sumber : BPS, TNP2K

Persentase penduduk miskin Kabupaten Ogan Komering Ilir masih sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan demikian pula dengan Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebagai data

pembanding, tabel berikut akan memperlihatkan Jumlah dan Tingkat Kemiskinan Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera selatan tahun 2013. Tabel 2.15. Jumlah dan Tingkat Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan Per

Kabupaten Tahun 2013 N

o Kabupaten/Kota

Jumlah penduduk miskin Persenta

se Peringkat

2010 2011 2012 2013

1 Ogan Komering Ulu 39.900 38.300 37.600 42.000 12,31 10

2 Ogan Komering


(36)

3 Muara Enim 104.400 100.400 98.500 108.200 14,26 6

4 Lahat 70.500 67.700 66.400 71.800 18,61 1

5 Musi Rawas 102.000 98.000 96.200 98.800 17,85 3

6 Musi Banyuasin 113.400 108.900 106.900 107.200 18,02 2

7 Banyuasin 93.000 89.300 87.600 97.100 12,28 11

8 OKU Selatan 36.700 35.300 34.600 38.900 11,57 12

9 OKU Timur 59.900 57.500 56.400 65.400 10,28 14

10 Ogan Ilir 53.300 51.300 50.300 55.400 13,86 7

11 Empat Lawang 32.500 31.300 30.700 30.500 13,10 9

12 Palembang 218.500 210.000 206.300 206.000 13,36 8

13 Prabumulih 21.000 20.200 19.800 19.400 11,23 13

14 Pagar Alam 12.400 11.900 11.700 11.800 9,00 15

15 Lubuk Linggau 30.900 29.700 29.100 30.700 14,37 5

Sumatera Selatan 1.105.00

0 1.061.900 1.042.000 1.104.600 14,06

2.1.2.5. Kesejahteraan Sosial 2.1.2.5.1. Pendidikan

Perkembangan pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.16. berikut ini.

Tabel 2.16. Perkembangan bidang pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014

No Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

1 Harapan Lama Sekolah 9,79 10,07 10,34 10,63 10,78

2 Rata-Rata Lama sekolah 5,88 5,89 5,93 6,41 6,44

3 Angka Partisipasi Kasar

SD 112,26 112,46 112,66 112,86 113,06

SMP 93,66 94,19 94,71 95,24 95,76

SMA 56,23 63,48 70,73 77,98 85,23

4 Angka Partisipasi Murni

SD 94,20 94,43 94,65 94,88 95,10

SMP 66,48 70,48 78,48 78,48 82,48

SMA 38,84 39,19 39,54 39,89 40,24

Sumber : BPS Kab. OKI dan Dinas Pendidikan Kab. OKI


(37)

Dilihat dari bidang pendidikan, masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir tingkat pendidikannya masih belum baik, hal ini terlihat dari angka melek huruf yang belum mendekati 100 persen dan rata-rata lama sekolah belum mencapai wajib belajar 9 tahun. Selain itu dilihat dari Angka Partisipasi Kasar menunjukkan bahwa seluruh penduduk usia sekolah sudah menikmati pendidikan tingkat SD sederajat, tetapi masih ada sebagian anak usia sekolah SMP dan SMA yang belum menikmati pendidikan.

Rata-rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir belum memenuhi wajib belajar sembilan tahun, pada tahun 2014 baru mencapai 6,44 tahun, yang artinya masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir rata-rata baru menyelesaikan pendidikan di tingkat SD/sederajat, hal ini disebabkan masih tingginya masyarakat yang tidak tamat SD dan yang mempunyai ijazah SD/sederajat sebesar 68,00 persen seperti disajikan pada Tabel 2.17 berikut ini.

Tabel 2.17. Persentase Penduduk umur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir 2010-2014.

Pendidikan Tertinggi Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Tidak Punya Ijazah 30,89 31,79 32,20 29,42 35,17

SD/Sederajat 35,88 41,26 39,21 38,82 32,83

SMP/ Sederajat 18,75 15,91 15,13 16,97 16,18

SMA/Sederajat 12,46 9,13 11,96 12,52 13,33

Perguruan Tinggi 2,09 1,90 1,50 2,26 2,51

Persentase penduduk umur 10 tahun keatas menurut pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Secara umum dapat dikatakan bahwa pada tahun 2014 hanya 13,33 persen masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengenyam pendidikan dibangku SMA sederajat. Bahkan jumlah masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang tidak mempunyai ijazah masih cukup tinggi yaitu 35,17 persen. Masih cukup tingginya jumlah penduduk yang berpendidikan SD kebawah tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang harus


(38)

menjadi prioritas dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya di bidang pendidikan.

