Peningkatan Proses dalam Pembelajaran Menulis Cerpen melalui Metode
pengalaman nyata yang dialami sehingga fokus cerita dapat dijalin dengan baik dan tidak keluar dari tema.
Secara umum, kriteria kesesuaian cerita dengan tema dan kefokusan cerita pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik. Siswa dibebaskan
menentukan tema dalam tugas menulis cerpen di siklus II. Tema yang mendominasi di siklus II adalah persahabatan dan keluarga. Pada tahap akhir tindakan siklus II,
siswa telah mampu mengembangkan tema dengan lebih optimal dan fokus cerita terjalin dengan lebih baik. Penggunaan metode pengaliran imaji berbantuan media
puisi dalam pembelajaran menulis cerpen mampu membantu siswa dalam mengembangkan kalimat yang baik sehingga tidak keluar dari tema dan fokus cerita.
Berikut adalah contoh penggalan cerpen siswa pada siklus II yang merupakan representasi dari puisi karya Fatkuryati berjudul
“Segurat Bayangan Tua” melalui kalimat puisi
“Ayah, aku tau, kau datang untuk menjenguk
ku. Memastikan keadaanku
. Meskipun hadirmu hanya dalam bentuk klise.”
Penggalan Cerpen Siklus I I Siswa S01 Berjudul “Segurat Bayangan Tua”
2 Penyampaian Pesan, Kriteria Syarat Cerpen, dan Kreativitas Pengembangan
Cerita Kriteria penyampaian pesan, syarat cerpen, dan kreativitas pengembangan
cerita merupakan kriteria penting dalam menulis cerpen. Cerpen yang baik memiliki pesan positif untuk pembaca. Syarat cerpen yang tidak kalah penting adalah
berkenaan dengan panjang cerpen itu sendiri. Cerpen yang terlalu pendek atau terlalu panjang jelas bukan merupakan kriteria syarat cerpen yang baik.
Dari hasil tulisan siswa pada pratindakan, siswa sudah cukup baik dalam menyampaikan pesan. Sebagian besar siswa sudah memenuhi kriteria syarat cerpen
yang cukup, yaitu panjang cerita 2-2.5 halaman, namun ada beberapa siswa yang menulis cerita kurang dari dua halaman. Kriteria yang kurang diperhatikan siswa
adalah tentang kreativitas pengembangan cerita. Sebagian besar siswa masih kurang terampil dalam mengembangkan cerita, seperti pada penggalan cerpen berikut.
Penggalan Cerpen Pratindakan Siswa S11 Berjudul “Tabrakan Janji”
Cerpen tersebut belum dikembangkan dengan kreatif karena masih menggambarkan secara singkat suatu keadaan. Perasaan sedih yang diibaratkan bagai
badai salju di Amerika, mestinya bisa dideskripsikan lebih kreatif lagi. Pada siklus I, kemampuan siswa dalam mengolah dan mengembangkan cerita
sudah lebih baik daripada tahap pratindakan. Cerita diolah dengan kreatif hingga pesan yang terkandung pun cukup berbeda, seperti dalam penggalan cerpen berjudul
“Wanita Ningrat”, yaitu tentang persamaan derajat. Isi cerpen tidak keluar dari tema yang telah ditentukan. Terkait kriteria syarat cerpen, pada siklus I masih ditemukan
siswa menulis cerpen kurang dari dua halaman. Berikut adalah penggalan cerpen melalui representasi puisi karya Igor Gadira berjudul
”Pujian Seorang Bangsawan” melalui kalimat puisi
“Seperti bunga bakung di antara duri
-duri
___
Demikianlah manisku di antara gadis-gadis
____
Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan
___
Demikianlah kekasihku di antara teruna -teruna
___
Di bawah naungannya
aku ingin duduk.”
Penggalan Cerpen Siklus I Siswa S11 Berjudul “Wanita Ningrat”
Pada siklus II, sebagian besar siswa sudah dapat mengembangkan cerita dengan kreatif. Cerpen yang dihasilkan juga sarat pesan dan memenuhi kriteria syarat
cerpen, yaitu panjang cerpen minimal dua halaman. Penggalan cerpen berikut dikembangkan dengan kreatif dan sarat pesan, yaitu tentang bagaimana meredam
perasaan luka agar orang lain tidak mengetahui. Melalui representasi puisi karya Tere Liye berjudul
”Saat Hujan” dari kalimat “Dan menangislah saat hujan
, ketika air membasuh wajah agar tidak ada yang tahu
kau sedang menangis, Kawan” ini, kreativitas pengembangan cerita lebih terlihat.
Penggalan Cerpen Siklus II Siswa S1 1 Berjudul “Air Terjun”