Desinfeksi Bahan Cetak Bahan Herbal Kemangi

hidrokarbon yang apolar dan bahan ini banyak dibuat menggunakan molekul dari bahan hidrofilik yang sesuai. Beberapa tingkat hidrofilisitas dapat dicapai setelah jangka waktu tertentu dengan menggunakan surfaktan. Surfaktan mengandung bagian hidrofobik, yang menjamin keseimbangan dalam perumusan dan bagian hidrofilik yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kelembaban. Pada reaksi kimianya, vynil polysiloxane bereaksi secara addisi, dimana terjadi pertukaran antara ion hydrogen dari vynil dan polysiloxane dan Platinum Salt. Terbentuknya cross-linking atau ikatan ganda yang sempurnya menyebabkan reaksi addisi. Sebagai suatu reaksi addisi, dimana bahan ini tidak menyebabkan by product, dan menjadikannya bahan dengan akurasi dimensional stabiliti dan akurasi yang paling baik. Namun salah satu kelemahan dari bahan ini adalah dimana kemungkinan bahan silane yang dapat bereaksi dengan air yang ada disekitarnya, yang dapat menghilangkan ion hydrogen dalam ikatan Si-H. Adanya air, dapat mengurangi keefektifitasan dari ikatan ganda tersebut, bahan ini akan memproduksi gelembung gelembung yang mungkin dapat merusak permukaan. 12 13

2.3 Desinfeksi Bahan Cetak

2.3.1 Bahan Desinfektan Pemakaian bahan desinfektan pada bahan cetak sangat dianjurkan oleh America Dental Asosiation ADA untuk menghindari berbagai infeksi silang antara dokter, pasien, perawat dan juga laboran. Bahan desinfektan yang biasa digunakan adalah sodium khlorida, iodophor, phenol, glutaraldehida, dan khlorheksidin. Sodium khlorida merupakan bahan yang murah, aman, dan banyak digunakan di berbagai rumah sakit dan bersifat bakterisid. Bahan ini mengandung aldehid yang bebas, potassium peroxomonosulfat dan sodium benzoate. Penggunaan bahan desinfektan ini adalah dengan merendamkannya dalam larutan selama 10 menit. Iodophor mengandung iodum dan bersifat bakterisid, dipakai dengan cara perendaman selama 10 menit sampai 30 menit atau disemprotkan 5 selama 10 detik. Phenol menggandung sodium phenolenat, bersifat bakteriostatik dan dipakai dengan perendaman 10 menit. Sedangkan khlorheksidin mengandung zat aktif bersifat bakterisid yang efektif membunuh bakteri gram negatif, dipakai dengan merendamkan selama 10 sampai 30 menit. 1,5 2.3.2 Cara Desinfeksi Terdapat dua cara yang dilakukan untuk proses desinfeksi ini. Pertama adalah perendaman dan yang lainnya adalah penyemprotan spray. Desinfeksi dengan cara perendaman biasanya dilakukan dengan merendam bahan cetak ke larutan desinfektan selama 10 sampai 30 menit. Sedangkan proses desinfeksi dengan penyemprotan, dilakukan pada bahan cetak dengan cara menyemprotkan bahan desinfektan ke bahan cetak tersebut selama 10 detik, kemudian di diamkan selama lebih kurang 5 sampai 10 menit. Tetapi, dibandingkan dengan proses desinfeksi secara semprot, proses perendaman sangat direkomendasikan sebagai proses desinfeksi. 3,14