Tabel 2.18. Perkembangan Indikator bidang pendidikan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014

No Kabupaten / Kota Harapan LamaSekolah Peringkat Rata-rataLama Sekolah

Peringka t

1 Ogan Komering Ulu 11,99 6 7,91 5

2 Ogan Komering Ilir 10,78 16 6,44 16

3 Muara Enim 11,48 11 7,19 9

4 Lahat 12,25 4 7,86 6

5 Musi Rawas 11,10 13 6,61 14

6 Musi Banyuasin 11,57 10 7,18 10

7 Banyuasin 10,87 15 6,87 13

8 Ogan Komering Ulu Selatan 11,21 12 7,30 8

9 Ogan Komering Ulu Timur 11,66 8 7,05 12

10 Ogan Ilir 11,63 9 7,34 7

11 Empat Lawang 11,84 7 7,14 11

12 Penukal Abab Lematang Ilir 10,13 17 6,50 15

13 Musi Rawas Utara 10,89 14 6,06 17

14 Kota Palembang 13,67 1 10,23 1

15 Kota Prabumulih 12,21 5 9,60 2

16 Kota Pagar Alam 12,78 3 8,61 4

17 Kota Lubuk Linggau 13,26 2 9,32 3

Sumatera Selatan 11,75 7,66

Harapan lama sekolah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014 sebesar 10,78 tahun masih dibawah rata-rata Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 sebesar 11,75 tahun dan menempati peringkat 16 dari 17 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Rata-rata lama sekolah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014 sebesar 6,44 tahun masih dibawa rata-rata Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 sebesar 7,66 tahun dan menempati peringkat 16 dari 17 kabupaten/kota yang ada. Perlu kerja keras Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat agar dapat setara dengan kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

2.1.2.5.2. Kesehatan

Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pengembangan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.19 berikut ini.


(39)

Tabel 2.19. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014

No Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

1 Usia Harapan Hidup 67,94 67,97 67,98 67,99 67,99

2 Jumlah Kematian Bayi 80 89 57 47 34

3 Jumlah Kematian Ibu 11 14 17 16 11

4 Persentase Balita Gizi

Buruk 1,20 0,64 0,42 0,50

0,29

Derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari usia harapan hidup yang semakin meningkat yaitu 67,99 pada tahun 2014. Namun, disisi lain dengan jumlah kematian bayi dan Ibu yang terus berfluktuasi dari tahun ke tahun, pada tahun 2014 jumlah kematian bayi 34 dan jumlah kematian ibu 11 perlu peningkatan kinerja di bidang kesehatan sehingga angka kematian bayi dan ibu dapat diturunkan.

Gambar 2.7. Persentase balita menurut penolong persalinan tahun 2010 – 2014


(40)

Bila dilihat secara rinci pada Gambar 2.7, penolong persalinan oleh tenaga dokter mengalami kenaikan signifikan dari 9,48 persen pada tahun 2013 menjadi 10,69 persen pada tahun 2014. Sementara persentase persalinan yang dibantu oleh bidan mengalami penurunan dari 72,29 persen pada tahun 2013 menjadi 70,00 persen pada tahun 2014. Sedangkan persalinan yang dibantu oleh bukan tenaga kesehatan pada tahun 2014 meningkat. Penolong persalinan yang dilakukan oleh dukun masih cukup tinggi yaitu mencapai 18,23 persen pada tahun 2014. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak penduduk yang proses persalinannya ditolong oleh bukan tenaga kesehatan, terlepas dari dukun terlatih maupun tidak terlatih. Hal ini diduga erat kaitannya dengan tingkat kemampuan ekonomi dan faktor budaya yang masih berlaku.

