Penentuan Waktu Kerja Kompleks Fosfor Molibdat pada Panjang Gelombang Maksimum 713 nm Kurva Kalibrasi Fosfor Analisis Kadar Fosfor pada Buah Jambu Biji Merah

Gambar 1. Kurva Serapan Senyawa Fosfor pada Konsentrasi 8 µgml

4.2.2.2 Penentuan Waktu Kerja Kompleks Fosfor Molibdat pada Panjang Gelombang Maksimum 713 nm

Untuk menentukan waktu kerja senyawa kompleks fosfor molibdat, digunakan larutan baku KH 2 PO 4 dengan konsentrasi 8 µgml dan diukur serapannya pada λ 713 nm pada menit ke-5 sampai menit ke-74. Hasil pengukuran menunjukkan serapan stabil pada menit ke-20 hingga menit ke-25. Data pengukuran waktu kerja kompleks fosfor molibdat dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.2.2.3 Kurva Kalibrasi Fosfor

Kurva kalibrasi fosfor diperoleh dengan cara mengukur serapan dari larutan standar fosfor dengan konsentrasi larutan kerja yang berbeda, yaitu 0 µgml, 4 µgml, 6 µgml, 8 µgml, 10 µgml, dan 12 µgml. Berdasarkan hasil pengukuran serapan vs konsentrasi larutan standar tersebut diperoleh kurva kalibrasi sebagai berikut: Gambar 2. Serapan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fosfor pada Panjang Gelombang 713 nm Gambar 3. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fosfor pada Panjang Gelombang 713 nm Berdasarkan data kurva kalibrasi di atas, diperoleh persamaan regresi untuk larutan standar fosfor, yaitu y = 0,0501 x + 0,0025 dengan nilai r koefisien korelasi 0,9999. Nilai koefisien korelasi ≥ 0,95 menunjukkan bukti adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara x dan y Shargel dan Andrew, 1988. Kurva ini menunjukkan terdapat korelasi yang positif antara konsentrasi x dengan serapan y yang berarti meningkatnya konsentrasi akan meningkat pula serapannya Sudjana, 2005. Perhitungan persamaan regresi dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.2.2.4 Analisis Kadar Fosfor pada Buah Jambu Biji Merah

Larutan hasil destruksi yang mengandung PO 4 3- diukur dengan spektrofotometer UV- Vis pada λ = 713 nm, pengukuran menghasilkan serapan dan konsentrasi dapat dihitung berdasarkan persamaan garis regresi. Hasil analisis fosfor pada buah jambu biji merah yang diberi perbedaan perlakuan dalam hal cara penghalusan dan pengupasan menunjukkan hasil yang berbeda. Pengukuran fosfor dengan Spektrofotometri Sinar Tampak dilakukan dengan penambahan 13 ml larutan pereaksi warna fosfor. Larutan pereaksi warna yang digunakan campuran asam sulfat, ammonium molibdat, asam askorbat, dan kalium antimonil tartrat. Tujuan penambahan larutan ini adalah untul membentuk senyaw a berwarna biru dan diukur serapannya pada λ maksimum 713 nm. Hasil destruksi yang berupa P 2 O 5 yang diubah menjadi PO 4 3- bereaksi dengan ammonium molibdat yang berasal dari campuran larutan pereaksi warna yang terdiri dari asam sulfat, ammonium molibdat, asam askorbat, dan kalium antimonil tartrat membentuk senyawa kompleks fosfomolibdat. Senyawa kompleks ini akan menghasilkan senyawa berwarna biru yang stabil selama 6 menit yang diukur pada menit ke- 20 pada λ 713 nm. Tabel 2. Hasil Kadar Total dan Kadar Rata-rata Fosfor Pada Setiap Kombinasi Perlakuan dengan 6 Kali Replikasi No. Perlakuan Replikasi Total µgg Rata-rata µgg 1 2 3 4 5 6 1. A 1 B 1 198,79 198,9861 198,9721 189,5362 198,7729 198,9861 1183,0434 197,1739 2. A 1 B 2 198,86 200,2939 200,2979 199,86 200,2979 200,2219 1200,8316 200,1386 3. A 2 B 1 117,5335 117,5758 117,5688 117,5735 117,6863 117,5288 705,464 117,5773 4. A 2 B 2 118,1378 117,9992 118,0015 117,9686 118,0015 118,1355 708,2441 118,0407 Keterangan: A 1 B 1 : Di-blender; tanpa dikupas A 1 B 2 : Di-blender; Dikupas A 2 B 1 : Di-juicer; tanpa dikupas A 2 B 2 : Di-juicer; Dikupas Tabel 3. Kadar Fosfor Sebenarnya dalam Buah Jambu Biji Merah No. Perlakuan Kadar Sebenarnya µgg 1. A 1 B 1 198,9014 ± 0,1363 2. A 1 B 2 200,2779 ± 0,0628 3. A 2 B 1 117,5561 ± 0,0284 4. A 2 B 2 117,9927 ± 0,0256 Tabel di atas menunjukkan bahwa sampel mengandung fosfor dengan kadar yang berbeda-beda untuk setiap kombinasi perlakuan. Menurut US Department Agriculture dalam buku Cahyono 2010, kadar fosfor dalam buah jambu biji merah sebesar 178 – 300 µgg. Hasil di atas menunjukkan bahwa kadar fosfor yang dihaluskan dengan cara di-blender lebih tinggi dibandingkan dengan kadar fosfor yang dihaluskan dengan cara di-juicer. Hal ini disebabkan karena semua bagian buah kecuali biji yang di-blender ikut terdestruksi, sedangkan yang di-juicer hanya sari buah saja yang ikut terdestruksi. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa kadar fosfor pada buah yang dihaluskan baik dengan cara di-blender maupun di-juicer tanpa dikupas lebih rendah dibandingkan dengan kadar fosfor pada buah yang dikupas. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan fosfor lebih besar terdapat pada daging buah. Untuk membuktikan pengaruh setiap perlakuan terhadap kadar fosfor dalam buah jambu biji merah diperlukan analisis data secara statistik. 4.3 Analisis Data secara Statistik 4.3.1 Analisis Variansi