Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2015
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
IV - 2
kecelakaan dan menunjukkan peningkatan kinerja sebesar 57,87. Dalam upaya untuk mengurangi kejadian kecelakaan tersebut, telah dilakukan berbagai upaya
sebagai langkah pencegahan kejadian tersebut yaitu antara lain melalui: 1. Penerbitan telegram peringatan pencegahan kecelakanan kapal dengan
rincian sebagai berikut : a. Telegram dirjen hubla tentang pemberitahuan cuaca ekstrim setiap
minggu b. Telegram dirjen hubla pemberitahuan terhadap seluruh UPT DJPL
tentang penundaan penerbitan SPB terkait cuaca buruk c. Telegram dirjen hubla tentang pengawasan dan pengamanan angkutan
lebaran tahun 2015 d. Telegram tentang dispensasi pada kapal penumpang pada saat lebaran.
2. Pelaksanaan patroli pengamanan dan pengawasan keselamatan pelayaran secara berkala
3. Pelaksanaan Kampanye keselamatan pelayaran 4. Pelaksanaan kegiatan uji petik pemeriksaan kapal menjelang lebaran, natal
dan tahun baru Selain langkah tersebut, Ditjen Hubla juga melakukan peremajaan kapal-kapal
yang berumur tua serta menata jadwal docking kapal secara berkala dan semakin meningkatkan ketertiban penerbitan sertifikat keselamatan kapal serta
ketatnya penerbitan Surat Persetujuan Berlayar sebagai upaya preventif kejadian kecelakaan kapal.
b. Pelayanan Kinerja Operasional di Pelabuhan
Beberapa data kinerja yang berpengaruh terhadap Pencapaian Kinerja
Pelayanan meliputi yaitu data Kinerja Waiting Time WT, Approach Time AT, Effective Time ET : BT.
• Target pencapaian Waiting Time WT pada tahun 2015 sebesar 43,40
dan terdapat realisasi sebesar 52,70 sehingga prosentase pencapaian Waiting Time WT sebesar 121,43 yang artinya bahwa standar kinerja
pelayanan operasional pelabuhan di nilai cukup baik dikarenakan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2015
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
IV - 3
pencapaian rasio kinerja Waiting Time WT melebihi capaian yang di targetkan.
• Target Approach Time AT pada tahun 2015 sebesar 48,90 dan terdapat
realisasi sebesar 47,09 sehingga prosentase pencapaian Approach Time AT sebesar 96,30 yang artinya bahwa kinerja pelayanan pemanduan
dinyatakan kurang baik dikarenakan nilai pencapaian prosedur dibawah nilai standar pelayanan yang ditetapkan.
• Target pencapaian Effective Time ET : BT pada tahun 2015 sebesar 71,80
dan terdapat realisasi sebesar 78,84 sehingga prosentase pencapaian Effective Time ET : BT sebesar 109,81 yang artinya bahwa kinerja
bongkar muat barang dinilai cukup baik dikarenakan telah memenuhi pencapaian kinerja operasional yang ditentukan.
c. Penurunan Emisi Gas Buang CO2
Pada Tahun 2015, jumlah pembangunan SBNP yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan sebanyak 496 empat ratus sembilan puluh enam unit, dan
setelah di akumulasikan dengan SBNP tahun-tahun sebelumnya berjumlah 2.765 Dua Ribu Tujuh Ratus Enam Puluh Lima Unit, dan dikonversi dengan total emisi
Emisi CO2, CH4 dan N2O, Ditjen Hubla hanya mampu menurunkan emisi gas buang CO2 dari kapal-kapal yang beroperasional sebesar menghasilkan
ekuivalensi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 0,145 juta ton CO2e. Penurunan ini diperoleh dengan melakukan beberapa kegiatan antara lain
pengehematan penggunaan BBM dan penerbitan sertifikasi kapal melalui penerbitan sertifikat International Air Pollution Prevencen IAPP.
Dalam rangka penerapan MARPOL Annex 6 terkait polusi udara dan emisi dari kapal, diwajibkan bagi seluruh kapal untuk berkontribusi dalam penurunan emisi
gas rumah kaca dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang diukur melalui EEDI Energy Efficiency Design Index yaitu sertifikasi pada kapal dalam
bentuk sertifikat IEEC International Energy Efficiency Certificate. Pada awalnya Ditjen Hubla hanya menargetkan 14 empat belas unit kapal komersil yang
menerapkan teknologi ramah lingkungan ditahun 2015. Namun dengan tingginya