Demam Berdarah Dengue ATP Adenosine Tri Phosphate

2.1.5 Khasiat Jambu Biji

Selain banyak digemari karena buahnya yang manis dan segar jambu biji juga mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti : maag, diabetes melitus, diare sakit perut, masuk angin, mencret, sariawan dan sakit kulit Cahyono, 2010. Selain daunnya, buah jambu biji terutama dari jenis berwarna merah sering digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah. Jus jambu ini dapat meningkatkan nilai trombosit penderita demam berdarah, namun sampai ini belum diketahui senyawa yang dapat meningkatkan nilai trombosit Yuliani et al, 2003.

2.2 Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya di Indonesia. Tanda-tandanya demam tinggi mendadak selama 2 – 7 hari, pembesaran hati, penurunan denyut nadi sampai timbul bintik- bintik merah pada tubuh Andika, J., G. dan Rejeki, S., C., 2009. Secara umum 2,5 sampai 3 milyar orang beresiko terserang penyakit DBD. Aedes aegypti merupakan vektor epidemi utama WHO, 2001. Tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila seseorang terserang demam berdarah, berikan cairan sebanyak mungkin, bawa ke puskesmas terdekat, dan hindarkan dari nyamuk untuk menghindari penularan. Penyakit ini dapat berlangsung hingga 10 hari, dan pemulihannya dapat memakan waktu 1 minggu hingga 4 minggu Chen, Pohan, dan Sinto, 2009.

2.3 Mineral

Mineral dalam tubuh manusia mengalami proses biokimia untuk membantu proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, unsur tersebut juga dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen, yang ditemukan dalam jumlah relatif besar lebih dari 0,005 dari berat badan dan mikroelemen yang ditemukan dalam jumlah relatif kecil kurang dari 0,005 dari berat badan Darmono, 1995. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur Almatsier, 2004. Secara tidak langsung, mineral banyak yang berperan dalam proses pertumbuhan. Peran mineral dalam tubuh kita berkaitan satu sama lainnya, dan kekurangan atau kelebihan salah satu mineral akan berpengaruh terhadap kerja mineral lainnya Poedjiadi, 2006.

2.3.1 Fosfor

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1 dari berat badan. Kurang lebih 85 fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1 : 2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat ATP Almatsier, 2004. Fosfor mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa Pudjiadi, 2000. Pada umumnya bahan makanan yang mengandung banyak kalsium merupakan juga sumber fosfor, seperti susu, keju, daging, ikan, telur, dan serelia. Akan tetapi fosfor dalam serelia pada umumnya terdapat dalam bentuk asam fosfat yang dapat mengikat kalsium hingga terbentuk komponen yang tidak dapat dicerna dan diserap. Biasanya kira-kira 70 dari fosfor yang berada dalam makanan dapat diserap oleh tubuh. Penyerapan akan lebih baik bila fosfor dan kalsium dimakan dalam jumlah yang sama Poedjiadi, 2006. Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90 dari konsumsi fosfor. Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida Almatsier, 2004. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah magnesium dan antasid yang mengandung aluminium, karena membentuk garam yang tidak larut dalam air. Angka kecukupan fosfor rata-rata sehari adalah 400- 500 mg Almatsier, 2004.

2.3.2 Kekurangan Fosfor

Konsumsi pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusia. Oleh karena peranannya yang sangat penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan tanaman, maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan Almatsier, 2004. Adakalanya gejala kekurangan fosfor terdapat pada individu yang dapat nutrisi parenteral lama atau mereka yang memakai sangat banyak antasida Pudjiadi, 2000. Aluminium hidroksida yang terdapat dalam antasida dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI Almatsier, 2004.

2.3.3 Kelebihan Fosfor

Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang Almatsier, 2004.

2.4 ATP Adenosine Tri Phosphate

ATP dan produk hidrolisis selanjutnya, adenosine diphosphate ADP dan adenosine monophosphate AMP merupakan nukleotida. Nukleotida terdiri dari basa purin dan pirimidin heterosiklik, gula dengan 5-karbon, dan satu atau lebih gugus fosfat. Di dalam ATP, ADP, dan AMP basa yang terkandung adalah purin adenine, dan gula 5-karbonnya adalah D-ribosa Lehninger, 1982. Adenosin trifosfat adalah fosfat berenergi tinggi yang mengikat energi yang dilepas oleh oksidasi hasil pencernaan. Sebagai energi kimia ATP digunakan untuk beberapa fungsi spesifik dalam tubuh dimana molekulnya dipecah terlebih dahulu menjadi adenosin difosfat ADP dan P i . Apa yang terjadi selanjutnya adalah tubuh kembali membentuk energi kimia dari pencernaan makanan dan ADP kembali mengikat P i Holum, 1983. Adenosin trifosfat berperan sebagai senyawa antara yang menghubungkan reaksi kimia penghasil energi dan reaksi yang membutuhkan energi. Selama katabolisme, atau pemecahan dari bahan bakar sel berenergi tinggi, sebagian di antara energi bebasnya diambil, untuk membuat ATP dari adenosin difosfat dan fosfat P i , suatu proses yang memerlukan input energi bebas. ATP lalu memberikan sejumlah energi kimianya kepada proses-proses yang memerlukan energi dengan memecah diri menjadi ADP dan fosfat. ATP, karenanya berperan sebagai pembawa energi kimia dari proses-proses penghasil energi menuju aktivitas sel dasar yang memerlukan energi Lehninger, 1982.

2.5 Spektrofotometri