LAKIP DITJEN HUBLA 2015
(2)
Pela as,
Dalam rangka penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan berbagai peraturan pelaksanaannya serta menindaklanjuti pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap tingkatan organisasi instansi diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta melaporkan capaian sasaran pembangunan atau pencapaian sasaran-sasaran strategis di tingkat itu, sebagai pertanggungjawaban atas terwujudnya hash-hashl (outcome) pemerintahan dan pembangunan balk dan i sisi keuangan maupun a kuntabilitas instansi.
Sebagai upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan agar lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta untuk mewujudkan good governance, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 69 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan dimana setiap unit Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perhubungan wajib untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 ini disusun dengan maksud sebagai salah satu perwujudan pertanggungjawaban atas hash l pelaksanaan tugas dalam Tahun 2015 yang berisi gambaran serta penilaian secara menyeluruh atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Diharapkan dengan telah disusunnya Laporan ini, akan bermanfaat dan dapat memberikan umpan balik (feedback) bagi pimpinan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam pengambilan keputusan lebih lanjut.
Jakarta, 2016
DIREKTUR JENDE S eJBUNGAN LAUT
DR. UMA ARIS, SH, MM, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19630220 198903 1 001
(3)
Daftar Isi ...iii
BAB I Pendahuluan ... I – 1 1.1 Latar Belakang ... I – 1 1.2 Tugas Pokok, Fungsi Dan Struktur Organisasi Ditjen
Hubla ... I – 4
1.3 Sumber Daya Manusia ………. I – 16
1.4 Isu Strategis dan Permasalahan yang di Hadapi ………. I – 17 1.5 Sistematika Laporan ... I – 19
BAB II PERENCANAAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2015 ……….. II – 1
2.1 Rencana Kinerja ………. II – 1
2.1.1 Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Hubla Tahun 2015 II – 1 2.2 Perjanjian Kinerja ... II – 6 2.2.1 Perjanjian Kinerja tahun 2015 ... II – 7 2.3 APBN Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahu 2015 ..… II – 12
2.3.1 Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu DIPA Akhir Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Tahun 2015 ……… II – 12 2.3.2 Kegiatan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) Tahun
2015 ………. II – 12 2.4 Alokasi Anggaran APBN Pada Masing-Masing Kegiatan
Tahun 2014 ……… ……… II – 13 2.5.1 Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan
Tahun 2015 ……….. II – 13
2.5 Kegiatan-Kegiatan Prioritas Direktorat Jenderal Perhubungan
(4)
3.3 Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015 ………... III-14 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Dengan Target Jangka
Menengah (Renstra) ……….. III-59
3.5 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ……….. III-59 3.6 Kontribusi Terhadap Capaian IKU Sekretariat Jenderal …... III-59
3.7 Realisasi Anggaran ……….. III-70
BAB IV PENUTUP ... IV-1
4.1 Kesimpulan ……….. IV-1
4.2 Langkah Kedepan ……….. IV-3
Lampiran
(5)
...
3 3.2Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun
2010-2014 ...
37 3.3Perbandingan Realisasi Kinerja Dengan Target Jangka
Menengah (Renstra) ……….
1063.4
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya …………..
112 3.5Kontribusi Terhadap Capaian IKU Sekretariat Jenderal
112 3.6Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu
DIPA Akhir Ditjen Hubla Tahun 2014
113 3.7 Kegiatan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) Tahun
2014
114 3.8
Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan
(6)
menunjukkan bahwa banyak kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang pertanggungjawaban keuangannya diterima tanpa syarat, ternyata di kemudian hari hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya, baik dilihat dari hasil maupun dampak dari kegiatan tersebut. Menyadari kekeliruan dimasa yang lalu dan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan agar lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta sebagai upaya mewujudkan good governance, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah.
Sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 telag diterbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 69 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan dimana setiap unit Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perhubungan wajib untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), dan juga telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 disusun sebagai gambaran tolak ukur keberhasilan/kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun anggaran 2015. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada dasamya mencoba mengkomunikasikan pencapaian kinerja dikaitkan dengan sejauh mana organisasi telah melakukan upaya-upaya stratejik dan operasional di dalam mencapai tujuan/sasaran stratejiknya dalam kerangka pemenuhan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi dan misi organisasi serta tujuan stratejik organisasi telah diformalkan di dalam suatu Rencana Strategis yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Kemudian untuk capaian yang
(7)
Bab I P e n d a h u l u
harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun tersebut, di dalam Rencana Strategis ditetapkan sejumlah Sasaran Strategis. Pemenuhan atas sasaran stratejik ini setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian tujuan stratejik organisasi di akhir tahun kelima. Alur pikimya adalah apabila tujuan stratejik organisasi telah dipenuhi maka organisasi tersebut dapat dipersiapkan telah memenuhi visi dan misinya.
Dasar Hukum Pelaksanaan LAKIP adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang Nomor. 28/1999: Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional 2005 – 2025;
3. Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta berbagai peraturan perundangan lainnya dan berbagai peraturan turunannya;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan ini mewajibkan setiap instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah menyusun suatu laporan keuangan dan laporan kinerja yang terintegrasi dengan berbagai sistem manajemen pemerintahan lainnya;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Peraturan ini mengamanatkan Kementerian PAN dan RB untuk mengoordinasikan pelaksanaannya di berbagai instansi pemerintah;
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tetang Organisasi Kementrian Negara; 10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tetang Kementerian Perhubungan; 11. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Intansi Pemerintah
12. Inpres No. 5/2004: Percepatan Pemberantasan Korupsi;
(8)
Bab I P e n d a h u l u
pelaksanaannya di berbagai instansi pemerintah;
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/ 09/M.PAN/5/2007 tetang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Dilingkungan instasi Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2013;
16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menyusun dokumen Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi yang bersangkutan.
17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 1134 Tahun 2012;
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dilingkunga Kemetrian Perhubungan;
20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 69 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementrian Perhubungan;
21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengumpulan Data Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 12 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian
(9)
Bab I P e n d a h u l u Perhubungan;
24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Perhubungan
25. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019;
26. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencanaan Strategis Kementrian/ Lembaga (Renstra K/L) 2015 – 2019.
1.2. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DITJEN HUBLA Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan PM No. 68 tahun 2013, struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut digambarkan sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT (KM. 60 TAHUN 2010 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
(10)
1.2.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut setelah Reformasi Kelembagaan STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan PM.68 Tahun 2013.
(11)
1.2.2 Struktur Organisasi Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
1.2.3 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Ditjen Hubla a. Tugas Pokok Ditjen Hubla
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan PM 68 Tahun 2013, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan sebagian tugas pokok Kementerian Perhubungan, dan merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan laut berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi Ditjen Hubla
1) Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan pantai;
(12)
Bab I P e n d a h u l u
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan pantai;
3) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang perhubungan laut:
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
c. Susunan Organisasi Ditjen Hubla
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terdiri dari : 1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; 2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut;
3) Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan; 4) Direktorat Perkapalan dan Kepelautan; 5) Direktorat Kenavigasian;
6) Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
a) Tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
b) Fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
1) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program, statistik serta bimbingan pelaksanaan program organisasi, sistem dan prosedur kerja;
2) Pengelolaan urusan keuangan dan inventarisasi kekayaan milik negara; 3) Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pemberian
pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unit serta pelaksanaan hubungan kerjasama luar negeri dan hubungan masyarakat;
4) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan pengelolaan perlengkapan serta urusan kepegawaian.