Tabel 2.20. Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik dan Poskesdes yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014

N

o Kecamatan Pusekesmas

Puskesma s

Pembantu Klinik Poskesdes

1 Lempuing 3 6 8 14

2 Lempuing Jaya 2 8 3 12

3 Mesuji 2 6 4 13

4 Sungai Menang 1 8 0 13

5 Mesuji Makmur 2 11 3 18

6 Mesuji Raya 2 6 5 16

7 Tulung Selapan 1 4 1 20

8 Cengal 1 3 0 10

9 Pedamaran 1 5 2 13

10 Pedamaran Timur 1 2 5 6

11 Tanjung Lubuk 1 5 1 18

12 Teluk Gelam 1 7 0 13

13 Kayuagung 2 4 12 19

14 Sirah Pulau Padang 2 4 0 12

15 Jejawi 2 2 0 17

16 Pampangan 2 0 1 19

17 Pangkalan Lampam 1 3 1 17

18 Air Sugihan 2 4 0 17

Total 29 88 46 267


(41)

Pada tahun 2014, IPM Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 63,87. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang besarnya 63,52 berarti meningkat sebesar 0,35 poin. Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014 dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli, sedangkan Indeks Harapan Hidup tidak mengalami perubahan. Kenaikan Indeks Pendidikan sebesar 1,04 persen, jika pada tahun 2013 sebesar 50,89 menjadi 51,42 pada tahun 2014. Dan untuk Indeks Daya Beli pada tahun 2013 sebesar 68,32 meningkat sebesar 0,57 persen menjadi 68,62 pada tahun 2014. Kenaikan Indeks Pendidikan lebih besar dari pada kenaikan Indeks Harapan Hidup dan Indeks Daya Beli. Ini menunjukkan bahwa peningkatan pendidikan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir lebih besar dibandingkan dengan peningkatan kesehatan dan pendapatannya.

Tabel 2.21. Variabel Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Angka Harapan Hidup 67,94 67,97 67,98 68,52 69,30

2 Harapan Lama Sekolah 9,79 10,07 10,34 10,63 10,78

3 Rata-rata Lama Sekolah 5,88 5,89 5,93 6,41 6,44

4 Pengeluaran Riil

Perkapita 8.694 8.962 9.176 9.395 9.517

IPM 61,04 61,68 62,29 63,52 63,87

Sumber : BPS Kab. OKI

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2014 masih berada dibawah rata-rata IPM provinsi Sumatera Selatan dan berada pada posisi ke-11 dari 17 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi ini tentunya karena harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Ogan Komering Ilir hanya mengalami peningkatan sedikit. Sehingga berpengaruh terhadap percepatan perkembangan IPM itu sendiri.


(42)

Tabel 2.22. Besaran dan peringkat IPM menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014

No Kabupaten / Kota PembangunanIndeks

Manusia (IPM)

Peringkat

1 Ogan Komering Ulu 66,21 5

2 Ogan Komering Ilir 63,87 11

3 Muara Enim 65,02 6

4 Lahat 64,52 9

5 Musi Rawas 63,19 13

6 Musi Banyuasin 64,93 7

7 Banyuasin 63,21 12

8 Ogan Komering Ulu Selatan 61,94 15

9 Ogan Komering Ulu Timur 66,74 4

10 Ogan Ilir 64,49 10

11 Empat Lawang 63,17 14

12 Penukal Abab Lematang Ilir 59,89 17

13 Musi Rawas Utara 61,34 16

14 Kota Palembang 76,02 1

15 Kota Prabumulih 72,20 3

16 Kota Pagar Alam 64,75 8

17 Kota Lubuk Linggau 72,84 2

Sumatera Selatan 66,75

2.1.2.5.4. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan masyarakat. Tingkat Partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan. Tabel 2.23 menyajikan TPAK selama tahun 2010 – 2014, terlihat bahwa angka pengangguran di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2014 adalah 3,48 persen mengalami penurunan dari tahun 2013 4,58 persen

Tabel 2.23. Perkembangan TPAK dan Penggangguran di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014

No Indikator Ketenagakerjaan 2010 2011 2012 2013 2014

1 Angkatan Kerja 352.21

8

380.90 1

395.10 7

378.47 9

384.77 3

Bekerja 325,94

3

363.08 1

351.85 7

361.15 3

371.38 5


(43)

