dan juga untuk menetapkan konsentrasi Bactericidal terkecil dari suatu senyawa antimikroba.Tortora, dkk, 2001
2.7. Uji Fitokimia
Flavonoid Merupakan sistem aromatik terkonjugasi dan areanya menunjukan pita serapan
kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum tampak. Flavonoid pada umumnya terdapat pada tumbuhan, terikat pada gula berbagai glikosida. Flavonoid terdapat pada
tumbuhan yang berpembuluh tetapi beberapa kelas lebih tersebar daripada yang lainnya. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali
dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping itu, sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas. Antosianin
berwarna yang terdapat dalam daun bunga hamper selalu disertai oleh flavon atau flavonol tanpa warna Harbone, 1987.
Terpenoid Terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan dan istilah ini
menunjukkan bahwa secara biosintesis senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi semua senyawa terpena itu berasal dari molekul isopren.
Secara kimia, terpenoid umunya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Kadang-kadang minyak atsiri terdapat di dalam sel kelenjar
khusus pada permukaan daun, sedangkan karotenoid terutama berhubungan dengan kloroplas di dalam daun dengan kloroplas di dalam daun bunga. Biasanya terpenoid
diekstraksi dari jaringan tumbuhan dengan menggunakan eter minyak bumi, eter atau kloroform dan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi Harbone, 1987.
2.8 Gas Chromatography - Mass Spectrometri GC-MS
Kombinasi yang sesuai antara kromatografi gas dan spektrometri massa. menghasilkan suatu penggabungan yang baru. GC dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa yang bersifat volatil dan juga untuk senyawa yang bersifat semivolatil dengan resolusi yang baik, dan MS dapat dengan baik mengidentifikasi
senyawa tersebut beserta dengan informasi yang paling banyak terdapat pada suatu senyawa.
Kromatografi gas dan Spektrometri massa merupakan suatu teknik yang lebih modern. pada penggabungan kedua teknik ini, sampel pada fase yang menguap, dan
kedua teknik ini cocok untuk jumlah sampel yang sama banyak. Kekurangan daripada GC-MS adalah hanya dapat digunakan untuk menganalisa senyawa volatil dengan
tekanan yang tidak lebih dari 10
-10
Torr. Banyak senyawa dengan tekanan yang rendah juga dapat dianalisa dengan catatan secara kimia senyawa tersebut dapat dipisahkan.
Posisi pemisahan daripada gugus aromatik pada umumnya sangat susah untuk dianalisa, dan untuk senyawa yang berisomer tidak sulit untuk dianalisa dengan
menggunakan GC-MS Anonymous, 2011.
GC-MS merupakan suatu teknik analisa yang menyerupai kromatografi gas, yang mana secara langsung dipasangkan dengan spektrofotometer massa.
Sekarang ini sistem GC-MS merupakan bagian yang penting dari kebanyakan laboratorium analisis. Mereka menggunakan ini sebagai suatu analisa utama untuk
lingkungan, makanan dan rasa, aroma, industri minyak, petrokimia, dan untuk semua laboratorium anlisis. Untuk kegunaan tambahan, tetapi juga termasuk cukup penting,
adalah penggunaannya pada industri farmasi yang berfungsi untuk menghasilkan bahan mentah yang berkualitas dan sisa pelarut yang terpadat pada akhir produk dan
juga untuk perlengkapan pabrik.McNair,2009
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat-Alat
Alumunium foil -
- Autoklaf
- Yamato
Cawan petri -
Normax Corong
- Pyrex
Fortex -
Fisher GC-MS
- Shimadzu
Gelas erlenmeyer 250 mL
Pyrex Gelas ukur
100 mL Pyrex
Hot plate stirrer -
- Inkubator
- Fisher
Jarum Ose -
- Kapas
- -
Kertas cakram -
Oxoid Kertas saring
No.1 Whatman
Lampu Bunsen -
- Neraca digital
- Mettler PM 2000
Oven -
Gallenkamp Pipet sero
1 mL Pyrex
Pipet tetes -
- Rotari evaporartor
- Bucci
Spatula -
- Tabung reaksi
- Pyrex
3.2. Bahan-Bahan