(13)
Bab I P e n d a h u l u
5) Penelaahan, evaluasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan fungsional dan laporan masyarakat.
c) Susunan Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terdiri dari:
a. Bagian Perencanaan; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Hukum;
d. Bagian Kepegawaian dan Umum.
a. Bagian Perencanaan
1) Tugas Bagian Perencanaan
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, perumusan kebijakan, penataan organisasi dan tata laksana serta evaluasi dan pelaporan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
2) Fungsi Bagian Perencanaan
a. Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, perumusan bahan kebijakan, pengumpulan dan pengolahan data dan informasi, hubungan antar lembaga, penyusunan pedoman, standar dan rencana usaha kemitraan;
b. Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi penyusunan program dan anggaran, rancangan rencana kerja (RENJA), rencana kerja dan anggaran (RKA), konsep dokumen pelaksanaan anggaran, serta penyusunan program kerja sama teknik dan pinjaman/hibah luar negeri.
c. Pelaksanaan penyiapan bahan bimbingan dan penataan organisasi dan tata laksana, penyiapan bahan koordinasi kebijakan dan penetapan tarif, penyusunan rencana dan evaluasi kinerja serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
(14)
Bab I P e n d a h u l u
b. Bagian Keuangan
1) Tugas Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan dan inventarisasi barang inventaris milik/kekayaan negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
2) Fungsi Bagian Keuangan
a. Pelaksanaan penyiapan proses pengesahan konsep dokumen pelaksanaan anggaran menjadi dokumen pelaksanaan anggaran, penyusunan rencana dan administrasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, revisi anggaran dan pemantauan anggaran serta penyiapan petunjuk pelaksanaan anggaran;
b. Pelaksanaan dan penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan dan tata usaha keuangan, pemantauan, penilaian dan penyusunan laporan realisasi anggaran dan neraca, serta tindak lanjut penyelesaian temuan dan pemantauan laporan hasil pemeriksaan aparat pengawas;
c. Pelaksanaan verifikasi, pembukuan dan perhitungan anggaran, penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan administrasi perlengkapan, penyelesaian tuntutan perbendaharaan (TP) dan tuntutan ganti rugi (TGR).
c. Bagian Hukum
1) Tugas Bagian Hukum
Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan telaahan hukum dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan dan penyuluhan hukum serta urusan kerjasama luar negeri dan hubungan masyarakat.
2) Fungsi Bagian Hukum
a. Penyiapan telahaan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;
b. Pelaksanaan bantuan hukum dan penyuluhan peraturan perundang-undangan serta dokumentasi hukum;
(15)
Bab I P e n d a h u l u
c. Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan penyiapan bahan pertimbangan urusan kerjasama luar negeri di bidang perhubungan laut.
d. Bagian Kepegawaian dan Umum
1) Tugas Bagian Kepegawaian dan Umum
Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah tangga di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
2) Fungsi Bagian Kepegawaian dan Umum
a. Penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan karir pegawai dan pengelolaan basis data kepegawaian serta analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai;
b. Pelaksanaan urusan mutasi, kesejahteraan dan disiplin pegawai; c. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan
keprotokolan.
2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut
a) Tugas Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan dibidang lalu lintas dan angkutan laut dalam negeri, luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut serta pengembangan sistem dan informasi angkutan laut. b) Fungsi Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang tarif angkutan laut, angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus,
(16)
Bab I P e n d a h u l u
pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
d. Penyiapan pemberian perijinan penyelenggaraan usaha pelayaran antar propinsi dan atau internasional dan ijin operasi angkutan laut khusus serta penetapan syarat bendera kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia dan persyaratan agen umum dan perwakikan perusahaan pelayaran asing; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang tarif angkutan laut dalam
negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat.
3) Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan
a) Tugas Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan
Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan.
b) Fungsi Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan,
(17)
Bab I P e n d a h u l u
pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
d. Penyiapan pemberian perijinan dan standarisasi penyelenggaraan pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat.
4) Direktorat Perkapalan dan Kepelautan
a) Tugas Direktorat Perkapalan dan Kepelautan
Direktorat perkapalan dan Kepelautan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen keselamatan kapal dan kepelautan.
b) Fungsi Direktorat Perkapalan dan Kepelautan
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal (Tank Cleaning), perbaikan dan pemeliharan (Flooting and Running Repair) kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan
(18)
Bab I P e n d a h u l u
manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal (Tank Cleaning), perbaikan dan pemeliharan (Flooting and Running Repair) kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal (Tank Cleaning), perbaikan dan pemeliharan (Flooting and Running Repair) kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan;
d. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal, kepelautan, manajemen keselamatan kapal (ISM Code), surat ukur kapal dan surat tanda kebangsaan kapal dalam rangka penyelenggaraan kelaiklautan kapal dan daftar riwayat kapal (Continuous Synopsis Record);
e. Pengesahan gambar rancang bangun kapal, perhitungan stabilitas kapal, lambung timbul kapal, daftar ukur kapal, pencegahan pencemaran kapal, program lembaga pendidikan dan pelatihan kepelautan, sertifikat kepelautan dan panduan muatan dalam rangka pemenuhan persyaratan kelaiklautan kapal;
f. Penerbitan surat persetujuan penggunaan/penggantian nama kapal, surat penetapan, tanda panggilan (call sign) kapal, surat keterangan status hukum kapal dan surat keterangan penghapusan kapal dari pendaftaran;
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang rancang bangun kapal dan sertifikasi kapal, standar pengujian dan sertifikasi kepelautan, pengawakan kapal dan dokumen pelaut, keselamatan kapal dan manajemen keselamatan kapal, pengukuran dan surat ukur kapal, pendaftaran dan tanda kebangsaan kapal, jaminan ganti rugi pencemaran laut oleh minyak dari kapal;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat.
5) Direktorat Kenavigasian
a) Tugas Direktorat Kenavigasian
Direktorat Kenavigasian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan,
(19)
Bab I P e n d a h u l u
telekomunikasi pelayaran, kapal negara, pangkalan kenavigasian serta sarana dan prasarana kenavigasian.
b) Fungsi Direktorat Kenavigasian
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
d. Penyiapan pemberian perijinan dan pelayanan dalam penyelenggaraan perambuan dan telekomunikasi pelayaran;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat.
6) Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
a) Tugas Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai.
b) Fungsi Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib
(20)
Bab I P e n d a h u l u
pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai; c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang patroli
dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai;
d. Penyiapan pelaksanaan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai;
e. Pembinaan teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut serta penyusunan dan pemberian kualifikasi teknis sumber daya manusia di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air dan pemberian perijinan;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai;
g. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat.