Pengangguran 26.275 17.820 43.250 17.326 13.388 2 Bukan Angkatan Kerja 153.15

1

133.22 5

130.35 5

152.37 3

159.28 8 3 Jumlah Penduduk 15 Tahun ke atas 505.36

9

514.12 6

525.46 2

530.85 2

544.06 1 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) 69,70 74,09 75,19 71.30 70,72

5 Tingkat Pengangguran 7,46 4,68 10,95 4,58 3,48

Jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir dari tahun ke tahun meningkat, diimbangi dengan jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun meningkat. Dari jumlah angkatan kerja tersebut sebagian besar dapat terserap dalam lapangan kerja yang ada dengan rata-rata 70%. Jumlah penduduk yang tidak bekerja juga ada kecenderungan semakin menurun. Dengan demikian upaya-upaya yang berkaitan dengan pengurangan pengangguran yang dilakukan oleh sektor-sektor terkait perlu terus ditingkatkan.

2.1.3. Aspek Seni Budaya

Kebudayaan asli penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk dalam satuan-satuan kehidupan budaya yang terikat oleh kesatuan teritorial-genealogis. Kesatuan budaya yang menonjol bersumber dari ikatan kesukuan. Suku bangsa yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari suku bangsa asli yaitu suku Melayu Palembang dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang Senuling, Komering, dan Kayuagung. Secara popular dan praktis suku-suku di Ogan Komering Ilir dibedakan melalui dialek bahasa yang gunakan sehari-hari, namun bahasa yang umumnya dipakai adalah bahasa Melayu Palembang.

Di samping itu, terdapat pula kesatuan budaya dari luar yang berkembang di Ogan Komering Ilir diantaranya adalah kesatuan budaya Bali, Jawa, Bugis, Sunda dan lain sebagainya. Ikatan budaya merupakan ikatan yang dilandasi oleh ikatan primordial yang disertai ikatan emosional di antara anggota-anggotanya. Oleh karena itu, harmonisasi dalam kehidupan keragaman budaya harus didasarkan pada toleransi antarbudaya melalui pemahaman antarkelompok terhadap kelompok budaya lain. Unsur-unsur budaya yang ada seperti bahasa, sistem


(44)

kelembagaan, kesenian, sistem teknologi, adat istiadat dan lain sebagainya pada masing-masing kebudayaan yang ada muncul sebagai identitas kelompok.

Peninggalan budaya masyarakat Ogan Komering Ilir yang sampai sekarang masih dijumpai antara lain rumah bari, rumah seratus tiang, rumah adat, masjid tua, makam, bedug tua, Al Quran tua, dan peninggalan dalam bentuk benda purbakala seperti batu lesung, dan batu pengantin batu gajah. Nilai-nilai tradisionil dapat dijumpai dalam bentuk legenda seperti legenda negeri silap, legenda putri rambut putih, legenda jemaran, legenda seman lempuing, legenda berdirinya marga bengkulah, legenda buluh cawang, legenda bukit batu dan lain sebagainya. Ogan Komering Ilir juga memiliki berbagai adat seperti adat perkawinan, adat nyucuk, midang, mabang handak, legenda siberanak dan sembilan muyang, legenda panglima batu api, legenda puyang atung bungsu mengarak haji.

2.2. Pelayanan Umum

2.2.1. Urusan Wajib

Perkembangan pembangunan pendidikan di Kabupaten Ogan Komering ilir dapat dillihat dari keadaan pendidikan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui pendekatan indikator-indikator pendidikan seperti angka partisipasi sekolah (APS), pendidikan anak usia dini, fasilitas pendidikan, angka putus sekolah, angka kelulusan, angka melanjutkan, guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, rasio ketersedian sekolah, rasio guru/murid, rasio guru/murid per kelas rata-rata.

Tabel 2.24. Indikator Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 - 2014

N

o Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014

1 Angka Partisipasi Sekolah %

SD 98,04 96,30 96,40 97,67 99,14

SMP 80,00 71,23 81,32 82,79 87,34

SMA 37,22 33,10 38,07 42,92 51,82

2 Pendidikan Anak Usia Dini % 32,3 43,4 53,3 63,3 73,36

3 Fasilitas Pendidikan %


(1)

a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta pelayanan Infrastruktur; dan

b. Meningkatkan dan mengoptimalkan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup;

3. Mewujudkan pemerataan keadilan ekonomi, pembangunan pemerataan dan keadilan ekonomi adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya secara makro tetapi juga pertumbuhan secara mikro yang mendorong pertumbuhan pada sektor riil. Untuk tujuan mewujudkan pemerataan keadilan ekonomi maka sasarannya adalah:

a. Meningkatkan Pertumbuhan ekonomi dari 5,22% menjadi 6%; dan b. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi sektor riil dari rata-rata

6,32% menjadi rata-rata 7%.

4. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang makin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata, untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang makin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata maka sasarannya adalah:

a. Memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh masayarakat dalam segala bidang pembangunan.

5. Terselenggaranya good governance yang merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan, untuk mewujudkan terselengaranya good governance maka sasarannya adalah:

a. Terciptanya Transparan, Akuntabel, Adil, Wajar, Demokratis, Partisipatif, dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat

4.2. Prioritas dan Pembangunan

Suatu prioritas pembangunan daerah tahun (n) pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana.


(2)

Prioritas Pembangunan Daerah yaitu tema atau agenda pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi benang merah/tonggak capaian antara (milestones) menuju sasaran 5 (lima) tahunan dalam RPJMD melalui rencana program pembangunan daerah tahunan. Suatu prioritas pembangunan merupakan jawaban atas sasaran pembangunan daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program prioritas atau gabungan program prioritas.

Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi) program-program unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya (leading indicators) bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah tahun rencana. Dalam menentukan prioritas pembangunan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi permasalahan pembangunan daerah yang bersifat internal maupun eksternal. Setelah diketahui faktor penyebab atau pemicu secara internal maupun eksternal kemudian dapat disusun prioritas dan sasaran pembangunan beserta program prioritas.

Dengan demikian, suatu program pembangunan daerah merupakan program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah (tingkat pemda) yang berhubungan dengan janji politik kepala daerah pada saat pilkada dan hasil perumusan teknokratis terkait.

Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas pembangunan daerah, menyangkut keterbatasan anggaran dan identifikasi masalah. Suatu prioritas pembangunan dimasa lalu yang telah berhasil dicapai, tidak lagi diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus dijaga kesinambungannya (performance maintenance).


(3)

1. Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;

2. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan; 3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan;

4. Peningkatan Pelayanan Kesehatan;

5. Penanggulangan Kemiskianan dan Pengangguran; 6. Ketahanan Pangan;

7. Pengendalian Pemanfaatan Lahan; 8. Kerukunan umat beragama.

Prioritas dan sasaran pembangunan Tahun 2016 Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

1. Tata Pengelolaan Pemerintahan yang Baik dan KAMTIBNAS 2. Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya

3. Penanggulangan Kemiskinan 4. Pembangunan Pertanian 5. Infrasturktur dan Energi

6. Investasi dan Pembangunan Usaha

7. Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana

Prioritas Nasional pembangunan Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Pengarustamaan dan Pembangunan Lintas Bidang

2. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 3. Pembangunan Ekonomi

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 5. Pembangunan Politik

6. Pembangunan Pertahanan dan Keamanan 7. Hukum dan Aparatur

8. Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang 9. Penyediaan Sarana dan Prasarana


(4)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

Rencana program dan kegiatan prioritas mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan dokumen RPJMD pada tahun berkenaan dan perkiraan maju satu tahun berikutnya. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat. Rencana program dan kegiatan prioritas RKPD Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2016 adalah sebagai berikut:


(5)

BAB VI PENUTUP

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2016 merupakan operasionalisasi program yang telah disusun di RPJMD. RKPD ini juga menjadi arah dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD dan penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS).

Untuk mengoperasionalisasikan program dan kegiatan yang ada di RKPD perlu didukung oleh:

1. Komitmen dari kepemimpinan daerah yang berakhlak mulia, kapabel, berkualitas dan demokratis

2. Good Governance dan Clean Government 3. Konsistensi Kebijakan Pemerintah Daerah 4. Keberpihakan Kepada Rakyat

5. Partisipasi aktif dari masyarakat, media massa, dan pihak swasta, serta

6. Mekanisme Kontrol dan Pengawasan serta Akuntabilitas Publik Yang Baik.

BUPATI OGAN KOMERING ILIR,


(6)