kisaran waktu yang diperkirakan. Suatu gigi mengalami impaksi akibat gigi tetangga, lapisan tulang yang padat, atau jaringan lunak yang tebal dan
menghambat erupsi. Karena gigi impaksi tidak erupsi, maka akan tertahan seumur hidup pasien kecuali dilakukan pembedahan untuk mengeluarkannya. Namun,
harus diingat bahwa tidak semua gigi yang tidak erupsi dinyatakan mengalami impaksi. Jadi, diagnosis impaksi membutuhkan pemahaman tentang kronologi
erupsi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi Peterson dkk., 2004.
13
Umumnya, suatu gigi mengalami impaksi akibat panjang lengkung gigi yang kurang adekuat dan ruangan erupsi lebih kecil dibandingkan dengan panjang
total lengkung gigi. Gigi-geligi yang seringkali mengalami impaksi adalah gigi molar tiga rahang atas dan bawah, gigi kaninus rahang atas dan premolar rahang
bawah. Gigi molar tiga paling sering mengalami impaksi karena merupakan gigi yang paling terakhir erupsi, ruangan erupsi yang dibutuhkannya kurang adekuat.
Sejumlah penelitian mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi gigi molar tiga.
Menurut SOP Odontektomi 2 beberapa penelitian longitudinal, gigi yang terlihat mengalami impaksi pada usia 18 tahun memiliki
kesempatan sebesar 30-50 untuk erupsi sempurna pada usia 25 tahun. Dalam serangkaian penelitian di Swedia, prevalensi impaksi ditemukan sebesar 45,8
Anonim, 1997
2.6.1 Klasifikasi
Menurut Pell and Gregory, yang meliputi sebagian klasifikasi dari George B. Winter, diketahui bahwa klasifikasi pada molar tiga mandibula terpendam,
agar operator dapat menentukan klasifikasi suatu gigi molar tiga mandibula terpendam dilakukan dengan bantuan Ro-foto dan posisi gigi terpendam itu di
tulang rahang. Ro-foto yang diperlukan disini adalah intra oral radiograf, lateral jaw radiograf, bite wing radiograf, dan oklusal radiografi.
5,7
A. A.
Hubungan gigi dengan tepi ramus antara mandibula dan tepi distal molar dua.
Klas I : Ada cukup ruangan antara ramus dan batas distal molar dua
untuk lebar mesio distal molar tiga.
12
Klas II : Ruangan antara distal molar dua dan ramus lebih kecil dari
pada lebar mesio distal molar tiga.
12
Klas III : Sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak di dalam
Universitas Sumatera Utara
ramus.
12
A. B.
Dalamnya molar tiga terpendam di tulang rahang. Posisi A : Bagian tertinggi gigi terpendam teletak setinggi atau lebih
tinggi dari pada dataran oklusal gigi yang normal.
12
Posisi B : Bagian tertinggi dari pada gigi berada di bawah dataran oklusal
tapi lebih tinggi dari pada serviks molar dua gigi tetangga.
12
Posisi C : Bagian tertinggi dari gigi terpendam berada dibawah garis
serviks gigi molar dua.
12
A. C.
Posisi aksis memanjang dari pada gigi molar tiga terhadap aksis molar dua.
7
1. 1. Vertikal
2. 2. Horizontal
3. 3. Inveted terbalikkaudal
4. 4. Mesio angular
5. 5. Disto angular
6. 6. Buko angular
7. 7. Linguo angula
A. D.
Jumlah atau Keadaan akar
7
a. a. Angulasi dan Posisi
1. 1.
Vertikal 2.
2. Horizontal
3. 3.
Transversal 4.
4. Mesio angular
5. 5.
Disto angular 6.
6. Posisi yang menyamping
2.6.2 Cara Pengambilan
1.
1. Pengambilan secara intoto dalam keadaan utuh, dengan cara
membuang tulang yang menghalangi dan cara ini membutuhkan pengambilan tulang yang lebih banyak dan menimbulkan trauma yang lebih
besar, tetapi pengebor tulang lebih mudah dari pada pengebor gigi.
7 2.
2. Pengambilan secara inseparasi, gigi yang terpendam dibelah dan
dikeluarkan sebagian-sebagian. Disini kita akan menseparasir gigi, kita pisahkan korona dari akar, kalau akar lebih dari satu maka dipisahkan dan
Universitas Sumatera Utara
akar yang telah dipisah tersebut diambil satu persatu. Tujuannya memperkecil pengeboran tulang.
7
3. 3.
Pada rontgen foto harus dapat dibaca:
a.
a. Posisi dari gigi terpendam dengan bentuk dan besarnya gigi, relasinya dengan gigi tetangga dan jaringan sekitarnya.
7 b.
b. Keadaan akar gigi misalnya jumlah, panjang, besar kurva tura akar, juga harus dilihat ada tidaknya ankilosis, hipersementosis dan bentuk
akar.
7 c.
c. Banyak dan tebal tulang alveolar yang merintangi gigi tersebut dilihat dari segala pihak, mislanya lingual atau palatinal, labial dan
bukal.
7
2.7 Teknik Operasi