7) Tugas dan Fungsi kelembagaan baru di lingkungan Ditjen Hubla a) Otoritas Pelabuhan
Otoritas Pelabuhan mempunyai Fungsi sebagai pengaturan dan pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial dengan beberapa tugas sebagai berikut:
(21)
Bab I P e n d a h u l u
b) Syahbandar
Syahbandar mempunyai Fungsi sebagai pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum di bidang angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan dengan beberapa tugas sebagai berikut:
c) Unit Penyelenggara Pelabuhan
Unit Penyelenggara Pelabuhan mempunyai Fungsi sebagai Pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial
d) Sea and Coast Guard
Sea and Coast Guard mempunyai Fungsi sebagai Penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai
1.3 SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada Tahun 2015 yaitu 15.808 pegawai. Adapun Rekapitulasi pegawai dapat dikelompokan sebagai berikut :
1) Rekapitulasi Pegawai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Per Pendidikan:
No Pendidikan Jumlah Pegawai
1. S3 2
2. Spesialis 45
3. S2 559
4. S1 3.161
5. D4 171
6. D3 1.469
7. D2 32
8. D1 100
9. SLTA 9.152
10 SLTP 808
11. SD 309
(22)
Bab I P e n d a h u l u
2) Rekapitulasi Pegawai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Per Golongan:
No Golongan Jumlah Pegawai
1. IV/e 1
2. IV/d 5
3. IV/c 16
4. IV/b 67
5. IV/a 266
6. III/d 992
7. III/c 1.390
8. III/b 3.448
9. III/a 2.330
10 II/d 2.149
11. II/c 1.719
12. II/b 2.478
13. II/a 898
14. I/d 32
15. I/c 13
16. I/b 1
17. I/a 3
TOTAL 15.808
1.4 ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
1.4.1 Peningkatan Pelayanan, Peningkatan Keselamatan Pelayaran dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Permasalahan utama yang menjadi isu strategis di dalam logistik nasional selama ini salah satunya adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan keselamatan pelayaran dan percepatan pembangunan infrastruktur di sub sektor Transportasi Laut. Pada tahun 2015 ini terdapat beberapa program yang disusun sebagai upaya menghadapi isu-isu tersebut, antara lain:
a. Penyederhanaan standar operasional dan prosedur SOP khususnya perijinan pelayanan public melalui efisiensi waktu dan efektivitas prosedur;
b. Pembuatan sistem aplikasi perijinan, contoh : penerbitan SPB on-line;
c. Pembangunan Sarana Keselamatan pelayaran, contoh: Kapal patroli, Kapal Kenavigasian
d. Peningkatan Pelayaran Perintis melalui program tol laut, contoh: Pembangunan kapal-kapal perintis
(23)
Bab I P e n d a h u l u
e. Percepatan Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pelabuhan
f. Penyusunan Studi-studi dalam rangka perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi laut.
g. Perbaikan layanan, ketertiban, kebersihan, keamanan di seluruh UPT Ditjen Perhubungan Laut
1.4.2 Organisasi
Selain permasalahan tersebut di atas yang merupakan isu strategis adalah masih adanya tumpang tindih pelaksanaan kegiatan/pekerjaan dan masih adanya pekerjaan yang belum masuk di dalam tugas pokok dan fungsi di KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata Kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan khususnya layanan pengadaan, Reformasi Birokrasi dan pengaduan masyarakat. Oleh karena itu, pada akhir tahun 2015 telah dilakukan revisi KM 60 Tahun 2010 untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. Adapun implementasi dari terbitnya peraturan tersebut di dalam struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, antara lain:
a. Penambahan Eselonisasi pada unit kerja Bagian di bawah Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
b. Revisi Nomenklatur pada Direktorat, Subdirektorat Teknis, Seksi, Bagian dan Sub Bagian.
c. Revisi Tugas dan Fungsi pada Tiap-tiap Bagian dan Direktorat
d. Pembentukan Badan Layanan Usaha (BLU) pada Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan serta Direktorat Perkapalan dan Kepelautan
1.5 SISTEMATIKA LAPORAN Bab I : Pendahuluan
Bab II : Perencanaan Kinerja Bab III : Akuntabilitas Kinerja Bab IV : Penutup
(24)
Strategis dan 31 (tiga puluh satu) Indikator Kinerja yang memiliki target-target capaian kinerjanya, baik dalam rentang lima tahun (2015 – 2019) maupun yang bersifat tahunan. Untuk mencapai target-target yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis Ditjen Hubla tahun 2015 – 2019, maka telah disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang berisi serangkaian target yang hendak dicapai seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.1.1 Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Hubla Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
S A S A R A N ( I )
KESELAMATAN DAN KEAMANAN Sasaran Strategis ( 1 ) 1. Menurunnya Angka
Kecelakaan Transportasi Laut
1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut
0,972 Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/
10.000 Freight) 2) Jumlah Sarana dan Prasarana
Keselamatan Transportasi Laut
a. Jumlah Pembangunan SBNP 206 Unit
b. Tingkat Kecukupan SBNP 82 %
(25)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS
23 Unit
e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS
6 Unit
f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli
77 Unit
- Pembangunan Baru Kapal Patroli 38 Unit - Lanjutan Pembangunan Kapal
Patroli
- Unit
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli
39 Unit
g. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian
10 Unit
- Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian
10 Unit
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian
-- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian
-3) Jumlah Pedoman/ Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut
11 Dokumen
Sasaran Strategis ( 2 ) 2. Menurunnya Jumlah
Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut
4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal)
7
Kejadian/ Tahun 5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki
Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security)
1,572 Kapal
6) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security)
(26)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
S A S A R A N ( II ) PELAYANAN Sasaran Strategis ( 3 ) 3. Meningkatnya Kinerja
Pelayanan 7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut
- Pencapaian Waiting Time (WT) 43,40 % - Pencapaianan Approach Time (AT) 48,90 % - Pencapaian Effective Time (ET/BT) 71,80 % 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan
Sarana dan Prasarana Transportasi Laut
6 Dokumen Sasaran Strategis ( 4 )
4. Terpenuhinya
Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompetensi
9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis)
3.870 Orang
Sasaran Strategis ( 5 ) 5. Meningkatnya Kinerja
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance
10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
86,24 11) Prosentase Penyerapan Anggaran 87,14 % 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp.
46,047,331,883,767 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
Rp. 620,986,332,124 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan 6 Jenis Perijinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk
Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis
6 Dokumen
Sasaran Strategis ( 6 ) 6. Meningkatnya
Penetapan Dan Kualitas
Regulasi Dalam
Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi
16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan
(27)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
Laut
Sasaran Strategis ( 7 ) 7. Menurunnya Emisi Gas
Rumah Kaca
(RAN-GRK) Dan
Meningkatnya
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut
17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
0,336 Juta ton CO2e 18) Jumlah Sarana yang Menerapkan
Teknologi Ramah Lingkungan
14 Unit 19) Jumlah Prasarana yang Telah
Menerapkan Konsep Ramah
Lingkungan
- SBNP Solar Cell 2.475 Unit
Sasaran Strategis ( 8 ) 8. Meningkatnya Upaya
Perlindungan Lingkungan Maritim
20) Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran
100 %
21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim
5 Laporan 22) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan
Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim
4.100 Sertifikat
S A S A R A N ( III ) KAPASITAS TRANSPORTASI
Sasaran Strategis ( 9 ) 9. Meningkatnya Kapasitas
Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog MaupunBottleneck
23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut
5 Rute
24) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial
306 Pelabuhan
25) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
103 Kapal
- Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
100 Kapal - Lanjutan Pembangunan Kapal
Negara Angkutan Laut Perintis
(28)
-SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
3 Kapal 26) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk
Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan
13 Lokasi
27) Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut
2 Proyek
Sasaran Strategis ( 10 ) 10. Meningkatnya Produksi
Angkutan Penumpang
Dan Barang
Transportasi Laut
28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang
7.459.766 Pnp/Tahun
- Perintis/Pelni PSO 5.345.461
Pnp/Tahun - Non Perintis/Pelni Non PSO 2.114.305
Pnp/Tahun 29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang 1.168.638.474
Ton/Tahun
- Perintis/Pelni 408.363
Ton/Tahun
- Swasta 1.168.230.111
Ton/Tahun 30) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang
Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional
11,12 %
Sasaran Strategis ( 11 ) 11. Meningkatnya Layanan
Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya
(29)
2. 2
PERJANJIANKINERJA
Dalam rangka mengoperasionalkan Rencana Strategis, setiap tahunnya Perencanaan Strategik dituangkan dalam suatu Perjanjian Kinerja Tahunan (Performance Contract). Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan stratejik, yang didalamnya memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun mendatang dengan menunjukkan sejumlah indikator kinerja kunci (key performance indicators) yang relevan. Indikator dimaksud meliputi indikator-indikator pencapaian sasaran dan indikator kinerja kegiatan. Perjanjian kinerja ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam menilai keberhasilan/kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk periode 1 (satu) tahun ke depan.
