2005-2009, maka dapat disusun suatu analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2012-2013. Berdasarkan potensi
pendanaan, Kabupaten Ogan Komering Ilir mempunyai potensi pendanaan dari Pendapatan Asli daerah yang besar dan juga didukung
oleh Dana Perimbangan yang menjanjikan.
3.3.1. Proyeksi Data Masa Lalu
Dilihat dari sisi pendapatan, keuangan daerah yang berhasil adalah keuangan daerah yang mampu meningkatkan penerimaan secara
berkesinambungan seiring dengan perkembangan perekonomian tanpa memperburuk alokasi faktor produksi dan keadilan serta dengan
sejumlah biaya administrasi tertentu. Salah satu indikator keuangan daerah tersebut adalah daya pajak tax effort. Daya pajak merupakan
perbandingan PAD terhadap kapasitas PAD. Kapasitas PAD sama dengan potensi PAD yaitu pendapatan yang diterima apabila seluruh potensi
digunakan secara optimal, dalam hal ini PDRB. Perkembangan daya pajak tax effort Kabupaten Ogan Komering Ilir periode tahun 2010-2015,
dapat dilihat pada tabel berikut. Daya Pajak tax effort Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010-2015
Tahun PAD
dalam ribu rupiah PDRB atas
harga berlaku dengan pertambangan
dalam juta rupiah 2010
32.416.991.173,00 350.71
2011 37.454.397.972,00
401.11
2012 57.187.743.118,00
451.51
2013 54.164.562.310,18
501.91
2014 62.447.006.899,73
541.98
2015 62.447.006.899,73
541.98
Rata-rata 46.029.487.422,50
426.31
Sumber: BPS Kab. Ogan Komering Ilir , DPPKA Kab. Ogan Komering Ilir
Cara lain untuk menganalisis posisi fiskal suatu daerah adalah dengan menghitung elastisitas pajak daerah tersebut terhadap PDRB.
Desentralisasi dapat membawa efek yang positif dan potensial pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan
aktivitas ekonomi tersebut akan pula dapat mendorong dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2016 Kabupaten Ogan
Komering Ilir 78
meningkatkan hasil pajak daerah terkait dengan ability to pay yang akan meningkat. Elastisitas pajak daerah terhadap PDRB merupakan cara
untuk mendeteksi struktur pajak disuatu daerah. Semakin elastis pajak suatu daerah maka struktur pajak di daerah tersebut semakin baik.
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan a. Kerangka Penerimaan