2.1.4 Pendapat Audit
Pendapat atau opini auditor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit
atau proses atestasi lainnya karena laporan tersebut menginformasikan kepada pemakai tentang apa yang dilakukan
auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Menurut standar profesional akuntan publik, tujuan audit atas laporan keuangan oleh
auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia SPAP 2011 seksi
110. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaaan mengharuskan,
untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen auditor tidak dibenarkan untuk tidak memihak
kepentingan siapa pun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak
memiliki suatu kepentingan dengan kliennya IAI, 2011. Berdasarkan SPAP seksi 508 2011 ada lima tipe pendapat auditor
yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak dapat
pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan standar akuntansi keuangan dalam penyusunan
laporan keuangan, konsistensi penerapan standar akuntansi
keuangan tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Laporan audit wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, baik oleh pemakai
laporan keuangan, auditor, maupun klien. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan standar akuntansi keuangan, jika memenuhi kondisi berikut:
a. Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman
untuk menyusun laporan keuangan. b. Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan. c. Informasi dalam catatan yang mendukungnya telah
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan. Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambah
suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian atas laporan keuangan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian Jika auditor menemukan kondisi-kondisi berikut ini maka ia
akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian pada laporan audit:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan proses audit penting atau
tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi- kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun
auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
d. Standar akuntansi keuangan yang digunakan dalam laporan keuangan tidak diterapakan secara konsisten.
4. Pendapat tidak wajar Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar
tanpa pengecualian, akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan standar
akuntasi keuangan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas
perusahaan klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi ruang lingkup auditnya, sehingga ia tidak dapat
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup utnuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak
wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya sehingga
tidak dapat dipakai oleh pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan.
5. Pernyataan tidak menyatakan pendapat. Jika auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
auditan, maka laporan keuangan audit ini disebut pendapat adverse opinion. Kondisi yang menyebabkan auditor tidak
memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit. b. Auditor tidak independen hubungannya dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah,pendapat tidak wajar ini diberikan
ketika auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan kliennya, sedangkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat no opinion karena ia tidak memperoleh cukup bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau
karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang pasti
terhadap kemampuan klien mempertahankan kelangsungan hidup usahanya,auditor diijinkan untuk memilih apakah akan
mengeluarkan opini wajar tanpa syarat atau disclaimer.
2.1.5 Opini Going Concern