Untuk mewujudkan visi sebagaimana tercantum di dalam Rencana Strategis Ditjen Hubla telah dirumuskan tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tahun 2015 – 2019 . Dengan mengacu kepada sasaran dan tujuan, tugas pokok dan fungsi serta Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, maka setiap tahun dilaksanakan beberapa kegiatan pembangunan dinlingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut serta beberapa kegiatan yang strategis dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan tertuang di dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Secara lebih rinci, Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Anggaran 2015 (yang sudah ditandatangani antara Menteri Perhubungan dengan Direktur Jenderal Perhubungan Laut) dapat dilihat pada tabel Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 disusun setelah DIPA Tahun 2016 ditetapkan. Dokumen Perjanjian Kinerja ditandatangani oleh Menteri Perhubungan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang memuat Pernyataan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Adapan rincian Target Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut:
(30)
Tabel 2.2.1 Perjanjian Kinerja tahun 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
S A S A R A N ( I )
KESELAMATAN DAN KEAMANAN Sasaran Strategis ( 1 ) 1. Menurunnya Angka
Kecelakaan Transportasi Laut
1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut
0,972 Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/
10.000 Freight) 2) Jumlah Sarana dan Prasarana
Keselamatan Transportasi Laut
a. Jumlah Pembangunan SBNP 206 Unit
b. Tingkat Kecukupan SBNP 82 %
c. Tingkat Keandalan SBNP 98 %
d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS
23 Unit
e. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS
6 Unit
f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli
77 Unit
- Pembangunan Baru Kapal Patroli 38 Unit - Lanjutan Pembangunan Kapal
Patroli
-- Penyelesaian Pembanguan Kapal Patroli
39 Unit
g. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian
(31)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
- Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian
10 Unit
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian
-- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian
-3) Jumlah Pedoman/ Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut
11 Dokumen
Sasaran Strategis ( 2 ) 2. Menurunnya Jumlah
Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut
4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal)
7
Kejadian/ Tahun 5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki
Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security)
1,572 Kapal
6) Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And Port Facility Security)
370 Lokasi
S A S A R A N ( II ) PELAYANAN Sasaran Strategis ( 3 ) 3. Meningkatnya Kinerja
Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut
7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut
- Pencapaian Waiting Time (WT) 43,40 % - Pencapaianan Approach Time (AT) 48,90 % - Pencapaian Effective Time (ET/BT) 71,80 % 8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan
Sarana dan Prasarana Transportasi Laut
6 Dokumen Sasaran Strategis ( 4 )
(32)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
4. Terpenuhinya
Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompentensi
9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis)
3.870 Orang
Sasaran Strategis ( 5 ) 5. Meningkatnya Kinerja
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Dalam Mewujudkan Good Governance
10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
86,24 11) Prosentase Penyerapan Anggaran 87,14 % 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp.
46,047,331,883,767 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
Rp. 620,986,332,124 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan 6 Jenis Perijinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk
Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis
6 Dokumen
Sasaran Strategis ( 6 ) 6. Meningkatnya
Penetapan Dan Kualitas
Regulasi Dalam
Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut
16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan
14 Peraturan
Sasaran Strategis ( 7 ) 7. Menurunnya Emisi Gas
Rumah Kaca
(RAN-GRK) Dan
Meningkatnya
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut
17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
0,336 Juta ton CO2e 18) Jumlah Sarana yang Menerapkan
Teknologi Ramah Lingkungan
14 Unit 19) Jumlah Prasarana yang Telah
Menerapkan Konsep Ramah
Lingkungan
- SBNP Solar Cell 2.475 Unit
Sasaran Strategis ( 8 ) 8. Meningkatnya Upaya
Perlindungan 20) Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan
(33)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
Lingkungan Maritim Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran 21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan
Lingkungan Maritim
5 Laporan 22) Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan
Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim
4.100 Sertifikat
S A S A R A N ( III ) KAPASITAS TRANSPORTASI
Sasaran Strategis ( 9 ) 9. Meningkatnya Kapasitas
Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck
23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut
5 Rute
24) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial
306 Pelabuhan
25) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
103 Kapal
- Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
100 Kapal - Lanjutan Pembangunan Kapal
Negara Angkutan Laut Perintis
-- Penyelesaian Pembangunan Kapal
Negara Angkutan Laut Perintis
3 Kapal 26) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk
Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan
13 Lokasi
27) Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut
2 Proyek
Sasaran Strategis ( 10 ) 10. Meningkatnya Produksi
Angkutan Penumpang
Dan Barang
Transportasi Laut
28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang
7.459.766 Pnp/Tahun
- Perintis/Pelni PSO 5.345.461
(34)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
- Non Perintis/Pelni Non PSO 2.114.305 Pnp/Tahun 29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang 1.168.638.474
Ton/Tahun
- Perintis/Pelni 408.363
Ton/Tahun
- Swasta 1.168.230.111
Ton/Tahun 30) Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang
Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional
11,12 %
Sasaran Strategis ( 11 ) 11. Meningkatnya Layanan
Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya
(35)
2. 3 APBN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2015
Alokasi Pagu DIPA Awal dan Pagu DIPA-Revisi Tahun 2015 akan disampaikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3.1 Perbandingan Alokasi Pagu DIPA Awal dengan Pagu DIPA Akhir Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015
NO URAIAN PAGU AWAL
( Rp. 000 )
PAGU AKHIR ( Rp. 000 )
1 Belanja Pegawai 1.507.863.000 1.579.767.963
2 Belanja Barang 4.433.963.000 4.426.017.293
3 Belanja Modal 16.901.122.000 16.837.170.761
TOTAL PAGU 22.842.956.017 22.842.956.017
TOTAL REALISASI - 14.476.148.069
TOTAL SISA DANA - 8.366.807.948
Adapun kegiatan penggunaanAPBN Perubahan (Dana Optimalisasi)akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 2.3.2 Kegiatan APBN Perubahan (Dana Optimalisasi) Tahun 2015
No PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN
( Rp. Juta) Kegiatan Pengelolaan Dan Penyelanggaraan Kegiatan Pelabuhan
dan Pengerukan
1. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
3.797.600 2. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pelabuhan dan Pengerukan
4.000.000 3. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Kenavigasian
1.179.700 4. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Penjagaan Laut dan Pantai
(36)
2. 4 ALOKASI ANGGARAN APBN PADA MASING-MASING KEGIATAN TAHUN
2015
Selanjutnya sesuai Pagu Definitif bahwa alokasi anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 adalah sebesar Rp 17.824.812.035,- untuk sub sektor Transportasi Laut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5.1 Alokasi Anggaran Pada Masing-masing Kegiatan Tahun 2015
NO KEGIATAN PAGU AWAL
( Rp. 000,-)
PAGU AKHIIR ( Rp. 000,-) 1 Dukungan Manajemen & Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Hubla
4.489.247.207 4.489.247.207 2 Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut
4.352.175.543 4.352.175.543
3 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan
8.046.168.738 8.046.168.738
4 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan Kepelautan
137.220.547 137.220.547
5 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian
3.101.870.690 3.101.870.690 6 Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai
2.716.273.292 2.716.273.292
T O T A L 17.824.812.035 17.824.812.035
2. 5 KEGIATAN-KEGIATAN PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2015
Beberapa kegiatan prioritas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang kegiatannya dimonitor oleh Tim Kantor Staf Presiden (KSP) pada tahun 2015 yaitu:
Pembangunan Kapal Perintis dan Penumpang 10 (sepuluh) unit terdiri dari 7 (tujuh) Unit Kapal Perintis Lanjutan, 2 (dua) unit Kapal Perintis baru dan 1 (satu) unit Kapal Khusus Pengangkut ternak, antara lain:
Penyelenggaraan Pengembangan Konektivitas Logistik perternakan Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Terdapat 3 (tiga) Pembangunan Kapal Perintis dan Penumpang dan Pembangunan Kapal Perintis sebanyak 10 (sepuluh) Unit yang terdiri dari yaitu;
(37)
a) Lanjutan Pembangunan 2 Unit Kapal Perintis ukuran 750 DWT; b) Lanjutan Pembangunan 1 Unit Kapal Ternak kapasitas 500 ekor; c) 6 unit kapal perintis ukuran 750 DWT;
d) 2 Unit Kapal perintis ukuran 500 DWT; e) 2 Unit Kapal Perintis ukuran 200 DWT.
Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Pelabuhan dan Pengerukan,
terdapat Pembangunan Pembangunan Pelabuhan Barang/ Container (10 Unit), 2 lokasi pelabuhan yang dibangun Lapangan Containernya yang terdiri dari, yaitu :
a) Pelabuhan Parlimbungan Ketek - operasional 2017;
(38)
III - 1 3.1 CAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dan suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampaknya. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.
Untuk melakukan pengukuran kinerja diperlukan indikator kinerja, yang bersifat kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan. Karenanya indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur untuk digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai atau berfungsi.
Pengukuran tersebut merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
Pengukuran kinerja ini mencakup:
1. Kinerja Kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat pencapaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan.
2. Tingkat Pencapaian Sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam Dokumen Rencana Kerja. Pengukuranan tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan.
(39)
III - 2 2019, pada tahun 2015 Kementerian Perhubungan telah melakukan Review RENSTRA
Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019 yang ditetapkan dalam KP. 1134 Tahun 2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 7 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010 – 2014. Beberapa perubahan yang terdapat pada Review RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019 adalah Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang meliputi Indikator Kinerja Utama yang terdapat pada seluruh Unit Kerja Tingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan yang tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada tahun 2012 Peraturan tersebut telah disempurnakan menjadi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementarian Perhubungan tanggal 28 Desember 2013.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah mereview RENSTRA Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 – 2019 sesuai perubahan yang terdapat pada RENSTRA Kementerian Perhubungan. Beberapa perubahan yang terdapat pada Review RENSTRA Ditjen Hubla Tahun 2015 – 2019 adalah Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. RENSTRA Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 – 2019 direview setelah Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ditandatangani, sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap perubahan tersebut.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tahun 2015 dilakukan dengan cara melakukan analisis dan evaluasi terhadap pencapaian antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Selanjutnya dilakukan juga analisis dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja beberapa tahun sebelumnya serta terhadap target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdapat pada Tinjau Ulang RENSTRA Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2015 – 2019. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
(40)
TABEL 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA SATUAN TARGET
REALISASI KINERJA TAHUN 2015 KINERJA
(%) KET TW I TW II TW III TW IV TOTAL 1 Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut
1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut Ratio Kejadian Kecelakaan (Jumlah Kejadian Kecelakaan/ 10.000 Freight)
0,972 1,581 1,694 1,615 1,382 1,382 57,87
2) Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut a. Jumlah Pembangun an SBNP
Unit 206 0 0 0 496 496 240,78
b. Tingkat Kecukupan SBNP
% 82 72 73 74 76 76 92,68 justifikasi
c. Tingkat Keandalan SBNP
% 98 95 96 96 98 98 100 justifikasi
d. Jumlah Pembangun an dan Upgrade
(41)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I
TW II
TW III
TW
IV TOTAL
GMDSS
e. Jumlah Pembangun an dan Upgrade VTS
Unit
6 0 0 1 5 5 83,33
f. Jumlah Pembangun an/ Lanjutan/ Penyelesaia n Kapal Patroli
Unit 77 0 0 0 57 57 74,03
- Pembag unan Baru Kapal Patroli
Unit 38 0 0 0 18 18 47,37
- Lanjutan Pemban gunan Kapal Patroli
Unit
- - -
-- Penyeles aian Pemban guan Kapal Patroli
(42)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I
TW II
TW III
TW
IV TOTAL
g. Jumlah Pembangun an/ Lanjutan/ Penyelesaia n Kapal Kenavigasia n
Unit 10 0 0 0 0 15 150
- Pemban gunan Baru Kapal Negara Kenaviga sian
Unit
10 0 0 0 0 15 150
- Lanjutan Pemban gunan Kapal Negara Kenaviga sian
Unit - - -
-- Penyeles aian Pembag unan Kapal Negara Kenaviga sian
(43)
-NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I TW II TW III TW IV TOTAL 3) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut
Dokumen 11 1 2 2 11 11 100
2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut 4) Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada kapal)
Kejadian/ Tahun
7 3 4 5 6 6 85,71
5) Jumlah Kapal yang Telah Memiliki
Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security)
Kapal 1,572 131 595 1,193 1,858 1,858 118
6) Jumlah
Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS International Ship And Port Facility Security)
Lokasi
370 51 151 260 369 369 99,73
3 Meningkatnya Kinerja Pelayanan
7) Kinerja Pelayanan
(44)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I TW II TW III TW IV TOTAL Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Laut - Pencapaian Waiting Time (WT)
% 43,40 70,33 62,36 60,69 52,70 52,70
121,43
- Pencapaian Approach Time (AT)
% 48,90
60,36 55,09 54,23 47,09 47,09 96,30
- Pencapaian Effective Time (ET/BT)
% 71,80
96,32 95,89 94,82 78,84 78,84 109,81
8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut
Dokumen 6 0 0 0 3 3 50
4 Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai
Kompentensi
9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)
Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur
Teknis)
Orang 3.870 180 391 924 954 954 24,65
5 Meningkatnya Kinerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut Dalam
10) Nilai
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
(45)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I TW II TW III TW IV TOTAL Mewujudkan Good Governance 11) Prosentase Penyerapan Anggaran
% 87,14 2,37 7,95 15,23 63,37 63,37 72,72
12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp 46.047.331.8 83.767 31.473. 655.15 2.575 31.317. 692.69 8.157 32.541. 370.43 9.048 38.792. 116.978 .452 38.792. 116.978 .452 84,24 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 620.986.332. 124 204.25 4.549.7 49 491.76 9.550.7 59 861.95 0.711.1 67 1.606.1 15.572. 806 1.606.1 15.572. 806 258,64 14) Jumlah Penyederhana an Perijinan
Jenis Perijinan 6 3 3 4 6 6 100
15) Jumlah
Dokumen yang Disusun untuk Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis
Dokumen 6 0 4 4 6 6 100
6 Meningkatnya Penetapan Dan Kualitas Regulasi Dalam Implementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut 16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang
Ditetapkan
Peraturan 14 10 14 15 15 15 107,14
7 Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) Dan
17) Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Juta ton CO2e
(46)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I TW II TW III TW IV TOTAL Meningkatnya Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut
18) Jumlah Sarana yang
Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan
Unit 14 0 0 0 74 74 528,57