2.4 Bahan Herbal Kemangi

Indonesia merupakan negara dengan bermacam macam keanekaragaman hayati yang dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Sejak ribuan tahun lalu, penggunaan obat obat tradisional telah banyak di praktikkan dan menjadi budaya di Indonesia dalam bentuk ramuan jamu-jamuan. Obat-obatan herbal tersebut tidak hanya digunakan dalam fase pengobatan atau kuratif saja, melainkan juga digunakan dalam fase preventif, promotif dan rehabilitatif. Obat-obatan tersebut memiliki keuntungan yaitu mudah di dapat, ekonomis dan dilaporkan memiliki efek samping yang rendah. Obat alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu yang merupakan ramuan tradisional yang belum teruji secara klinis, obat herbal yaitu obat bahan tradisional yang melewati tahap uji praklinis, sedangkan fitofarmaka adalah obat bahan alam yang sudah melewati uji praklinis dan klinis. 6,15 15 Pada masa sekarang ini, banyak alternatif yang digunakan untuk melakukan desinfeksi, salah satunya adalah penggunaan obat-obatan herbal. Contohnya adalah penggunaan daun kemangi, daun salam dan daun sirih. Tanaman kemangi Ocimum sanctum L, merupakan tanaman dengan tinggi sekitar 1,5m, tumbuh tegak dan sering bercabang banyak. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah ruku-ruku, uku-uku Bali, ko-koro Madura, lufe-lufe Ternate. 15,16 6 Gambar 1. Tanaman Kemangi Gambar 2. Daun Kemangi Tanaman kemangi mudah didapat, tersebar hampir diseluruh Indonesia dan dapat tumbuh secara liar ataupun dibudidayakan. Daun kemangi dapat digunakan sebagai sayur mentah lalapan, peluruh air susu ibu, obat penurun panas, memperbaiki pencernaan, dan memperbaiki fungsi lambung. Daun kemangi ocimum sanctum L. memiliki kandungan kimia yang sudah di uji sebelumnya, seperti minyak atasiri, alkaloid, glikosida, saponin, flavanoid, triterpenoid, steroid dan tanin. Beberapa golongan kandungan kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti senyawa alkohol, minyak atsiri dan fenol. 6, 17 Pada sebuah penelitian mengenai uji aktivitas ekstrak etanol daun kemangi ocimum sanctum L di dapat bahwa, ekstrak daun kemangi memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans dan Streptococcus sp. bakteri isolasi dari spesimen. Dalam penelitian yang di lakukannya, peneliti menggunakan piring petri yang berisikan sediaan bakteri yang dicampurkan dengan nutrient agar steril. Setelah itu, dia meletakkan cakram silinder logam, dan melakukan pengujian aktifitas anti mikroba dengan cara mendifusikan cairan ektrak daun kemangi berbagai konsentrasi keatasnya. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah terdapat daya hambat yang baik pada konsentrasi tertentu selama 18-24 jam. Daerah hambat yang efektif pada konsentrasi 90mgml terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus Sp bakteri pada spesimen dengan lingkar diameter hambat sebesar 14mm-14,7mm dari ukuran cakram silinder logam semula adalah 5mm, dan pada konsentrasi 80mgml terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan diameter hambat 14,3mm. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Marriane dan Kasmirul Ramlan pada tahun 2006 menyebutkan, bahwa ekstrak daun kemangi dapat menghambat pertumbuhan Staphylococus Aureus. Mereka menggunakan metode yang sama, dengan menggunakan piring perti, namun telah menggunakan ektrak daun kemangi yang lebih spesifik konsentrasinya. Waktu pengujian dilakukan selama 24-48 jam. Pengujian yang dilakukan dengan menguji berbagai konsetrasi ekstrak, yaitu 0,4, 0,8, 1,5, 3, 6,25, 12,5 dan 25 . 6 Dari berbagai konsentrasi yang diuji, didapat bahwa mulai dari konsentrasi 3, ektrak ini sudah memiliki daya hambat yang efektif yaitu 15,2 mm, namun rendah, dan pada konsetrasi 25, daya hambat maksimal, yaitu 19,3 mm. Dimana menurut BPOM, batas daerah hambat dianggap efektif apabila diameter hambat berkisar 14mm-19mm. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dipergunakan larutan ekstrak kemangi dengan konsentrasi 25. 6 Tidak terdapat limit waktu efektifitas dari bahan herbal ekstrak daun kemangi ini. Selama dilakukan penyimpanan dalam wadah kaca tertutup, disimpan dalam ruangan yang jauh dari sinar matahari dan penambahan bahan silica gel yang diletakkan diluar dari wadah ekstrak sebagai bahan pengawet, bahan ini tetap dapat digunakan sampai jangka waktu 12 bulan, tanpa mengurangi efektifitas dari bahan tersebut. 6,18 18

BAB III METODE PENELITIAN