19) Jumlah Prasarana yang Telah Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan - SBNP Solar
Cell Unit
2.475 0 0 0 496 496 240,78 OK
8 Meningkatnya Upaya Perlindungan Lingkungan Maritim 20) Rasio Penanggulang an Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbulkan Pencemaran dari Kegiatan Pelayaran
% 100 12,5 62,5 75 100 100 100 OK
21) Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim
Laporan 5 1 2 3 6 6 120%
22) Jumlah
Sertifikat yang Diterbitkan
Sertifikat
(47)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I TW II TW III TW IV TOTAL Terkait Perlindungan Lingkungan Maritim 9 Meningkatnya Kapasitas
Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk
Mengurangi Backlog Maupun Bottleneck
23) Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut
Rute 5 2 2 2 5 5 100
24) Jumlah
Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian/ Pengembanga n Pelabuhan Laut Non Komersial
Pelabuhan 306 0 0 0 0 306 100
25) Jumlah
Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara
Angkutan Laut Perintis
Kapal 103 0 0 6 103 103 100
- Pembanguna n Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
Kapal 100 0 0 6 100 100 100
- Lanjutan Pembanguna
Kapal
(48)
-NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I TW II TW III TW IV TOTAL
n Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Penyelesaian
Pembanguna n Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
Kapal 3 0 0 0 3 3 100
26) Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kola m Pelabuhan Lokasi
13 0 0 0 12 12 92,31
27) Terselenggara nya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut
Proyek 2 1 2 2 2 2 100
10 Meningkatnya Produksi Angkutan
Penumpang Dan Barang
Transportasi Laut
28) Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang
Pnp/Tahun 5.345.461 1.657.0 93 3.046.9 13 4.212.6 22 5.333.0 44 5.333.0 44 99,77 OK
29) Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang Ton/Tahun 1.168.638.47 4 266.63 3.693 544.48 3.574 828.74 6.754 1.112.2 58.468 1.112.2 58.468 95,18 OK
(49)
NO
STRATEGIS KINERJA SATUAN TARGET TW I
TW II
TW III
TW
IV TOTAL
- Perintis/Pelni Ton/Tahun 408.363 26.675 61.325 100.92 5
127.677 127.677 31,26
- Swasta
Ton/Tahun 1.168.230.111 266.607.018 544.422.249 828.645.829 1.112.130.791 1.112.130.791 95,20
30) Pangsa Muatan
Angkutan Laut Barang Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional
% 11,12 10,90 10,93 11 11,02 11,02 99,09
OK
11 Meningkatnya Layanan
Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial
Lainnya
31) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis
Rute 89 84 84 84 84 84 94,38
(50)
III - 13 SASARAN STRATEGIS ( 1 )
Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut
Sasaran strategis Meningkatnya Keselamatan Pelayaran Transportasi Laut terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dengan gambaran capaian kinerja sebagai berikut: 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Laut sesuai dengan target tahun 2015
sebesar 0.972 Ratio Kejadian Kecelakaan/10.000.Terlihat pada Triwulan I setiap 10.000 SPB terdapat ratio kejadian kecelakaan sebesar 1,581 ratio kejadian kecelakaan, sampai dengan Triwulan II setiap 10.000 SPB terdapat 1,694 ratio kejadian kecelakaan, sampai dengan Triwulan III pada setiap 10.000 SPB terdapat 1,615 ratio kejadian kecelakaan, dan sampai dengan Triwulan IV setiap 10.000 SPB terdapat 1,382 ratio kejadian kecelakaan, sehingga jumlah kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh manusia, alam, teknis dan lain-lain sebesar 1,382 ratio kejadian kecelakaan dan prosentase pencapaian sebesar 57,87%
Pada tahun 2015 jumlah total spb yang diterbitkan sebanyak 354.399 dokumen dengan jumlah kejadian kecelakaan kapal sebesar 49 kejadian, yang berarti setiap penerbitan 10.000 SPB maka jumlah Rasio Kejadian Kecelakaan yang terjadi sebanyak 1,382
Dalam rangka mengurangi rasio kejadian kecelakaan transportasi laut, sub sektor perhubungan laut telah melakukan tindakan preventif melalui :
(51)
III - 14 a. Telegram dirjen hubla tentang pemberitahuan cuaca ekstrim setiap minggu
b. Telegram dirjen hubla pemberitahuan terhadap seluruh UPT DJPL tentang penundaan penerbitan SPB terkait cuaca buruk
c. Telegram dirjen hubla tentang pengawasan dan pengamanan angkutan lebaran tahun 2015
d. Telegram tentang dispensasi pada kapal penumpang pada saat lebaran, kegiatan uji petik
2. Pelaksanaan patroli pengamanan dan pengawasan keselamatan pelayaran secara berkala
3. Pelaksanaan Kampanye keselamatan pelayaran
4. Pelaksanaan kegiatan uji petik pemeriksaan kapal menjelang lebaran, natal dan tahun baru
KEJADIAN KECELAKAAN TAHUN 2015
NO BULAN JUMLAH
KEJADIAN KAPAL
TRIWULAN
1 JANUARI 7 14
2 FEBRUARI 5
3 MARET 2
4 APRIL 5 16
5 ME 4
6 JUNI 7
7 JULI 3 13
8 AGUSTUS 5
9 SEPTEMBER 5
10 OKTOBER 3 6
11 NOVEMBER 3
12 DESEMBER 0
TOTAL 49
SPB YANG DITERBITKAN TAHUN 2015
NO BULAN SPB TRIWULAN
1 JANUARI 29.828
88.539
2 FEBRUARI 29.509
3 MARET 29.203
4 APRIL 28.956
88.534
5 MIE 29.750
6 JUNI 29.828
7 JULI 29.632
89.225
8 AGUSTUS 29.763
(52)
III - 15
12 DESEMBER 29.328
TOTAL 354.399
2) Untuk Indikator Jumlah Sarana dan Prasarana Keselamatan Transportasi Laut,
adapun pencapaian sasaran ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Pembangunan SBNP sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 206 (dua ratus enam) Unit dan terlihat pada Triwulan I, II dan III belom terealisasi sepenuhnya tetapi pada triwulan IV Realisasi pembangunan SBNP sebesar 496 Unit, dan prosentase pencapaian tahun 2015 sebesar 240,78%
Pada tahun 2015 pembangunan SBNP yang terealisasi sebanyak 496 Unit dan menunjukan adanya pencapaian kinerja sebanyak 240,78%, hal ini tercapai karena adanya dukungan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Adanya APBN-P khusus untuk pembangunan SBNP
b. Pengadaan Barang dari masing-masing Distrik Navigasi Kelas I, II, dan III c. Realokasi Daya Serap Anggaran
(53)
III - 16 Dit. Navigasi yang telah di bangun tahun 2015 :
NO KANTOR UPT JUMLAH PEMBANGUNAN
SBNP
1 Distrik Navigasi Belawan 27
2 Distrik Navigasi Sibolga 7
3 Distrik Navigasi Dumai 7
4 Distrik Navigasi Tg. Pinang 23
5 Distrik Navigasi Teluk Bayur 33
6 Distrik Navigasi Semarang 16
7 Distrik Navigasi Cilacap 4
8 Distrik Navigasi Benoa 5
9 Distrik Navigasi Kupang 17
10 Distrik Navigasi Banjarmasin 20
11 Distrik Navigasi Pontianak 27
12 Distrik Navigasi Tarakan 1
13 Distrik Navigasi Bitung 13
14 Distrik Navigasi Kendari 20
15 Distrik Navigasi Makssar 4
16 Distrik Navigasi Ambon 29
17 Distrik Navigasi Tual 13
18 Distrik Navigasi Sorong 10
19 Distrik Navigasi Jayapura 27
20 Distrik Navigasi Merauke 13
21 Satker Kenavigasian Kantor Pusat 180
TOTAL 496
b. Tingkat Kecukupan SBNP sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 82%, dan terlihat kecukupan SBNP pada Triwulan I sebesar 72%, sampai dengan Triwulan II sebesar 73%, sampai dengan Triwulan III sebesar 74%, sehingga sampai dengan Triwulan IV terdapat 76%, dan prosentase pencapaian Tingkat Kecukupan SBNPsebesar 92,68%
(54)
III - 17 c. Tingkat Keandalan SBNP sesuai dengan target tahun 2015 sebesar 98%,
sehingga terlihat pada Triwulan I sebesar 95%, sampai dengan Triwulan II sebesar 96%, sampai dengan Triwulan III sebesar 96%, sehingga sampai dengan Triwulan IV terdapat 98%, dan prosentase pencapaian Tingkat Keandalan SBNPsebesar 100%
d. Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 23 unit. Terlihat pada Triwulan I dan II tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 5 unit dan
(55)
III - 18 pencapaian sebesar 91,30%.
Pada Tahun 2015 terealisasi kegiatan pembangunan dan
Upgrade
GMDSS sebanyak 21 (dua puluh satu) unit, dengan rincian realisasi lokasi
sebagai berikut:
NO PENDANAAN LOKASI KETERANGAN
1 APBN TA.
2015
Kuala langsa Pembangunan
Pangkalan Susu Pembangunan
Gunung Sitoli Pembangunan
Air Bangis Pembangunan
Gilimanuk Pembangunan
Sintete Pembangunan
Jakarta Upgrade
Tarakan Upgrade
Merauke Upgrade
2 APBNP TA.
2015
Teluk Dalam Pembangunan
Selat Panjang Pembangunan
Rengat Pembangunan
Dabo Singkep Pembangunan
Probolinggo Pembangunan
Waingapu Pembangunan
Luwuk Pembangunan
Kaimana Pembangunan
Serui Pembangunan
Banjarmasin Upgrade
Bitung Upgrade
(56)
III - 19 tahun 2015 sebesar 6 unit. Terlihat pada Triwulan I belum terdapat realisasi,
sampai dengan Triwulan II belum terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan III terdapat realisasi sebesar 1 unit dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 5 unit sehingga prosentase pencapaian kinerjanya sebesar 83,33%.
Pada tahun anggaran 2015 di targetkan pembangunan dan upgrade VTS sejumlah 6 (enam) unit tetapi yang terealisasi hanya 5 (lima) unit yaitu pembangunan dan upgrade VTS pada lokasi sebagai berikut:
1. Distrik Navigasi Kelas I Belawan 2. Distrik Navigasi Kelas I Tg. Priok 3. Distrik Navigasi Kelas I Surabaya 4. Distrik Navigasi Kelas I Bitung 5. Distrik Navigasi Kelas I Palembang
Sedangkan 1 lokasi yang direncanakan yaitu pada distrik navigasi kelas I sorong (VTS Bintuni) tidak terlaksana dikarenakan adanya Realokasi Anggaran
f. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 77 unit, sampai dengan pada Triwulan I dan Triwulan III tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan IV terdapat terealisasi sebesar 57 unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 74,03%, indikator ini dibagi menjadi 3 (tiga) Indikator Kinerja antara lain:
• Pembangunan Baru Kapal Patroli, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 38 unit. Terlihat pada Triwulan I, II, III tidak terdapat
(57)
III - 20 sehingga prosentase pencapaiannya sebesar 47,37 %.
TW I TW II TW III TW IV
Target 38 38 38 38
Realisasi 0 0 0 18
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Un
it
Pembangunan Baru Kapal Patroli
Pembangunan Baru Kapal Patroli terdiri dari:
NO KEGIATAN JUMLAH
(unit)
KETERANGAN
1 Pembangunan Baru Kapal Patroli kelas II
2 (dua) Multiyears ( 2 Tahun ) Tahun 2015 – 2016 2 Pembangunan Baru Kapal
Patroli kelas III
6 (enam) Multiyears Tahun 2015 – 2016 3 Pembangunan Baru Kapal
Patroli kelas V aluminium
10 (sepuluh) Selesai dibangun Tahun 2015
• Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli, sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) pada Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli tidak terdapat target maupun realisasi pencapaian pada tahun 2015.
• Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli, adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 39 unit. Terlihat pada Triwulan I, II, III belum terdapat realisasi dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 39 (Tiga Puluh Sembilan) unit kapal sehingga prosentase pencapaian sebesar 100%.
(58)
III - 21
TW I TW II TW III TW IV
Target 39 39 39 39
Realisasi 0 0 0 39
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Ka
pa
l
Realisasi dari Penyelesaian Pembangunan Kapal yaitu:
NO KEGIATAN JUMLAH (unit) KETERANGAN
1. Pembangunan Baru Kapal
Patroli kelas IV
10 (sepuluh) Selesai dibangun Tahun
2015
2. Pembangunan Baru Kapal
Patroli kelas V fiberglass
25 (dua puluh lima)
Selesai dibangun Tahun 2015
3. Penyelesaian
Pembangunan Kapal
Patroli Kelas II
4 (empat) Multiyears (2) Tahun
Tahun 2014 – 2015, selesai dibangun
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut merelokasikan anggaran tahun 2015 untuk kapal patroli yang tidak terlaksana dan akan melakukan pelelangan ulang pada tahun 2016 sebagai tindakl anjut atas kegagalan pelelangan kapal patroli di tahun 2016.
g. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian,adapun sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 10 unit, sampai dengan pada Triwulan I dan Triwulan III tidak terdapat realisasi, sampai dengan Triwulan IV terdapat terealisasi sebesar 15 unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 150%, indikator ini dibagi menjadi 3 (tiga) Indikator Kinerja antara lain:
• Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian sesuai dengan target pada tahun 2015 sebesar 10 unit. Terlihat pada Triwulan I, II, III tidak terdapat realisasi dan sampai dengan Triwulan IV terdapat realisasi sebesar 15 unit sehingga prosentase pencapaian sebesar 150%.
(59)
III - 22 Pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 15 unit pembangunan baru kapal
negara kenavigasian dengan rincian sebagai berikut:
NO KEGIATAN UNIT
1 Pembangunan kapal induk perambuan tahap I paket A dan paket B
5 Unit 2 Pembangunan kapal pengamat perambuan
(KPP) tahap I paket A dan paket B
5 Unit 3 Pembangunan kapal kelas I kenavigasian tahap
II paket A, paket B dan C
5 Unit
Pada tahun 2015 terdapat realisai Pembangunan Baru Kapal Kenavigasian sebanyak 15 unit yang melebihi target yang ditetapkan, penyebab penambahan pembangunan baru ini dikarenakan adanya pengalihan biaya realokasi anggaran di tahun 2015.
• Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian, sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) pada Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasiantidak terdapat target maupun realisasi pada tahun 2015
• Penyelesaian Pembagunan Kapal Negara Kenavigasian, sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) pada Penyelesaian Pembagunan Kapal Negara Kenavigasiantidak terdapat target maupun realisasi pada tahun 2015 3) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut
sesuai dengan target tahun 2015 terdapat sebesar 11 pedoman, dan terlihat pada Triwulan I terdapat realisasi sebanyak 1 (satu) dokumen, sampai dengan Triwulan II
(1)
9
9
9
Pimpinan akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan
9
melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dan
9
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan
dan sanksi.
13
Jakarta,
2015
DIREKTUR JENDEFtAL PERHUBUNGAN LAUT
t
BOBBY R MAMAHIT
Pembina Utama (IV/e)
NIP. 19560912 198503 1 002
(2)
KEMENTERIAN PERHUBUNAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
Dalam rangka mewujudkan manajemen F'emerintahan yang efektif, transparan dan
akuntabel serta berorientasi pada hash, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Capt. BOBBY R. MAMAHIT
Jabatan : DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama
:
IGNASIUS JONAN
Jabatan : MENTERI PERHUBUNGAN
Selaku atasan langsung pihak pertama, Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah
seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan
kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dan i Perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Jakarta,
2015
PIHAK KEDUA,
PIHAK PERTAMA,
MENTERI PERHUBUNGAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
IGNASIUS JONAN
BOBBY R MAMAHIT
Pembina Utama
(IV/e)
. 19560912 198503 1 002
(3)
4
0
0
0
0
4
3
?-3
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
DIREKTOFZAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
_
t. -
SELAMATA,N DAN KEAMANAN -.-..s.7.,---,,.:,;---.‘,-:, -,:..,.,,,.:c. • -...-
1 Menurunnya 1) Rasic Kejadian Kecelakaan Transportasi Ratio 0.972 -
Angka Kecelakaan Laut Kejadian
Transportasi Laut Kecelakaan
(Jumlah Kejadian Kecelakaan/
10.000 Freight) 2) Jumlah Sarana dan Prasarana
Keselamatan Transportasi Laut Jumlah Pembangunan SBNP Tingkat Kecukupan SBNP Tingkat Keandalan SBNP
Jumlah Pembangunan dan Upgrade
Unit 206
% 82
% 98
Unit 23
GMDSS
Jumlah Pembangunan dan Upgrade 'ITS Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/
Unit 6
Unit 77
Penyelesaian Kapal Patroli
- Pembangunan Baru Kapal Patroli Unit 38 - Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Unit
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Unit 39 Patroli
Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Unit 10 Penyelesaian Kapal Kenavigasian
- Pembangunan Baru Kapal Negara Unit 10 Kenavigasian
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Unit Kenavigasian
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Unit Negara Kenavigasian
3) Jumlah Pedoman Standar Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut
Dokumen 11
(4)
9
9
...,,,, -
- '
2 Menurunnya Jumlah Gangguan
Jumlah Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Laut (pada
Kejadian/ 7 Tahun
Keamanan Dalam kapal) Penyelenggaraan
Transportasi Laut Jumlah Kapal yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International
ship
AndPort Facility Security)
Kapal 1,572
Jumlah Pelabuhan yang Telah Memiliki Sertifikat ISPS (International Ship And
Port Facility Security)
Lokasi 370
--ia4-5-Sealgi”X-1\
II:- PE - tANAN:. ,
,
3 MeningkatnyaKinerja Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut
7) Kinerja Pelayanan Transportasi Laut Pencapaian Waiting Time (WT) Pencapaian Approach Time (AD Pencapaian Effective Time (ET/BT)
% 43.40
% 48.90
% 71.80
8) Jumlah Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut
Dokumen 6
. -z-twitezvarawirapnwrawatn
4 Terpenuhinya Kebutuhan Jumlah SDM Transportasi Laut Sesuai Kompentensi
9) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Laut Bersertifikat (Aparatur Teknis)
Orang 3,870
viva.
5 Meningkatnya Kinerja Direktorat
10) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
86.24 Jenderal
Perhubungan Laut 11) Prosentase Penyerapan Anggaran % 87.14 Dalam
Mewujudkan 12) Nilai Barang Milik Negara (BMN) Rp 46,047,331,883,767
Good Governance 13) Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
Rp 620,986,332,124 14) Jumlah Penyederhanaan Perijinan Jenis 6
Perizinan 15) Jumlah Dokumen yang Disusun untuk
Memenuhi Kebutuhan Administrasi dan Teknis
Dokumen 6
. _ 6 ,Penetapan Meningkatnya Dan Kualitas Regulasi Dalam lmplementasi Kebijakan Bidang Transportasi Laut
16) Jumlah Rancangan dan Peraturan yang Ditetapkan
(5)
''' - ' . •
f.1,71.1 a ,, -=1„1, --A -z
MS* atiCOMS- -,.
7 Menurunnya Emisi Gas Rumah Kaca
Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Juta ton 0.336 CO2e
(RAN-GRK) Dan
Meningkatnya Jumlah Sarana yang Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan
Unit 14
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pada Transportasi Laut
Jumlah Prasarana yang Telah
Menerapkan Konsep Ramah Lingkungan
- SBNP Solar Cell Unit 2,475
8 Meningkatnya Upaya Perlindungan
Rasio Penanggulangan Tumpahan Minyak yang Berpotensi Menimbillkan
Pencemaran dark Kegiatan Pelayaran
100
Lingkungan
Maritim Lingkungan Maritim Jumlah Kegiatan Terkait Perlindungan Laporan 5 Jumlah Sertifikat yang Diterbitkan Terkait
Perlindungan Lingkungan Maritim
Sertifikat 4,100
111..KAPASITAS TFtANSPORTASI
ta
-
e.,.,, :.:9 Meningkatnya Kapasitas Sarana
Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur untuk Mendukung Tot Laut
Rute 5
Dan Prasarana Transportasi Laut Untuk Mengurangi
Backlog Maupun
Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/
Penyelesaian/ Pengembangan Pelabuhan Laut Non Komersial
Pelabuhan 306
Bottleneck Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/
Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
- Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
Kapal 103
Kapal 100
Kapal
Kapal 3
Jumlah Lokasi Pengerukan untuk Memenuhi Persyaratan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan
Lokasi 13
Terselenggaranya Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Laut
Proyek 2
10 Meningkatnya Produksi Angkutan Penumpang Dan Barang
Jumlah Muatan Angkutan Laut Penumpang
- Perintis/Pelni PSO
- Non Perintis/Pelni Non PSO
Pnp/Tahun 7,459/66 Pnp/Tahun 5,345,461 Pnp/Tahun 2,114,305 Transportasi Laut Jumlah Muatan Angkutan Laut Barang
- Perintis/Pelni - Swasta
Ton/Tahun 1,168,638,474 Tonffahun 408,363 Tonffahun 1,168,230,111 Pangsa Muatan Angkutan Laut Barang
Luar Negeri oleh Pelayaran Nasional
(6)
Qtr.
IGNASIUS JONAN 'a 1 BOBBY R. MAMAHIT
Pembina Utama (IV/e)
IF. 19560912 198503 1 002
11 Meningkatnya 31) Jumlah Rute Angkutan Laut Perintis Rute 89
Layanan
Transportasi Laut Di Perbatasan Negara, Pulau Terluar Dan Wilayah Non Komersial Lainnya
Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut Rp 22,842,955,870,231.00
Jakarta, 2015 MENTERI PERHUBUNGAN DIREKTUR JENDEFtAL PERHUBUNGAN LAUT